Anda di halaman 1dari 16

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 Tinjauan Teori
1.1.1 Pengertian
Eliminasi merupakan proses pembuangan sisa-sisa metabolisme tubuh.
Pembuangan dapat melalui urin ataupun feses. Eliminasi dibutuhkan untuk
mempertahankan homeostatis melalui pembuangan feses dan urin (Wartoanah,
2016).
Eliminasi Urin adalah pengosongan kandng kemih yang lengkap (SLKI,
2018).
Eliminasi Fekal adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh berupa
feses yang berasal dari saluran pencernaan, kemudian dikeluarkan melalui anus
(Cynthia, Dea Laras 2013).
1.1.2 Etiologi
1.Usia
2. Diet
3. Asupan cairan
4. Aktivitas
5. Pengobatan
6. Gaya hidup
7. Penyakit
8. Nyeri
9. Kehamilan
1.1.3 Fisiologis
Saluran kencing adalah satu jenis untuk mengeluarkan kotoran beberapa
garam organis produk-produk buangan yang mengandung nitrogen dan air
disingkirkan dari aliran darah dikumpulkan dan dibuang atau dibuang atau
dikeluarkan melalui fungsi yang baik dari saluran urine.
1. Ginjal
Terletak di kanan dan di kiri tulang punggung, di belakang peritoneum dan di
belakang rongga perut.
2. Ureter
Adalah pengubung antara ginjal dari kandung kencing.
3. Kandung kencing
Adalah sebuah kantung dengan otot yang mulus yang berfungsi sebagai
penampung air seni.
4. Uretra

1
Ukurannya 13,7 – 16,2 cm terdiri dari 3 bagian : prostate, selaput, dan bagian
yang berongga. Ada tiga tahap pembentukan urine :
1) Proses filtrasi
Terjadi di Glomerolus adanya penyerapan darah, sedangkan sebagian
lagi (glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat), ditampung oleh
simpai bowman untuk diterusakan ke tubulus ginjal.
2) Proses reabsorbsi
Terjadi penyerapan kembali dari sampai bowman yaitu : glukosa,
sodium, klorida, fosfat dan beerapa ion bikarbomat pada tubulus atas
(obligat reabsorbsi) sodium dan ion bikarbonat pada tubulus bawah
(reabsorbsi fakultatif) sisanya dialirkan pada papilla renalis.
3) Proses sekresi
Sisanya penyimpanan kembali yang terjadi pada tubulus dan diteruskan
keluar pada ginjal. Selanjutnya keluar.
Sedangkan fisiologis defekasi adalah
1. Mulut
Proses pertama dalam sistem pencernaan berlangsung di mulut.
2. Faring
Berfungsi dalam sistem pencernaan sebagai penghubung antara mulut dan
esophagus.
3. Esofagus
Pada saat menelan, makanan akan dipicu oleh gelombang peristaltic yang
akan mendorong masuk ke lambung.
4. Lambung
Di dalam lambung makanan yang masuk akan disimpan lalu disalurkan
ke usus halus.
5. Usus Halus
Usus halus merupakan tempat penyerapan berlangsung.
6. Usus Besar
Usus besar adalah organ penyimpan makanan.
7. Rektum dan anus
1.1.4 Klasifikasi
Eliminasi Urin
1. Gangguan eliminasi urin merupakan disfungsi eliminasi urin.
2. Inkontinensia urin berlanjut adalah pengeluaran urin tidak terkendali dan
terus menerus tanpa distensi atau perasaan penuh pada kandung kemih.

