KEBUTUHAN ELIMINASI
Disusun dalam rangka memenuhi tugas
Stase keperawatan dasar
Di susun oleh :
RISMANUDIN
14420212095
CI LAHAN CI INSTITUSI
( ) ( )
2. Klasifikasi
a. Eliminasi urine
1) Filtrasi
2) Reabsorbsi
Proses reabsorbsi terjadi penyerapan kembali
sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, fosfat, dan
ion karbonat.
3) Sekresi
a. Eliminasi fekal
1) Mulut
Gigi berfungsi untuk menghancurkan makanan pada awal
proses pencernaan. Mengunyah dengan baik dapat mencegah
terjadinya luka parut pada permukaan saluran pencernaan.
Setelah dikunyah lidah mendorong gumpalan makanan ke dalam
faring, dimana makanan bergerak ke esophagus.
2) Esofagus
Esofagus adalah sebuah tube yang panjang. Sepertiga
bagian atas adalah terdiri dari otot yang bertulang dan sisanya
adalah otot yang licin. Permukaannya diliputi selaput mukosa
yang mengeluarkan secret mukoid yang berguna untuk
perlindungan.
3) Lambung
Pergerakan makanan melalui lambung dan usus
dimungkinkan dengan adanya peristaltic, yaitu gerakan kontraksi
dan relaksasi secara bergantian oleh otot yang mendorong substansi
makanan dalam gerakan menyerupai gelombang. Rata-rata waktu
yang diperlukan untuk mengosongkan kembali lambung setelah
makan adalah 2 sampai 6 jam.
4) usus halus
usus halus terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum. Usus
menerima makanan yang sudah berbentuk chyme (setengah padat)
dari lambung untuk mengabsorbsi air, nutrient, potassium,
bikarbonat, dan enzim.
5) usus besar
kolon terdiri dari sekum yang berhubungan langsung dengan
6) anus.
fekal adalah suatu upaya pengosongan intestin. Pusat refleks ini terdapat
pada medula dan spinal cord. Refleks defekasi timbul karena adanya feses
dalam rektum.
3. Etiologi
a. Eliminasi urine
3) Gaya hidup
4) Stres psikologis
keinginan berkemih.
5) Tingkat aktivitas
6) Tingkat perkembangan
7) Kondisi penyakit
Saat seorang sakit, produksi urin nya sedikit hal ini disebabkan
menyebabkan diare.
meningkatkan peristlatik.
a. Eliminasi urine
b. Eliminasi fekal
dilapisan rectum.
5. Manifestasi klinis
a. Gangguan eliminasi urine
1) Retensi urine
Sensasi penuh pada kandung kemih
Distensi kandung kemih
Dysuria /anuria
Ketidak nyamanan daerah pubis.
Urine yang keluar dengan intake tidak seimbang.
Ketidaksanggupan untuk berkemih
2) Inkontinensia urine
Pasien tidak mampu menahan keinginan untuk BAK
Pasien sering ngompol
b. Gangguan eliminasi fekal
1) Konstipasi
Defekasi kurang dari 2 kali seminggu
Pengeluaran feses lama dan sulit
Feses keras
Peristaltik usus menurun
2) Impaksi
Tidak BAB
Anoreksia
Kembung/kram
nyeri rectum
3) Diare
Defekasi lebih dari tiga kali dalam 24 jam
Feses lembek atau cair
Frekuensi peristaltik meningkat
Bising usus hiperaktif
Nyeri abdomen
4) Inkontinesia fekal
Tidak mampu mengotrol pengeluaran feses
Tidak mampu menunda defekasi
Feses keluar sedikit-sedikit tapi sering
5) Flutelen
Menumpuknya gas pada lumen intestinal,
Dinding usus meregang dan distended, merasa penuh, nyeri
dan kram.
Biasanya gas keluar melalui mulut (sendawa) atau anus
(flatus)
6) Hemoroid
pembengkakan vena pada dinding rectum
perdarahan jika dinding pembuluh darah vena meregang
merasa panas dan gatal jika terjadi inflamasi
Nyeri
6. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan USG
b. Pemeriksaan foto rontgen
c. Pemeriksaan laboratorium urin dan feses
B. Konsep Aspek Legal Etik Keperawatan
Seorang perawat harus selalu mengatakan hal yang jujur serta jelas
kepada pasien. Contohnya memberikan informasi tindakan
keperawatan yang sebenarnya dan jelas.
