Anda di halaman 1dari 13

Pemeriksaan Optamologi Oleh Riva Ambardina Prdaita 0906508472

A. Riwayat Penyakit 1. Riwayat Keluarga Banyak penyakit pad amata yang diturunkan, contohnya: kelainan refraksi, strabismus, katarak, glaukoma, retinal detachment, distrofi retina. 2. Riwayat Medis Sebagai mana terdapat kemungkinan bahwa kelainan sistemik dapat menyebabkan gangguan pada penglihatan, seperti diabetes melitus, hipertensi, infeksi, rematik, penyakit kulit, pembedahan, glaukoma akibat steroid, katarak akibat kortikosteroid, makulopati akibat kloroquinon; maka penting untuk menanyakan riwayat medis ini. 3. Riwayat Optalmologi Perlu diperhatikan apakah pasien melakukan koreksi pada lensa, strabismus atau ambilopoia, kondisi pascatrauma, dan pembedahan atau radang pada mata. 4. Riwayat Sekarang Gejala apa yang dialami pasien? Apakah pasien mengalami gangguan penglihatan, nyeri, kemerahan, pandangan ganda? Kapan gejala tersebut muncul? B. Motilitas Okuli Kepala pasien difiksasi lalu pasien diminta untuk melihat ke 9 arah pandang diagnostik yaitu: lurus kedepan, kanan, kanan atas, atas, kiri atas, kiri, kiri bawah, bawah, dan kanan bawah. Pemeriksaan ini dapat menilai apakah pasien menderita strabismus, paralisis pada otot okuli, atau paresis pandangan. C. Binocular alignment adalah cara yang akurat untuk memastikan perpaduan mata normal . Tes itu mensyaratkan penglihatan yang baik pada kedua mata pasien diminta menatap pada sasaran jauh dengan kedua mata terbuka . Jika kedua mata secara bersama terfiksasi pada sasaran ,menutup satu mata tidak akan mempengaruhi posisi atau kelanjutan fiksasi mata yang satu. D. Pemeriksaan kelopak mata dan saluran nasolakrimal Kelopak mata atas menutupi bagian superior kornea. Beberapa milimeter bagian dari sklera akan terlihat di atas kelopak mata bawah. Kelopak mata berada dalam kontak langsung dengan bola mata.

Stenosis dari saluran nasolacrimal menghasilkan genangan air mata di medial sudut mata dengan lakrimasi (epiphora). Pada radang kantung lacrimalis, tekanan pada kantung nasolacrimal sering menyebabkan refluks lendir atau nanah dari punctum inferior. Duktus nasolacrimal diuji dengan menanamkan solusi fluorescein 10% pada kantung konjungtiva mata. jika pewarna tampak dalam ingus yang dikeluarkan ke tissue setelah dua menit, maka saluran lakrimal terbuka. E. Pemeriksaan Konjungtiva Pemeriksaan konjungktiva dilakukan dengan inspeksi secara langsung. Bulbar Konjungtiva dapat langsung terlihat di antara kelopak mata, konjungtiva palpebral hanya dapat diperiksa dengan mengeversi kelopak mata atas atau bawah. Konjungtiva normal terlihat halus, mengkilap, dan lembab. Pemeriksa harus waspada terhadap kememerahan yang tampak, sekresi, penebalan, bekas luka, atau benda asing. Pada Eversi dari kelopak mata bawah, Pasien mendongak sementara pemeriksa menarik kelopak mata bawah dekat dengan batas anterior. Hal ini akan memperlihatkan konjungtiva dan permukaan posterior dari kelopak mata bawah. Pada Eversi dari kelopak mata atas, Pasien diminta untuk melihat ke bawah. Pasien harus diberitahu berulang kali untuk bersantai dan untuk menghindari menutup mata. Hal Ini akan merelaksasi otot levator palpebrae superioris dan orbicularis oculi. Pemeriksa menggenggam bulu mata dari atas kelopak mata antara ibu jari dan jari telunjuk dan mengeversi kelopak mata terhadap swab yang digunakan sebagai titik tumpu. Eversi harus dilakukan dengan cepat sambil menerapkan traksi ringan. Konjungtiva palpebral dapat kemudian diperiksa dan dibersihkan jika perlu.

