Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

ELIMINASI URINE DAN FEKAL

A. Eliminasi merupakan proses pembungan sisa-sisa metabolisme tubuh baik yang berupa
urine maupun fecal (Tarwoto dan Wartonah, 2006). Perubahan eliminasi dapat
menyebabkan masalah pada sistem gastrointestinal dan sistem tubuh lainnya Potter &
Perry. 2010).
Eliminasi Avi adalah proses pembuangan atau pengeluaran metabolismeberupa feses
yang berasal dari saluran pencernaan melalui anus. Menusia dapat melakukan buang air
besar berapa kali dalam satu hari atau satu kali dalam berapa kali. Tetapi bahkan dapat
mengalami gangguan yaitu hingga hanya beberapa kali gaja dalam satu minggu atau
edapat berkali kali dalam satu hari, biasanya gangguan-gangguan tersebut diakibatkan
oleh gaya hidup yang tidak benar dean jika di biarkan dapat menjadi masalah yang lebih
besar. (Artonah,2004,48)
Eleminasi Alvi adalah pembuangan sisa metabolisme makanan dari dalam tubuh yang
tidak dibutuhkan lagi dalam bentuk bowel (feses). Organ-organ yang berperan dalam
pembuangan eleminasai bowel adalah Saluran Gastrointestinal yang dimulai dari mulut
sampai anus.
B. Mekanisme fisiologis Eliminasi Urine
Mikturisi, berkemih, dan urinasi adalah proses pengosongan kandung kemih sampai
tekanan menstimulasi ujung saraf sensorik khusus di dinding kemih yang disebut reseptor
regang. Ini terjadi jika kandung kemih orang dewasa berisi antara 150-200 ml urine. Pada
anak-anak, volumenya jauh lebih sedikit, 50-100 ml urin (Gibson 2003).

Pengeluaran urin dibantu oleh kontraksi otot


dinding abdomen dan diafragma, juga oleh
peningkatan tekanan kandung kemih yang
sebelumnnya telah terisi 150-200 ml urin
Miksi dikontrol saraf aferen menuju kandung
kemih, umpuls berjalan menuju saraf
Timbul rangsangan ingin buang air kecil parasimpatis sakralis menyebabkan :

 Otot dinding kandung kemih berkontraksi


Urine masuk ke kandung Kemih  Sfingter kandung kemih berelaksasi

Implus berjalan melalui serabut aferen


Terjadi peregangan serat otot dinding
menuju pars lumbalis medulla spinalis dan di
kandung kemih
transmisikan ke korteks serbri

Mekanisme Fisiologis Eliminasi Fekal


Faktor fisiologis yang berhubungan dengan fungsi usus dan defekasi meliputi fungsi
sistem pencernaan yang normal, kewaspadaan sensorik pada distensi rektum dan isi
rektum, kontrol volunter pada sfingter, serta keadekuatan kapasitas dan komplians rektal
(Doughty, 2006).
Defekasi normal dimulai dengan adanya
gerakan pada kolon kiri, yang menggerakkan
feses menuju anus

Saat feses mencapai rektum, distensi


Untuk meningkatkan keluar feses kontraksi
menyebabkan relaksasi sfingter ekternal dan
volunter otot obdominal sambil menahan
kontraksi otot abdominal, yang
ekspirasi yang menutup jalan masuk udara
mengakibatkan tekanan intrarektal dan
disebut dengan Valsava Manuever.
mendorong feses keluar

