Anda di halaman 1dari 36

TUGAS INDIVIDU

KEPERAWATAN DASAR PROFESI (KDP)


ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GANGGUAN
ELIMINASI FEKAL

I GUSTI AGUNG AYU VERA ARYANTI


NIM. 209012530
KELOMPOK 31
STASE KDP RSUD WANGAYA DENPASAR

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2021
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
ELEMINASI FEKAL
A. Masalah Keperawatan
Pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan eleminasi fekal.
B. Pengertian
Eleminasi merupakan proses pembuangan sisa-sisa metabolisme tubuh dapat
melalui urine ataupun bowel (Tarwoto dan Wartonah, 2010). Eliminasi merupakan
kebutuhan dalam manusia yang esensial dan berperan dalam menentukan
kelangsungan hidup manusia. Eliminasi dibutuhkan untuk mempertahankan
homeostasis melalui pembuangan sisa-sisa metabolism. (Potter & Perry, Fundamental
Keperawatan Edisi 4 Volume 2, hal 1679, 2010)
Kebutuhan eliminasi terdiri dari 2 yaitu eliminasi urine (Buang air kecil) dan
eliminasi alvi (buang air besar) yang merupakan bagian dari kebutuhan fisiologis dan
bertujuan untuk mengeluarkan bahan sisa. (Hidayat, 2015)
Kebutuhan eleminasi terdiri dari dua, yaitu eleminasi urine (buang air kecil) dan
eleminasi alvi (buang air besar), yang merupakan bagian dari kebutuhan fisiologi dan
bertujuan untuk mengeluarkan bahan sisa (Hidayat, A. Aziz Alimul, 2010). Secara
garis besar, sisa metabolisme tersebut terbagi ke dalam dua jenis yaitu sampah yang
berasal dari saluran cerna yang dibuang sebagai feces (nondigestible waste) serta
sampah metabolisme yang dibuang baik bersama feses ataupun melalui saluran lain
seperti urine, CO2, nitrogen, dan H2O. (Potter & Perry, Fundamental Keperawatan
Edisi 4 Volume 2, hal 1679, 2010)
1. Gangguan Eliminasi Urine
Proses Berkemih adalah proses pengosongan vesika urinaria (kandung
kemih). Proses ini dimulai dengan terkumpulnya urine dalam vesika urinaria
yang merangsang saraf-saraf sensorik dalam dinding vesika urinaria (bagian
reseptor). Vesika urinaria dapat menimbulkan rangsangan saraf bila berisi
kurang lebih 250-450 cc (pada org dewasa) dan 200-250 cc (pada anak-anak).
komposis urine air (96%) dan larutan 4% yang terdiri dari larutan organic (urea,
amoniak, keratin, dan asam urat), serta larutan anorganik (Natrium, klorida,
kalium, sulfat, magnesium, dan fosfor).
Faktor yang mempengaruhi eleminasi urine antara lain : diet dan supan,
respons keinginan awal untuk berkemih, gaya hidup, stress psikologis, tingkat
aktivitas, tingkat perkembangan, kondisi penyakit, sosio cultural, kebiasaan
seseorang, tonus otot, pembedahan, pengobatan, dan pemeriksaan diagnostic.
(Uliyah & Hidayat, 2008)
Gangguan eliminasi urine adalah suatu keadan dimana seorang individu
mengalami gangguan dalam pola berkemih. (NANDA NIC NOC 2013, Edisi
Revisi Jilid 2, hal 597)
Gangguan eliminasi urine adalah keadaan ketika seorang individu
mengalami atau berisiko mengalami disfungsi eliminasi urine (Lynda Juall
Carpenito-Moyet, hal 502).
2. Gangguan Eliminasi Fekal
Defekasi merupakan proses pengosongan usus yang sering disebut dengan
buang air besar. Terdapat dua pusat yang menguasai reflex untuk defekasi yaitu
terletak di medulla dan sumsum tulang belakang. Apabila terjadi rangsangan
parasimpatis, sfingter anus bagian dalam akan mengendur dan usus besar
menguncup. Rangsngan pada sfingter anus bagian luar setiap waktu menguncup
dan mengendur reflek defekasi dirangsang. (Hidayat, 2015)
Feses terdiri dari 75% air dan 25% materi padat. Feses normal berwarna
coklat karena pengaruh sterkobilin, mobilin, dan aktivitas bakteri dan bau khas
karena pengaruh dari mikroorganisme.
Faktor yang mempengaruhi proses defekasi antara ain : usia, diet, asupan
cairan, aktivitas, pengobatan, gaya hidup, penyakit, nyeri, dan kerusakan sensoris
dan motoris. (Hidayat,2015)
Gangguan eliminasi fekal adalah keadaan dimana seorang individu
mengalami atau berisiko tinggi mengalami statis pada usus besar, mengakibatkan
jarang buang air besar, keras, feses kering.