f. Prinsip Menetapi Janji (Fidelity)
a. identitas klien
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
1) Abdomen
Kategori :fisiologis
Subkategori :eliminasi
b) Penyebab:
Hambatan lingkungan
Subjektif
Desakan berkemih(urgensi)
Nokturiamengompol
Enuresis
Objektif
Kategori : fisiologis
Subkategori :eliminasi
a) Definisi
Perubahan kebiasaan buang air besar dari pola normal yang
ditandai dengan pengeluaran feses secara involuter (tidak
disadari).
b) Penyebab
Gangguan kognitif
Penyalahgunaan laksatif
Diare kronis
Stress berlebihan
Subjektif
Objektif
Objektif
Bau feses
Kategori :fisiologi
Subkategori :eliminasi
a) Definisi
b) Penyebab
Disfungsi neurologis
Trauma
Subjektif
Objektif
Tidak tersedia
Subjektif
berkemih tanpa sadar
Kategori :fisiologis
Subkategori :eliminasi
a) Definisi
b) Penyebab
Blok spingter
Subjektif
Nokturia
Objektif
Objektif :
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Eliminasi
a) Definisi
b) Penyebab
Hambatan mobilisasi
Gangguan penglihatan
Subjektif
Subjektif
Kategori :fisiologis
Subkategori : elimnasi
a) Definisi
b) Penyebab
Subjektif
Dribbling
Hesitanci
Nokturia
Enuresis
Objektif
Subjektif:Tidak tersedia
Kategori:fisiologis
Subkategori :eliminasi
a) Definisi
b) Penyebab
Kekurangan ekstrogen
Subjektif
Subjektif
Urgensi miksi
Objektif
Overdistensi abdomen
Kategori :fisiologis
Subkategori :eliminasi
a) Definisi
b) Penyebab
Subjektif
9. Konstipasi (D.0149)
Kategori :fisiologis
Subkategori :eliminasi
a) Definisi
b) Penyebab
Fisiologis
Ketidakcukupan diet
Psikologis
Konfusi
Depresi
Gangguan emosional
Situasional
Perubahan kebiasaan makan (mis.jenis makanan,jadwal
makan)
Ketidakadekuatan toileting
Penyalahgunaan laksatif
Perubahan lingkungan
Subjektif
Objektif
Feses keras
Subjektif
Objektif
Distensi abdomen
Kelemahan umum
Kategori :fisiologis
Subkategori : eliminasi
a) Definisi
b) Penyebab
Blog spinter
Subjektif
Objektif
Disuria /Anuria
Subjektif
Dribbling
Objektif
Inkontinensia berlebih
Residu urine 150 ml atau lebih
Kategori :fisiologis
Subkategori :eliminasi
a) Definisi
b) Penyebab
Hiperrefleks destrussor
Kategori :fisiologis
Subkategori:eliminasi
a) Definisi
b) Penyebab
Fisiologis
Psikologis
Konfusi
Depresi
Gangguan emosional
Situasional
Ketidakadekuatan toileting
Penyalahgunaan laksatif
Perubahan lingkungan
3. Intervensi
Intervensi utama :
Observasi :
Terapeutik
Edukasi
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Intervensi pendukung :
a. Kateterisasi urin
b. Manajemen cairan
c. Pemantauan cairan
Intervensi utama :
Observasi
Teripeutik
Edukasi
Kolaborasi
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Jelaskan definisi,jenis
inkontinensia,penyebabinkontinensia fekal.
Kolaborasi
Intervensi pendukung :
a. Dukungan emosional
b. Manajemen diare
Intervensi utama :
a. Katerisasi urine
Observasi
Terapeutik
Siapkan peralatan
Berikan lebel
Edukasi
Intervensi utama :
c. Katerisasi urine
Observasi
Terapeutik
Siapkan peralatan
Berikan lebel
Edukasi
Intervensi pendukung:
Intervensi utama :
a. Latihan berkemih
b. Katerisasi urine
Intervensi pendukung :
6. Konstipasi (D.0049)
Intervensi utama:
b. Manajemen konstipasi
Intervensi pendukung :
Intervensi utama :
a. Katerisasi urine
Intervensi pendukung:
Intervensi utama :
Intervensi pendukung:
a. Katerisasi urin
9. Resiko konstipasi
Intervensi utama :
a. Pencegahan konstipasi
Intervensi pendukung:
a. Edukasi diet
5. Evaluasi
O = objektif
A = Analisa
P = Planning
Daftar Pustaka