Anda di halaman 1dari 10

Skotoma

Level skdi: 2

Sistem: sistem indera

Skotoma adalah daerah buta atau agak buta dalam lapangan pandang. Skotoma dapat
disebabkan oleh banyak faktor, seperti degenerasi makula, stroke, cedera otak traumatis dan
gangguan yang mempengaruhi Retina atau saraf optik. Bentuk yang paling umum dari blind
spot adalah pusat scotoma, yang erat terkait dengan degenerasi makula. Sebenarnya, degenerasi
makula adalah faktor paling berbahaya dari scotoma, meskipun kondisi lain yang tercantum
di atas semua mempengaruhi retina atau saraf optik. Titik pusat buta disebabkan oleh
degenerasi makula cukup dimengerti. Di bagian belakang retina, makula bertanggung jawab
untuk penglihatan sentral. Namun, degenerasi makula dapat menyebabkan sel fotoreseptor
atau sel kerucut di mata mati, yang menyebabkan blind spot pusat.1,2

Etiologi

1. Scotoma sentralis3-7
Ada 2 penyebab tersering skotoma sentralis, yaitu :
a. Degenerasi makula atrofi.
b. Eksudatif (hemoragik) yang terkait usia

Penyebab lain dari skotoma sentralis adalah cedera makula, degenerasi makula miopik,
penyakit saraf optikus dan gangguan makula kongenital

2. Scotoma perifer3-7
Penyebab terjadinya skotoma perifer adalah penyakit yang menyebabkan penurunan
lapangangan pandang perifer, misalnya :
a. Galukoma stadium akhir.
b. Retinitis pigmentosa.
c. Penyakit retina perifer lainnya.
d. Penyakit vascular serebral.

Tanda dan gejala

1. Skotoma sentralis8-10
Gambaran klinis dari skotoma sentralis, terkait pada stadium perjalan penyakitnya
 Stadium awal :
1) Pasien dengan skotoma sentralis sering mengeluhkan penglihatan sentral kabur
dan terdistorsi, tetapi penglihatan perifer jelas kecuali apabila juga terjadi
katarak.
2) Kesulitan membaca serta mengenali wajah.
3) Persepsi kontras biasanya tidak terganggu
 Stadium Disiformis
Terdapat skotoma padat adalah tanda khusus dari stadium ini
 Stadium Lanjut
Walaupun telah terdapat gejala gejala diatas, namun pada stadium lanjut, penderita
masih memiliki kemampuan berpegian relatif normal.
2. Skotoma perifer 8-10
 Penurunan alapangn pandang perifer, namun pada penyakit retinitis pigmentosa
tahap lanjut, pasien masih mampu membaca huruf berukuran kecil tetapi
memerlukan bantuan untuk berjalan- jalan.
 Fotofobia

Pemeriksaan

PEMERIKSAAN LAPANGAN PANDANG


Nervus optikus (N. II) merupakan saraf sensorik khusus untuk fungsi penglihatan.
Keluhan yang berhubungan dengan gangguan nervus optikus adalah ketajaman penglihatan
berkurang dan lapangan pandang berkurang. Jalur penglihatan merupakan saraf dari retina
ke pusat penglihatan pada daerah oksipital otak. Gangguan pada jalur penglihatan akan
mengakibatkan gangguan fungsinya.1

Pada pemeriksaan lapangan pandang, kita menentukan batas perifer dari


penglihatan, yaitu batas sampai mana benda dapat dilihat, jika mata difiksasi pada satu titik.
Sinar yang datang dari tempat fiksasi jatuh di makula, yaitu pusat melihat jelas (tajam),
sedangkan yang datang dari sekitarnya jatuh di bagian perifer retina.7

Lapangan pandang yang normal mempunyai bentuk tertentu, dan tidak sama ke
semua arah. Seseorang dapat melihat ke lateral sampai sudut 90-100 derajat dari titik fiksasi,
ke medial 60 derajat, ke atas 50-60 derajat dan ke bawah 60-75 derajat. Ada tiga metode
standar dalam pemeriksaan lapang pandang yaitu dengan metode konfrontasi, perimeter,
dan kampimeter atau tangent screen.7
Pemeriksaan lapangan pandang (“visual field”) yang sederhana dapat dilakukan
dengan jalan membandingkan lapang pandang pasien dengan pemeriksa (yang dianggap
normal) yaitu dengan metode konfrontasi dari Donder. Teknik pemeriksaan tes konfrontasi
adalah dengan cara pasien duduk atau berdiri berhadapan dengan pemeriksa dengan jarak
kira-kira 1 meter. Bila mata kanan yang hendak diperiksa lebih dahulu, maka mata kiri
pasien harus ditutup, misalnya dengan tangannya atau kertas, sedangkan pemeriksa harus
menutup mata kanannya. Pasien diminta untuk memfiksasi pandangannya pada mata kiri
pemeriksa.1,2,4

Kemudian pemeriksa menggerakkan jari tangannya di bidang pertengahan antar


pemeriksa dan pasien. Gerakan dilakukan dari arah luar ke dalam. Jika pasien sudah melihat
gerakan jari-jari pemeriksa, ia harus memberi tanda dan dibandingkan dengan lapang
pandang pemeriksa. Bila terjadi gangguan lapang pandang, maka pemeriksa akan lebih
dahulu melihat gerakan tersebut. Gerakan jari tangan ini dilakukan dari semua arah (atas,
bawah, nasal, temporal). Pemeriksaan dilakukan pada masing-masing mata.7

Bila pasien tidak dapat melihat jari pemeriksa sedangkan pemeriksa sudah dapat
melihatnya, maka hal ini berarti bahwa lapang pandang pasien menyempit. Kedua mata
diperiksa secara tersendiri dan lapang pandang tiap mata dapat memperlihatkan bentuk
yang khas untuk tipe lesi pada susunan nervus optikus.1,2,7

Pemeriksaan Lapang Pandang dengan Tes Konfrontasi

 Skrining
Skrining dimulai dari lapang pandang temporal karena kebanyakan gangguan
melibatkan daerah ini. Bayangkan, lapang pandang pasien diproyeksikan pada
mangkuk kaca yang melingkupi bagian depan kepala pasien. Minta kepada pasien
untuk melihat mata Anda dengan kedua matanya. Ketika Anda bertatapan dengan
pasien, tempatkan kedua tangan Anda secara terpisah dengan jarak 2 feet (sekitar 0,6
meter) di sebelah lateral tiap-tiap telinga pasien. Minta pasien untuk menunjuk jari
tangan anda begitu dia melihatnya. Kemudian, gerakkan secara perlahan jari-jari yang
digoyang-goyangkan dari kedua tangan Anda disepanjang mangkuk imajiner dan
kearah garis pandangan sampai pasien melihatnya. Ulangi pola gerakan ini pada
kuadran temporal atas dan bawah. Normalnya, seseorang akan melihat jari-jari tangan
dari kedua tangan Anda disaat yang bersamaan. Jika demikian, biasanya lapang
pandangnya mormal.1,2,4,5,8

 Pengujian lebih lanjut


Jika anda menemukan suatu gangguan, coba untuk menentukan batas-batasnya.
Uji setiap mata satu per satu. Sebagai contoh, jika anda mencurigai gangguan temporal
pada lapang pandang yang kiri, minta pasien untuk menutup mata kanannya dengan
menggunakan mata kiri, minta pasien untuk menatap langsung mata Anda pada sisi
yang berlawanan. Kemudian, secara perlahan gerakkan jari-jari tangan Anda yang
digoyang-goyangkan dari daerah gangguan kearah daerah yang penglihatannya lebih
baik. Perhatikan, di daerah mana pasien pertama-tama bereaksi. Ulangi pengujian ini
pada beberapa level untuk menentukan batas gangguan. Jika mata kiri pasien secara
berulang-ulang tidak melihat jari-jari tangan anda sampai jari-jari tangan tersebut
melintasi garis pandangan pasien, keadaan ini disebut hemianopsia temporal kiri.
Keadaan ini digambarkan dalam bentuk diagram menurut titik pandang pasien.1,2,4,5,8

Gangguan temporal pada lapang pandang salah satu mata menunjukkan


gangguan nasal pada mata yang lain. Untuk menguji hipotesis ini, periksa mata yang
lain dengan cara yang sama, yaitu dengan menggerakkan sekali lagi jari-jari tangan dari
daerah yang diperkirakan mengalami gangguan kearah daerah yang penglihatannya
lebih baik.1,2,4,6

Gangguan lapang pandang yang kecil dan bintik buta yang melebar memerlukan
stimulus yang lebih halus. Dengan menggunakan objek berwarna merah yang kecil
seperti batang korek api yang kepalanya berwarna merah atau penghapus berwarna
merah pada ujung pensil, lakukan pengujian mata satu per satu. Ketika pasien
memandang langsung mata Anda pada sisi yang berlawanan, gerakkan objek tersebut
disekitar lapang pandang. Bintik buta yang normal dapat ditemukan pada 15 derajat
sebelah temporal garis pandangan.1,5,7,8