C. Gejala dan Tanda


Gangguan Eliminasi Fekal
1. Konstipasi
1) Menurunnya frekuensi BAB
2) Pengeluaran feses yang sulit, keras dan mengejan
3) Nyeri rectum
2. Impaction
1) Tidak BAB
2) Anoreksia
3) Kembung/kram
4) Nyeri rectum
3. Diare
1) BAB sering dengan cairan dan feses yang tidak berbentuk
2) Isi intestinal melewati usus halus dan kolon sangat cepat
3) Iritasi di dalam kolon merupakan faktor tambahan yang menyebabkan
meningkatkan sekresi mukosa.
4) Feses menjadi encer sehingga pasien tidak dapat mengontrol dan
menahan BAB.
4. Inkontinensia Fekal
1) Tidak mampu mengontrol BAB dan udara dari anus,
2) BAB encer dan jumlahnya banyak
3) Gangguan fungsi spingter anal, penyakit neuromuskuler, trauma spinal
cord dan tumor spingter anal eksternal
5. Flatulens
1) Menumpuknya gas pada lumen intestinal,
2) Dinding usus meregang dan distended, merasa penuh, nyeri dan kram.
3) Biasanya gas keluar melalui mulut (sendawa) atau anus (flatus)
6. Hemoroid
1) Pembengkakan vena pada dinding rectum
2) Perdarahan jika dinding pembuluh darah vena meregang
3) Merasa panas dan gatal jika terjadi inflamasi
4) Nyeri
D. Pohon Masalah
Eleminasi Fekal
Bakteri, virus,
parasit

Masuk dalam
saluran cerna

Berkembang biak
di usus

Reaksi pertahanan
dari E.coli

Pertahanan tubuh
menurun

Kurangnya asupan Pola makan Pengaruh Penyakit


cairan dan makanan terganggu medikasi obat

Gangguan eliminasi

fekal

Konstipasi Diare Inkontinensia


E. Pemeriksaan Diagnostik
Eleminasi Fekal
1. Endoskopi atau gastroskopi UGI
Endoskopi atau gastroskopi UGI memungkinkan visualisasi esophagus,
lambung, dan duodenum. Sebuah gastroskop memampukan dokter
mengambil specimen jaringan (biopsi), mengangkat pertumbuhan jaringan
yang abnormal (polip), dan sumber- sumber darah samar dari perdarahan.
2. Proktoskopi dan sigmoidoskopi
Proktoskopi dan sigmoidoskopi merupakan instrumen yang kaku,
berbentuk selang yang dilengkapi dengan sumber cahaya.Sigmoidoskopi
memungkinkan visualisasi anus, rectum, dan kolon sigmoid. Protoskopi
memungkinkan visualisasi anus dan rectum.Kedua tes memungkinkan
dokter mengumpulkan specimen jaringan dan membekukan sumber- sumber
perdarahan.
3. Rongen Media Kontras
Klien menelan media kontras atau media yang diberikan sebagai enema.
Salah satu media paling umum digunakan adalah barium, suatu substansi
radioopaq berwarna putih menyerupai kapur, yang diminumkan ke klien
seperti milkshake. Pemeriksaan GI bagian atas adalah pemeriksaan media
kontras yang ditelan dengan menggunakan sinar-X, yang memungkinkan
dokter melihat esophagus bagian bawah, lambung, dan duodenum.

F. Penatalaksanaan Medis
Eleminasi Fekal
a. Menyiapkan Feses untuk Bahan Pemeriksaan
Menyiapkan feses untuk bahan pemeriksaan merupakan cara yang
dilakukan untuk mengambil feses sebagai bahan pemeriksaan, yaitu
pemeriksaan lengkap dan pemeriksaan kultur (pembiakan).
1) Pemeriksaan feses lengkap merupakan pemeriksaan feses terdiri atas
pemeriksaan warna, bau, konsistensi, lender, darah, dan lain- lain.
2) Pemeriksaan feses kultur merupakan pemeriksaan feses melalui biakan
dengan cara toucher
b. Menolong Buang Air Besar dengan Menggunakan Pispot
Menolong buang air besar dengan menggunakan pispot merupakan
tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu buang
air besar secara sendiri di kamar kecil dengan membantu menggunakan pisot
(penampung) untuk buang air besar di tempat tidur dan bertujuan memenuhi
kebutuhan eliminasi fekal.
c. Memberikan Huknah Rendah
Memberikan huknah rendah merupakan tindakan keperawatan dengan
cara memasukkan cairan hangat ke dalam kolon desenden dengan
menggunakan kanula rekti melalui anus, bertujuan mengosongkan usus pada
proses pra bedah agar dapat mencegah terjadinya obstruksi makanan sebagai
dampak dari pascaoperasi dan merangsang buang air besar bagi pasien yang
mengalami kesulitan dalam buang air besar.
d. Memberikan Huknah Tinggi
Memberikan huknah tinggi merupakan tindakkan keperawatan dengan
cara memasukkan cairan hangat ke dalam kolon asenden dengan
menggunakan kanula usus, bertujuan mengosongkan usus pada pasien
prabedah atau untuk prosedur diagnostik.
e. Memberikan Gliserin
Memberikan gliserin merupakan tindakan keperawatan dengan cara
memasukkan cairan gliserin ke dalam poros usus menggunakan spuit
gliserin, bertujuan merangsang perisstaltik usus, sehingga pasien dapat
buang air besar (khususnya pada orang yang mengalami sembelit) dan juga
dapat digunakan untuk persiapan operasi.
f. Mengeluarkan Feses dengan Jari
Mengeluarkan feses dengan jari merupakan tindakan keperawatan
dengan cara memasukkan jari ke dalam rektum pasien, digunakan untuk
mengambil atau menghancurkan massa feses sekaligus mengeluarkannya.
Indikasi tindakan ini adalah apabila massa feses terlalu keras dan dalam
pemberian edema tidak berhasil, konstipasi, serta terjadi pengerasan feses
yang tidak mampu dikeluarkan pada lansia.

G. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas Pasien dan Penanggung Jawab
Identitas pasien meliputi: nama, umur, jenis kelamin, alamat, status, agama,
suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, no CM, diagnosa medis, sumber biaya.
Identitas penanggung jawab meliputi: nama, umur, jenis kelamin, alamat, status,
agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan pasien.
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Alasan Masuk Rumah Sakit
2) Keluhan Utama
3) Kronologi Keluhan
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
3. Kebutuhan Bio- Psiko- Sosial- Spiritual
Kebutuhan Bio- Psiko- Sosial- Spiritual meliputi: bernapas, makan, minum,
eleminasi, gerak dan aktivitas, istirahat tidur, kebersihan diri, pengaturan suhu,
rasa aman dan nyaman, sosialisasi dan komunikasi, prestasi dan produktivitas,
pengetahuan, rekreasi, dan ibadah.
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum
Keadaan umum meliputi: kesan umum, kesadaran, postur tubuh, warna kulit,
turgor kulit, dan kebersihan diri.
b. Gejala Kardinal
Gejala cardinal meliputi: suhu, nadi, tekanan darah, dan respirasi.
c. Keadaan Fisik
Keadaan fisik meliputi pemeriksaan dari kepala sampai ekstremitas bawah.
5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang merupakan hasil pemeriksaan laboratorium.
6. Batasan Karakteristik
a. Eliminasi Fekal
1) Data Mayor
a) Feces lunak dan atau c) Peningkatan frekuensi defekasi
cair d) Defekasi kurang dari tiga kali
b) Feces keras dan seminggu
berbentuk e) Defekasi lama dan sulit
2) Data Minor
a) Nyeri abdomen
b) Frekuensi bising usus meningkat
c) Peningkatan dalam keenceran atau volume feces
d) Penurunan bising usus
e) Mengeluh rektal terasa penuh
f) Mengeluh ada tekanan pada rectum
g) Nyeri saat defekasi
h) Impaksi yang dapat diraba
i) Pengosongan terasa tidak adekuat
H. Daftar Masalah Keperawatan
1. Gangguan Eleminasi Fekal
a. Gangguan eleminasi fekal : Konstipasi (actual/ risiko)
Definisi : penurunan defekasi normal yabg disertai pengelularan feses sulit
dan tidak tuntas serta fese kering dan banyak.
Penyebab
Fisiologis
1. Penurunan motilitas gastrointestinal
2. Ketidakadekuatan pertumbuhan gigi
3. Ketidakcukupan diet
4. Ketidakcukupan asupan serat
5. Ketidakcukupan asupan cairan
6. Aganglionik (mis. penyakit Hircsprung)
7. Kelemahan otot abdomen
Psikologis
1. Konfusi
2. Depresi
3. Gangguan emosional
Situasional
1. Perubahan kebiasaan makan (mis. jenis makanan, jadwal makan)
2. Ketidakadekuatan toileting
3. Aktivitas fisik harian kurang dari yang dianjurkan
4. Penyalahgunaan laksatif
5. Efek agen farmakologis
6. Ketidakteraturan kebiasaan defekasi
7. Kebiasaan menahan dorongan defekasi
8. Perubahan lingkungan
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
1. Defekasi kurang dari 2 kali seminggu
2. Pengeluaran fases lama dan sulit
Objektif
1. Feses keras
2. Peristalitik usus menurun
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
1. Mengejan saat defekasi
Objektif
1. Distensi abdomen
2. Kelemahan umum
3. Teraba massa pada rektal
Kondisi Klinis Terkait
1. Lesi/cedera pada medula spinalis
2. Spina bifida
3. Stroke
4. Sklerosis multipel
5. Penyakit parkinson
6. Demensia
7. Hiperparatiroidisme
8. Hipoparatiroidisme
9. Ketidakseimbangan elektrolit
10. Hemoroid
11. Obesitas
12. Pasca operasi obstruksi bowel
13. Kehamilan
14. Pembesaran prostat
15. Abses rektal
16. Fisura anorektal
17. Striktura anorektal
18. Prolaps rektal
19. Ulkus rektal
20. Rektokel
21. Tumor
22. Penyakit Hircsprung
23. Impaksi feses
Tujuan yang diharapkan :
1) Pasien kembali ke pola normal dari fungsi bowel.
2) Terjadi perubahan pola hidup untuk menurunkan factor penyebab
konstipasi.
b. Gangguan eliminasi : diare
Definisi : Pengeluaran feses yang sering, lunak dan tidak terbentuk
Penyebab
Fisiologis
1. Inflamasi gastrointestinal
2. Iritasi gastrointestinal
3. Proses infeksi
4. Malabsorsi
Psikologis
1. Kecemasan
2. Tingkat stres tinggi
Situasional
1. Terpapar kontaminan
2. Terpapar toksin
3. Penyalahgunaan laksatif
4. Penyalahgunaan zat
5. Program pengobatan (Agen tiroid, analgesik, pelunak feses, ferosultat,
antasida, cimetidine dan antibiotik)
6. Perubahan air dan makanan
7. Bakteri pada air
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif (tidak tersedia)
Objektif
1. Defekasi lebih dari tiga kali dalam 24 jam
2. Feses lembek atau cair
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
1. Urgency
2. Nyeri/kram abdomen
Objektif
1. Frekuensi peristaltik meningkat
2. Bising usus hiperaktif
Kondisi Klinis Terkait
1. Kanker kolon
2. Divericulitis
3. Iritasi usus
4. Crohn’s disease
5. Ulkus peptikum
6. Gastritis
7. Spasme kolon
8. Kolitis ulseratif
9. Hipertiroidisme
10. Demam typoid
11. Malaria
12. Sigelosis
13. Kolera
14. Disentri
15. Hepatitis
Tujuan yang diharapkan :
1) Pasien kembali buang air besar ke pola normal.
2) Keadaan feses berbentuk dan lebih keras.
c. Gangguan eleminasi fekal : inkotinensia
Definisi : perubahan kebiasaan buang air besar dari pola normal yang
ditandai dengan pengeluaran feses secara involunter (tidak
disadari)
Penyebab
1. Kerusakan susunan saraf motorik bawah
2. Penurunan tonus otot
3. Gangguan kognitif
4. Penyalahgunaan laksatif
5. Kehilangan fungsi pengendalian sfingter rektum
6. Pascaoperasi pullthrough dan penutupan klosomi
7. Ketidakmampuan mencapai kamar kecil
8. Diare kronis
9. Stres berlebihan
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
1. Tidak mampu mengontrol pengeluaran fases
2. Tidak mampu menunda defekasi
Objektif
1. Fases keluar sedikit-sedikit dan sering
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif (tidak tersedia)
Objektif
1. Bau fases
2. Kulit perinal kemerahan
Kondisi Klinis Terkait
1. Spina bifida
2. Atresia ani
3. Penyakit Hirschsprung
Tujuan yang diharapkan :
1) Pasien dapat mengontrol pengeluaran feses.
2) Pasien kembali pada pola eleminasi normal.

