TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Nyeri
1. Nyeri Nosiseptif
a. Nyeri yang timbul akibat berbagai stimuli yang menimbulkan
kerusakan jaringan
b. Karakteristik nyeri bersifat tajam, rasa terbakar, rasa tertusuk,
terlokalisir, nyeri visceral
c. Contohnya luka bakar, nyeri punggung, sakit kepala, sakit leher dan
nyeri pundak
2. Nyeri Neuropatik
a. Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer
pada sistem saraf.
b. Karakteristik nyeri lebih berat, rasa tertembak, lebih sensitive terhadap
stimulus (hiperalgesia dan allodynia)
c. Contohnya neuropati perifer, neuropati diabetikum, neuralgia
trigeminal, complex regional pain syndrome (CRPS), neuropati pasca
trauma medulla spinalis
3. Campuran
a. Campuran nyeri nosiseptif dan nyeri neuropatik.
b. Karakteristik nyeri campuran dari nyeri nosiseptif dan nyeri neuropatik
c. Contohnya low back pain dengan radiculapaty, nyeri kanker
1. Nyeri Akut
a. Aktivasi dari nsiseptor perifer dengan mengeluarkan enzyme COX
dan prostaglandin
b. Nyeri berlangsung dari beberapa saat sampai ≤ 6 bulan
c. Contohnya nyeri kepala, cedera, sprain, post operasi dan nyeri
punggung
2. Nyeri Kronis
a. Sensasi nyeri pada tingkat saraf spial dengan mekanisme yang
beragam
b. Nyeri berlangsung >6 bulan
c. Contohnya nyeri kronis primer, nyeri kanker, nyeri post traumatic dan
post bedah, nyeri neuropati, nyeri visceral dan nyeri muskuloskeletal
3. Breakthrough pain
a. Nyeri hilang dengan terapi, jika efeknya hilang nyeri timbul kembali
b. Nyeri berlangsung beberapa detik sampai jam
c. Contohnya nyeri kanker
1. Nyeri Kanker
a. Nyeri yang diakibatkan oleh kanker (tumor otak, kanker payudara),
terapi pengobatan (kemoterapi, radiasi)
b. Nyeri bersifat akut atau kronis, nyeri mulai dari ringan, sedang sampai
berat dengan atau tanpa breakthrough pain
c. Contohnya semua jenis kanker
2. Chronic Non-Cancer Pain (CNCP)
a. Penyebabnya beragam
b. Nyeri mulai sedang sampai berat dengan atau tanpa gangguan
mobilitas
c. Contohnya reumathoid arthritis, osteoarthritis
1. Transduksi
Pelepasan BK, histamin (mast cell), serotonin (platelet), vasodilatasi & edema
hiperalgesia primer. Akumulasi H&PG sensitisasi terminal
nosiseptor sekitar hiperalgesia meluas (hiperalgesia sekunder)
2. Transmisi
Impuls nyeri berjalan dari serabut saraf tepi medula spinalis. Zat P
bertindak sebagai neurotransmitter, yang meningkatka pergerakan
impuls meyeberangi setiap siaps saraf dari neuron aferen primer ke
neuron ordo kedua di kornu dorsalis medulla spinalis. Transmisi dari
medulla spinalis dan ascenden, melalui traktus spinotalamikus, ke
batang otak dan thalamus. Lalu melibatkan transmisi sinyal antara
thalamus ke korteks sensorik somatic tempat terjadinya persepsi nyeri.
3. Modulasi
Melibatkan aktivitas saraf melalui jalur-jalur saraf descenden dari otak
yang dapat mempengaruhi transmisi nyeri setinggi medulla spinalis.
Modulasi ini juga melibatkan faktor-faktor kimiawi yang
menimbulkan atau meningkatkan aktivitas di reseptor nyeri.
4. Persepsi
Hasil akhir dari proses interaksi yang kompleks dan unik yang dimulai
dari transduksi, transmisi dan mdulasi menghasilkan suatu perasaan
subjektif yang dikenal dengan persepsi nyeri.
Penilaian Nyeri
WHO Step Ladder