F. Pemeriksaan Kornea Kornea ini diperiksa dengan cahaya titik dan pembesar. kornea terlihat halus, jelas, dan reflektif. Refleksi kornea terdistorsi apabila ada gangguan kornea. Pada gangguan epitelial, yang juga menyakitkan, akan tampak kehijauan setelah penerapan fluorescein; infiltrat kornea dan bekas luka akan berwarna putih keabu-abuan. Sensitivitas kornea dievaluasi secara bilateral untuk mendeteksi kemungkinan perbedaan reaksi kedua mata. Pasien tampak lurus ke depan selama pemeriksaan.

Pemeriksa memegang kelopak mata atas untuk mencegah penutupan refleksif dan menyentuh kornea anterior (Gambar 1,11). Penurunan sensitivitas dapat memberikan informasi tentang neuropati trigeminal atau wajah, atau mungkin tanda adanya virus infeksi kornea. G. Pemeriksaan segmen anterior
Ruang anterior berisi aqueous humor. Infiltrasi seluler dan pengumpulan nanah dapat terjadi (hypopyon) disana. Pendarahan di dalam ruanganterior disebut sebagai hyphema. Penting untuk mengevaluasi kedalaman ruang anterior. Dalam ruang kedalaman normal, iris dapat juga diterangi oleh sumber cahaya lateral. Dalam ruang anterior yang dangkal akan terlihat bayangan pada medial iris. Pelebaran pupil harus dihindari pada pasien dengan anterior dangkal ruang agar tidak terjadi glaukoma. pasien usia lanjut dengan mata dengan hyperopic kecil adalah kelompok yang berisiko. H. Pemeriksaan Lensa

Dokter mata kini menggunakan lampu celah untuk memeriksa lensa. Mata juga bisa diperiksa dengan cahaya terfokus jika perlu. Pencahayaan langsung akan menghasilkan refleksi merah dari fundus jika lensa jelas dan bayangan abu-abu jika terdapat kekeruhan lensa. Pemeriksa kemudian menyinari mata dari lateral dengan cahaya terfokus sedekat dengan mata mungkin dan memeriksa mata melalui kaca pembesar +14 diopter. Pemeriksaan ini memungkinkan evaluasi yang lebih baik untuk melihat adanya perubahan kornea, konjungtiva, dan ruang anterior apabila ada kekeruhan. Opasifikasi yang parah pada lensa, akan memperlihatkan warna abu-abu pada bidang pupil. Yang demikian dapat disebut katarak. I. Oftalmoskopi Oftalmoskopi tidak langsung biasanya dilakukan oleh dokter mata dan menghasilkan gambar lateral terbalik dari fundus. Namun akan lebih mudah melakukan oftalmoskopi langsung. Di sini, optalmoskop yang diletakkan sedekat mungkin dengan pasien. Bias di antara mata pasien dan mata pemeriksa dapat dikoreksi dengan memilih lensa optalmoskop agar retina dalam keadaan fokus. Pemeriksaan harus dilakukan dalam kamar yang agak gelap agar pupil pasien melebar. Yang pertama dilakukan adalah mengidentifikasi optik disk.