I. Intervensi Keperawatan
Gangguan Eleminasi Fekal
a. Gangguan eleminasi fekal : konstipasi (actual/ risiko)
No. Intervensi Rasional
1 Catat dan kaji kembali Pengkajian dasar untuk
warna, konsistensi, jumlah, mengetahui adanya masalah
dan waktu buang air besar bowel
2 Kaji dan catat pergerakan Deteksi dini penyebab
usus konstipasi
3 Jika terjadi fecal impaction: Membantu mengeluarkan
 Lakukan pengeluaran feses
manual
 Lakukan gliserin klisma
4 Konsultasikan dengan dokter Meningkatkan eleminasi
tentang: pemberian laksatif,
enema, pengobatan
5 Berikan cairan adekuat Membantu feses lebih lunak
6 Berikan makanan tinggi serat Menurunkan konstipasi
dan hindari makan yang
banyak mengandung gas
dengan konsultasi bagian
gizi
7 Bantu klien dalam Meningkatkan pergerakan
melakukan aktivitas pasif usus
dan aktif
8 Berikan pendidikan Mengurangi/ menghindari
kesehatan tentang: personal inkontinensia
hygiene, kebiasaan diet,
cairan dan makanan yang
mengandung gas, aktivitas,
kebiasaan buang air besar

b. Gangguan eleminasi : diare


No. Intervensi Rasional
1 Monitor/ kaji kembali Dasar memonitor kondisi
konsistensi, warna, bau
feses, pergerakan usus, cek
berat badan setiap hari
2 Monitor dan cek elektrolit, Mengkaji status dehidrasi
intake dan output cairan
3 Kolaborasi dengan dokter Mengurangi kerja usus
pemberian cairan IV, oral,
dan makanan lunak
4 Berikan antidiare, tingkatkan Mempertahankan status
intake cairan hidrasi
5 Cek kulit bagian perineal Frekuensi buang air besar
dan jaga dari gangguan yang meningkat menyebabkan
integritas iritasi kulit sekitar anus
6 Kolaborasi dengan ahli diet Menurunkan stimulant bowel
tentang diet rendah serat dan
lunak
7 Hindari stres dan lakukan Stress meningkatkan stimulus
istirahat cukup bowel
8 Berikan pendidikan Meningkatkan pengetahuan
kesehatan tentang: cairan, dan mencegah diare
diet, obat- obatan, perubahan
gaya hidup