2
3. Inkontinensia urin berlebih adalah kehilangan urin yang tidak terkendali
akibat overdistensi kandung kemih.
4. Inkontinensia urin fungsional adalah pengeluaran urin tidak terkendali
karena kesulitan dan tidak mampu mencapai toilet pada waktu yang tepat.
5. Inkontinensia urin refleks adalah pengeluaran urin yang tidak terkendali
pada saat volume kandung kemih tertentu tercapai.
6. Inkontinensia urin stress adalah kebocoran urin mendadak dan tidak dapat
dikendalikan karena aktivitas yang meningkatkan tekanan intra
abdominal.
7. Inkontinensia urin urgensi adalah keluarnya urin tidak terkendali sesaat
setelah keinginan yang kuat untuk berkemih.
8. Retensi urin adalah pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap.
Eliminasi Fekal
1. Inkontinensia fekal adalah perubahan kebiasaan buang air besar dari pola
normal yang ditandai dengan pengeluaran feses secara involunter (tidak
disadari).
2. Konstipasi adalah penurunan defekasi normal yang disertai dengan
pengeluaran feses sulit dan tidak tuntas serta kering dan banyak.
3. Diare adalah pengeluran feses yang sering, lunak dan tidak berbentuk.
1.1.5 Manifestasi Klinis
Eliminasi Urin
1. Penurunan kekuatan atau dorongan aliran urine, tetesan.
2. Ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara lengkap,
dorongan dan frekuensi berkemih.
3. Nokturia, disuria, hematuria.
4. ISK berulang, riwayat batu.
Eliminasi Fekal
1. Rasa ingin BAB
2. Rasa sakit di bagian rectum
3. Nyeri pada abdomen
4. Rasa tidak nyaman pada daerah abdomen
5. Feses disertai darah
6. Terdengar bunyi timpani di abdomen
7. Iritasi pada daerah sekitar anus
8. Diperlukan tenaga yang besar saat mengedan
9. Distensi pada lambung dan usus

3
1.1.6 Pemeriksaan Penunjang
1. Urinalis
Warna mungkin kuning, coklat gelap, berdarah, secara umum menunjukkan
SDM, SDP, kristal, asam urat, kalsium oksalat, serpihan, mineral, bakteri, pus,
PH mungkin asam (meningkatkan sistim dan batu asam urat) atau alkalin
(meningkatkan magnesium, fosfat amonium atau batu kalsium fosfat).
2. Urine (24 jam)
Kreatinin, asam urat, kalsium, fofat, oksalat atau sistin mungkin meningkat.
3. Kultur urine
Mungkin menunjukkan ISK (stapilococus auresus, proteus, klebsiola,
pesuodomonas)
4. BUN / Kreatinin Serum Urine
Abnormal (tinggi pada serum atau rendah pada urine) sekunder terhadap
tinggi batu obstruktif pada ginjal menyebabkan iskemia atau nekosis.
5. Pemeriksaan laboratorium urin dan feses
1.1.7 Penatalaksanaan
Eliminasi Urin
1. Mengawasi pemasukan dan pengeluaran karakteristik urine.
2. Menentukan pola berkemih normal pasien.
3. Menyelidiki keluhan kandung kemih penuh
4. Mengobservasi perubahan status mental, perilaku atau tingkat kesadaran
5. Memberikan posisi yang nyaman
6. Melakukan perawatan chateter
7. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
Eliminasi Fekal
1) Menganjurkan untuk banyak minum atau cair
2) Mengadakan pola kebiasaan untuk BAB
3) Pemberian katartik atau laksatif ( pencahar ) untuk melunakkan feses
sehingga merangsang peristaltic dan BAB
4) Pemberian enema
5) Pemberian makanan yang adekuat untuk mengurangi resiko eliminasi
(diet tinggi serat dan sari buah)
6) Memperbanyak kegiatan fisik atau aktivitas
1.2 Tinjauan Asuhan Keperawatan
1.2.1 Pengakajian
1.2.1.1 Amnanesa
Hal-hal yang harus dikaji antara lain :