Pada mata normal, struktur tajam didefinisikan dengan warna, yaitu; kekuningan jeruk di retina. Vena sentral terletak di lateral arteri; diameter vena biasanya 1,5 lebih besar dari diameter arteri. Setiap struktur vaskular harus seragam diameternya, dan tidak boleh ada penyempitan pembuluh darah di mana pembuluh terdapat tumpang tindih. Sebuah pulsa vena spontan adalah normal; sedang pulsa arteri adalah tidak normal. Pasien yang lebih muda akan memiliki refleks cahaya foveal dan makula, dan retina akan memiliki warna kemerahan.

a. Pemeriksaan fundus occuli (fundus kopi) Putar lensa ke arah O dioptri maka fokus dapat diarahkan kepada fundus, kekeruhan lensa (katarak) dapat mengganggu pemeriksaan fundus. Bila retina sudah terfokus carilah terlebih dahulu diskus optikus. Caranya adalah dengan mengikuti perjalanan vena retinalis yang besar ke arah diskus. Semua vena-vena ini keluar dari diskus optikus. b. Pemeriksaan Refleks merah Jika cahaya yang dipakai secara langsung sejajar dengan sumbu visual pupil yangmelebar ruang pupil akan tampak berwarna jingga kemerahan terang dan homogen.Yang disebut refleks merah ini adalah refleksi dari warna fundus ( sebenernya kombinasi warna pembuluh dan pigmentasi koroid melalui media mata bening,vitreus , lensa akueus , kornea Oftalmolskopi tidak langsung Dengan menggunakan kaca pantul dimana bagian retina akan terlihat lebih kecil dan terbalik. J. Pemeriksaan lapang pandang Bila kita memfiksasi pandangan kita ke satu benda, benda ini terlihat nyata, sedangkan benda-benda di sekitarnya tampak kurang tajam. Seluruh lapangan yang terlihat, bila kita memfiksasi mata ke satu benda disebut lapangan pandang.6 Pada pemeriksaan lapangan pandang, kita menentukan batas perifer dari penglihatan, yaitu batas sampai mana benda dapat dilihat, jika mata difiksasi pada satu titik. Sinar yang datang dari tempat fiksasi jatuh di makula, yaitu pusat melihat jelas (tajam), sedangkan yang datang dari sekitarnya jatuh di bagian perifer retina.6 Lapangan pandang yang normal mempunyai bentuk tertentu, dan tidak sama ke semua arah. Seseorang dapat melihat ke lateral sampai sudut 90-100 derajat dari

titik fiksasi, ke medial 60 derajat, ke atas 50-60 derajat dan ke bawah 60-75 derajat. Ada tiga metode standar dalam pemeriksaan lapang pandang yaitu dengan metode konfrontasi, perimeter, dan kampimeter atau tangent screen.6 Kampimeter adalah papan hitam yang diletakkan di depan penderita pada jarak 1 atau 2 meter, dan sebagai benda penguji (test object) digunakan bundaran kecil berdiameter 1 sampai 3 mm. Mata pasien difiksasi di tengah dan benda penguji digerakkan dari perifer ke tengah dari segala jurusan. Kita catat tempat pasien mulia melihat benda penguji. Dengan demikian diperoleh gambaran kampus penglihatan.7 Perimeter adalah setengah lingkaran yang dapat diubah-ubah letaknyapada bidang meridiannya. Cara pemakaiannya serta cara melaporkan keadaansewaktu pemeriksaan sama dengan kampimeter.7 Pemeriksaan lapangan pandang (visual field) yang sederhana dapat dilakukan dengan jalan membandingkan lapang pandang pasien dengan pemeriksa (yang dianggap normal) yaitu dengan metode konfrontasi dari Donder. Teknik pemeriksaan tes konfrontasi adalah dengan cara Pasien duduk atau berdiriberhadapan dengan pemeriksa dengan jarak kira-kira 1 meter. Bila mata kanan yang hendak diperiksa lebih dahulu, maka mata kiri pasien harus ditutup, misalnya dengan tangannya atau kertas, sedangkan pemeriksa harus menutup mata kanannya. Pasien diminta untuk memfiksasi pandangannya pada mata kiri pemeriksa.6 Kemudian pemeriksa menggerakkan jari tangannya di bidang pertengahan antar pemeriksa dan pasien. Gerakan dilakukan dari arah luar ke dalam. Jika pasien sudah melihat gerakan jari-jari pemeriksa, ia harus memberi tanda dan dibandingkan dengan lapang pandang pemeriksa. Bila terjadi gangguan lapangpandang, maka pemeriksa akan lebih dahulu melihat gerakan tersebut. Gerakan jari tangan ini dilakukan dari semua arah (atas, bawah, nasal, temporal). Pemeriksaan dilakukan pada masing-masing mata.7 Bila pasien tidak dapat melihat jari pemeriksa sedangkan pemeriksa sudah dapat melihatnya, maka hal ini berarti bahwa lapang pandang pasien menyempit. Kedua mata diperiksa secara tersendiri dan lapang pandang tiap mata dapat memperlihatkan bentuk yang khas untuk tipe lesi pada susunan nervus optikus.7

