Anda di halaman 1dari 14

REFERAT

DIPLOPIA BINOKULER

Oleh : Ria L. Tutkey

Konsulen
dr. Elna Anakotta, Sp.M

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2014
DEFENISI
 Diplopiaatau penglihatan ganda adalah keluhan
berupa melihat dua gambaran dari satu objek.

 Diplopia binokuler adalah penglihatan ganda


terjadi bila melihat dengan kedua mata dan
menghilang bila salah satu mata ditutup.
• impaired abduksi atau adduksi
Diplopia horizontal • otot rektus medial, rektus lateral, atau
keduanya

• impaired elevasi atau depresi


• otot rektus inferior, rektus superior,
Diplopia vertikal
oblik inferior, oblik superior, atau
kombinasi dari otot-otot ini

• Paresis m. rectus lateralis


Diplopia Homonim • Esodeviasi (juling ke dalam)

• Paresis m. rektus medialis


Diplopa heteronim • Esodeviasi (juling keluar)
(diplopia bersilang)
FISIOLOGI PENGLIHATAN BINOKULER

Sistem motorik Saraf optikus


Mata menerima mengantarkan
mengarahkan
rangsangan informasi ke
kedua mata pada
sensoris korteks visual
objek
3 SYARAT UNTUK MENETUKAN KUALITAS PENGLIHATAN
BINOKULER

• Retina kedua mata menerima kedua gambaran secara simultan (titik


korespondensi retina)
Penglihatan
• Objek-objek yang terletak pada lingkaran imajiner dikenal sebagai horopter
stimulotan geometrik

• Retina membuat impresi visual yang sama


• 2 gambaran retinal akan bercampur menjadi persepsi tunggal
Fusi • Impair fusi dapat menimbulkan diplopia.

• Sifat ini adalah tingkat tertinggi kualitas penglihatan binokuler


Penglihatan
stereoskopis
PATOFISIOLOGI

MISALIGMENT
ABERASI OKULER
OKULER

• Menyebabkan diplopia • Menyebabkan diplopia


binokuler monokuler
• Misanya defek pada
kornea, iris, lensa atau
retina
KEADAAN YANG MENYEBABKAN
DIPLOPIA BINOKULER
Penyakit orbita atau restriksi otot ekstraokuler

Tumor, infeksi, oftalmopati terkait tiroid

Kelemahan Ekstraokuler Miopatik

miopati kongenital, miopati mitokondrial, distrofi


muskuler Impair
Kelainan Neuromuscular Junction Fusi
miastenia gravis,

Palsi Saraf Kranial III, IV, dan VI - Gangguan korespondensi


visual objek pada kedua
aneurisme, trauma, meningitis, sklerosis mutipel
retina
- Disfungsi kortex visual
Lesi batang otak

stroke hemoragik, tumor atau massa, trauma,


malformasi vaskuler
DIAGNOSIS

Membedakan Diplopia Monokuler dan Diplopia binokuler

• Apakah menutup salah satu mata membuat diplopia hilang?


• Apakah deviasi sama pada semua arah gaze (pandangan) atau oleh
penekukan dan pemutaran kepala dalam berbagai posisi?
• Apakah objek kedua terlihat horizontal (bersisian) atau vertikal (atas dan
bawah) Diplopia obliks (terpisah secara horizontal dan vertikal) dapat
dipertimbangkan sebagai manifestasi diplopia vertikal.
PEMERIKSAAN DIPLOPIA BINOKULER

• Pemeriksaan Bola Mata, Orbita, dan Kelopak Mata


• Eksoftalmometer
• Fungsi palpebra
• Pemeriksaan Pergerakan Otot Ekstraokuler
• Pemeriksaan neuromuscular junction
• Cogon’s lid twich  pasien melihat kebawah 10-20 detik kemudian
melihat lurus kedepan dengan cepat.
+ bila palpebra yang ptosis teangkat t kemudian jatuh dgn
cepat
• Pemeriksaan Saraf Kranial III, IV, dan VI
PENATALAKSANAAN

• Menutup satu mata


• Prisma Fresnel: prisma ini dapat melekat ke kacamata. Meski
prisma ini hanya cocok untuk deviasi stabil yang ada di semua
arah gaze, prisma ini mengaburkan gambar dari mata itu dan
berfungsi dalam banyak hal seperti lensa oklusif.
• Pengobatan miastenia gravis
PEMBEDAHAN

• Pembedahan transposisi (pembedahan Hummelsheim).


• Paralisis otot obliks superior Knapp
• Kemodenervasi dengan suntikan toxin botulinum
Komplikasi
• Pada bayi dan balita, diplopia dapat menyebabkan supresi atau
ambliopia1
Prognosis
• Penyebab optikal (misal dislokasi lensa, kelainan korneal) dapat
diperbaiki.
• Fraktur blow out memiliki prognosis berbeda tergantung jumlah
jaringan yang rusak
• Pusat (neurologik) menyebabkan diplopia dapat memiliki
konsekuensi yang serius dan dalam hal tumor primer atau sekunder,
prognosisnya jelek.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai