Anda di halaman 1dari 5

Apr 20, '09 10:47 AM

PEMERIKSAAN MATA
untuk semuanya

ANAMNESA
Perlu dilakukan pernyataan pada pasien yang meliputi :
1. Keluhan Utama
2. Rwy penyakit sekarang
3. Rwy penyakit dahulu yang berhubungnan dengan penyakit sekarang
4. Rwy pemakaian obat2an
5. Rwy penyakit keluarga

Secara garis besar keluhan mata terbagi menjadi 3 kategori, yaitu :


1. Kelainan penglihatan
2. Kelainan penampilan mata
3. Kelaianan sensasi mata (nyeri, gatal, panas, berair, mengganjal)

1) Kelainan Penglihatan
a. Penurunan tajam penglihatan
b. Aberasi penglihatan
- bayangan hallo, pada glukoma gjl prodromal
- kilatan cahaya, gangguan badan kaca dan glukoma
- flater, gangguan badan kac
- Diplopia = double, (gangguan otot gerak mata atau perbedaan refraksi kedua mata
yang terlalu besar), baik monokuler atau binokuler
2) Kelainan Penampilan Mata
Mata merah, perubahan lokal dari mata seperti ptosis, bola mata menonjol,
pertumbuhan tidak normal.

3) Kelainan Sensasi Mata


1. Sakit
2. Mata Lelah
3. Iritasi Mata

*Dengan melihat kelainan mata, kita dapat menentukkan suatu penyakit, sebagai contoh :
Subkonjungtiva bleeding batuk rejan anak2
Ptosis sayup kelopaknya
Bola mata kecil/besar Gangguan pertumbuhan
*Silnder sakit sekitar bola mata karena refraksi N. III. Rasa sakit mengkibatkan N V1
teransang Batang otak mengenai N X dan XI, Mual dan muntah.
* Gangguan sumbu optik Penurunan tajam penglihatan.

II. PEMERIKSAAN FISIK MATA


A. Pemeriksaan Tajam Penglihatan (VISUS)
Media refraksi adalah media dalam mata yang mempengerahui atau merubah arah sinar
yangmasuk ke dalam mata, yaitu kornea dan lensa.
Media optik adalah media yang dilalui oleh sinar dari luar untuk sampai ke retina, yaitu
kornea, bilik mata depan, pupil, lensa, dan badan kaca.
Jarak pemeriksaan antara pasien dengan kartu Snellen pada refraksi adalah refraksi : 6 M, 5
M, dan 3 M (memakai kaca pantul )
* Media refraksi termasuk media optik, akan tetapi tidak semua media,
Alat2 yang dibutuhkan untuk refraksi adalah :
a. Kartu Snellen, bisa berupa Echart, Alphabet, dan gambar binatang. Ada 3 jenis :
- Kertas
- Elektrik
- Proyektor
b. Lensa coba (Trial Lens Set)
c. Gagang coba Trial (Frame)
Untuk pemeriksaan visus bila penderita tidak bisa membaca kartu Snellen maka dilakukan
dengan :
a. hitung jari
b. goyangan tangan
c. Cahaya gelap / terang

B. Pemeriksaan fisik mata


Meliputi :
B.1. Pemeriksaan Segmen Anterior
a. Palpebra (kelopak mata)
b. Konjungtiva (selaput lendir mata)
c. Kornea (selaput bening mata)
d. Bilik mata depan
e. Iris dan pupil
f. lensa mata.

B.2 Pemeriksaan segmen posterior


Menggunakan Oftalmoskop (pemeriksa menggunakan mata kanan, sedangkan yang diperiksa
juga mata kanan)
Badan kaca dan retina

Cara Penilaiaan Pada Pemeriksaan Mata


A. Penilaian tajam penglihatan
Jika ditulis Visus 6/6, artinya angka 6 di atas (pembilang) menunjukkan kemampuan jarak
baca penderita, sedangkan angka 6 di bawah menunjukkan kemampuan jarak baca orang
normal
Visus 6/60 artinya penderita hanya dapat menghitung jari pada jarak 6 meter, sedangkan pafa
orang normal bisa menghitung dalam jarak 60 meter, begitu juga penilaian visus 5/60, 4/6,
3/60, 2/60, 1/60.
Jika LP + berarti bisa membedakan gelap terang dan sebaliknya
B. Penilaian Pemeriksaan segmen Anterior
1) Palpelbra Penderita melihat lurus ke depan maka pinggir palpebra atas akan menutupi
limbus atas (pinggir kornea) selebar 1 2 mm.
2) Konjungtiva Normanya tidak berwarna dan tranparan
3) Kornea Normanya bening
4) Bilik mata depan (BMD) mata Normalnya mata cukup dalam dan jernih.
5) Iris dan pupil Normalnya pupil mata kiri dan kanan sama lebarnya dan letaknya simetris
di tengah. Lebar pupil + 3 mm. Pemeriksaan ada 2 cara :
LANGSUNG Disinari dengan sinar langsung, dan diamati mata yang disinari
TIDAK LANGSUNG Disinari mata kanan, yang dilihat mata kiri. Pada orang buta tanpa
kelainan syaraf, langsung -, tidak langsung +
6) Lensa mata
Normalnya jernih. Kekeruhan lensa mata disebut katarak, kelainan lensa mata bisa terjadi
Luksasio atau Subluksasio lensa.