K. Pemeriksaan tekanan intraokular

Dengan mata pasien tertutup, pemeriksa menempatkan tangan nya pada kepala pasien dan mempalpasi mata melalui kelopak mata atas dengan indeks kedua jari. Tes ini diulang pada mata kontralateral untuk perbandingan. Pada bola mata "hard rock" penutupan mata hanya terjadi pada sudut lancip glaukoma. Sedikit peningkatan tekanan intraokular seperti terjadi pada glaukoma kronis tidak akan terasa. KELAINAN PADA PEMERIKSAAN LAPANG PANDANG Lintasan Impuls visual dan Gangguan Medan Penglihatan Akibat Berbagai Lesi di Lintasan Visual Jika terdapat lesi di sepanjang lintasan nervus optikus (N.II) hingga korteks sensorik, akan menunjukkan gejala gangguan penglihatan yaitu pada lapang pandang atau medan penglihatan. Lesi pada nervus optikus akan menyebabkan hilangnya penglihatan monokular atau disebut anopsia (no.1) pada mata yang disarafinya. Hal ini disebabkan karena penyumbatan artericentralis retina yang mendarahi retina tanpa kolateral, ataupun arteri karotis interna yang akan bercabang menjadi arteri oftalmika yang kemudian menjadiarteri centralis retina. Kebutaan tersebut terjadi tiba-tiba dan disebut amaurosisfugax.5,7 Lesi pada bagian lateral khiasma optikum akan menyebabkan hemianopsiabinasal (no.2), sedangkan lesi pada bagian medial kiasma akan menghilangkanmedan penglihatan temporal yang disebut hemianopsiabitemporal (no.3). Kelainan seperti ini banyak disebabkan oleh lesi khiasma, seperti tumor dan kistaintrasellar, erosi dari processus clinoid seperti yang terjadi dengan tumor atau aneurisma dorsal dari sella tursica, kalsifikasi di antara atau di atas sella tursikaseperti yang terjadi dengan kista dan aneurisma kraniofaringioma, dan juga pada meningioma suprasellar. Juga dapat disebabkan oleh trauma dan tumor pada regio khiasma. Hemianopsiabitemporal bisa didapatkan pada kista suprasellar.Bisajuga ditemukan pada pasien dengan tumor pituitari tapi bersifat predominan parasentral.Pada adenoma pituitari juga bisa terkadi kebutaan atau anopsia padasalah satu mata dan hemianopsia temporal pada mata yang lainnya.Lesi padatraktus optikus akan menyebabkan hemianopsia homonim kontralateral (no.4). Serabut-serabut dari retina pada bagian temporal akan rusak, bersamaan denganserabut dari bagian nasal retina mata yang lain yang bersilangan. Lesi padaradiasio optika bagian medial akan menyebabkan quadroanopsiainferior homonim kontralateral (no.7), sedangkan lesi pada serabut lateralnya akan menyebabkan quadroanopsia superior homonim kontralateral (no.6). Quadroanopsia atau kuadranopia biasanya terjadi pada lesi yang terdapat padabagian temporo-parietal. Lesi pada bagian posterior radiasio

