Anda di halaman 1dari 9

SLIT LAMP

  

1. SEJARAH
Orang  pertama yang memberikan kontribusinya dalam perkembangan
Slit Lamp adalah  Hermann Von Helmholtz (1850) ketika ia menemukan
optalmoscope.
Dalam optalmologi dan optometri , "slit lamp" istilah yang paling sering
disebut istilah namun akan lebih tepat untuk menyebutnya "lampu celah
instrumen".  instrumen ini  adalah kombinasi dari dua perkembangan terpisah
dari instrumen yaitu perkembangan mikroskop kornea dan dari Slit lamp itu
sendiri. Meskipun Slit lamp adalah kombinasi dari dua perkembangan, konsep
pertama dari slit lamp pada tahun 1911 oleh ke Alvar Gullstrand dan "besar
refleksi bebas optalmoskop."
Instrumen yang telah diproduksi oleh perusahaan Zeiss dan terdiri dari
iluminator khusus yang dihubungkan oleh basis berdiri kecil melalui kolom
vertikal. Dasar ini mampu bergerak bebas di piring kaca. Iluminator
menggunakan Nernst Glower atau lampu Nernst adalah bentuk awal dari lampu
pijar elektrik. Lampu Nernst tidak menggunakan filamen wolfram pijar, sebagai
gantinya, digunakan sebatang keramik yang dipanaskan hingga memijar,
yang kemudian diubah menjadi celah melalui sistem optik sederhana. Namun,
instrumen pernah menerima banyak perhatian dan "slit lamp" Istilah tidak
muncul dalam literatur lagi sampai 1914.
2. PENGERTIAN ALAT SLIT LAMP
Slit Lamp/Lampu celah adalah peralatan  yang terdiri dari sumber cahaya
intensitas tinggi yang dapat difokuskan untuk bersinar tipis cahaya ke  bola
mata. Hal ini digunakan dalam hubungannya dengan biomicroscope .
Lampu memfasilitasi pemeriksaan segmen anterior , atau struktur frontal
dan segmen posterior  dari mata manusia , yang meliputi kelopak mata, sclera,
konjungtiva, iris, lensa Kristal, dan kornea. Pemeriksaan celah-lampu teropong
memberikan pandangan diperbesar stereoskopik dari struktur mata secara rinci,
memungkinkan diagnosis anatomi harus dibuat untuk berbagai kondisi mata.
3. Bagian-bagian slit lamp

Tiga komponen utama slit lamp adalah sebagai berikut :


a. Sistem Pengamatan (Mikroskop)
Terdiri dari lensa mikroskop dan lensa pembesaran
b. Sistem Iluminasi (Slit Lamp)
Terdiri dari :
1) Slit atau celah yang dapat diatur lebar dan posisinya
2) Lampu sebagai light source
c. Sistem Mekanik
Berfungsi untuk melakukan pengaturan :
1) Posisi pasien
2) Penyesuaian untuk pengamatan user dan pasien
3) Penyesuaian sistem pengamatan dan iluminasi
4) Merupakan bagian hardware

4. FUNGSI ALAT SLIT LAMP

Secara umum slit lamp digunakan untuk memeriksa penyakit/kelainan


pada mata yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, ada yang mengartikan
sama dengan mikroskop mata. Mata pasien akan diberi sumber cahaya
intensitas tinggi yang difokuskan ke mata. Pemeriksaan meliputi kelopak mata,
sklera, konjungtiva, iris, lensa kristal, dan kornea.
Pemeriksaan slit lamp memberikan pandangan yang diperbesar
stereoskopik dari struktur mata secara rinci, memungkinkan diagnosis secara
anatomi dibuat untuk berbagai kondisi mata.
Sedangkan fungsi khusus dari slit lamp adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui keadaan segmen anterior
2. Mengetahui defek kornea
3. Mengetahui lubang/fistula pada kornea
4. Mengetahui kedalaman sudut bilik mata depan
5. CARA KERJA ALAT SLIT LAMP :
1.    Tekan tombol on/off pada alat slit lamp untuk menghidupkan dan mematikan
alat .
2.    Kemudian tekan tombol HAAG STREST untuk memposisikan meja slit lamp .
3.    Posisikan tiang besi slit lamp dan tempelkan ke wajah pasien.
4.    Kemudian gerakkan joystik untuk memajukan/memundurkan alat slit lamp.
5.    Kemudian atur tombol sensor kecahayaan untuk memposisikan cahaya ke mata
pasien sesuai dengan standarnya penggunaan.
6.    Dan kemudian dokter spesialis mata memulai memeriksa mata pasien dengan
alat slit lamp.

