Pembacaan tabel
Tonometer Aplanasi
Alat :
Slit lamp dengan sinar biru
Tonometer Aplanasi
Flouresein strip
Obat anastesi local
3. Pemeriksaan tonometry
Lateral : 90o
Caudal: 70o
Cranial: 55o
Medial: 60o
Tes Konfrontasi
Retina terdiri atas 10 lapisan, dari luar ke dalam: epitel pigmen, lapisan
batang dan kerucut, membran limitans eksterna, lapisan inti luar, lepisan
pleksiform luar, lapisan inti dalam, lappisan pleksiform dalam, lapisan sel
ganglion, lapisan serat saraf, dan membran limitans interna
Penyakit yang ada di lapisan retina:
1. Ablasi retina
2. Retinoblastoma
3. Retinitis pigmentosa
4. Degenerasi makula
5. Retinopati diabetik
6. Retinopathy of Prematurity (ROP)
7. Amaurosis fugax
7. Orthophoria
2. Eksotropia konstan
• Ekstropia intermiten
• Kelainan dijumpai sejak lahir dan muncul setelah ekstropia
intermiten
• Lamanya penyakit? Penurunan penglihatan pada satu mata
• Mungkin juga dijumpai hipertropia
Pemeriksaan klinis
1. Ktajaman penglihatan
3. Hess screen
4. Test hirschbreng
5. Test krimsky
8. Gerakan disjungtif
9. Pemeriksaan sensorik
Penatalaksanaan
Terapi strabismus
1. Terapi medis
• Koreksi refraksi
• Terapi amblyopia
2. Terapi bedah
Bila kontrol terhadap fusi nya memburuk
Menghilangkan diplopia aau gejala astenopia lainnya.
Resesi otot rektus lateralis bilateral bila deviasi lebih besar pada
penglihatan jauh.
Reseksi otot rektus medialis dan resesi rektus lateralis ipsilateral bila
deviasi lebin besar pada penglihatan dekat.
Diperlukan tindakan bedah pada satu atau bahkan dua otot horizontal
lainnya untuk deviasi yang sangat besar ( > 50 PD
Definisi
Hiperopia atau hipermetropia atau rabun dekat
adalah suatu kondisi adanya insufisiensi kekuatan
refraksi terhadap panjang aksial bola mata.
Patogenesis
Hiperopia terjadi karena panjang aksial bola mata
yang pendek, kekuatan refraksi media yang rendah,
dan kelengkungan atau kurvatura kornea yang datar.
Kombinasi faktor tersebut pada mata yang tidak
berakomodasi menghasilkan bayangan yang
terbentuk jatuh di belakang retina, sehingga
bayangan yang terbentuk menjadi buram.
3. fungsional
Hiperopia juga diklasifikasikan berdasarkan keterlibatan
akomodasi menjadi:
1. Hiperopia laten, ditandai tanpa adanya gejala karena adanya
kompensasi akomodasi dan diperlukan sikloplegik untuk koreksi
refraktif
2. Hiperopia manifes, ditandai dengan hiperopia yang
mendapatkan koreksi lensa konkaf atau spheris positif yang
memberikan hasil visus jauh maksimal
3. Hiperopia total, adalah total penjumlahan dari hipermetropia
laten dan manifes
4. Hiperopia fakultatif, adalah hiperopia yang terkompensasi
akomodasi tetapi dapat dikoreksi tanpa menggunakan sikloplegik
5. Hiperopia absolut, adalah hiperopia yang tidak dapat
terkompensasi oleh akomodasi
Manifestasi Klinis Hiperopia
Hiperopia dapat mempengaruhi baik penglihatan
jauh maupun dekat, tetapi lebih dominan
mengganggu penglihatan dekat, serta dipengaruhi
kemampuan akomodasi setiap individu.
Pemeriksaan fisik
1. refraksi siklopegik
2. Pemeriksaan visus
Tatalaksana
2. bedah
Sumber : Butt S, Patel BC. Exophthalmos. 2023 In: StatPearls, Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing;
10. Eksofthalmus
Pada orang dewasa, penyebab paling umum dari
exophthalmos unilateral dan bilateral adalah
penyakit mata terkait tiroid, seperti
ophthalmopathy terkait Graves.
Pada anak-anak, selulitis orbital adalah penyebab
paling umum, sedangkan exophthalmos bilateral
kemungkinan besar disebabkan oleh
neuroblastoma dan leukemia.
Sumber : Butt S, Patel BC. Exophthalmos. 2023 In: StatPearls, Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing;
10. Eksofthalmus
Exophthalmos dapat dilihat pada pemeriksaan dan
diukur menggunakan exophthalmometer, dimana
luasnya diukur dengan jarak dari apeks kornea ke titik
tengah tepi anterior orbit.
