Anda di halaman 1dari 5

Xanthelasma

Level skdi: 2

Sistem: system indra

Xantelasma palpebrarum, disingkat xantelasma adalah salah satu bentuk xantoma yang
letaknya di kelopak mata dekat kantus media. Xantoma adalah plak atau nodus yang terdiri atas
endapan lipid abnormal dan sel busa. Xantoma sering dikaitkan dengan gangguan metabolisme
lipoprotein walaupun dapat terjadi tanpa gangguan metabolik yang mendasarinya.1,2

Perbandingan jenis kelamin

Xantelasma adalah jenis xantoma yang paling sering dijumpai, lebih banyak pada wanita, dan
angka kejadiannya meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Insidens xantelasma pernah
dilaporkan sebesar 0.3% pada pria dan 1.1% pada wanita. Jumlah pasien xantelasma di
Poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FKUI/RSCM tahun 2007 sampai 2009 adalah 91
pasien kunjungan lama dan baru. Sekitar 50% pasien xantelasma mempunyai profil lipid
hiperlipidemia, yaitu peningkatan kadar kolesterol serum. Keadaan ini dapat dihubungkan
dengan penyakit genetik hiperlipidemia familial. Berdasarkan klasifikasi Fredrickson,
xantelasma paling sering dijumpai pada tipe IIa (hiperkolesterolemia familial) dan jarang pada
tipe IIb (hiperlipidemia kombinasi) maupun tipe III (disbetalipoproteinemia familial).1,3-7

Perbandingan usia

Secara global, xanthelasma juga merupakan kasus jarang di populasi umum. Pada studi kasus
pasien dengan xanthomatosis, xanthelasma lebih sering dijumpai pada wanita dengan persenan
32% dan 17,4% pada laki-laki. Onset timbulnya xanthelasma berkisar antara 15 – 73 tahun
dengan puncak pada decade 40 an dan 50 an. Xanthelasma jarang ditemukan pada anak-anak
dan remaja. 8

Di Indonesia sendiri Xanthelasma palpebrarum cukup banyak dijumpai meskipun tidak


sebanyak kasus kelainan kulit yang lain seperti yang disebabkan oleh bakteri atau parasit. Ini
mungkin disebabkan juga banyak masyarakat di indonesia mengkonsumsi bahan yang banyak
mengandung lemak, selain bahan yang mengadung lemak xanthelasma ini juga dapat
disebabkan oleh keturunan.

Etiologi
Xanthelasma telah dihubungkan dengan keadaan hiperlipoproteinemia. Semua tipe
hiperliproteinemia termasuk bentuk sekunder telah dihubungkan dengan xanthelasma, tetapi
tipe II dan III, berkisar 30%-40% pada pasien xanthelasma.9

Setengah pasien xanthelasma mempunyai kelainan lipid. Erupsi Xanthomas dapat ditemui pada
hiperlipidemia primer dan sekunder. Kelainan genetik primer termasuk dislipoproteinemia,
hipertrigliseridimia dan defisiensi lipase lipoproteinyang diturunkan. Diabetes yang tidak
terkontrol juga menyebabkan hyperlipidemia sekunder. Xanthelasma juga bisa terjadi pada
pasien dengan lipid normal dalam darah yang mempunyai HDL kolesterol rendah atau kelainan
lain lipoprotein.8

Faktor risiko

Beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami xanthelasma
adalah:1,2,8

1. Rendahnya kadar kolesterol “baik” (HDL) dalam darah.


2. Memiliki riwayat penyakit kolesterol atau hiperkolesterolemia.
3. Memiliki penyakit sirosis bilier primer atau kerusakan pada saluran empedu hati.
4. Diabetes.
5. Tekanan darah tinggi.

Gejala

Timbul plak irregular di kulit, warna kekuningan sering kali disekitar mata. Ukuran
xanthelasma bervariasi berkisar antara 2 – 30 mm., adakalanya simetrisdan cenderung bersifat
permanen.

Pasien tidak mengeluh gatal, biasanya mengeluh untuk alasan estetika.Xanthelasma atau
xanthelasma palpebra biasanya terdapat di sisi medial kelopak mata atas. Lesi berwarna
kekuningan dan lembut berupa plaque berisi deposit lemak dengan batas tegas. Lesi akan
bertambah besar dan bertambah jumlahnya.Biasanya lesi-lesi ini tidak mempengaruhi fungsi
kelopak mata, tetapi ptosis harus diperiksa bila ditemukan.8,10,11

Tanda

Xanthelasma secara klinis terlihat sebagai plak kekuningan berbentuk oval yang berlokasi pada
regio periorbital. Seringkali pada canthus medial kelopak mata bagian atas, meskipun dapat
juga terlihat pada kelopak mata bagian bawah, dan juga biasanya bersifat bilateral. Inspeksi
dan palpasi memperlihatkan tekstur yang lunak, semisolid atau kalsifikasi.1

Gambar: xantgelasma palpebrarum dengan pasien hyperlipidemia.12

Pasien xanthelasma biasanya dating karena pertimbangan kosmetik, atau dideteksi pada
pemeriksaan rutin mata. Lesi ini tidak menyebabkan peradangan maupun nyeri, meskipun lesi
ini cenderung untuk membesar namun tidak terdapat kecenderungan malignansi. Pada kasus
yang sangan jarang, xanthelasma yang berukuran besar dapat mengganggu fungsi kelopak mata,
menyebabkan ptosis atau lagophthalamus.12

Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan laboratorium
Karena 50% pasien dengan xanthelasma mempunyai gangguan lipid, makadi sarankan
untuk pemeriksaan plasma lipid juga HDL dan LDL. Xanthelasma biasanya dapat
didiagnosa dengan jelas secara klinis dan jarang kelainan lain memberi gambaran klinis
sama. Jika ada keraguan, eksisi bedah dan analisis patologi sebaiknya dilakukan.8
2. Pemeriksaan histologi
Xanthelasma tersusun atas sel-sel xanthoma. Sel-sel ini merupakan histiosit dengan
deposit lemak intraseluler terutama dalam retikuler dermis atas. Lipid utama yang
disimpan pada hiperlipidemia dan xanthelasma normolipid adalah kolesterol.
Kebanyakan kolesterol ini adalah yang teresterifikasi.8
Gambar: histologi xanthelasma.8
Daftar referensi

1. James WD, Berger TG, Elston DM, penyunting. Lipid Disturbances. Xanthomatosis.
Dalam: Andrew’s Diseases of The Skin, Clinical Dermatology. Edisi ke-10. WB
Saunders; 2009.h.530-6.
2. White LE. Xanthomatoses and Lipoprotein Disorders. Dalam: Wolff K, Freedberg IM,
Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, penyunting. Fitzpatrick’s
Dermatology in General Medicine. Edisi ke-7. New York: Mc Graw-Hill Companies;
2008.h.1272-81.
3. Bergman R. The pathogenesis and clinical significance of xanthelasma palpebrarum. J
Am Acad Dermatol. 1994; 30: 236-42.
4. Gomez JA, Gonzales MJ, Moragas JM, Serrat J, GonzalesSastre F, Perez M.
Apolipoprotein E phenotypes, lipoprotein composition, and xanthelasmas. Arch
Dermatol. 1988;124:1230-4.
5. Bates MC, Warren SG. Xanthelasma: clinical indicator of decreased levels of high-
density lipoprotein cholesterol. South Med J. 1989;82:570-4.
6. Watanabe A, Yoshimura A, Wakasugi T, Tatami R, Ueda K, Ueda R, dkk. Serum lipids,
lipoprotein lipids, and coronary heart disease in patients with xanthelasma palpebrarum.
Atherosclerosis. 1981;38:283-90.
7. Ozdol S, Sahin S, Tokgozoglu L. Xanthelasma palpebrarum and its relation to
atherosclerotic risk factors and lipoprotein (a). Int J Dermatol. 2008; 47(8): 785-9
8. Andrew A Dahl, MD, FACS. Xanthelasma. Last update 10 dec 2018. Diakses 12 jan
2019. https://emedicine.medscape.com/article/1213423-overview#a6
9. Shields CL et al, Disappearence of eyelid xanthelasma following oralsimvastatin
(Zocor), Br J Opthamol 2005; 89:639-40
10. Bolognia, Jean L., ed. Dermatology, pp.1451. New York: Mosby, 2003.
11. Freedberg, Irwin M., ed. Fitzpatrick's Dermatology in General Medicine. 6th ed.
pp.1467, 1472, 2541. New York: McGraw-Hill, 2003.
12. Dahl A, MD, New Yyork College of Medicine (NYCOM). 2016. Diakses 12 jan
2019:1-6 http://emedicine.medscape.com

Anda mungkin juga menyukai