C. Rencana asuhan klien dengan gangguan kebutuhan Eliminasi Urine dan Fekal
1. Riwayat Keperawatan Urine
a) Pola berkemih
b) Gejala dari perubahan berkemih
c) Faktor yang mempengaruhi berkemih
2. Pemeriksaan fisik: data fokus
a) Abdomen, Genetalia, Intake dan output cairan dalam sehari 24 jam, Kebiasaan
minum dirumah, Intake cairan infuse, oral, makanan, NGT.
D. Pemeriksaan penunjang Eliminasi Urine
No. Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Manfaat
1. Pemeriksaan urin (urinalis) Jernih kekuningan, Mengetahui adanya
Warna, penampilan, Bau beraroma penyakit pada sistem
2. Ph kemih
pH urine urine sedikit asam pH asam membantu
(4,5-7,5) melindungi dari
pertumbuhan bakteri.
1. Riwayat Keperawatan Eliminasi Fekal
a) Kebiasaan BAB tidak teratur, Diet tidak sempurna/adekuat, Meningkatnya Stress
psikologik. Obat-obatan, Usia, Penyakit-penyakit
2. Pemeriksaan Fisik: data fokus
a) Pengukuran PB, BB, Lila
b) Keadaan Umum
c) Kepala. Mata. Sistem pencernaan. Sistem pernapasan. Kardiovaskuler
d) Integumen. Sistem Perkemihan, pola berkemih, Frekuensi dan Volume urine
Pemeriksaan Penunjang Eliminasi Fekal
No. Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Manfaat
1 Laboratorium :Feses Kultur Negatif Mengetahui adanya
Bakteri, virus, parasit
2.. Endoskopi Bebas dari polip, obstruksi dan candida
dan ulkus Mengetahui adanya
abnormalitas pada
pemeriksaan rutin
E. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
1. Diagnosa 1: Retensi Urine 00023
a) Definisi : Pengosongan kandung kemih tidak tuntas
b) Batasan Karakteristik : Berkemih sedikit, Distensi kandung kemih, Disuria,
Inkontinensia aliran berlebih, Menetes.
c) Faktor yang berhubungan: Inhibisi arkus refleks, Sfingter kuat. sumbatan saluran
perkemihan, tekanan ureter tinggi.
2. Diagnosa 2: Inkontinensia Defekasi 00014
a) Definisi : Perubahan pada kebiasaan defekasi normal yang dikarakteristikan
dengan pasase feses involunter
b) Batasan Karakteristik : Bau fekal, dorongan defekasi, ketidakmampuan
mengeluarkan feses padat mengetahui rektum penuh.
c) Faktor yang berhubungan : Abnormalitas sfingter rektal, Diare kronik, disfungsi
sfingter rektal
F. Perencanaan
1. Diagnosa 1: Retensi Urine 00023
a) Tujuan dan Kriteria hasil (outcome criteria):

Tujuan: Setelah dilakukan intervensi 1 x 15 menit atau kurang membantu


mengosongkan kandung kemih secara penuh
Kriteria Hasil: Skala 5 (Tidak Terganggu)
Pola eliminasi, bau urin, jumlah urin, warna urine, kejernihan urine,
Intake cairan, mengosongkan kantong kemih spsenuhnya,
Mengenali keinginan untuk berkemih.
b) Intervensi Keperawatan dan rasional

NIC Rasional
 Kateterisasi Urin  Membantu Pengosongan kandung
kemih klien
2. Diagnosa 2 : Inkontinensia Defekasi 00014
a) Tujuan dan Kriteria hasil (outcome criteria):
Tujuan: Setelah dilakukan intervensi 1 x 31-45 menit meningkatkan pemeliharaan
kebersihan saluran cerna klien. Setelah dilakukan intervensi 1 x 16-30
menit membantu mengosongkan saluran cerna.
Kriteria Hasil: Skala 5 (secara konsisten menunjukkan)
Mengenali keinginan untuk defekasi, mempertahankan kontrol
pengeluaran feses, mengeluarkan feses paling tidak 3 kali per hari

NIC Rasional
 Perawatan inkontinensia saluran cerna  Meningkatkan pemeliharaan
kebersihan saluran cerna klien
 Latihan Saluran Cerna  Membantu untuk dapat mengosongkan
saluran cerna

G. Daftar Pustaka

Tarwanto & Watonah. (2006) Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Salemba Medika: Jakarta
Potter & Perry. (2010). Fundamental Keperawatan Edisi 7 Buku 3. EGC: Jakarta
Herdman, T.Heather.(2016). Nanda International Inc Keperawatan: Definisi &
Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10. EGC: Jakarta
Sue, Moorhead Dkk. (2016) Terjemahan Nursing Outcomes Classification (NOC), Edisi
5. Elsevier Inc.
Gloria, Howard Dkk . (2016) Terjemahan Nursing Interventions Classification (NIC),
Edisi 6. Elsevier Inc.

Banjarmasin, Desember 2018

Preseptor Akademik, Ners Muda,

(Era Widiasari, Ns., M.Kep) (Ilham Wahudi, S.Kep)

Anda mungkin juga menyukai