Anda di halaman 1dari 38

EFEK RADIASI

TERHADAP MANUSIA
SOEGENG RAHADHY
Basic Professional Training Cource
18 Maret 2014
Tujuan Instruksional Umum
Memahami sumber radiasi sebagai sumber paparan radiasi
eksterna dan interna

Tujuan Instruksional Khusus


• Mengetahui sifat radiasi dan potensi bahaya yang ditimbulkan
• Mengetahui sumber radiasi yang berpotensi sebagai sumber
paparan radiasi eksterna dan interna pada tubuh
• Mengetahui kontaminasi dan dekontaminasi
RADIASI energi yang dipancarkan dalam bentuk
partikel atau gelombang

~ massa Gel. radio, gel.


R adiasi mikro,
elektro- inframerah,
magnetik: cahaya
radiasi yang tampak, sinar-
R adiasi
tidak memiliki X, sinar
massa gamma dan
sinar kosmik.

R adiasi
partikel:
radiasi berupa partikel alfa,
partikel yang beta, dan
memiliki neutron
massa
3
RADIASI
~ muatan listrik Radiasi
pengion: sinar-X, sinar
radiasi yang gamma, sinar
dapat kosmik, serta
RADIASI
menimbulkan partikel beta,
ionisasi  alfa dan
radiasi neutron
atom/nuklir

Radiasi non-
pengion: Gel. radio,
radiasi yang gel. mikro,
tidak dapat inframerah,
menimbulkan cahaya tampak
ionisasi. dan ultraviolet
4
RADIONUKLIDA
Primordial:
Radionuklida
alamiah: radionuklida ini
radionuklida telah ada sejak bumi
yang diciptakan
terbentuk
secara alami
Radionuklida:
isotop yang Kosmogenik:
memancarkan radionuklida ini
radiasi Radionuklida terbentuk sebagai
buatan manusia:
radionuklida akibat dari interaksi
yang terbentuk sinar kosmik
karena dibuat
oleh manusia
5
DAYA TEMBUS RADIASI
PENGION

6
SIFAT RADIASI PENGION
JENIS
SIFAT
RADIASI
Partikel bermuatan positifdapat dibelokkan oleh medan magnet/listrik
Saat menembus zat, sinar α menghasilkan ion.
α Memiliki daya tembus yang rendah.
Kecepatan antara 2.000 – 20.000 mil per detik (1 –10% kec. Cahaya)
Partikel bermuatan negatif dan identik dengan elektron.
Daya tembus lebih besar tetapi daya pengion lebih kecil dari sinar α .

β Dapat menembus kertas aluminium setebal 2 hingga 3 mm.


Partikel beta dapat dibelokkan oleh medan listrik/magnet, tetapi arahnya berlawanan
dari partikel α .
Mengalami pembelokan > partikel α dalam medan listrik/magnet. mβ < mα
Mempunyai daya tembus besar

γ Tidak dapat dibelokkan oleh medan listrik/magnet.


Mempunyai panjang gelombang yang sangat pendek.
Daya tembus besar

7
Sistem Biologi Tubuh Manusia

• beberapa organ dan jaringan yang


Sistem
Organ
membentuk suatu sistem terintegrasi

• kumpulan beberapa jaringan


Organ

• kumpulan jenis sel mempunyai


Jaringan struktur & fungsi yang sama

• unit fungsional terkecil yang dapat


Sel menjalani fungsi hidup secara lengkap
8
SEL (genetik & somatik)
◦ Sitoplasma organel sel yang mengatur
fungsi metabolisme
◦ Nukleus mengandung kromosom
sebagai pusat kontrol informasi genetik

 Keduanya dilindungi oleh membran sel


yang berfungsi sebagai media komunikasi
dan transportasi bahan makanan

9
Interaksi Radiasi dengan
Materi Biologik
1. Eksitasi/ionisasi (10-15 detik)
2. Fisikokimia (10-10 detik)  ion radikal
3. Reaksi kimia (10-5 detik)  radikal bebas
(induksi)
4. Reaksi biokimia  kerusakan pada DNA
5. Respon biologi  efek biologi

