NIM: P05120220066
A. Pengertian eliminasi
Eliminasi merupakan suatu proses pengeluaran zat-zat sisa yang tidak
diperlukan oleh tubuh. Eliminasi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu
eliminasi urine dan eliminasi fekal. Eliminasi urine berkaitan dengan
sistem perkemigan, sedangkan eliminasi fekal erat kaitannya dengan
saluran pencernaan.
1. anatomi
fisiologi
a. Eliminasi fekal
2) Esofagus
Esofagus adalah sebuah tube yang panjang. Sepertiga bagian
atas adalah terdiri dari otot yang bertulang dan sisanya adalah
otot yang licin. Permukaannya diliputi selaput mukosa yang
mengeluarkan secret mukoid yang berguna untuk
perlindungan.
3) Lambung
Pergerakan makanan melalui lambung dan usus
dimungkinkan dengan adanya peristaltic, yaitu gerakan
kontraksi dan relaksasi secara bergantian oleh otot yang
mendorong substansi makanan dalam gerakan menyerupai
gelombang. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk
mengosongkan kembali lambung setelah makan adalah 2
sampai 6 jam.
4) usus halus
usus halus terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum. Usus
menerima makanan yang sudah berbentuk chyme (setengah
padat) dari lambung untuk mengabsorbsi air, nutrient,
potassium, bikarbonat, dan enzim.
5) usus besar
kolon terdiri dari sekum yang berhubungan langsung dengan
usus halus, kolon ascendent, transversum, descendent,
sigmoid, dan rectum.Fungsi utama kolon adalah absorbsi air
dan nutrien, proteksi dengan mensekresikan mucus yang akan
melindungi dinding usus trauma oleh feses dan aktivitas
bakteri, dan menghantarkan sisa makanan sampai ke anus
dengan cara berkontraksi.
6) anus.
Anus berfungsi dalam proses eliminasi zat sisa. Proses
eliminasi fekal adalah suatu upaya pengosongan intestin.
Pusat refleks ini terdapat pada medula dan spinal cord.
Refleks defekasi timbul karena adanya feses dalam rektum.
3. Gangguan/ Masalah
a. Eliminasi urin
1) retensi urin : akumulasi urine yang nyata didalam kandung
kemih akibat ketidakmampuan mengosongkan kandung kemih
2) dysuria : adanya rasa sakit atau kesulitan berkemih
3) polyuria : produksi urine abnormal dalam jumlah besar oleh
ginjal, seperti 2500 ml/hari tanpa adanya intake cairan.
4) Inkontinensia urine : ketidaksanggupan sementara atau
permanen oto sfingter eksternal untuk mengontrol keluarnya
urine dari kantong kemih
5) Urinari supresi : berhenti memproduksi urine secara mendadak.
b. Eliminasi fekal
1) Konstipasi : penurunan frekuensi defekasi, yang diikuti oleh
pengeluaran feses yang lama atau keras dan kering
2) Impaksi : merupakan akibat dari konstipasi yang tidak diatasi.
Impaksi adalah kumpulan feses yang mengeras, mengendap di
dalam rektum, yang tidak dapat dikeluarkan.
3) Diare : peningkatan jumlah feses dan peningkatan pengeluaran
feses yang cair dan tidak berbentuk. Diare adalah gejala
gangguan yang mempengaruhi proses pencernaan, absorbsi, dan
sekresi di dalam saluran GI.
4) Inkontinensia: ketidakmampuan mengontrol keluarnya feses dan
gas dari anus
5) Flatulen : penyebab umum abdomen menjadi penuh, terasa nyeri,
dan kram.
6) Hemoroid : vena-vena yang berdilatasi, membengkak dilapisan
rectum
Urine masuk
kandung kemih
Terjadi peregangan
otot dinding kemih
Impuls berjalan
melalui serabut
aferen
Menuju pars lumbalis medula
spiralis dan transisikan ke
korteks serebri
o. pola keyakinan-nilai
agama yang dianut pasien dan pengaruhnya terhadap kehidupan.
p. pemeriksaan fisik
1. Abdomen
Pembesaran, pelebaran pembuluh darah vena, distensi bladder,
pembesaran ginjal, nyeri tekan, tenderness, bising usus.
2. Genetalia wanita
Inflamasi, nodul, lesi, adanya sekret dari meatus, keadaan atropi
jaringan vagina.
3. Genetalia laki-laki
Kebersihan, adanya lesi, terderness, adanya pembesaran skrotum.
c. Intake dan output cairan
- Kaji intake dan output cairan dalam sehari (24 jam).
- Kebiasaan minum di rumah.
- Intake, cairan infus, oral, makanan, NGT.
- Kaji perubahan volume urine untuk mengetahui
ketidakseimbangan cairan.
- Output urine dari urinal, cateter bag, drainage ureterostomy,
sistostomi.
- Karakteristik urine : warna, kejernihan, bau, kepekatan.
q. pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan urine (urinalisis):
Warna (N : jernih kekuningan)
Penampilan (N: jernih)
Bau (N: beraroma)
pH (N:4,5-8,0)
Berat jenis (N: 1,005-1,030)
Glukosa (N: negatif)
Keton (N:negatif)
Kultur urine (N: kuman patogen negatif).
r. terapi
terapi yang diberikan baik oral maupun parenteral yang diberikan dalam
pemenuhan atau gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi urin dan
fekal
2. Diagnosa Keperawatan
a. Inkontinensia urin berlanjut
b. Inkontinensia urin berlebih
c. Konstipasi