c. Gangguan eleminasi fekal : inkontinensia


No. Intervensi Rasional
1 Tentukan penyebab Memberikan deta dasar
inkontinensia untuk memeberikan asuhan
keperawatan
2 Kaji penurunan masalah ADL Pasien terganggu ADL
yang berhubungan dengan karena takut buang air besar
masalah inkontinensia
3 Kaji jumlah dan karakteristik Menentukan pola
inkontinensia inkontinensia
4 Atur pola makan dan sampai Membantu mengontrol
berapa lama terjadi buang air buang air besar
besar
5 Lakukan bowel traning Membantu mengontrol
dengan kolaboorasi fisioterapi buang air besar
6 Lakukan latihan otot panggul Menguatkan otot pelvis
7 Berikan pengobatan dengan Mengontrol frekuensi buang
kolaborasi dengan dokter air besar

J. Referensi
Hidayat, A. Aziz Alimul & Muzrifatul Uliyah. 2008. Keterampilan Dasar Praktik
Klinik Untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2010. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi
Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2015. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Edisi 2.
Jakarta : Salemba Medika.
Nanda International. 2010. Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi. 2009-
2011. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Potter & Perry. 2010. Fundamental Keperawatan Edisi 4 Volume 2. Jakarta : EGC.
PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.: Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI. 2018. Standar Intervens Keperawatan Indonesia.: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
Tarwoto & Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn. DM
DENGAN DIAGNOSA MEDIS AF RVR, AHF ec HHD
DI RUANG CENDRAWASIH
TANGGAL 10 APRIL 2021

I. PENGKAJIAN
1. Identitas
Identitas Pasien
Nama : Tn. DM
Umur : 64 TAHUN
Agama : HINDU
Jenis Kelamin : LAKI LAKI
Status : MENIKAH
Pendidikan : SD
Pekerjaan : TIDAK BEKERJA
Suku Bangsa : WNI
Alamat : JL.SUTOYO GG.IV NO.5 DENPASAR
Tanggal Masuk : 5 APRIL 2021
Tanggal Pengkajian : 10 APRIL 2021
No. Register : 1794336
Diagnosa Medis : AF RVR, AHF ec HHD
Identitas Penanggung Jawab
Nama : AWK
Umur : 40 TAHUN
Hub. Dengan Pasien : ANAK
Pekerjaan : PEGAWAI SWASTA
Alamat : JL.SUTOYO GG.IV NO.5 DENPASAR

2. Status Kesehatan
Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)
Saat masuk rumah sakit : pasien mengatakan dada berdebar dan nafas sesak
Saat pengkajian : pasien mengatakan nyeri pada perut belum sejak 1 minggu yang lalu, pagi
tadi sempat bab sedikit dan keras

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien mengatakan mengalami dada berdebar hilang timbul sejak 5 hari dan memberat
sejak 3 jam sebelum masuk rumah sakit dan disertai nafas terasa sesak
Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami dada berdebar dan sesak
sebelumnya yang parah seperti ini
Riwayat penyakit DM, Jantung, Asma, Hipertensi disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang mengidap sakit yang sama seperti
dirinya.

Genogram :

x x x x

x x x x x x x x

Keterangan:
Laki laki meninggal
x Laki laki hidup
Laki laki (Pasien )
P Perempuan meninggal P
x Perempuan hidup

3. Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-Psiko-Sosio-Kultural-Spiritual)


a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
 Sebelum sakit
Pasien mengatakan bila sakit sering memeriksakan diri kebidan untuk disuntik.pasien
mengatakan riwayat merokok saat masih muda, saat ini pasien sudah tidak merokok.
 Saat sakit
Pasien mengatakan yakin dengan pengobatannya di rumah sakit dan akan segera
sembuh. Pasien mengatakan selalu mengikuti anjuran dokterdan perawat yang
merawatnya
b. Pola Nutrisi-Metabolik
 Sebelum sakit :
Pasien mengatakan makan teratur 3 kali sehari 1 porsi
 Saat sakit :
Pasien mengatakan tidak nafsu makan, bila makan perut terasa cepat penuh , habis 2/3
porsi dan diet bubur.
c. Pola Eliminasi
1) BAB
 Sebelum sakit :
Pasien mengatakan biasa BAB 2 hari sekali
 Saat sakit :
Pasien mengatakan perut terasa penuh , tidak BAB sejak 7 hari dan sudah bab sedikit
tadi pagi dan keras.