6. METODE PEMERIKSAAN
PERSIAPAN UMUM :
1. Siapkan slitlamp, atur focus lensa dan dioptri sesuai keadaan dan refraksi
pemeriksa
2. Informed concern kepada penderita mengenai pemeriksaan dengan slitlamp
3. Persteujuan tindakan dari pasien
4. Pasien disiapkan posisinya

- MENGETAHUI KEADAAN SEGMEN ANTERIOR


Alat:
1. Slitlamp
2. Kursi untuk duduk pasien (bila pasien duduk)
Tehnik pemeriksaan:
1. Pasien/probandus berada pada posisi diperiksa (duduk/berdiri sesuai keadaan)
dengan dagu padachinrestdan dahi pada forehead band 
 2. Nyalakan slitlamp dengan cahaya putih dengan intensitas cahaya mulai dari
yang terendah. Periksa keadaan:
a. Palpebra: bagaimanakah warnanya, adakah lesi/deformitas,
bagaimanakah muarakelenjar pada tepi palpebra 
b. Silia: Bagaimanakah arah silia, adakah trichiasis atau distichiasis.
Adakah benda asing (kutu?). Normal: terdiri 3 lapis, melekuk kearah luar
bola mata.
c. Konjungtiva ( konjungtiva palpebra, konjungtiva forniks, dan
konjungtiva bulbi):
Lihat dengan cahaya utuh (bundar) dan slit. Nilailah bentuk,
warna, dan keutuhannya.Warna, adakah papill/folikel, adakah lesi,
adakah laserasi, adakah injeksi (warna, bentuk, dan arah injeksi), adakah
secret (warna secret, konsistesi secret), adakah edema/perdarahan, adakah
massa/deformitas, dll. Normal: jernih, ada pembuluh darahdari perifer,
tak tampak pembesaran papill ataupun folikel.Jangan lupa membalik
kelopak mata untuk mengetahui keadaan konjungtivanya.
d. Kornea
Lihat dengan cahaya utuh (bundar) dan slit. Nilailah ukuran,
bentuk, kejernihan dankeutuhannya. Adakah lesi,
massa, neovaskularisasi, keratic precipitate atau bendaasing, bila curiga
ada defek kornea (contoh:, erosi, infiltrate) atau adanya fistula
lakukan pemeriksaan selanjutnya dengan menggunakan tetes mata
fluorescein. Normal: jernih, tidak tercat oleh zat warna fluoresine.
e. Sklera 
Nilailah warna (adakah sklerektasi, warna kebiruan?),
konsistensinya (keras ataulembek ; bila lembek curiga ada perforasi), dan
keutuhannya (adakahlaserasi/perforasi). Normal: tampak putih tak
tampak pembuluh darah.
f. Bilik mata depan Nilailah kejernihannya (adakah darah,
flare/produk radang) dan kedalamannya. Normal: jernih kedalaman
cukupg.Iris Nilailah kripte, keutuhan (adakah robekan atau lubang),
sinekia, massa, danneovaskularisasi. Normal: ada kripte, tak ada robekan,
tak ada massa, tak tampak pembuluh darah.
h. Pupil 
Nilailah bentuk, ukuran, dan refleknyai. Lensa Nilailah ada
tidaknya lensa, bentuk, posisi, dan kejernihannya. Nilailah dengancahaya
utuh (bundar) atau slit. Normal terlihat jernih (gelap), tak ada pergerakan 
j. Badan kaca 
Nilailah dengan cahaya slit. Normal: jernih, terlihat gelap tak
ada pergerakan.