10
Interaksi Radiasi Elektron Sekunder
Langsung:
penyerapan energi dari
e- langsung terjadi pada
molekul organik dalam
sel yang mempunyai arti
biologi penting (DNA)

Tidak langsung:
terlebih dahulu terjadi
interaksi radiasi dengan
molekul air dalam sel

11
Interaksi Radiasi dengan Molekul Air
(Radiolisis Air)
 dekomposisi air menjadi radikal bebas yang
diinduksi oleh radiasi pengion
spontan : H2O  H+ + OH-

radiasi : H2O  H2O+ + e-


ion radikal (10-10 detik)

H2O+  H+ + OH*
radikal bebas (10-5 detik)
e- + H2O  OH- + H*

12
INTE RAKSI RADIASI DENGAN SE L
Ionis as i

Kerus akan DNA

Modifikas i pros es perbaikan


E ks pres i gen
perbaikan tidak s empurna

Kematian s el aberas i mutas i perbaikan


“aktif” kromos om s empurna

s el mati s el tetap hidup

13
Efek radiasi pada kromosom
(aberasi kromosom)

• potongan dari lengan kromosom tanpa sentromer


Fragmen asentrik
• Aberasi kromosom stabil (delesi)  sel akan mati

• kromosom berbentuk cincin dengan satu sentromer


Cincin (ring) • Aberasi kromosom tidak stabil  sel tetap hidup dan
melakukan pembelahan

• kromosom dengan dua sentromer


Disentrik • Aberasi kromosom tidak stabil  sel tetap hidup dan
melakukan pembelahan

• perpindahan fragmen antar lengan kromosom


Translokasi
• Aberasi kromosom stabil  sel akan mati

14
KLASIFIKASI EFEK RADIASI

• Efek genetik: efek radiasi yg dirasakan oleh keturunan dari


individu yang terkena paparan radiasi
Jenis
sel

• Efek somatik: efek radiasi yang dirasakan oleh individu yang


terkena paparan radiasi
Dosis radiasi

• Efek deterministik (non stokastik): jika dosis yang diterima di


atas dosis ambang. Peluang 0% atau 100%
• Efek stokastik: tidak ada dosis ambang  dapat membunuh
atau mengubah sel (somatik kanker; genetik efek genetik)

• Efek segera: kerusakan yg secara klinik sudah dapat teramati


pada individu yang terkena paparan radiasi dalam waktu
(somatik)
Waktu

singkat epilasi (rontok rambut), eritema (kulit memerah), luka


bakar
• Efek tertunda: efek radiasi yang terjadi dalamkurun watu yang
lama (bulan/tahun)  katarak dan kanker
KLASIFIKASI EFEK RADIASI
Sumber
radiasi

• Eksterna :paparan radiasi yang diterima dari luar tubuh


• Interna : paparan radiasi yang diterima dari dalam tubuh

• Langsung: penyerapan energi dari e- langsung terjadi pada molekul


Interakksi
radiasi

organik dalam sel yang mempunyai arti biologi penting (DNA)


• Tidak langsung: terlebih dahulu terjadi interaksi radiasi dengan
molekul air dalam sel

• Lokal: paparan radiasi yang diterima oleh sebagian tubuh


Wadistribusi
penyinaran

• Seluruh tubuh (SRA): sekumpulan sindrom klinik yang


terjadi dalam waktu beberapa detik sampai 3 hari setelah
paparan radiasi pengion akut pada seluruh tubuh dengan
dosis relatif tinggi (> 1 Gy)
EFEK RADIASI PADA SEL TUBUH