Gangguan lapang pandang sering diakibatkan kerusakan fungsi pada optik


chiasma. Pada chiasma terjadi persilangan serabut saraf optik bagian nasal. Kelainan
pada daerah ini dapat disebabkan tekanan tumor intraselar ataupun supraselar.
Kraniofaringioma dapat merupakan penyebab utama penekanan chiasma. Pemeriksaan
lapang pandang perifer tidak dipengaruhi oleh kelainan refraksi pasien. Pemeriksaan
lapang pandang sentral dipengaruhi oleh kelainan refraksi sehingga perlu dilakukan
koreksi pada pemeriksaannya.7,8

 Nilai lapang pandang dengan kisi-kisi Esterman


Dasar penelitian Esterman adalah tidak sama nilai lapang pandang di setiap
bagiannya. Bagian sentral berbeda dengan bagian perifer, demikian pula atas tidak sama
dengan bawah. Pada kisi-kisi Esterman lapang pandang dibagi atas 100 bagian yang
tidak sama besar dengan masing-masing mempunyai nilai 1%. Setiap kotak yang dibuat
dalam pembagian kelompok mempunyai nilai sama. Kisi-kisi atau kotak ini akan
memberi nilai berbeda walaupun luasnya sama pada bagian sentral dan perifer.2 5,7,8

 Perkiraan hilang lapang pandang


Uji lapang pandang dilakukan dengan memakai objek pemeriksaan 3 mm dan
dilakukan setiap 45 derajat meridian. Jumlah derajat setiap meridian dibagi dengan 485
merupakan prosentase efisiensi lapang pandang.2,5,7,8

Contoh :

Lapang pandang normal Derajat


Temporal 85
Temporal bawah 85
Bawah 55
Nasal 55
Nasal bawah 50
Nasal atas 55
Atas 45
Atas temporal 55
% lapang pandang 485
Contoh :

Lapang pandang Derajat


Temporal 45
Temporal bawah 25
Bawah 30
Bawah nasal 25
Nasal 25
Nasal atas 25
Atas 25
Temporal atas 35
Jumlah 235
% efisiensi lapang pandang 235 x 100/485 = 46%

Pemeriksaan lapang pandang bertujuan untuk memeriksa batas perifer


penglihatan, yaitu batas dimana benda dapat dilihat bila mata difiksasi pada satu titik.
Lapang pandang yang normal mempunyai bentuk tertentu dan tidak sama ke semua
jurusan, misalnya ke lateral kita dapat melihat 90 – 100 derajat dari titik fiksasi, ke
medial 60 derajat, ke atas 50–60 derajat dan ke bawah 60-75 derajat. Terdapat dua jenis
pemeriksaan lapang pandang yaitu pemeriksaan secara kasar (tes konfrontasi) dan
pemeriksaan yang lebih teliti dengan menggunakan kampimeter atau perimeter.5,7,8

Kampimeter adalah papan hitam yang diletakkan di depan penderita pada jarak
1 atau 2 meter, dan sebagai benda penguji (test object) digunakan bundaran kecil
berdiameter 1 sampai 3 mm. Mata pasien difiksasi di tengah dan benda penguji
digerakkan dari perifer ke tengah dari segala jurusan. Kita catat tempat pasien mulia
melihat benda penguji. Dengan demikian diperoleh gambaran kampus penglihatan.7

Perimeter adalah setengah lingkaran yang dapat diubah-ubah letaknya pada


bidang meridiannya. Cara pemakaiannya serta cara melaporkan keadaan sewaktu
pemeriksaan sama dengan kampimeter.7,8

Pemeriksaan lapang pandang dilakukan dengan perimeter, merupakan alat yang


digunakan untuk menetukan luas lapang pandang. Alat ini berbentuk setengah bola
dengan jari-jari 30 cm, dan pada pusat parabola ini mata penderita diletakkan untuk
diperiksa. Batas lapang pandang perifer adalah 90 derajat temporal, 75 derajat inferior,
60 derajat nasal dan 60 derajat superior. Dapat dilakukan dengan pemeriksaan static
maupun kinetic. Pemeriksaan ini berguna untuk : 5,7,8