- MENGETAHUI DEFEK KORNEA


Untuk mengetahui defek kornea/defek epitel kornea maka dilakukan
uji/fluorescein.
Dasar:
Zat warna fluoresin akan berubah menjadi warna hijau pada media alkali.
Zat warna fluoresin bila menempel pada epitel kornea yang defek/luka akan
menjadi hijau karena jaringan epitel yang rusak bersifat lebih basa
Alat:
 a. Zat warna fluresin 0,5 – 2% (dapat berupa tetes mata atau kertas fluoresin). 
b. Aqua steril atau larutan garam fisiologik
c. Spuit 5 cc tanpa jarum
d. Tissuee. Slit lamp (Terlihat lebih jelas dengan pembesaran dengan
menggunakan slit lamp)
f. Kursi untuk duduk pasien (bila pasien duduk)
Tehnik pemeriksaan:
 a. Zat warna fluoresin diteteskan (bila berupa tetes mata) pada mata atau kertas
fluoresin diselipkan di forniks inferior. Diamkan selama 20 detik 
b. Bilas zat warna dengan mengirigasi permukaan mata dengan menggunakan
aqua steril ataularutan garam fisiologik sampai seluruh air mata tidak terwarnai
hijau lagi
c. Lihat defek akan berwarna hijau. Terlihat jelas dengan pembesaran memakai
slit lampmemakai cahaya biru,
d. Nilailah defek pada kornea. Defek kornea akan tercat hijau: 
- Pada erosi warna hijau tampak cemerlang dan belum terlihat infiltrate.
- Pada keratitis tampak infiltrate dengan warna hijau redup/tidak cerah dengan
batastidak tegas.
- Pada ulkus kornea tampak infiltrate disertai jaringan nekrotik.Catatan: Zat
fluoresin yang menempel pada defek akan hilang sesudah 30 menit.

- MENGETAHUI KEBOCORAN KORNEA


Untuk mengetahui adanya fistel atau kebocoran kornea maka dilakukan uji
fistel/tes fistel
Alat:
a. Zat warna fluresin 0,5–2% (dapat berupa tetes mata atau kertas fluoresin). 
b. Tissue
c. Slit lamp (Terlihat lebih jelas dengan pembesaran dengan menggunakan slit
lamp)
d. Kursi untuk duduk pasien (bila pasien duduk)
Tehnik pemeriksaan:
a. Zat warna fluoresin diteteskan (bila berupa tetes mata) pada mata atau kertas
fluoresin diselipkan di forniks inferior selama 30 detik 
b. Jangan dibilas.
c. Bola mata tidak boleh ditekan.
d. Pasien diminta jangan berkedip.
e. Perhatikan warna fluoresin akan tampak mengalir pada fistel. Lihat dengan
cahaya biru.
f. Nilailah: Fistel poitif (ada fistel) Bila tampak warna hijau cerah mengalir
maka hal ini menunjukkan adanya fistel pada defek tersebut. Lambat laun di
tempat kebocoran/fistel warna hijau tersapu oleh humor akuos dan menjadi
jernih dengan daerah sekelilingnya defek berwarna hijau

- MENGETAHUI KEDALAMAN BILIK MATA DEPAN (BMD)


Alat:
1. Slitlamp
2. Kursi untuk duduk pasien (bila pasien duduk)
Tehnik pemeriksaan:
1. Persiapkan pasien dan peralatan
2. Sinar slit lamp diarahakan pada kornea tegak lurus di aerah limbus. Gunakan
cahaya slit.
3. Arahkan 60 derajat terhadap kornea yang disinari.
4. Nilailah kedalaman sudut
5. Penilaian:
Sudut derajat 4: kedalaman BMD = tebal kornea
Sudut derajat 3: kedalaman BMD = ¼ - ½ ketebalan kornea
Sudut derajat 2: kedalaman BMD = ¼ ketebalan kornea
Sudut derajat 1: kedalaman BMD < ¼ ketebalan kornea
Sudut tertutup : sudut bilik mata depan tidak tampak

Anda mungkin juga menyukai