optika akan mengakibatkan hemianopsia homonim yang sama dan sebangun denganmengecualikan penglihatan makular (no.5).5,8,9 Selain hemianopsia klasik dan kuadranopia, gangguan lapang pandang laindan fenomena terkait yang dapat terdeteksi pada pemeriksaan lapangan pandang adalah skotoma sentral merupakan hilangnya penglihatan sentral yang umumnyaberhubungan dengan penurunan ketajaman penglihatan dan merupakankarakteristik penyakit nervus optikus dan penyakit makula retina. Perluasan bintik buta fisiologis, yang terlihat dengan pembengkakan diskus optikus (edema papil yang disebabkan oleh peningkatan tekanan intrakranial, dan umumnya terjadidengan ketajaman penglihatan yang masih baik. Penglihatan seperti terowongan (tunnel vision) merupakan hilangnya lapang pandang perifer dengan dipertahankannya daerah sentral yang disebabkan oleh beberapa penyebab, antaralain penyakit oftalmologi, yaitu glaukoma kronik sederhana, retinitis pigmentosa,dan penyakit korteks, yaitu hemianopia homonim bilateral dengan makula yangmasih baik (macular sparing ).5 Retina mendapat darah dari arteri retina sentralis, yang merupakanendateri, yaitu arteri yang tidak mempunyai kolateral. Karena itu, lesi pada retinaakibat penyumbatan arteri retina sentralis tidak akan diperbaiki lagi olehperdarahan kolateral. Arteri retina sentralis adalah cabang dari arteri oftalmika.Pada thrombosis arteri karotis, pangkal arteri oftalmika dapat ikut tersumbat juga.Gambaran klinik thrombosis tersebut terdiri dari hemiparesis kontralateral danbuta ipsilateral.4 Lesi pada nervus optikus sering disebabakan oleh infeksi dan intoksikasi.Di samping itu, sebab mekanik, seperti jiratan karena araknoiditis ataupenyempitan foramen optikum (osteitis jenis Paget) atau penekanan karena tumor hipofisis, kraniofaringioma, meningioma, aneurisme arteri oftalmika dapatmengakibatkan kerusakan pada nervus optikus, baik sesisi maupun bilateral.Gangguan pada nervus optikus, baik yang bersifat radang, maupun demielinisasiatau degenerasi atau semuanya dinamakan neuritis optika

Pemeriksaan dasar mata Fungsi pemeriksaan ini adalah untuk menilai fungsi maupun anatomi kedua mata. Fungsi mencakup fungsi penglihatan dan fungsi bukan-penglihatan seperti gerak mata dan perpaduan. Secara anatomis masalah mata dibagi menjadi 3 daerah ; masalah pada adnexa (palpebra dan jaringan periokuler ) , bola mata , dan orbita . Tes penglihatan sentral Penglihatan dapat dibagi menjadi dalam penglihatan sentral dan perifer. Ketajaman penglihatan sentral diukur dengan memperlihatkan sasaran dengan berbagai uku