- Membantu diagnosis pada keluhan penglihatan


- Melihat progresivitas turunnya lapang pandang
- Merupakan pemeriksaan rutin pada kelainan susunan saraf pusat
- Memeriksa adanya histeria atau malingering.
Dikenal 2 cara pemeriksaan perimetri, yaitu : 5,7,8
- Perimetri kinetik yang disebut juga perimeter isotropik dan topografik, dimana
pemeriksaan dilakukan dengan objek digerakkan dari daerah tidak terlihat
menjadi terlihat oleh pasien.
- Perimetri statik atau perimetri profil dan perimeter curve differential threshold,
dimana pemeriksaan dengan tidak menggerakkan objek akan tetapi dengan
menaikkan intensitas objek sehingga terlihat oleh pasien.
Uji perimeter atau kampimeter, ini merupakan uji lapang pandang dengan
memakai bidang parabola yang terletak 30 cm di depan pasien. Pasien diminta untuk
terus menatap titik pusat alat dan kemudian benda digerakkan dari perifer ke sentral.
Bila ia melihat benda atau sumber cahaya tersebut, maka dapat ditentukan setiap batas
luar lapang pandangnya. Dengan alat ini juga dapat ditentukan letak bintik buta pada
lapang pandang.5,7,8

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut.

Pemeriksaan Lapang Pandang Konfrontasi Dan Kampimeter

a. Metode konfrontasi.
 Pemeriksa dan penderita saling berhadapan.
 Satu mata penderita yang akan diperiksa memandang lurus kedepan (kearah
mata pemeriksa).
 Mata yang lain ditutup.
 Bila yang akan diperiksa mata kanan, maka mata kanan pemeriksa juga
dipejamkan.
 Tangan pemeriksa direntangkan, salah satu tangan pemeriksa atau kedua tangan
pemeriksa digerak-gerakkan dan penderita diminta untuk menunjuk kea rah
tangan yang bergerak (dari belakang penderita).
b. Metode Kampimeter
 Dalam ruang, penderita duduk menghadap kampimeter.
 Pemeriksa berdiri disamping penderita.
 Mata penderita yang tak diperiksa ditutup.
 Mata yang diperiksa berada pada posisi lurus dengan titik tengah kampimeter.
Pandangan lurus ke depan (titik tengah kampimeter).
 Pemeriksa menggerakkan objek dari perifer menuju ketitik tengah kampimeter.
 Bila penderita telah melihat objek tersebut, maka pemeriksa member tanda pada
kampimeter.
 Demikian dilakukan sampai 360 derajat sehingga dapat digambarkan lapangan
pandang dari mata yang diperiksa.

Gambar. Tes lapang pandang menggunakan perimetri


Gambar. Tes lapang pandang menggunakan Perimetri 4,6

Gambar. Tes lapang pandang menggunakan uji konfrontasi 6

Pemeriksaan penunjang pada scotoma sentralis yaitu untuk memeriksa fungsi penglihatan,
digunakan ketajaman penglihatan Snellen, Amsler grid dan sensitivitas kontras apabila terdapat
penurunan kontras pada pemriksaan, mengisyaratkan perlunya pembesaran yang lebih kuat
daripada yang diperkirakan dari pemriksaan ketajaman penglihatan Snellen.
Daftar referensi

1. Eva, Paul Riordan., Whitcher John P. 2012. Oftalmologi Umum Vaughan & Asbury.
Edisi 17. (terjemahan). Jakarta: EGC
2. Kanski JJ, Clinical Ophthalmology. A Systematic Approach. 5 ed. Philadelphia:
Butterworth, 2003, pp 389 - 390; 418 – 421
3. Chew EY et al., Idiopathic Macular Hole. Preferred beam) Practice Pattern. American
Academy of Ophthalmology, 2008.
4. Barrett K, Barman S, Boitano S, Brooks H. Ganong's Review of Medical Physiology
25th Edition. New York: McGraw-Hill Medical Publishing Division; 2015.
5. Waxman., Waxman S. Clinical Neuroanatomy. [S.l.]: [s.n.]; 2017.
6. Gunawan Effendi R, Sasono W. IDIOPATHIC MACULAR HOLE. Jurnal Oftalmologi
Indonesia 2008; 6(3):159-168.
7. Skuta GL, Cantor LB, Weiss Js. clinical Evaluation. In Glaucoma' American Academy
of Ophthalmology. Singapore' 2008'p : 33-83.
8. Liu GT, Volpe NJ, Galetta SL. Visual Loss : Overview, Visual Field Testing,and
Topical Diagnosis. In Neuro- ophthalmology Diagnosis and Management. WB
Saunders Company. Philadelphi a.p :43-57.
9. Wall M. Choice and krterprestation of Visual Field Testing. In NeuroOphthalnology
The Practical Guide. Thieme. New York. 2005.p:21-33.
10. Grant T. Liu, Nicholas J. Volve Steven L. gateta. Neoro ophthalmology, Diagnosis and
Management WB, Saunders Company pp. 75-81.
11. Howard Reed, The Essentials of Piemetry, London Oxford University Press, New York
Toronto 1960. Pp. 35 – 45

Anda mungkin juga menyukai