OLEH :
NIM. 209012518
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN NYAMAN (NYERI)
3. Penyebab/Faktor Predisposisi
Adapun penyebab nyeri adalah sebagai berikut :
a. Trauma yang terbagi menjadi beberapa macam.
Mekanik. Rasa nyeri yang diakibatkan oleh mekanik ini timbul akibat ujung-ujung
saraf bebas mengalami kerusakan. Contoh dari nyeri akibat trauma mekanik ini
adalah akibat adanya benturan, gesekan, luka dan lain-lain.
Thermis. Nyeri karena hal ini timbul karena ujung saraf reseptor mendapat
rangsangan akibat panas, dingin, misal karena api dan air.
Khemis. Nyeri yang ditimbulkan karena adanya kontak dengan zat kimia yang
bersifat asam atau pun basa kuat.
Elektrik. Nyeri yang ditimbulkan karena adanya pengaruh aliran listrik yang kuat
mengenai reseptor rasa nyeri yang menimbulkan kekejangan otot dan luka bakar.
b. Neoplasma
Nyeri terjadi karena adanya tekanan dan kerusakan jaringan yang mengandung
reseptor nyeri dan juga karena tarikan dan jepitan.
c. Gangguan sirkulasi darah dan kelainan pembuluh darah.
Hal ini dapat dicontohkan pada pasien dengan infark miokard akut atau pun
angina pektoris, dimana nyeri yang dirasakan berupa nyeri dada yang khas.
d. Peradangan.
Nyeri yang diakibatkan karena adanya kerusakan ujung-ujung saraf reseptor
akibat adanya peradangan atau terjepit oleh pembengkakan. Contohnya adalah
nyeri karena abses.
e. Psikologis
Nyeri yang dirasakan bukan karena penyebab organik melainkan akibat faktor
psikologis dan pengaruhnya terhadap fisik. Contoh : nyeri kepala karena stres
dengan pekerjaan kantor.
4. Klasifikasi Nyeri
1) Menurut lokasinya:
a. Perifer pain : Daerah perifer (kulit dan mukosa)
b. Deep pain : Somatik (periosteum/lapisan luar tulang, otot, sendi/tendon,
pembuluh darah)
c. Viseral / splanik pain : Organ viseral (renal colik, cholesistisis/radang
kandung empedu, apendisitis, ulkus gaster)
d. Reffered pain : Penyakit organ / struktur tubuh (vertebrata, viseral, otot),
ditransmisikan di bagian tubuh lain.
e. Psykogenik pain : Tanpa penyebab organik, tapi karena trauma psikologis.
f. Phantom pain : Pada bagian tubuh yang sebenarnya sudah tidak ada.
Contohnya yaitu nyeri pada kaki yang sudah diamputasi.
g. Intractable pain : Nyeri yang resisten (melawan).
2) Menurut serangannya
a. Nyeri akut : mendadak, berlangsung < 3 bulan, intensitas berat, area dapat
diidentifikasi, karakteristik ketegangan otot meningkat, dan cemas.
b. Nyeri kronis : Berlangsung > 3 bulan, intensitas ringan hingga berat, sumber
nyeri tidak diketahui dan sulit dihilangkan, sensasi difus (menyebar).
3) Menurut sifatnya
a. Insidentil : Timbul sewaktu-waktu lalu menghilang, contohnya yaitu trauma
ringan.
b. Stedy : Menetap dan dalam waktu yang lama, contohnya yaitu abses.
c. Paroximal : Intensitas tinggi dan kuat, ± 10-15 menit lalu hilang dan timbul
lagi.
5. Etiologi
a. Lingkungan
b. Umur
c. Jenis kelamin
d. Kelelahan
e. Budaya
f. Ansietas
g. Gaya koping
h. Pengalaman sebelumnya
i. Dukungan keluarga dan sosial
6. Manifestasi Klinis
a. Nyeri Akut
Melaporkan nyeri secara verbal dan non verbal
Menunjukan kerusakan
Gangguan tidur
Muka dengan ekspresi nyeri
Tingkah laku ekspresif (Gelisah, merintih, nafas panjang, mengeluh)
Posisi untuk mengurangi nyeri
Penurunan Tanda-tanda vital
b. Nyeri Kronis
Perubahan berat badan
Melaporkan secara verbal dan non verbal
Menunjukan gerakan melindungi, gelisah, depresi, focus pada diri sendiri
Kelelahan
Perubahan pola tidur
Takut cedera
Interaksi dengan orang lain menurun
7. Patofisiologi
1) Nyeri diawali dengan kerusakan jaringan (tissue damage), dimana jaringan tubuh
yang cedera melepaskan zat kimia inflamatori (excitatory neurotransmitters),
(histamine dan bradikinin) sebagai vasodilator yg kuat edema, kemerahan dan
nyeri dan menstimulasi pelepasan prostaglandins.