Sumber : Butt S, Patel BC. Exophthalmos. 2023 In: StatPearls, Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing;
10. Eksofthalmus
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
CT Scan
MRI
Sumber : Butt S, Patel BC. Exophthalmos. 2023 In: StatPearls, Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing;
10. Eksofthalmus
Penatalaksanaan
Terapi suportif akan memberikan pereda gejala yang sesuai
untuk pasien
Kacamata hitam dan kacamata pelindung dapat dianjurkan
untuk membantu melindungi terhadap fotosensitifitas dan
silau.
Orbitopati tiroid sedang hingga berat diobati dengan
kortikosteroid oral dan intravena
Sumber : Butt S, Patel BC. Exophthalmos. 2023 In: StatPearls, Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing;
13. Proptosis
Proptosis didefinisikan sebagai penonjolan
mata yang tidak normal ke ruang yang
menempati lesi di orbital
Proptosis merupakan perpindahan
anterior satu atau dua bola mata didalam
tulang orbital. Protrusi okular diukur
dengan exophthalmometer
Gejala
1. Mata kering
2. Iritasi mata
3. Sensititif terhadap cahaya
4. Penglihatan kabur
Klasifikasi :
1. Proptosis unilateral
- kelainan kongenital
- lesi traumatika
- lesi peradangan
- gang. Sirkulasi & lesi PD
- kista orbita
2. Proptosis bilateral
- kelainan perkembangan tulang
- peradangan
- kelainan endokrin
- penyakit sistermik
Lanjutan..
3. Proptosis akut
- fraktur emfisematus didinding medial
orbita
- perdarahan orbita
- ruptur mukokel sinus ethmoidalis
4. Proptosis intermittent
- dilatasi vena orbita
- edema orbita periodik
- perdarahan orbita berulang
- tumor PD
5. Proptosis pulsating
- kelainan PD
- kelainan atap orbita
Diagnosis
1. Anamnesa
2. Pemerisaan fisik
Pemeriksaan penunjang
1. Ct-Scan
2. MRI
3. USG orbita
Tatalaksana
3. Arahkan senter pada glabella pasien dan amati pantulan sinar pada
kornea dan minta pasien untuk melirik ke arah cahaya senter tanpa
menggerakkan kepala.
Contoh :
0 0
OD 0 OS 0
0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0
14. Pemeriksaan Gerakan Bola Mata (GBM)
Sumber:(www. scribd.com)
Pemeriksaan Shadow test
Alat yang digunakan adalah lampu sentolop dan loup. Tehniknya
adalah sentolop disinarkan pada pupil dengan membuat sudut 45°
dengan dataran iris, dengan loup dilihat bayangan iris pada; lensa
yang keruh.
Penilaiannya:
a. Bila bayangan iris pada lensa terlihat besar dan letakya jauh
terhadap pupil berarti lensa belum keruh seluruhnya (belum
sampai ke depan);in terjadi pada katarak immatur. keadaan ini
disebut shadow test (+).
b. Apabila bayangan iris pada lensa kecil dan dekat terdapat pupil
berarti lensa sudah keruh seluruhnya (sampai pada kapsul
anterior) terdapat pada katarak matur, keadaan ini disebut
shadow tes(-).
c. Bila katarak hipermatur, lensa sudah keruh seluruhnya,
mengecil serta terletak jauh di belakang pupil, sehingga bayangan
iris pada lensa besar dan keadaan ini disebut pseudopositif.
17. Arcus sinilis
Arcus senilis adalah bentuk
degenerasi kornea yang
paling sering ditemui.
Frekuensi kejadian arcus
senilis pada pria meningkat
seiring bertambah usia
dimulai dari usia 40 tahun,
dan biasanya terjadi pada
semua pria usia lebih dari 80
tahun, onset lebih lambat 10
tahun pada wanita.
Sumber : Sari-Kepustakaan-Degenerasi-Kornea.2017
17. Arcus sinilis
Arcus senilis terlihat sebagai
opasifikasi perifer kornea
berwarna abu-abukeputihan,
terkadang kekuningan, terdiri
atas titik-titik halus yang
mempunyai batas jelas
dengan limbus di perifernya
dan batas yang kabur pada
bagian sentral. Arcus diawali
pada superior dan inferior
kemudian menyebar
melibatkan seluruh perifer.
Sumber : Sari-Kepustakaan-Degenerasi-Kornea.2017
18. Bagaimana aliran aqueous humor?
Pada mekanisme aliran ini, aqueous humor mengalir
dari sudut kamera okuli anterior menuju ke otot siliar
dan kemudian ke rongga suprasiliar dan
suprakoroidal. Cairan ini kemudian meninggalkan
mata melalui sklera atau mengikuti saraf dan
pembuluh darah yang ada.