ran yang terpisah pada jarak standar mata . Misalnya kartu snellen yang biasa terdiri dari deretan huruf yang tersusun mengecil dan meguji penglihatan jarak jauh. Pemeriksaan ini biasa dilakukan ketika pasien datang dengan keluhan, penglihatan memburam atau perkiraan mata menjadi minus atau plus. pasien diminta duduk dalam sebuah kursi dan di hadapan pasien diberikan papan tulisan huruf (papan Snellen) atau angka sekitar 5 atau 6 meter di depan. pasien akan diminta untuk membaca tulisan dari atas (terbesar) hingga tulisan terbawah yang bisa pasien baca. Masing-masing tulisan memiliki nilai visus atau ketajaman mata. Misalnya bila pasien bisa membaca tulisan teratas, maka ketajaman mata pasien adalah 6/60 (enam per enampuluh). Pemeriksaan dilanjutkan hingga tulisan terkecil yang dapat pasien baca. Setelah diketahui nilai visus, pasien biasanya akan diberikan kacamata periksa, dimana lensanya dapat diganti-ganti. Tujuannya adalah agar mata pasien dapat dengan baik membaca tulisan terbawah dalam papan Snellen dengan visus 6/6. Ketajaman 6/6 adalah ketajaman terbaik. Bila visus mata sangat buruk, atau tulisan terbesar pun tak terbaca, biasanya pemeriksa akan melakukan dengan memperagakan jumlah jari pada 1 meter di hadapan pasien. pasien harus menghitung jumlah jarinya. Bila tidak terlihat, maka akan dilakukan dengan lambaian tangan. Bila bahkan lambaian tak terlihat, maka dilakukan uji dengan cahaya senter. Bila cahaya puntak terlihat, maka mata mungkin mengalami kebutaan. Pemeriksaan ini memang sangat subjektif. Namun, kini sudah ada pemeriksaan yang lebih objektif yaitu dengan pemeriksaan komputer, yang jelas sangat cepat, dibandingkan dengan menggunakan papan Snellen. Tes pinhole Jika pasien memerlukan kacamata atau jika tidak tersedia kacamata , ketajaman terkoreksi dapat diperkirakan dengan mentes penglihtan yang disebut pinhole . Melihat kartu snellen melalui sebuah lempengan dengan banyak lubang mencegah sebagian besar berkas yang tidak terfokus melalui mata . hanya sedikit berkas yang terfokus dipusat yang mencapai retina sehingga menghasilkan bayangan yang lebih tajam . Dengan demikian pasien dapat membaca satu atau dua baris yang akan terbaca jika memakai kacamata koreksi sesuai dengan yang terbaca.Tes penglihatan buruk Pasien yang tidak dapat membca huruf terbesar pada kartu misal (huruf 20/200) harus lebih mendekaati kartu sampai huruf itu bisa di baca jarak ke kartu dicatat sebagai nilai pertama. Ketajaman visual 5/200 berarti pasien baru dapat mengenali huruf terbesar itu pada jarak 5 kaki . mata yang tidak sanggup menghitung satu huruf pun , dtes kesanggupannyamenghitung jari pada jarak 2 kaki . Catatan pada kartu yang mencantumkan CF pada 2kaki menunjukan bahwa mata itu dapat menghitung jari pada jarak 2 kaki. Jikamenghitung jari saja tidak dapat , mata itu mungkin masih dapat mendeteksi tangan yang digerakan vertikal atau horizontal (penglihatan HM atau Hand motion ) . tingikat pengglihatan yang lebih rendah lagi adalah kesanggupan menagkap cahaya (LP atau light perception ) . Mata yang tidak dapat mendeteksi cahaya dianggap buta total (NPL atau noligt perception ). Pemeriksaan Penglihatan perifer