4
1) Pola defekasi
a. Frekuensi (berapa kali per hari/minggu?)
b. Apakah frekuensi itu dapat berubah?
c. Apa penyebabnya?
2) Perilaku defekasi
a. Apakah klien menggunakan laksatif?
b. Bagaimana cara klien mempertahankan pola defekasi?
3) Deskripsi feses
a. Warna
b. Tekstur
c. Bau
4) Diet
a. Makanan apa yang mempengaruhi perubahan pola defekasi klien?
b. Makanan apa yang biasa klien makan?
c. Makanan apa yang klien hindari/pantang?
d. Apakah klien makan secara teratur?
5) Stress
a. Apakah klien mengalami stres yang berkepanjangan?
b. Kopingapa saja yang klien gunakan dalam menghadapi stres?
c. Bagaimana respon klien terhadap stres? Positif/negatif?
6) Pembedahan atau penyakit menetap
a. Apakah klien pernah menjalani tindakan bedah yang dapat mengganggu pola
defekasi?
b. Apakah klien pernah menderita penyakit yang mempengaruhi sistem
gastrointestinalnya?
1.2.1.2 Pemeriksaan Fisik
1. Abdomen
Pemeriksaan dilakukan pada posisi telentang, hanya bagian abdomen saja
yang tampak.
a. Inspeksi. Amati abdomen untuk melihat bentuknya, simetrisitas,
adanya distensi atau gerak peristaltik.
b. Auskultasi. Dengarkan bising usus, lalu perhatikan intensitas,
frekuensi, dan kualitasnya.
c. Perkusi. Lakukan perkusi pada abdomen untuk mengetahui adanya
distensi berupa cairan, massa, atau udara. Mulailah pada bagian
kanan atas dan seterusnya.

5
d. Palpasi. Lakukan palpasi untuk mengetahui konsistensi abdomen
serta adanya nyeri tekan atau massa di permukaan abdomen.
2. Rektum dan anus
a. Inspeksi. Amati daerah perianal untuk melihat adanya tanda-tanda
inflamasi, perubahan warna, lesi, lecet, fistula, konsistensi, hemoroid.
b. Palpasi. Palpasi dinding rektum dan rasakan adanya nodul, massa, nyeri
tekan. Tentukan lokasi dan ukurannya.
3. Feses.
Amati feses klien dan catat konsistensi, bentuk, warna, bau, dan jumlahnya.
1.2.2 DiagnosaKeperawatan
Diagnosis : gangguan eliminasi urine
Gangguan eliminasi urin D.0040
Definisi
Disfungsi eliminasi urin

Penyebab
1. Penurunan kapasitas kandung kemih
2. Iritasi kandung kemih
3. Penurunan kemampuan menyadari tanda gangguan kandung kemih
4. Efek tindakan medis dan diagnotik (mis. Operasi ginjal, operasi saluran
kemih, anestesi, dan obat obatan)
5. Kelemahan otot pelvis
6. Ketidakmampuan mengakses toilet (mis. Mobilisasi)
7. Hambatan lingkungan
8. Ketidakmampuan mengkomunikasikan kebutuhan eliminasi
9. Outlet kandung kemih tidak lengkap
10. Imaturitas (pada anak usia < 3 tahun

Gejala dan tanda mayor


Subjektif Objektif
1. Desakan berkemih 1. Distensi kandung kemih
2. Urin menetes 2. Berkemih tidak tuntas (hesitancy)
3. Sering buang air kecil 3. Volume residu urin meningkat
4. Nokturia
5. Mengompol
6. Uneresis
Gejala dan tanda minor
Subjektif Objektif
Tidak tersedia Tidak tersedia
Kondisi klinis terkait
1. Infeksi ginjal dan saluran kemih
2. Hiperglikemia
3. Trauma
4. Kanker
5. Cedera/tumor/infeksi medula spinalis
6. Neuropati diabetikum
7. Neuropati alkoholik
8. Stroke
9. Parkinson
10. Skeloris multipel
11. Obat alpha adrenergik

6
Manajemen eliminasi urine 1.04152

Definisi
Mengidentifikasi dan megelola gangguan pola eliminasi urine

Tindakan
Observasi
- Identifikasi tanda dan gejalan retensi atau inkontenensia urine
- Identifikasi faktor yang menyebabkan retensi atau inkotenensia urine
- Monitor eliminasi urine (frekuensi, aroma, volume, dan warna)
Terapeutik
- Catat waktu dan haluaran berkemih
- Batasi asupan cairan jika perlu
- Ambil sampel urine tengah atau kultur
Edukasi
- Ajarkan tanda gejala infeksi saluran kemih
- Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluaran urine
- Ajarkan mengambil spesimen urine midstream
- Ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu yang tepat untuk berkemih
- Anjurkan minum cukup
- Anjurkan mengurangi minum menjelang tidur
Kolaborasi
- Kolaboasi pemberian obat supositoria uretra