2) Transduksi (transduction) : perubahan energi stimulus menjadi energi elektrik,
proses transmisi (transmission) yakni ketika energi listik mengenai nociceptor
dihantarkan melalui serabutsaraf A dan C dihantarkan dengan cepat ke substantia
gelatinosa di dorsal horn dari spinal cord ke otak melalui spinothalamic tracts
thalamus dan pusat-pusat yg lebih tinggi termasuk reticular formation, limbic
system, dan somatosensory cortex.
3) Persepsi (perseption) : otak menginterpretasi signal, memproses informasi dr
pengalaman, pengetahuan, budaya, serta mempersepsikan nyeri individu mulai
menyadari nyeri.
4) Modulasi (modulation) : saat otak mempersepsikan nyeri, tubuh melepaskan
neuromodulator, seperti opioids (endorphins and enkephalins), serotonin,
norepinephrine & gamma aminobutyric acid menghalangi /menghambat
transmisi nyeri & membantu menimbulkan keadaan analgesik, & berefek
menghilangkan nyeri.
8. Pemeriksaan fisik
Pengukuran nyeri dapat dilihat dari tanda-tanda karakteristik yang ditimbulkan,
yaitu:
Nyeri ringan umumnya memiliki gejala yang tidak dapat terdeteksi
Nyeri sedang atau moderat memiliki karakteristik : Peningkatan frekuensi
pernafasan, Peningkatan tekanan darah, Peningkatan kekuatan otot, dilatasi pupil.
Nyeri berat memiliki karakteristik : Muka pucat, Otot mengeras, penurunan
frekuensi nafas dan tekanan darah, kelelahan dan keletihan.
9. Pathway
Terpajan ujung
saraf
Respon apektif
Perubahan kimia
pada jalur saraf
Nyeri Kronis
10. Komplikasi
a. Edema pulmonal
b. Kejang
c. Masalah mobilisasi
d. Hipertensi
e. Hipertermi
f. Gangguan pola istirahat dan tidur
11. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan keperawatan
Monitor tanda-tanda vital
Kaji adanya infeksi atau peradangan nyeri
Distraksi dan ajarkan teknik relaksasi
Kompres hangat
b. Penatalaksanaan Medis
Farmakologik
1) Analgesik Narkotik
Analgesik narkotik terdiri dari berbagai derivate opium seperti morfin dan
kodein. Narkotik dapat memberikan efek penurunan nyeri dan kegembiraan
karena obat ini mengadakan ikatan dengan reseptor opiat dan mengaktifkan
penekan nyeri endogen pada susunan saraf pusat (Tamsuri, 2007). Namun,
penggunaan obat ini menimbulkan efek menekan pusat pernafasan di medulla
batang otak sehingga perlu pengkajian secara teratur terhadap perubahan
dalam status pernafasan jika menggunakan analgesik jenis ini (Smeltzer &
Bare, 2001).
2) Analgesik Non Narkotik
Analgesik non narkotik seperti aspirin, asetaminofen, dan ibuprofen selain
memiliki efek anti nyeri juga memiliki efek anti inflamasi dan anti piretik.
Obat golongan ini menyebabkan penurunan nyeri dengan menghambat
produksi prostalglandin dari jaringan yang mengalami trauma atau inflamasi
(Smeltzer & Bare, 2001). Efek samping yang paling umum terjadi adalah
gangguan pencernaan seperti adanya ulkus gaster dan perdarahan gaster.