2) BAK
 Sebelum sakit :
Pasien mengatakan Bak lancar, tidak ada nyeri saat bak , warna urine kuning jernih
 Saat sakit :
Pasien mengatakan saat ini bak lebih banyak dan sering berwarna kuning jernih

d. Pola aktivitas dan latihan


1) Aktivitas
KemampuanPerawatanDir
0 1 2 3 4
i
Makandanminum v
Mandi v
Toileting v
Berpakaian v
Berpindah v

KET : 0:mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat,
4: tergantung total

2) Latihan
 Sebelum sakit :
Pasien mengatakan biasa melakukan aktivitas mandiri di rumah seperti makan
dan mandi.
 Saat sakit
Pasien mengatakan bertambah sesak dan dada berdebar apabila bila berjalan terlalu
lama
e. Pola kognitif dan Persepsi
Kesadaran pasien composmentis, pasien mengatakan pendengarannya mulai menurun,
penglihatan normal.
f. Pola Persepsi-Konsep diri
Pasien mengatakan tidak malu dengan penyakit yang di deritanya
g. Pola Tidur dan Istirahat
 Sebelum sakit :
Pasien mengatakan biasa tidur 6-7 jam sehari di rumah.
 Saat sakit :
Pasien mengatakan tidur kurang nyenyak, pasien tidur 6jam dan juga tidur siang
h. Pola Peran-Hubungan
Pasien mengatakan sudah tidak bekerja. Di rumah sakit ini istrinya menemani saat siang
hari, dan anaknya menjaga saat malam hari.
i. Pola Seksual-Reproduksi
 Sebelum sakit : pasien mengatakan sudah tidak ada aktivitas seksual

 Saat sakit : pasien mengatakan sudah tidak ada aktivitas seksual


j. Pola Toleransi Stress-Koping
Pasien mengatakan pasrah bila harus dirawat inap di RS

k. Pola Nilai-Kepercayaan
Pasien mengatakan saat sakit dia tidak boleh memotong kukunya. Pasien yakin akan
diberi kesembuhan.

4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum : tampak lemah
Tingkat kesadaran : komposmetis / apatis / somnolen / sopor/koma
GCS : Verbal:5, Psikomotor:6, Mata :4
b. Tanda-tanda Vital : Nadi = 96x/mnt, Suhu =360C , TD =120/80mmhg,RR =24x/mnt
c. Keadaan fisik
1) Kepala dan leher :
Bentuk bulat, benjolan tidak ada, tampak bersih,
tidak ada pembesaran tiroid, tidak ada pembesaran limfe.
2) Dada :
 Paru
Suara nafas vesikuler, dada simetris, tidak ada retraksi
 Jantung
Bunyi jantung tidak normal (atrial fibrilation)
Ictus cordis tidak tampak, irreguler.
3) Payudara dan ketiak :
Simetris, pembesaran tidak ada,tidak ada pembesaran kelenjar limfe
4) Abdomen :
Distensi ada, bising usus 5x/menit,suara timpani, teraba massa abdomen
5) Genetalia :
Bersih, bengkak tidak ada,uretra bersih tidak ada sumbatan, tidak ada nyeri tekan
atau cairan yang keluar
6) Integumen :
Kulit lembab ,turgor elastis
7) Ekstremitas :
 Atas
Gerak normal, tidak ada odem, simetris, dan akral hangat
 Bawah
Gerak normal, tidak ada odem, simetris, dan akral hangat
8) Neurologis :
 Status mental dan emosi :
Compos mentis, tampak tenang dan kooperatif
 Pengkajian saraf kranial :
Penglihatan kabur, penurunan pendengaran, gerakan bola mata baik atau
simetris.
 Pemeriksaan refleks :
Ada refleks nyeri, geli dan panas atau dingin
d. Pemeriksaan Penunjang
Data laboratorium yang berhubungan
Darah lengkap
Wbc 10,52
Hb 13,2
Hct 38,9
Plt 217
Glukosa sewaktu 70
Urea 51
Kreatinin 1,4
Natrium 137
Kalium 3,9
Clorida 100
2. Pemeriksaan radiologi
Thorak foto : Cardiomegali
Echocardiografi : dimensi ruang jantung normal, IVH(-), fungsi sistolik IV + RV
normal, fungsi diastolic IV menurun gr 1, MR mild, PR trial
3. Pemeriksaan penunjang diagnostik lain
Ekg tgl 5 April 2021 hasil hr.105 atrial fibrilation
Ekg tgl 10 April 2021 hr 67 incomplete right RBBB
c. Terapi
No Tanggal awal Nama Dosis Rute Indikasi
diberikan
1 5 April 2021 IVFD NACL 0,9% 7 tetes/mnt intravena Cairan
parentral
2 5 April 2021 Cefoperazon 1 gr @ 12 jam Per iv Antibiotik
3 5 April 2021 Furosemid 1 ampul @ 8 Per iv Diuretik
jam
4 5 April 2021 Digoxin 1 tab @ 24 jam Per oral Glikosida
jantung
5 5 April 2021 Concord 2,5 mg @ Per oral Anti hipertensi
24jam
6 5 April 2021 Valsartan 40 mg @ 24 Per oral Anti hipertensi
jam
7 10 April 2021 Lactulose syr 1 C @8 jam Per oral Laksatif

ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
KOLABORATIF/
KEPERAWATAN
1. DS: pasien mengatakan perut Bakteri, virus, parasit Konstipasi
terasa penuh dan nyeri, tidak BAB
sejak 7 hari Masuk ke sal cerna dan
DO: distensi abdomen , faeses berkembang di usus
keras, bising usus 5x permenit,
teraba massa abdomen, perkusi Reaksi pertahanan E. Coli
timpani, pasien tampak lemah, Pertahanan tubuh menurun
pasien bedrest
Kelemahan umum, pasien
bedrest/ imobilisasi

