Anda di halaman 1dari 35

DISKUSI TOPIK

PEMERIKSAAN FISIK MATA


1

FRISKA SILVIANTRI
I4061172084

1/10/20
Prinsip Pemeriksaan Mata
2

 Intensitas cahaya adekuat


 Tersedia alat dan obat diagnostik
 Dilakukan secara sistematik
 Mengenal anatomi, fisiologi dan patologi mata
 Memuat catatan medis yang rapih dan mudah
dibaca

1/10/20
Anamnesis Mata
3

1. Keluhan Utama
( Lama, frekuensi, hilang timbul gejala)
2. Riwayat Kesehatan Terdahulu
( Secara umum , penyakit sistemik : Diabetes
dan Hipertensi )
3. Riwayat Keluarga
( Gangguan Mata : Strabismus, ambliopia,
glaukoma dan katarak)

1/10/20
Gejala Mata Umum
4

1. Onset ? ( Munculnya gejala )


Perlahan, cepat atau asimptomatik
2. Durasi ?
Singkat atau menetap
3. Lokasi ?
Setempat (Fokal) atau difus , unilateral atau
bilateral

1/10/20
Kelainan Penglihatan
5

1. Penurunan Ketajaman Penglihatan


 Kelainan yang timbul di sepanjang jaras optik dan jaras visual
neurologik
Curiga : Kelainan refraksi , Ptosis , Pengeruhan atau
gangguan media mata seperti : edema kornea , katarak , atau
perdarahan dalam vitreus atau ruang aqueous dan gangguan
fungsi retina (makula) , nervus opticus atau jaras visual .
2. Aberasi Visual
 Glare (Silau ) : Timbul pada gangguan mata yang tidak
dikoreksi atau dilatasi pupil yang berlebihan atau kekeruhan .
 Distorsi visual ( Pandangan kabur ) : Lesi pada makula dan
nervus opticus

1/10/20
Kelainan Tampilan Mata
6

Keluhan mata merah harus dibedakan antara :


1. Pada palpebra dan daerah sekitar mata
( Edema , kemerahan , pertumbuhan lesi fokal ,
posisi/kontur abnormal seperti ptosis.
2. Pada bola mata
( Perdarahan subkonjungtiva /kongesti vaskular pada
konjungtivva , sklera , episklera . Peradangan :
Konjungtivitis , keratitis atau radang intraokular seperti :
iritis dan glaukoma akut .

1/10/20
Pemeriksaan Visus dan Refraksi
7
Pemeriksaan visus  tajam  Menghitung jari : 1/60
penglihatan -> 6/60
Teknik Pemeriksaan Snellen  Gerakan tangan 1/300
Chart
 Membedakan terang
 Pasien duduk menghadap kartu
Snellen dengan jarak 6 meter gelap 1/~
 Dipasang gagang lensa coba  Tidak dapat
 Mata yang tidak diperiksa
ditutup
membedakan terang
 Pasien diminta membaca huruf gelap = Nol
yang tertulis di kartu Snellen dari  Menentukan
atas ke bawah
 Ditentukan letak baris terakhir
kemampuan membaca
yang dapat dibaca dengan kartu baca

1/10/20
8
Tajam penglihatan seseorang
dikatakan normal bila
tajam penglihatan adalah
6/6 atau 100%.

Bila tajam penglihatan 6/6


berarti ia dapat melihat
huruf pada jarak 6 meter
yang oleh orang normal
huruf tersebut dapat
dilihat dalam jarak 6
meter.

1/10/20
Pemeriksaan Refraksi Sederhana
9

Refraksi : prosedur untuk menentukan dan mengukur setiap kelainan


optik.
Tujuan : untuk membedakan
pandangan kabur akibat kelainan
refraksi dari pandangan kabur akibat
kelainan medis pada sistem
penglihatan dan sebagai diagnostik
Pemeriksaan refraksi dengan
“Phoropter” . Merupakan alat yang berisi
deretan lensa korektif lengkap dengan
berbagai kekuatan , yang dapat di ganti
ganti dengan cepat.

1/10/20
10
Tentukan jarak antara pupil
mata kanan dan kiri (PD) :
1. Pegang penggaris di depan
kedua mata
2. Sinar senter diarahkan ke
tengah-tengah antara
keduamata pasien. Perhatikan
reflex cahaya pada kedua kornea
mata
3. Ukur jarak antara kedua
reflex tersebut dalam mm, maka
didapat PD untuk jarak dekat.
Tambah 2 mm untuk PD jauh

1/10/20
Uji Lubang Kecil (Pinhole)
11

Untuk mengetahui tajam penglihatan turun akibat kelainan refraksi


atau kelainan media penglihatan atau saraf optik.