Dukungan perawatan diri :BAK/BAB 1.11349

Definisi
Menfasilitasi pemenuhan kebutuhan buang air kecil dan buang air besar

Tindakan
Observasi
- Identifikasi kebiasan bab/bak sesaui usai
- Monito integritas kulit pasien
Terapeutik
- Buka pakaian yang diperlukan untuk memudahkan eliminasi
- Dukung penggunaan toilet/pispot
- Jaga privasi selama eliminasi
- Ganti pakaian pasien setelah eliminasi
- Bersihkan alat bantu bak/bab
- Sediakan alat bantu
Edukasi
- Anjurkan bak/bab secara rutin
- Anjurkan ke kamar mandi/toilet

Eliminasiurine L.04034`

Definisi
Pengosongan kandung kemih yang lengkap

Ekspetasi membaik

Kriteria hasil

7
Cukup Cukup
Menurun sedang meningkat
menurun meningkat
Sensasi berkemih 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
meningkat sedang menurun
meningkat menurun
Desakan berkemih
1 2 3 4 5
(urgensi)
Distensi kandung
1 2 3 4 5
kemih
Berkemih tidak
1 2 3 4 5
tuntas (hesitency)
Volume residu
1 2 3 4 5
urine
Urine menetes 1 2 3 4 5
Nokturia 1 2 3 4 5
Mengompol 1 2 3 4 5
Enuresis 1 2 3 4 5
Disuria 1 2 3 4 5
Anuria 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Menurun sedang meningkat
menurun meningkat
Frekuensi Bak 1 2 3 4 5
Karakteristik urino 1 2 3 4 5

Diagnosis : Konstipasi
Konstipasi D.0049

Definisi
Penurunan defekasi normal yang disertai pengeluaran feses dan tidak tuntas serta
feses kering dan banyak

Penyebab
Fisiologis
1. Penurunan motilias gastrointestinal
2. Ketidakadekuatan pertumbuhan gigi
3. Ketidakcukupan diet
4. Ketidakcakupan asupan serat
5. Ketidakcukupan asupan caira
6. Aganglionik
7. Kelemahan otot abdomen
Psikologis
1. Konfusi
2. Depresi
3. Gangguan emosional
Situasional
1. Perubahan kebiasan makan
2. Ketidakadekuatan toileting
3. Aktifitas fisik harian kurang dari yang dianjurkan
4. Penyalahgunaan laktasif
5. Efek agen farmakologis
6. Ketidakteraturan kebiasan defekasi
7. Kebiasaan menahan dorongan defekasi
8. Perubahan lingkungan

8
Gejala dan tanda mayor
Subjektif Objektif
7. Defekasi kurang dari 2 kali seminggu 4. Feses keras
8. Pengeluaran feses lama dan sulit 5. Peristaltik usus menurun
Gejala dan tanda minor
Objektif
Subjektif 1. Distensi abdomen
1. Mengejan saat defekasi 2. Kelemahan umum
3. Teraba masa pada rektal
Kondisi klinis terkait
12. Lesi pada medula spinalis 22. Obesitas
13. Spina bifida 23. Pasca operasi obstruksi bowel
14. Stroke 24. Kehamilan
15. Sklerosis multipel 25. Pembesaran prostat
16. Penyakit perkinson 26. Abses rektal
17. Demensia 27. Fisura anorektal
18. Hiperparatoriodisme 28. Ulkus rektal
19. Hipoparatiroidisme 29. Tumor
20. Ketidakseimbangan elektrolit 30. Impaksi feces
21. Hemoroid

