6) Anjurkan untuk makan biskuit atau roti atau makanan kesukaan sesuai indikasi
Rasional : Menurunkan sekresi asam lambung dan mencegah rasa mual serta meningkatkan
asupan makanan
Rasional : Antasida dapat menurunkan asam lambung dan mencegah rasa mual.
5. Resiko tinggi infeksi berulang berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyebab,
pencegahan kekambuhan dan perawatan.
Kriteria Hasil : Pasien mengetahui penyebab, pencegahan dan perawatan yang benar
tentang infeksi saluran kemih.
Rencana Tindakan :
1) Anjurkan klien untuk banyak minum air putih 2 – 2,5 liter air dan hindari konsumsi kopi
dan alkohol
2) Jelaskan untuk tidak menahan keinginan berkemih, kosongkan kandung kemih secara
sempurna setiap kali berkemih
4) Jaga kebersihan perineal agar tetap kering dan bersih keringkan depan sampai ke
belakang
8) Jelaskan pentingnya mengkonsumsi antibiotik sesuai dengan resep atau sampai habis
1. 4. Pelaksanaan Keperawatan
Pelaksanaan adalah asuhan keperawatan secara nyata berupa serangkaian kegiatan yang
sistematis berdasarkan perencanaan untuk mencapai hasil yang optimal. Sebelum melakukan
rencana tindakan keperawatan, perawat hendaklah menjelaskan tindakan keperawatan yang
dilakukan terhadap pasien. Dalam pelaksanaan, perawatan melakukan fungsinya sebagai
independent, interdependent dan dependent. Pada fungsi independent perawat melakukan
tindakan atas dasar inisiatif sendiri. Contohnya memberikan latihan pernapasan perut dalam
posisi duduk dan berbaring. Pada fungsi interdependent, perawat melakukan fungsi kolaborasi
dengan tim kesehatan lainnya. Dan fungsi independent perawat melakukan fungsi tambahan
untuk menjalankan program dari tim kesehatan lain seperti pengobatan.
Di samping itu perawat harus memperhatikan keadaan umum dan respon pasien selama
pelaksanaan. Dan untuk melatih pasien agar mandiri, sebaiknya dalam tahap pelaksanaan ini
adalah sebagai berikut : persiapan, pelaksanaan dan dokumentasi. Pada fase persiapan,
perawat dituntut memiliki pengetahuan dan keterampilan. Selain itu perawat juga harus mampu
menganalisa situasi dan kondiri pasien baik fisik maupun mentalnya sehingga dalam
merencanakan, memvalidasi rencana serta dalam pelaksanaannya perawat akan terhindar dari
kesalahan.
1. 5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir proses keperawatan yang dapat digunakan sebagai alat
pengukur keberhasilan suatu rencana keperawatan yamg telah dibuat. Meskipun evaluasi
dianggap sebagai tahap akhir dari proses keperawatan proses ini tidak berhenti, yang telah
terpecahkan dan masalah yang perlu dikaji ulang, direncanakan kembali, dilaksanakan dan
dievaluasikan kembali.
1. 6. Discharge Planning
Penyuluhan yang diberikan kepada klien bertujuan untuk mencegah terjadinya kekambuhan
sehingga klien dapat bebas dari penyakit infeksi saluran kemih ini. Penyuluhan yang diberikan
antara lain ;
2) Jaga perineum agar tetap bersih dan biasakan selesai berkemih untuk membersihkan
perineum dari depan ke belakang
3) Menggunakan celana dalam katun atau yang menyerap keringat
4. Hindari hubungan sex yang terlalu sering dan berlebihan dan setelah itu biasakan
mengosongkan kandung kemih.
5. Minum obat dengan teratur sesuai dengan resep terutama golongan antibiotik untuk mengatasi
infeksi dengan tuntas. Dan walaupun tanda dan gejala sudah hilang teruskan minum antibiotik
sampai habis untuk mengatasi infeksi dengan tuntas dan menghindari resistensi
kuman terhadap antibiotik.
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth J. (2001). Buku Saku Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC; Jakarta.
Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah volume 3. Penerbit
Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
M. Rendy Clevo, Margareth TH. (2012 ). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan Penyakit
Dalam. Nuha Medika.