Ketidakadekuatan toileting

Konstipasi
2. DS: pasien mengatakan bertambah Atrial fibrilation Intoleransi aktivitas
sesak dan dada berdebar bila
beraktivitas jalan terlalu lama Denyut jantung tidak
DO: pasien tampak lemah, teratur
RR:22x/mnt, nadi 96x/mnt,
terpasang O2 3lpm, sesak Aliran darah tidak lancar
berkurang, ADL dibantu
Suplai O2 ke seluruh
tubuh menurun

Mudah lelah, dada


berdebar, sesak

Intoleransi aktivitas
Diagnosa Keperawatan

TANGGAL /
N
JAM DIAGNOSA KEPERAWATAN TTD
O
DITEMUKAN

1 10 April 2021 Konstipasi berhubungan dengan ketidakadekuatan Mhs


toileting ditandai dengan pasien mengatakan perut
terasa penuh dan nyeri, tidak BAB sejak 7 hari
distensi abdomen , faeses keras, bising usus 5x
permenit, teraba massa abdomen, perkusi timpani,
pasien tampak lemah, pasien bedrest

2 10 April 2021 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Mhs


ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen ditandai dengan pasien mengatakan
bertambah sesak dan dada berdebar bila
beraktivitas jalan terlalu lama, pasien tampak
lemah, RR:22x/mnt, nadi 96x/mnt, terpasang O2
3lpm, sesak berkurang, ADL dibantu
DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS
1) Konstipasi berhubungan dengan Toileting tidak adekuat
2) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen

Rencana Tindakan Keperawataan


Hari/ N Rencana Keperawatan
Tgl o Ttd
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
D
X
Sabtu 1 Setelah diberikan asuhan NIC
10/3/20 keperawatan selama 3x24 a. monitor frekuensi, a. mengetahui Mhs
jam diharapkan pola warna,dan penyebab dini
eliminasi fekal pasien konsistensi terjadinya
normal dengan kriteria hasil: konstipasi
NOC
1. Bowel elimination b. anjurkan pada pasien b. meningkatkan

a.pola eliminasi 1-2 hari untuk makan buah- pergerakan usus

sekali buahan dan serat

b.faeses lembut tinggi dengan


konsultasi bagian
gizi

c. untuk
c. mobilisasi bertahap
merangsang
eliminasi

d. kolaborasikan d. meningkatkan

dengan tenaga medis eliminasi

mengenai pemberian
Sabtu 2 laksatif Mhs
Setelah diberikan asuhan a.mengetahui
a.observasi adanya
10/4/21 keperawatan selama 3x24 pembatasan pasien kemampuan
jam pasien toleransi terhadap dalam melakukan pasien dalam
aktivitas dengan kriteria aktifitas beraktivitas
hasil:
NOC energy conservation b.monitor respon b. melihat apakah
a.berpartisipasi dalam kardiovaskuler ada peningkatan
aktivitas fisik tanpa disertai terhadap aktivitas TD,nadi dan RR
peningktan tekanan darah, saat aktivitas
nadi dan RR
b.mampu melakukan
aktifitas sehari hari secara
mandiri
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari/
No.Dx Tindakan keperawatan Evaluasi Ttd
Tgl /jam
Sabtu 1,2 - Mengobservasi vital sign Suhu : 36,5 0C Mhs
10-04- - Delegatif pemberian injeksi RR : 22 kali/menit
2021 cefoferazone 1gr dan N : 98 kali/menit
Pk.08.00 furosemide 1 Amp TD 120/80 mmHg
Saturasi O2 : 98 %
Reaksi alergi (-)

Pk.09.00 1 Memonitor S: ”Saya tidak bab sejak 7 hari,


frekuensi ,warna,dan tadi pagi bab keluar sedikit tapi
konsistensi feses keras”
O: tampak meringis
memegangi perut yang sakit
skala 3 (0-10)

Pk.09.30 1
pasien kooperatif
Menganjurkan pada pasien
untuk makan buah-buahan dan
serat tinggi dengan konsultasi
bagian gizi
Pk. 10.00 2
S: ”Saya hanya mampu duduk,
Membantu pasien mobilisasi kalau jalan belum mampu ke
bertahap toilet”
O: tampak masih lemah dan
sesak bila berjalan ke kamar
Pk.11.00 1 mandi
Pasien kooperatif
Delegatif pemberian lactulosa
sirup 1 sendok makan, Digoxin
Pk.13.30 1,2 1 tab, Concord 2,5mg,
Valsartan 40mg
Melakukan timbang terima S: ”Saya masih sakit perut
belum BAB”
O: kes CM, E4V5M6, BAB(-)
nyeri perut masih, ADL
dibantu, mobilisasi duduk, O2
3lpm
A: 1. konstipasi
2.intoleransi aktvitas
P:3x 24 jam konstipasi teratasi
3x 24 jam pasien toleransi
terhadap aktivitas