Non Farmakologik
1) Distraksi (pengalihan)
Prosedur teknik distraksi berdasarkan jenisnya, antara lain sebagai berikut :
a) Distraksi visual
b) Distraksi pendengaran
c) Distraksi pernafasan
d) Distraksi intelektual
e) Imajinasi terbimbing (guide imagery)
2) Teknik sentuhan
a) Relaksasi
b) Pemijatan (stimulasi kutaneus)
c) Plasebo
d) Kompres
- Kompres panas basah, dilakukan pada pasien yang mengalami nyeri, risiko
terjadi infeksi luka, dan kerusakan fisik/mobilitas.
- Kompres panas kering, dilakukan untuk membebaskan rasa nyeri, spamus
otot, peradangan atau kongesti, dan memberikan rasa hangat).
- Kompres dingin basah, dilakukan untuk mengurangi aliran darah ke suatu
bagian dan mengurangi perdarahan serta edema.
- Kompres dingin kering, dilakukan pada pasien dengan suhu tubuh tinggi,
perdarahan hebat, kesakitan, misalnya infiltrasi apendikuler, sakit kepala
berat, pasien pascabedah tongsil (Mubarak, W.I., Indrawati, L. & Susanto,
J., 2015).
Keterangan :
0 : tidak nyeri
1-3 : nyeri ringan
4-6 : nyeri sedang
7-9 : sangat nyeri, tetapi masih bias dikontrol
10 : sangat nyeri dan tidak dapat dikontrol
2) Visual Analog Scale
Terdapat skala sejenis yang merupakan garis lurus, tanpa angka. Bisa bebas
mengekspresikan nyeri ke arah kiri menuju tidak sakit, arah kanan sakit tak
tertahankan, dengan tengah kira-kira nyeri yang sedang.
Visual Analog Scale (VAS)
3) Skala Wajah
Skala nyeri enam wajah dengan ekspresi yang berbeda, menampilkan wajah bahagia
hingga wajah sedih, juga digunakan untuk "mengekspresikan" rasa nyeri. Skala ini
dapat dipergunakan mulai anak usia 3 (tiga) tahun.
c. Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual meliputi bernapas, makan, minum, eleminasi,
gerak dan aktivitas, istirahat tidur, kebersihan diri, pengaturan suhu, rasa aman dan
nyaman, sosialisasi dan komunikasi, prestasi dan produktivitas, pengetahuan, rekreasi dan
ibadah.
d. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan Umum
Keadaan umum meliputi : kesan umum, kesadaran, postur tubuh, warna kulit, turgor kulit,
dan kebersihan diri.
2) Gejala Kardinal
Gejala kardinal meliputi: suhu, nadi, tekanan darah, dan respirasi.
3) Keadaan Fisik
Keadaan fisik meliputi pemeriksaan dari kepala sampai ekstremitas bawah.
a) Inspeksi : kaji kulit, warna membran mukosa, penampilan umum, keadekuatan sirkulasi
sitemik, pola pernapasan, gerakan dinding dada.
b) Palpasi : daerah nyeri tekan, meraba benjolan atau aksila dan jaringan payudara,
sirkulasi perifer, adanya nadi perifer, temperatur kulit, warna, dan pengisian kapiler.
c) Perkusi : mengetahui cairan abnormal, udara di paru-paru, atau kerja diafragma.
d) Auskultasi : bunyi yang tidak normal, bunyi murmur, serta bunyi gesekan, atau suara
napas tambahan.