 Teknik pemeriksaan
1. Pasien duduk berjarak 6 meter dari kartu Snellen, diminta
membaca huruf pada kartu Snellen hingga huruf terakhir atau
terkecil
2. Pada mata yang diperiksa dipasang pinhole, baca kartu Snellen
kembali

Bila dapat dibaca huruf yang lebih kecil daripada huruf sebelumnya pada kartu
Snellen berarti terdapat kelainan refraksi yang belum dikoreksi penuh
Bila huruf yang terbaca lebih besar dai sebelumnya berarti terdapat kelainan
pada media penglihatan
1/10/20
Pemeriksaan Organ Mata
12
Kornea
a. cerah/mengkilat : korena jernih,
jaringan parut (putih)
b. suram : erosi kornea, radang
kornea atau edema kornea.
c. Periksa refleks cahaya pada kedua
permukaan kornea (Tes Hirschberg)
 masing-masing ditengah
pupil : Ortofori
 salah satu tidak ditengah
pupil : heterofori (juling).

Tes Flouresens  memulas


kornea dan menonjolkan setiap
ketidakteraturan pada
permukaan epitelnya.

Penderita melihat senter dr jarak 60 cm


Lihat bayangan jatuh. Normal: bayangan
jatuh tepat di tengah pupil
1/10/20
Uji Lapang Pandang Perifer (Tes Konfrontasi)
13

1. Pemeriksa dan pasien berhadapan kurang lebih 60 cm.


2. Bila mata kiri yang akan diperiksa, mata kanan pasien ditutup. Mata
kiri pasien berhadapan/berpandangan dengan mata kanan
pemeriksa.
3. Gerakan jari/benda dari segala arah, dari luar ke dalam.
4. Catat bila ada bagian lapang pandang, yang masih terlihat oleh
pemeriksa, tetapi tidak oleh pasien. Ulangi dengan cara yang sama
pada mata kanan.

1/10/20
Uji Gerak Ekstraokuler
14

 Kedua mata pasien diminta mengikuti objek saat objek tersebut


digerakkan ke salah satu dari empat arah pandangan utama.
Pemeriksa memperhatikan kecepatan, kelancaran, rentang jarak,
dan simetri gerakan serta mencatat adanya ketidakstabilan fiksasi.
 Gangguan gerak mata bisa disebabkan oleh gangguan neurologik,
kelemahan otot ekstraokular primer, atau kendala mekanik di
dalam orbita yang membatasi rotasi bola mata. Jika besarnya
penyimpangan mata tersebut sama di semua arah
pandangan, disebut " comitant." Sebaliknya, disebut
"incomitant" jika derajat deviasinya bervariasi pada arah
pandangan yang berbeda.

1/10/20
Tes Flouresens
15
 Secarik kertas steril dengan
fluoresein dibasahi saline steril
atau anastetik lokal dan
ditempelkan pada permukaan-
dalam palpebra inferior untuk
memindahkan pewarna
kekuningan itu ke dalam lapis
air mata. Cahaya dari slitlamp
diubah menjadi biru dengan
filter, membuat pewarna itu
berfluoresensi.

1/10/20
16

Bilik Mata Depan dan Iris


Iris yang baik memiliki cekungan-cekungan radier (Kripti).
Kejernihan BMD perhatikan kripti iris.
1. Kripti iris terlihat jelas : jernih
2. Kripti iris tidak jelas : keruh

Kedalaman BMD : sinari iris dari samping, lalu perhatikan luasnya.


Permukaan iris yang mendapat penyinaran
3. Sebagian kecil permukaan iris mendapat sinar : BMD dangkal
4. Seluruh/sebagian permukaan iris tersinari : BMD dalam

1/10/20
17
Pupil
1. Perhatikan pupil. (Simetris , ukuran , bentuk ,
reaksi dan akomodasi )
2. Pupil yang tidak bulat/tidak teratur dapat akibat
perlengketan iris dengan lensa/kornea (sinekkia)
3. Reaksi pupil langsung : pupil mengecil pada
mata yang disinari
4. Reaksi pupil tak langsung : pupil mengecil pada
penyinaran mata yang sebelahnya

< 2 mm disebut miosis,


>5 mm disebut midriasis

1/10/20
18

Katarak
Sinari pupil dari depan, perhatikan warna pupil.
Pupil berwarna hitam :
1. Lensa jernih
2. Aphakia
Pupil putih/abu-abu : keruh/katarak

Ubah sinar dari samping (± 45%), dan sinari iris.


Kembali lihat pupil. perhatikan perubahan kekeruhan lensa
Seluruh pupil tetap putih -> katarak matura .
(tes shadow/ bayangan-bayangan sebagian pupil menjadi hitam -> katarak
immatur),(tes bayangan +)
1/10/20
Eversi palpebra
19

Teknik pembalikan palpebra


 A : pasien melihat ke bawah, bulu mata dipegang oleh satu
tangan sambil meletakkan ujung aplikator di tepi atas tarsus
superior (pada lipatan palpebra atas).
 B dan C : Sambil mengangkat bulu mata, tangkai aplikator,
sedikit ditekan ke bawah.
 D : lbu jari menekan bulu mata padatepian atasorbita,
memungkinkan pengamatan permukaan bawah tarsus.