C. Penilaian segmen posterior mata


Untuk melihat segmen posterior mata bisa memakai alat yang disebut Oftalmoskop langsung
(direct) atau tak langsung (indirect)

Pemeriksaan tambahan mata adalah


1) Tekanan bola mata (tonometri)
- Digital (dengan jari)
- Shiotz
- Aplanasi (dgn fluorescen)
- Non kontak tonometri
2) Pemeriksaan lensa mata dalam keadaan pupil lebar
3) Pemeriksaan fundius refleks.

Pemeriksaan Mata Khusus


1. Tekanan Bola Mata, ada 3 cara :
Tonometer Schiotz
Tonometer Aplanasi
Pemeriksaan secara digital dengan jari tangan

2. Pemeriksaan Slit Lamp


Dengan alat ini kita dapa t mengetahui segmen anterior dan segmen posterior mata secara
detail. Mutlak harus dimiliki seorang spesialis mata

3. Pergerakkan Bola mata


Ada 6 gerakan kardinal bola mata, yaitu medial lateral, medial atas bawah, lateral atas
bawah . Pada mata palsu, biasanya < dari gerakan 4 mata.

4. Luas lapang pandang


Diperiksa dengan 3 cara :
- Goldman perimetri
- Layar Tangen Screen.
- Tes Konfrontasi, dengan menggunakan tangan pemeriksa dan tekhnik paling mudah.

5. Pemeriksaan Penonjolan Bola Mata


Alatnya adalah Hertel Ophtalmometri

6. Pemulasan Fluorescen
Hanya epitel kornea yg rusak yang bersifat menyerap fluorescen. Caranya tetes irigasi pada
mata, penilaian :
+ warna hijau (kerusakan epitel kornea)
Indikasi tes fluorescen :
a. Adanya gejala trias (fotofobi, lakrimasi, dan blefarospasme).
b. Riwayat trauma mata
c. Mata merah
d. Ada kekeruhan kornea.
7. Oftalmoskop Tak Langsung (Indirect)
Dengan menggunaka kaca pantul dimana bagian retina akan terlihat lebih kecil dan terbalik

8. Kisi Kisi Amsler


Menguji fungsi Makula
9. Tes Penglihatan warna
Penglihatan warna normal membutuhkan fungsi makula dan N. Optikus yang normal.
Tekhnik yang paling umum dipakai adalah memakai buku ISHIHARA.

10. Pemeriksaan Kelengkungan Kornea


Keratometer (manual atau computerized) adalah alat terkalibrasi yang mengukur radius
kelengkungan kornea dalam dua meridian yang terpisah 90 derajat. Digunakan untuk lensa
kontak atau operasi kornea dengan laser.
Jika kornea tidak bulat sempurna, maka kedua radius tersebut akan berbeda yang disebut
Astigmatisme (juga bisa dilihat dengan alat yang disebut Placido)

11. Goniskopi Menentukan kedalaman sudut bilik depan. Pemeriksaan ini rutin dilakukan
pada penyakit glaukoma.

12. Foto Fundus dan Fluorescen Fundus Angiopgrafi (FFA).


Merekam rincian fundus okuli bagi kepentingan studi dan perbandingan dikemudian hari.
Jika terjadi kebocoran pembuluh darah kembalinya bahan flurescen akan terlambat pada tes
ini.

Pemeriksaan khusus lainnya :


1. Elektroretinogram (ERG)
2. Tes Schirmer kekeringan bola mata
3. Ultrasonografi (USG) ablasio retina, gangguan badan kaca, bengkak bola mata.
4. Oftalmodinamometri
Menghasilkan perkiraan tekanan relatif dalam arteri sentralis retina. Hal ini berguna untuk
evaluasi neurologik pada pasien yang mengeluh kebutaan (amaurosis fugak) pada satu
mata.
5. CT Scan dan MRI
Pemeriksaan khusus dimana kelainan mata juga disebabkan kelainan ditempat lain.
Kata kunci: belajar
|_Y ____________________________ _______m
____M________ ___
_______ -_!_ ___|_
__Y _______________!_________________________
________
__________
________________________________________
__Y ________________
________________________________________
____________
__Y ___ __________________ _________-__
________________ __________________________
__Y _________________-_____________M_M__mM_____M________.___
mM_______________ _______________________________ ___ |
______
___
__Y _____________ _____________-_!__|
___._________________
?____ _ ____!_ m ___ _____M__M___"#$%&__________ ___
_________
____-_!_#_________________
__Y .____________________ ____________________________
_Y _____ ____ _____
________________________ _____
____________#|___|__|___
__Y
________._____________.___mM_____________________________
_________.___________ ____$_____!_______
|__Y__________________________________________ __
______M_________________________M_ |_#_______

Anda mungkin juga menyukai