17
Aberasi kromosom dan dosimeter biologi

 Digunakan secara luas sebagai biomarker akibat


paparan radiasi berlebih
 Pengamatan dilakukan terhadap sel darah limfosit pada
analisa sitogenetik
 Frekuensi aberasi kromosom (disentrik & cincin)
menggambarkan dosis radiasi yang diterima
 Rentang dosis: 0,5 Gy – 8 Gy
 Frekuensi disentrik menurun dengan bertambahnya
waktu (tidak stabil)
 Analisa dilakukan dalam waktu 24 jam -30 hari pasca
paparan radiasi

18
Efek Stokastik
pada Individu terpapar

 Target : sel somatik  karsinogenesis


 Kanker akibat radiasi tidak spesifik
 Prediksi risiko kanker diperoleh dari studi
epidemiologi radiasi pada populasi
terpapar radiasi
 Koefisien peluang pada pekerja radiasi :
4 x 10-2 /Sv

19
Efek Stokastik
pada Turunan Individu terpapar

 Target :sel reproduktif  efek pewarisan


 Tidak ada bukti konklusif pada manusia
 Hewan :bervariasi  buta warna,
kelainan metabolisme minor sampai
serius (kematian) dan retardasi mental
 Koefisien peluang pada pekerja radiasi :
0,8 x 10-2 /Sv

20
Efek Deterministik pada Kulit

2–3 Gy  eritema awal dalam 6-24 jam utk 2-3


hari; eritema 7 – 10 hari utk beberapa minggu

3-8 Gy  eritema dan epilasi; deskuamasi kering


(pengelupasan kulit) 3-6 minggu

12-20 Gy  blister (deskuamasi basah) dalam 4-


6 minggu; lceration (tukak/borok)

> 20 Gy  nekrosis (kematian jaringan ) dalam10


minggu;atropi dalam bulanan-tahunan

> 50 Gy  nekrosis lebih singkat (~ 3 minggu)


21
Efek Deterministik pada
Sistem Pembentukan Darah
 Sel darah berasal dari sel stem sumsum tulang
 eritrosit (sdm)
 lekosit (sdp)  granulosit dan limfosit
 trombosit (platelet)

 Dosis 0,5 Gy  penurunan segera komponen darah


 limfosit menurun dalam beberapa jam
 trombosit & granulosit dalam beberapa hari – minggu
 eritrosit menurun lambat dalam beberapa minggu

 Kematian terjadi akibat dari infeksi dan hemorrhage


 Efek stokastik: leukimia dan kanker sel darah merah

22
Efek Radiasi pada Mata

 Paling sensitif  lensa mata  katarak


 Dosis 0,5 Gy  kekeruhan lensa yang teramati
 Semakin tinggi dosis  semakin singkat masa laten
 Dosis 2–10 Gy  katarak dalam 6 bulan - 35 tahun

23
Efek Radiasi pada Organ Reproduksi
Testis
Perubahan jumlah sperma dan waktu pulih
Dosis 0,15 Gy : oligospermia
Dosis < 1 Gy : steril beberapa bulan
Dosis 1 – 3 Gy : steril 1 – 2 tahun
ICRP 60 : 3,5 - 6 Gy (dosis ambang sterilitas
permanen)
Ovarium
Bergantung usia:  usia  dosis
Dosis 0,65 Gy : steril sementara
Dosis 5 – 7 Gy : steril pada usia 40-an
Dosis 12 – 15 Gy : steril pada usia 20-an
ICRP 60: 2,5 – 6 Gy (dosis ambang sterilitas)
Efek deterministik: sterilitas 24
Efek Radiasi pada Janin
 Bergantung Periode kehamilan:
1. Preimplantasi & implantasi (minggu 0 – 2)
 kematian janin (0,05 – 0,1 Gy)
2. Organogenesis (minggu 2 – 7)
 malformasi organ, kematian neonatal,
kanker masa anak-anak
3. Tahap Fetus (minggu 8 – 40)
 retardasi mental, kanker pada masa anak-anak