Minggu 1,2 - Mengobservasi vital sign Suhu : 36,5 0C Mhs


11-04- - Delegatif pemberian injeksi RR : 22 kali/menit
2021 cefoferazone 1gr dan N : 88 kali/menit
Pk.08.00 furosemide 1 Amp TD 120/80 mmHg
Saturasi O2 : 98 %
Reaksi alergi (-)

Pk.09.00 2 mengobservasi adanya S: ”bila saya berjalan terasa


pembatasan pasien dalam sesak”
melakukan aktifitas O: RR meningkat 26x/menit,
nadi 100x/menit

Pk.11.00 1
Delegatif pemberian lactulosa Pasien kooperatif
sirup 1 sendok makan, Digoxin
1 tab, Concord 2,5mg,
Valsartan 40mg

Pk.13.30 1,2 Melakukan timbang terima


S: saya belum BAB
O: kes CM, E4V5M6, BAB(-)
nyeri perut masih, ADL
dibantu, mobilisasi duduk dan
jalan sekitar TT, o2 3lpm(k/p)
RR:22x/mnt, nadi 88x/mnt
TD120/80mmhg
A: 1. Konstipasi
2.Intoleransi aktvitas
P: 2x 24 jam konstipasi teratasi
2x 24 jam pasien toleransi
terhadap aktivitas
Senin 1,2 - Mengobservasi vital sign Suhu : 36,5 0C
12-04- - Delegatif pemberian injeksi RR : 22 kali/menit
2021 cefoferazone 1gr dan N : 88 kali/menit
Pk.08.00 furosemide 1 Amp TD 120/80 mmHg
Saturasi O2 : 98 %
Reaksi alergi (-)

Pk.09.00 2 mengobservasi adanya S: ”Saya sudah bisa jalan tapi


pembatasan pasien dalam masih dibantu”
melakukan aktifitas O: RR meningkat 22x/menit,
nadi 88x/menit

Pk.11.00 1
Delegatif pemberian lactulosa Pasien kooperatif
sirup 1 sendok makan, Digoxin
1 tab, Concord 2,5mg,
Valsartan 40mg

Pk.13.30 1,2
Melakukan timbang terima S: ”Saya belum BAB, perut
masih sakit”
O: kes CM, E4V5M6, BAB(-)
nyeri perut masih, ADL
dibantu, mobilisasi duduk dan
jalan sekitar TT, O2 3lpm(k/p)
RR:22x/mnt, nadi 88x/mnt
TD120/80mmhg
A: 1. Konstipasi
2.Intoleransi aktvitas
P: 2x 24 jam konstipasi teratasi
2x24 jam pasien toleransi
terhadap aktivitas
Selasa 1,2 - Mengobservasi vital sign Suhu : 36,5 0C Mhs
- Delegatif pemberian injeksi
13-04- RR : 22 kali/menit
cefoferazone 1gr dan
2021 furosemide 1 Amp N : 82 kali/menit
Pk.08.00 TD 120/80 mmHg
Saturasi O2 : 98 %
Reaksi alergi (-)

Pk.09.00 2
memonitor respon S: ”Saya sudah bisa berjalan ke
kardiovaskuler terhadap toilat tanpa sesak”
aktivitas O: Nadi 87x/mnt TD
120/80mmhg RR 20x/mnt, o2

1 3lpm (K/P)
Pk.11.00
Delegatif pemberian lactulosa
sirup 1 sendok makan, Digoxin Pasien kooperatif
1 tab, Concord 2,5mg,
Valsartan 40mg

Pk.13.30 1,2

Melakukan timbang terima S: ”Saya sudah BAB 1x dan


lembek, terasa lega”
O: Kes CM, E4V5M6, BAB
1kali, konsistensi lembek,
bising usus 15 x/menit, ADL
dibantu sebagian, mobilisasi
jalan sekitar TT dan kamar
mandi, o2 3lpm(k/p),
RR:20x/mnt, nadi 67x/mnt
TD120/80mmhg
A: masalah keperawatan
teratasi
P: pertahankan kondisi
Evaluasi
No Hari/tgl No.Dx Evaluasi Ttd
jam
1 Selasa 13/4/21 1 S: ”Saya sudah bisa BAB tadi pagi dan Mhs
12.00 sudah lembek, saya merasa lega”
O: Kes CM, E4V5M6, pasien tampak
tenang, BAB 1x, konsistensi feses
lembek, distensi abdomen(-) , bising
usus 15x permenit, tidak teraba massa
abdomen. Perkusi normal.
A: Masalah keperawatan teratasi
P: Pertahankan kondisi

2 Selasa 13/4/21 2 Mhs


12.00 S: ”Saya bisa jalan ke toilet tanpa
mengeluh sesak”
O: Kes CM E4V5M6, lemas berkurang,
sesak tidak, mobilisasi jalan sekitar
TT dan kamar mandi bisa, ADL
dibantu sebagian, O2 3lpm (k/p), RR
20x/mnt, nadi
67x/mnt,TD120/80mmhg
A: Masalah keperawatan teratasi
P: Pertahankan kondisi

Anda mungkin juga menyukai