Pemeriksaan penglihatan perifer dapat menghasilkan informasi tentang saraf optikus dan lintasan penglihatan mulai dair mata hingga korteks oksipitalis. Penglihatan perifer diperiksa dengan tes konfrontasi atau dengan perimetri / kompimetri.Tes KonfrontasiJarak antara pemeriksa pasien : 60 100 cm Objek yang digerakkan harus berada tepat di tengahtengah jarak tersebut. Objek yang digunakan (2 jari pemeriksa / ballpoint) di gerakan mulai dari lapang pandangkanan dan kiri (lateral dan medial), atas dan bawah dimana mata lain dalam keadaan tertutup dan mata yang diperiksa harus menatap lururs kedepan dan tidak boleh melirik kearah objek tersebut. Syarat pemeriksaan lapang pandang pemeriksa harus normal. Perimetri / kompimetri Lebih teliti dari tes konfrontasi. Hasil pemeriksaan di proyeksikan dalam bentuk gambar disebuah kartu. Pemeriksaan dasar Refleks Pupil Saraf aferen berasal dari saraf optikal sedangkan saraf aferennya dari saraf occulomotorius. Terdapat dua macam refleks pupil. Respon cahaya langsung Pakailah senter kecil, arahkan sinar dari samping (sehingga pasien tidak memfokus padacahaya dan tidak berakomodasi) ke arah salah satu pupil untuk melihat reaksinya terhadapcahaya. Inspeksi kedua pupil dan ulangi prosedur ini pada sisi lainnya. Pada keadaan normal pupil yang disinari akan mengecil. Respon cahaya konsensual, Jika pada pupil yang satu disinari maka secara serentak pupil lainnya mengecil dengan ukuran yang sama. Penyinaran terhadap salah satu mata pada orang normal akan menyebabkan kedua pupil berkonstriksi. Reaksi pupil pada mata yang disinari secara langsungdisebut respon direk/langsung sedangkan reaksi pupil pada mata sebelahnya disebut respon konsnsual. Hal tersebut diatas terjadi karena adanya hemidekusatio pada jaras pupilomotor di chiasma dan batang otak Penyinaran dengan sinar yang redup pada salah satu mata pada orang normalakan menyebabkan kedua pupil berkontriksi. Sinar yang lebih terang akan menyebabkan kontraksi yang lebih kuat. Bila setelah menyinari satu mata, sinar secara cepat dipindahkan ke mata satunya, respon yang terjadi adalah kontriksi kedua pupil diikuti redilatasi. Bila sinar dipindahkan ke sisi yang satu, reaksi yang sama juga terjadi. Gangguan pada N.optikus dapat mengakibatkan gangguan relatif jaras eferen pupil (pupil Marcus Gunn). Tes yang digunakan dinamakan tes penyinaran secaraalternat (swinging test), dimana bila mata yang sehat disinari cahaya kedua pupilakan berkontraksi, kemudian redilatasi perlahan. Bila cahaya dipindahkan kemata yang sakit, konstraksi kedua pupil berkurang atau tidak ada re-dilatasiyang lebih lama dapat terjadi.Yang dapat menyebabkan gangguan relatif jaras eferen pupil: penyakit N.optikus unilateral atau bilateral dimana

terkenanya kedua saraf tidak sama beratnya, penyakit retina, ambliopia, gangguan traktus optikus bilamenyebabkan gangguan lapang pandang yang satu lebih berat dari yang lain. Motilitas Mata Untuk mengevaluasi perpaduan kedua mata dan gerakannya baik masing-masing sendiri(duction ) dan bersama (version) .

Uji penjajaran Tes menutup adalah cara yang akurat untuk memastikan perpaduan mata normal . Tes itu mensyaratkan penglihatan yang baik pada kedua mata pasien diminta menatap pada sasaran jauh dengan kedua mata terbuka . Jika kedua mata secara bersama terfiksasi pada sasaran ,menutup satu mata tidak akan mempengaruhi posisi atau kelanjutan fiksasi mata yang satu. Mentes Gerak Ekstraokuler Pasien diminta mengikuti sasaran dengan kedua mata sasaran tersebut digerakan ke salah satudari empat arah pandangan utama .Pemeriksa memperhatikan kecepatan , jarak rentang ,kelancaran dan simetri gerakan mencatat adanya ketidakstabilan fiksassi (mis nistagmus )Pemeriksaan luar Pemeriksaan slitlamp di isebut juga dengan biomikroskop, yang bisa membantu dokter untuk melihat struktur mata seseorang, sehingga dokter dapat memeriksa struktur tersebutsecara detail. Pemeriksaan ini juga dapat mendeteksi berbagai kondisi mata yang abnormal,seperti degenerasi makula, retinopati diabetik, ulkus pada retina, dan katarak. Pemeriksaan initidak mengakibatkan rasa sakit dan biasanya dilakukan diruang praktek dokter.Tekhnik Slitlamp tambahan .Pemeriksaan mata dengan slitlamp dilengkapi dengan pemakaian berbagai tekhnik a. Pembalikan palpebra Pembalikan palpebra (eversi ) untuk memeriksa permukaan bawah palpebra superior dapat dilakukan dengan atau tanpa slitlamp,setelah diberi anastesi lokal pasien duduk di depan slit lamp . Pemeriksa dengan hati hati memegang bulu mata atas dengan jaritelunjuk dan jempol satu tangan sedang tanagn lain meletakan tangan aplikator tepatdiatas tepian tarsus . Palpebra dibalik dengan sedikit menekan aplikator ke bawah ,dan bulu mata diangkat . Pasien melihat ke bawah dan bulu mata ditahan denganmenekannya pada kulit diatas tepian orbita superior , saat aplikator ditarik kembali.Konjungtiva tarsal kemudian diamati dengan pembesaran . Untuk mengembalikantepian palpebra dengan lembut diusap ke bawah sementara pasien melihat ke atas . b. Pemulasan floresenscePemulasan Fluorescenirigasi pada mata, penilaian :