1/10/20
20

1/10/20
Pemeriksaan Slitlamp
21

Slitlamp  mikroskop binokular yang terpasang pada


meja dengan sumber cahaya khusus yang dapat diatur.
 Selama pemeriksaan pasien didudukkan dan kepalanya
ditopang dengan penunjang dagu yang dapat diatur dan
penahan dahi. Dengan memakai slitlamp, belahan
anterior bola mata-"segmen anterior"-dapat diamati.
Melalui pupil yang dilebarkan, lensa kristalina dan bagian
anterior vitreus dapat pula diamati.

1/10/20
22

1/10/20
Tonometri
23

1. Tonometer indentasi :
- Tonometer schiotz
2. Tonometer applanasi :
- Tonometer Goldman
- Tonometer non-contact
- Tonometer tono-pen
- Dll

1/10/20
Tonometri dengan Tonometer
Schiotz
24

 Mengukur tekanan intraokuler.


 Pemeriksaan dilakukan pada pasien yang berbaring
terlentang atau setengah duduk. Agar posisi kornea
horizontal, usahakan dagu dan dahi pasien terletak
pada satu bidang horizontal.

1/10/20
Teknik Pemeriksaan
25

1. Kedua mata ditetes anestesi topikal.


2. Tonometer ditera pada tes blok yang bila baik, jarum menunjukkan
angka nol pada skala dan “plunger” dapat bergerak bebas dalam
silindernya.
3. Pada pemeriksaan pertama dipilih beban terkecil 5,5 gr. Kemudian
“foot plate” di desinfeksi dengan mengusapnya oleh kapas alkohol 70 %.
4. Kedua mata difiksasi dengan melihat lurus keatas. Bila mata kanan
yang akan diukur, pemeriksa berdiri disebelah kiri atau dibelakang
pasien. Begitu pula untuk mata kanan

1/10/20
26

5. Tonometer dipegang vertikal beberapa saat lurus diatas kornea


penderita, setelah sebelumnya kelopak mata pasien dibuka
secukupnya dengan jari tangan pemeriksa lainnya tanpa menekan
Bolamata.

6. Setelah mata penderita menyesuaikan diri, tonometer diturunkan


perlahan-lahan sampai “foot plate” diturunkan sampai ditengah-
tengah silinder. Angka skala yang ditunjuk jarum pada saat itu,
diingat dan dicatat, dan tonometer diangkat dari kornea. Bila angka
yang ditunjuk kurang dari angka 3, tonometer diulangi dengan beban
7,5 gr. Mungkin pula perlu memakai beban 10 gr.

1/10/20
27

1/10/20
28
 Nilai tekanan intraokuler selanjutnya pada tabel kaliberasi.
 Contoh mencatat hasil : tgl……, jam…..
 TOD (mata kanan) 8/75 = 15,6 mmHg
 TOS (mata kiri ) 9/25 = 13,1 mmHg
 (nilai TIO normal 10-20 mmHg)
 Sebelum melakukan tonometri, diyakini tidak ada kontra indikasi
tonometri, lakukan komunikasi yang baik dengan pasien agar tenang
selama pemeriksaan.
 Kontra indikasi umumnya adalah infeksi mata.

1/10/20
29

1/10/20
Funduskopi
30

Sebaiknya dilakukan di ruangan relatif gelap. Bila mata


kanan yang akan diperiksa : pemeriksan berdiri disebelah
Kanan pasien, oftalmoskop dipegang dengan tangan kanan,
pemeriksaan dengan mata kanan.
Bila mata kiri akan diperiksa, pemeriksaan dari sebelah kiri
dengan mata kiri.

1/10/20
31

 Perhatikan reflek fundus melalui oftalmoskop dilihat lewat


pupil pada jarak pemeriksaan 30 cm. Bila media refraksi
jernih : reflek fundus berwarna merah kekuningan pada
seluruh lingkaran pupil.
 Bila media refraksi keruh (kornea, lensa, badan kaca) terlihat
adanya bercak hitam di depan latar belakang yang merah
kekuningan

1/10/20
32

1/10/20
33

1/10/20
Pemeriksaan Tambahan
34
1. Pemeriksaan anel :
menyuntikan cairan garam
fisiologis melalui pungtum
lakrimalis dengan jarum
bengkok yang tumpul
2. Bila cairan masuk kedalam
hidung/tenggorokan disebut
Anel+. Berarti saluran lakrimal
berfungsi baik. Bila tidak
berarti ada sumbatan lakrimal
(Anel -)
3. Pemeriksaan Buta Warna
mempergunakan buku Ishihara.
Ditetapkan buta warna total
atau sebagian

1/10/20
35

Terima Kasih

1/10/20

Anda mungkin juga menyukai