Manajemen eliminasi fekal


1.04151

Definisi
Mengidentifikasi dan megelola gangguan pola eliminasi fekal

Tindakan
Observasi
- Identifikasi masalah usus dan penggunaan obat pencahar
- Identifikasi pengobatan yang berefek pada kondisi gastrointestinal
- Monitor buang air besar
- Monitor tanda dan gejala diare, konstipasi
Terapeutik
- Berikan air hangat setelah makan
- Jadwalkan waktu defekasi bersama pasien
- Sediakan makanan tinggi serat
Edukasi
- Jelaskan jenis makana yang membantu meingkatkan keteraturan peristaltik
usus
- Anjurkan mencatat warna, frekuensi konsistensi dan volume
- Anjurkan meningkatkan aktifitas fisik
- Anjurkan pengurangan asupan makanan yang meningkatkan pembentukan
gas
- Anjurkan mengkonsumsi makanan yang mengandung serat tinggi
- Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat supositoria anal

Manajemen konstipasi
1.04155

Definisi

9
Mengidentifikasi dan mengelola pencegahan dan mengatasi sembelit

Tindakan
Observasi
- Periksa tanda dan gejala konstipasi
- Periksa pergerakan usus, karakterisrik feses
- Indentifikasi faktor resiko konstipasi
- Monitor tanda dan gejala ruptur usus
Terapeutik
- Anjurkan diet tinggu serat
- Lakukan masase abdomen
- Lakukan evaluasi feses secara manual
- Berikan emema dan irigasi
Edukasi
- Jelaskan etiologi masalah dan alasan tindakan
- Anjurkan peningkatan asupan cairan
- Latih buang air besar secara teratur
- Ajarkan cara mengatasi kosntipasi
Kolaborasi
- Konsultasi dengn tim medis tentang penurunan frekuensi suara usus
- Kolaborasi penggunaan obat pencahar

Eliminasifekal L.04033`

Definisi
Proses defekasi normal yang disertai dengan pengeluaran feses mudah dan
konsistensi frekuensi serta bentuk feses normal

Ekspetasi membaik

Kriteria hasil
Cukup Cukup
Menurun sedang Meningkat
menurun meningkat
Kontrol
1 2 3 4 5
pengeluaran fese
Cukup Cukup
meningkat sedang Menurun
meningkat menurun
Keluhan defekasi
1 2 3 4 5
lama dan sulit
Mengejan saat
1 2 3 4 5
defekasi
Diistensi
1 2 3 4 5
abdomen
Terasa massa
1 2 3 4 5
pada rektal
Urgency 1 2 3 4 5
Nyeri abdomen 1 2 3 4 5
Kram abdomen 1 2 3 4 5
Cukup
Cukup
Memburuk memburu sedang Membaik
membaik
k
Konsistensi feses 1 2 3 4 5
Frekuensi 1 2 3 4 5

10
defekasi
Peristaltik usus

Diagnosa : Diare
diare D.0020

Definisi
Pengeluaran feses yang sering, lunak dan tidak berbentuk

Penyebab
Penyebab Situasional
11. Inflamasi gastrointestinal 1. Terpapar kontaminan
12. Iritasi gastrointestinal 2. Terpapar toksin
13. Proses infeksi 3. Penyalahgunaan laksatif
14. Malabsorpsi 4. Penyalahgunaan zat
5. Program pengobatan (Agen
Psikologis tiroid, analgesic, pelunak
1. Kecemasan feses, ferosulfat, antasida)
2. Tingkat stress tinggi 6. Perubahan air dan makanan
7. Bakteri pada air

Gejala dan tanda mayor


Subjektif Objektif
Tidak bersedia 1. Defekasi lebih dari tiga kali
dalam 24 jam
2. Feses lembek atau cair
Gejala dan tanda minor
Subjektif Objektif
1. Urgency 1. Frekuensi peristaltic meningkat
2. Nyeri.kram abdomen 2. Bising usus lembek atau cair
Kondisi klinis terkait
1. Kanker kolon 7. Spasme kolon
2. Diverticulitis 8. Kolitis ulseratif
3. Iritasi usus 9. Malaria
4. Crohn’s disease 10. Kolera
5. Ulkus peptikum 11. Disentri
6. Gastritis