Hanya epitel kornea yg rusak yang bersifat menyerapfluorescen. Caranya tetes+ warna hijau (kerusakan epitel kornea)Indikasi tes fluorescen : Adanya gejala trias (fotofobi, lakrimasi, dan blefarospasme). Riwayat trauma mata Mata merah Ada kekeruhan kornea Tonometri Tekanan bola mata (Tanometer). Tes ini didisain untuk mengukur tekanan pada bola mata(tekanan intraokuler) dan memiliki sedikit variasi, tetapi semuanya tanpa rasa sakit. Tekananintraokuler yang sanagat tinggi atau abnormal mungkin menandakan adanya glakukoma. Alat : Tonometer Schiotz, Teknik: 1. Pasien baring dalam posisi supinasi 2. Teteskan anstesi topikal ke kornea (R/Pantocain 0,5%, 2%) 3. Sambil menunggu keadaan anestesi kornea,lakukan desinfeksi memakai kapas alkohol 70% yang diperas terhadap bagian tonometer yang akan bersentuhan kornea pasien. 4. Setelah anestesi kornea tercapai, perintahkan pasien melihat lurus keatas sehinggakorneaposisinya rata. Pakai satu tangan membuka palpebra. Hindari adanya tekanan ke bolamata. 5. Satu tangan lainnya memegang Handletonometer denga jari tengah dan ibu jari,kemudianletakkan tonometer vertikal menyentuh kornea, seluruh cekungan kaki silinder tonometer rapat kepermukaan cembung kornea. 6. Gerakkan Handle kebawah hingga berada antara kaki dan puncak silinder dan baca banyaknya skala identasi yang ditunjuk olehpointer penunjuk tonometer. 7. Handle boleh-boleh saja sampai menyentuh kaki silinder, tapi begitu dia menyentuh kaki jangan ditekan lagi dengan tangan kebawah karena bisa timbul rasa sakit.

Hasil PemeriksaanDitulis dalam bentuk 2 angka. Angka pecahan (tanpa satuan) : sebagai pembilang adalah skala dan beban sebagai penyebut. Angka desimal : dapat diperoleh pada tabel yang ada pada tonometer dengan scara menarik garis hayal horisontal Oftalmologi Langsung .a. Pemeriksaan fundus occuli (fundus kopi) Digunakan alat oftalmoskop. Putar lensa ke arah O dioptri maka fokus dapatdiarahkan kepada fundus, kekeruhan lensa (katarak) dapat mengganggu pemeriksaanfundus. Bila retina sudah terfokus carilah terlebih dahulu diskus optikus. Caranyaadalah dengan mengikuti perjalanan vena retinalis yang besar ke arah diskus. Semuavena-vena ini keluar dari diskus optikus. b. Pemeriksaan Refleks merah Jika cahaya yang dipakai secara langsung sejajar dengan sumbu visual pupil yangmelebar ruang pupil akan tampak berwarna jingga kemerahan terang dan homogen.Yang disebut refleks merah ini adalah refleksi dari warna fundus ( sebenernyakombinasi warna pembuluh dan pigmentasi koroid melalui media mata bening,vitreus , lensa akueus , kornea Oftalmolskopi tidak langsung Dengan menggunaka kaca pantul dimana bagian retina akan terlihat lebih kecil dan terbalik.Pemeriksaan

Anda mungkin juga menyukai