2. Diagnosa Keperawatan
Terdapat beberapa diagosis yang berhubungan dengan masalah nyeri, di antaranya :
a. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis, kimiawi, atau fisik (D.0077)
b. Nyeri kronis b.d kondisi muskuloskeletal kronis, kerusakan sistem saraf atau
gangguan imunitas (D.0078)
c. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri (D.0054)
d. Defisit perawatan diri b.d gangguan muskuloskeletal, kelemahan atau gangguan
psikologis (D.0109)
e. Ansietas b.d ancaman peningkatan nyeri.(D.0080)
3. Rencana Tindakan
NO DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN (SIKI)
KEPERAWATAN (SDKI) Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI)
1. Nyeri akut b.d agen pencedera SLKI: SIKI :
fisiologis, kimiawi, atau fisik Setelah dilakukan Manajemen nyeri
(D.0077) asuhan keperawatan Observasi
selama 1 X 3 jam - Identifikasi lokasi,
diharapkan tingkat karakteristik, durasi,
nyeri menurun dengan frekuensi, kualitas,
kriteria hasil : intensitas nyeri
1. Tingkat Nyeri - Identifikasi skala
menurun nyeri
- Keluhan nyeri - Identifikasi respon
Menurun nyeri nonverbal
- Meringis - Identifikasi factor
menurun yang memperingan
- Sikap protektif dan memperberat
menurun nyeri
- Gelisah - Identifikasi
menurun pengetahuan dan
- Kesulitan tidur keyakinan tentang
menurun nyeri
2. Kontrol Nyeri - Identifikasi budaya
meningkat terhadap respon
- Melaporkan nyeri nyeri
terkontrol - Identifikasi
meningkat pengaruh nyeri
- Kemampuan terhadap kualitas
mengenali onset
hidup pasien
nyeri meningkat
- Monitor efek
- Kemampuan
samping penggunaan
mengenali
penyebab nyeri analgetik
meningkat - Monitor
- Kemampuan keberhasilan terapi
menggunakan komplementer yang
teknik non
sudah diberikan
farmakologis
Terapeutik
meningkat
- Fasilitasi istirahat
- Keluhan nyeri
tidur
menurun
- Kontrol lingkungan
yang memperberat
nyeri ( missal: suhu
ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan).
- Beri tekni non
farmakologis untuk
meredakan
nyeri( aromaterapi,
terapi pijat,
hypnosis,
biofeedback, teknik
imajinasi
terbimbimbing,
teknik tarik napas
dalam dan kompres
hangat/ dingin)
Edukasi
- Jelaskan penyebab,
periode dan pemicu
nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan
menggunakan
analgetik secara
tepat
- Anjurkan monitor
2. Nyeri Kronis b.d kondisi
nyeri secara mandiri
muskuloskeletal kronis,
Kolaborasi
kerusakan sistem saraf atau SLKI:
- Kolaborasi
gangguan imunitas (D.0078) Setelah dilakukan
pemberian analgetik,
asuhan keperawatan
jika perlu.
selama 1 X 3 jam
diharapkan tingkat
SIKI
nyeri menurun dengan
Manajemen nyeri
kriteria hasil :
Observasi
1. Tingkat Nyeri
- Identifikasi lokasi,
menurun
karakteristik, durasi,
- Keluhan nyeri
frekuensi, kualitas,
Menurun
intensitas nyeri
- Meringis
- Identifikasi skala
menurun
nyeri
- Sikap protektif
- Identifikasi respon
menurun
nyeri nonverbal
- Gelisah
- Identifikasi factor
menurun
yang memperingan
- Kesulitan tidur
dan memperberat
menurun
nyeri
2. Kontrol Nyeri - Identifikasi
meningkat pengetahuan dan
- Melaporkan nyeri keyakinan tentang
terkontrol nyeri
meningkat - Identifikasi budaya
- Kemampuan terhadap respon
mengenali onset nyeri
nyeri meningkat - Identifikasi
- Kemampuan pengaruh nyeri
mengenali
terhadap kualitas
penyebab nyeri
hidup pasien
meningkat
- Monitor efek
- Kemampuan
samping penggunaan
menggunakan
teknik non analgetik
farmakologis - Monitor
Terapeutik
- Fasilitasi aktivitas
mobilisasi dengan
alat bantu
4 - Fasilitasi melakukan
pergerakan jika perlu
Defisit perawatan diri b.d
- Libatkan keluarga
gangguan muskuloskeletal,
untuk membantu
. kelemahan atau gangguan
pasien dalam
psikologis (D.0109)
meningkatkan
SIKI pergerakan
-
membuat ansietas
Edukasi
- jelaskan prosedur,
termasuk sensasi
yang mungkin
dialami
- Informasikan secara
faktual mengenai
diagnosis,
pengobatan dan
prognosis
- Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi
ketegangan
- Latih tehnik
relaksasi
4. Implementasi
Implementasi keperawatan disesuaikan dengan intervensi keperawatan yang telah
disusun.
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan berdasarkan tujuan dan outcame.
DAFTAR PUSTAKA
A.Aziz Alimuh H.2014.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan.Jakarta:Salemba Medika
BCGuidelines.ca.2011.PalliativePainManagement.Available:https://www2.gov.bc.ca/gov/
content/health/practitioner-professional- resources/bc-guidelinespalliative- pain-management#part2-pain
di akses pada 12 April 2021