Manajemen diare 1.05174

Definisi
Mengidendtifikasi dan mengelola diare dan dampaknya

Tindakan
Observasi
- Identifikasi penyebab diare mis inflamasi gastro, iritasi gastro
- Identifikasi riwayat pemberian makanan
- Identifikasi gejala invaginasi seperti tangisan pada bayi
- Monitor warna volume frekuensi dan kosistensi tinja
- Monitor tanda dan gejala hypovolemia mis tacikardi, nadi teraba lemah
- Monitor iritasi dan ulserasi kulit daerah perianal
- Monitor jumlah pengeluaran diare

11
- Monitor keamanan penyiapan makanan
Terapeutik
- Berikan asupan cairan oral mis oralit
- Pasang jalur intravena
- Berikan cairan intravena miss RL, ringer asetat
- Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkap dan elektrolit
- Ambil sampel feses untuk kultur
Edukasi
- Anjurkan makanan prosi keccil dan sering
- Anjurkan menghindari makanan pembentuk gas pedas
- Anjurkan melanjutkan pemberian asi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat antimotilitas mis difenoksilat
- Kolaborasi pemberian obat antispasmotic miss papaverin
- Kolaborasi pemberian obat pengeras feses

Pemantauan cairan
1.03121

Definisi
Mengumpulkan dan menganalisis data terkait pengaturan keseimbangan cairan

Tindakan
Observasi
- Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
- Monitor frekuensi napas
- Monitor tekanan darah
- Monitor berat badan
- Monitor waktu pengisian kapiler
- Monitor elastisitas atau turgor kulit
- Monitor jumlah warna dan berat jenis urine
- Monitor kadar albumin dan protein total
- Montor hasil hasil pemeriksaan serum (BUN)
- Monitor intake dan output cairan
- Identifikasi tanda tanda hipovolemia
- Identifikasi tana tanda hipervolemia
- Identifikasi faktor ketidakseimbangan cairan
Terapeutik
- Attur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan

Manajemen cairan 1.03098

Definisi
Mengidendtifikasi dan mengelola keseimbangan cairan dan mencegah komplikasi akibat
ketidaksembgan cairan

Tindakan
Observasi
- Monitor status hidrasi mis frekuensi nadi, kekuatan nadi dan akral

12
- Monitor berat badan harian
- Monitor berat badan sebelum dan sesudah dialisis
- Monitor hasil pemeriksaan lab mis hematrokit, Na, K, Cl berat jenis urine, BUN
- Monitor status hemodinamik
Terapeutik
- Catat intake output dan hitung balance cairan 24 jam
- Berikan asupan cairan
- Berikan intravena
Kolaborasi
- kolaborasi pemberian deuretik

Manajemen eliminasi fekal


1.04151

Definisi
Mengidentifikasi dan megelola gangguan pola eliminasi fekal

Tindakan
Observasi
- Identifikasi masalah usus dan penggunaan obat pencahar
- Identifikasi pengobatan yang berefek pada kondisi gastrointestinal
- Monitor buang air besar
- Monitor tanda dan gejala diare, konstipasi
Terapeutik
- Berikan air hangat setelah makan
- Jadwalkan waktu defekasi bersama pasien
- Sediakan makanan tinggi serat
Edukasi
- Jelaskan jenis makana yang membantu meingkatkan keteraturan peristaltik
usus
- Anjurkan mencatat warna, frekuensi konsistensi dan volume
- Anjurkan meningkatkan aktifitas fisik
- Anjurkan pengurangan asupan makanan yang meningkatkan pembentukan
gas
- Anjurkan mengkonsumsi makanan yang mengandung serat tinggi
- Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat supositoria anal

Eliminasifekal L.04033

Definisi
Proses defekasi normal yang disertai dengan pengeluaran feses mudah dan
konsistensi frekuensi serta bentuk feses normal