Syaifudin, H. (2006). Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Perawat Edisi 3. Penerbit Buku
Kedokteran EGC: Jakarta
Tambayong, Jan. (2006). Patofisiologi Untuk Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC:
Jakarta
Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi Saluran
Kemih. Edisi: 3. Jakarta: FKUI.
Iklan
Pengkajian
1. Pemerikasaan fisik : dilakukan secara head to toe
2. Riwayat atau adanya faktor-faktor resiko :
a. Adakah riwayat infeksi sebelumnya?
b. Adakah riwayat obstruksi pada saluran kemih?
3. Adanya faktor predisposisi pasien terhadap infeksi nosokomial
Bagaimana dengan pemasangan folley kateter ?
Imobilisasi dalam waktu yang lama ?
Apakah terjadi inkontinensia urine?
4. Pengkajian dari manifestasi klinik infeksi saluran kemih
Bagaimana pola berkemih pasien? untuk mendeteksi factor predisposisi terjadinya ISK pasien
(dorongan, frekuensi, dan jumlah)
Adakah disuria?
Adakah urgensi?
Adakah hesitancy?
Adakah bau urine yang menyengat?
Bagaimana haluaran volume urine, warna (keabu-abuan) dan konsentrasi urine?
Adakah nyeri-biasanya suprapubik pada infeksi saluran kemih bagian bawah?
Adakah nyesi pangggul atau pinggang-biasanya pada infeksi saluran kemih bagian atas ?
Peningkatan suhu tubuh biasanya pada infeksi saluran kemih bagian atas.
5. Pengkajian psikologi pasien :
Bagaimana perasaan pasien terhadap hasil tindakan dan pengobatan yang telah
dilakukan?
Adakakan perasaan malu atau takut kekambuhan terhadap penyakitnya.
Intervensi Rasional
1. Pantau perubahan warna urin, pantau pola 1. Untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan
berkemih, masukan dan keluaran setiap 8 atau penyimpangan dari hasil yang
jam dan pantau hasil urinalisis ulang diharapkan
2. Catat lokasi, lamanya intensitas skala (1-10)
2. Membantu mengevaluasi tempat obstruksi
nyeri dan penyebab nyeri
3. Berikan tindakan nyaman, seperti pijatan 3. Meningkatkan relaksasi, menurunkan
4. Berikan perawatan perineal tegangan otot
5. Jika dipasang kateter, perawatan kateter 4. 2 Untuk mencegah kontaminasi uretra
kali per hari 5. Kateter memberikan jalan bakteri untuk
6. Alihkan perhatian pada hal yang memasuki kandung kemih dan naik ke
menyenangkan saluran perkemihan
6. Relaksasi, menghindari terlalu merasakan
nyeri
2. Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan obstruksi mekanik pada kandung kemih
ataupun struktur traktus urinarius lain
Kriteria Hasil :
Pola eliminasi membaik, tidak terjadi tanda-tanda gangguan berkemih (urgensi, oliguri,
disuria)
Intervensi Rasional
1. Awasi pemasukan dan pengeluaran1. Memberikan informasi tentang fungsi ginjal
karakteristi urin dan adanya komplikasi
2. Dorong meningkatkan pemasukan cairan 2. Peningkatan hidrasi membilas bakteri.
3. Kaji keluhan pada kandung kemih 3. Retensi urin dapat terjadi menyebabkan
4. Observasi perubahan tingkat kesadaran distensi jaringan (kandung kemih/ginjal)
Kolaborasi : 4. Akumulasi sisa uremik dan
5. Awasi pemeriksaan laboratorium; elektrolit, ketidakseimbangan elektrolit dapat menjadi
BUN, kreatinin toksik pada susunan saraf pusat
6. Lakukan tindakan untuk memelihara asam5. Pengawasan terhadap disfungsi ginjal
urin : tingkatkan masukan sari buah berri dan6. asam urin menghalangi tumbuhnya kuman.
berikan obat-obat untuk meningkatkan asam Peningkatan masukan sari buah dapt
urin berpengaruh dalam pengobatan infeksi
saluran kemih