 Dosis ambang retardasi mental (penurunan IQ):


 0,1 Gy pd minggu 8 – 15 dan
0,4 -0,6 Gy pd minggu 6 – 25
25
Efek Genetik-Somatik
 Efek genetik: Efek radiasi yang dirasakan oleh keturunan dari orang yang
menerima paparan radiasi  somatik jika akibat radiasi dirasakan
langsung oleh orang yang menerima radiasi
 Efek non stokastik: efek yang kualitas keparahannya bervariasi menurut
dosis dan hanya timbul jika dosis ambang dilampaui
 Efek non stokastik meliputi beberapa efek somatik: luka bakar, sterilitas,
katarak, kelainan kongenital  efek genetik adalah efek stokastik
sedangkan efek somatik dapat stokastik (leukimia dan kanker) maupun
non stokastik
 Ciri efek non stokastik:
 Mempunyai dosis ambang
 Umumnya timbul beberapa saat setelah radiasi
 Adanya penyembuhan spontan yang tergantung keparahannya
 Keparahannya tergantung dosis radiasi
26
Efek Stokastik Deterministik
 Efek stokastik: efek yang kebolehjadian timbulnya merupakan
fungsi dosis radiasi dan diperkirakan tidak mengenal dosis
ambang yang meliputi kanker, leukimia (efek somatik) dan
penyakit keturunan (efek genetik)
 Efek deterministik dapat terjadi akibat masuknya radionuklida
ke dalam tubuh. Penyebabnya: ledakan IN atau bom nuklir dan
kesalahan dalam pengobatan atau penelitian
 Ciri efek stokastik:
 Tidak mengenal dosis ambang
 Tiimbul setelah melalui masa tenang yang lama
 Keparahannya tidak tergantung pada dosis radiasi
 Tidak ada penyembuhan spontan

27
PROSES SEL TERPAPAR RADIASI

Perbaikan
secara
enzimatis

sel
sel mati
hidup

sel sel disfungsi


abnormal normal organ

efek efek
stokastik deterministik

terjadi pada probabilitas keparahan umumnya terjadi pada


tanpa dosis ada masa individu
bergantung
ada dosis bergantung tanpa masa individu
ambang laten terpapar &
dosis ambang dosis laten terpapa
turunannya

28
SINDROMA PRODROAL SEBAGAI TAHAP INISIAL SRA

Tingkat SRA dan perkiraan dosis akut radiasi pada seluruh tubuh (Gy)
Simptom
rendah (1-2) sedang (2-4) parah (4-6) sangat parah (6-8) letal (>8 Gy)
Limfosit (G/L, 0.8 – 1.5 0.5 – 0.8 0.3 – 0.5 0.1 – 0.3 0.0 – 0.1
hari 3-6)
Granulosit (G/L) > 2.0 1.5 – 2.0 1.0 – 1.5 ≤ 0.5 ≤ 0.1
Diare tidak ada tidak ada jarang hari 6-9 hari 4-5
Epilasi tidak ada sedang pada sedang pada total pada hari > 11 total pada hari >
hari > 15 hari > 11-21 10
Masa laten 21-35 18-28 8-18 <7 tidak ada
(hari)