Ekspetasi membaik

Kriteria hasil
Cukup Cukup
Menurun Sedang Meningkat
menurun meningkat
Kontrol
1 2 3 4 5
pengeluaran fese
meningkat Cukup sedang Cukup Menurun

13
meningkat menurun
Keluhan defekasi
1 2 3 4 5
lama dan sulit
Mengejan saat
1 2 3 4 5
defekasi
Diistensi
1 2 3 4 5
abdomen
Terasa massa
1 2 3 4 5
pada rektal
Urgency 1 2 3 4 5
Nyeri abdomen 1 2 3 4 5
Kram abdomen 1 2 3 4 5
Cukup
Cukup
Memburuk memburu sedang Membaik
membaik
k
Konsistensi feses 1 2 3 4 5
Frekuensi
1 2 3 4 5
defekasi
Peristaltik usus 1 2 3 4 5

Fungsi gastrointestinalL.03019

Definisi
Kemampuan saluran cerna untuk memasukkan dan mencerna makanan serta
menyerap nutrisi dan membuang zat sisa

Ekspetasi membaik

Kriteria hasil
Cukup Cukup
Menurun Sedang Meningkat
menurun meningkat
Toleransi terhadap
1 2 3 4 5
makanan
Nafsu makan 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
meningkat sedang Menurun
meningkat menurun
mual 1 2 3 4 5
Muntah 1 2 3 4 5
Dispepsia 1 2 3 4 5
Nyeri abdomen 1 2 3 4 5
Distensi abdomen 1 2 3 4 5
Regurgitasi 1 2 3 4 5
Jumlah residu
1 2 3 4 5
cairan lambung
Cukup Cukup
Memburuk sedang Membaik
memburuk membaik
Frekuensi BAB 1 2 3 4 5
Konsistensi feses 1 2 3 4 5
Peristaltik usus 1 2 3 4 5
Jumlah feses 1 2 3 4 5
Warna feses 1 2 3 4 5

Keseimbangan cairan L.03020

Definisi

14
Kemampuan saluran cerna untuk memasukkan dan mencerna makanan serta
menyerap nutrisi dan membuang zat sisa

Ekspetasi membaik

Kriteria hasil
Cukup Cukup
Menurun Sedang meningkat
menurun meningkat
Asupan cairan 1 2 3 4 5
Haluaran urin 1 2 3 4 5
Kelembaban
1 2 3 4 5
mukosa membran
Asupan makanan 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
meningkat sedang Menurun
meningkat menurun
Edema 1 2 3 4 5
Dehidrasi 1 2 3 4 5
Asites 1 2 3 4 5
konfusi 1 2 3 4 5
Memburu Cukup Cukup
sedang Membaik
k memburuk membaik
Tekanan darah 1 2 3 4 5
Denyut nadi radia 1 2 3 4 5
Tekanan arteri
1 2 3 4 5
rata rata
Membran
1 2 3 4 5
mukosa
Turgor kulit 1 2 3 4 5
Berat badan 1 2 3 4 5
Mata cekung 1 2 3 4 5

1.2.3 Evaluasi
Evaluasi terhadap masalah kebutuhan eliminasi alvi dapat dinilai dengan :
1) Kebutuhan eliminasi pasien terpenuhi
2) Tanda-tanda vital pasien normal
3) Keadaan umum pasien normal
4) Turgor kulit dan bising usus normal

DAFTAR PUSTAKA
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2017 Standar
Diagnosis Keperawatan Indonesia. .Jakarta.DPP PPNI.

Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2019 Standar Luaran
Keperawatan Indonesia. .Jakarta.DPP PPNI.

Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2018 Standar


Intervensi Keperawatan Indonesia. .Jakarta.DPP PPNI.

15
Wartonah, dan Tarwoto.2016.Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses
Keperawatan.Jakarta :SalembaMedika.

Mubarak, Wahid Iqbal.2016.Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori & Aplikasi
dalam Praktik.Jakarta : EGC.

Hidayat, A. Aziz Alimul.2016.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia-Aplikasi Konsep


dan Proses Keperawatan.Jakarta:SalembaMedik

16

Anda mungkin juga menyukai