Tindakan tidak perlu disarankan hanya tindajkan


perlu dirawat sangat perlu dirawat
medis dirawat untuk dirawat simtompatik

29
FASE LATEN SEBAGAI FASE KEDUA SRA
Tingkat SRA dan perkiraan dosis akut radiasi pada seluruh tubuh (Gy)
Simptom
rendah (1-2) sedang (2-4) parah (4-6) sangat parah (6-8) letal (>8 Gy)
Muntah - - - - -
Waktu 2 jam 1-2 jam < 1 jam < 30 menit < 10 menit100
% kejadian 10-50 70-90 100 100
Diare tidak ada tidak ada rendah parah parah
Waktu - - 3-8 jam 1-3 jam <1 jam hampir
% kejadian - - <10 >10 100
Sakit Kepala sangat ringan ringan sedang parah parah
Waktu - - 4-24 jam 3-4 jam 1-2 jam
% kejadian - - 50 80 80-90
Kesadaran tidak terganggu tdk terganggu tdk terganggu terganggu sedikit hilang
Waktu - - - - detik-menit
% kejadian - - - - 100 (>50Gy)
Suhu tubuh normal naik demam demam tinggi demam tinggi
Waktu - 1-3 jam 1-2 jam < 1 jam < 1 jam
% kejadian - 10-80 80-100 100 100
tindakan pada RS
Tindakan rawat pada tindakan pada
rawat jalan khusus tindakan paliatif
medis RSU RS khusus
30
Sindroma Radiasi Akut (SRA)

Sindroma Radiasi Akut (SRA): sekumpulan sindrom klinik yang


terjadi dalam waktu beberapa detik sampai 3 hari setelah
paparan radiasi pengion akut pada seluruh tubuh dengan dosis
relatif tinggi (> 1 Gy)
Sindroma sistem pembentukan darah (hematopoietic
syndrome)
Sindroma sistem pencernaan (gastrointestinal
syndrome)
Sindroma sistem syaraf pusat (central nervous
system syndrome)
31
SINDROMA SISTEM HEMATOPOITIK
(SISTEM PEMBENTUKAN DARAH)
 DOSIS AMBANG SINDROMA : 1 GY
 S. PRODROMAL : MUAL, MUNTAH, LETIH, PUSING,
HILANG NAFSU MAKAN DAN DIARE  3 HARI
 MASA LATEN : 2 – 3 MINGGU
 EFEK SISTEMIK: PENURUNAN JUMLAH SEL DARAH
 DOSIS AMBANG KEMATIAN : 3 GY DALAM 3
MINGGU
 INFEKSI DAN HEMORRHAGE

 PENURUNAN SEL STEM SUMSUM TULANG


(SAMPAI 8 GY)

32
Sindroma Gastrointestinal
(sistem pencernaan)

 Dosis ambang sindrom: 5 Gy


 Sindroma Prodromal: demam, diare parah + darah,
kram perut
 Masa laten : 3 – 5 hari
 Efek sistemik: kerusakan sel stem & lapisan
mukosa usus halus
 Dosis ambang kematian: 10 Gy dalam
3 hari – 2 minggu

33
Sindroma Sistem Syaraf Pusat

 Dosis ambang sindroma : 20 Gy


 Sindroma Prodromal: hilang keseimbangan,
susah bernafas, tremor dan koma
 Masa laten : 15 menit – 3 jam
 Efek sistemik: kerusakan parah sistem syaraf
dan cardiovascular
Dosis ambang kematian : 50 Gy dalam < 3 hari

34
KONTAMINASI INTERNA

Masuk tubuh Distribusi


Penyerapan Pengeluaran
melalui jalan dalam tubuh
dalam darah dari tubuh
masuk : dan akumulasi
atau getah melalui urin
Inhalasi, Ingesi pada organ
bening dan feses
dan Kulit target

35
DEKONTAMINASI

Radiasi Jalan
Radionuklida Target Dekontaminan
(T½) masuk
3H β Tubuh Inh/ing/k air
(12,4 th)
90Sr γ Tulang Inh/ing Stronsium laktat
(29, th)
137Cs β, γ Tubuh Inh/ing/k Prussian blue
(30 th)
226Ra α Tulang Inh/ing/k Kalsium glukonat
(600 th)
239Pu α Paru, Inh/ing/k dietilentriamin
(2,4 104 th) tulang, hati pentasetik asid
(DTPA)

36
KONTRIBUSI DOSIS RADIASI

37



と 감사합니다

Gracias ご धन्यवाद


Thank you ま

Anda mungkin juga menyukai