Post operasi:
a. Nyeri berhubungan dengan inkontinuitas jaringan (pembedahan).
b. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan menurun imunitas.
Rencana tindakan:
1) Monitor frekuensi, ritme, kedalamam pernafasan.
2) Catat pergerakan dada, kesimetrisan, penggunaan otot tambahan.
3) monitor pola nafas bradipnea , takipnea, hiperventilasi.
4) Auskultasi suara pernafasan.
5) Monitor aliran oksigen.
6) Pertahankan jalan nafas yang paten.
b. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan berhubungan
dengan masukan makanan tak adekuat dan rangsangan muntah.
Tujuan: Gangguan nutrisi teratasi.
Kriteria Hasil:
1) Tidak terjadi penurunan BB/ BB ideal.
2) Nafsu makan membaik.
Rencana tindakan:
1) Monitor intake nutrisi dan output.
2) Monitor pertumbuhan dan perkembangan.
3) Timbang Berat badan.
4) Anjurkan pada keluarga pasien untuk memberikan ASI.
5) Kolaborasikan dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien.
6) Kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium (Hb dan albumin).
c. Perubahan pola eliminasi (konstipasi) berhubungan dengan defek persyarafan terhadap
aganglion usus.
Tujuan: Pola eliminasi normal/ konstipasi teratasi.
Kriteri Hasil:
1) Warna feses kunin kecoklatan.
2) Feses lunak/ lembut dan berbentuk.
3) Bau feses tidak menyengat.
Rencana Tindakan:
1) Berikan bantuan enema dengan cairan fisiologis NaCl 0,9%.
2) Auskultasi bising usus.
3) Observasi pengeluaran feces per rektal bentuk, konsistensi, dan jumlah.
4) Observasi intake yang mempengaruhi pola dan konsistensi feses.
5) Monitor efek samping dari tindakan irigasi atau pemberian obat oral (laksatif).
6) Anjurkan untuk menjalankan diet yang telah dianjurkan.
7) Kolaborasi dalam pemberian obat pencahar.
d. Resiko kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan muntah, diare dan
pemasukan terbatas karena mual.
Tujuan: Kekurangan cairan tidak terjadi.
Kriteria Hasil:
1) Keseimbangan intake dan output 24 jam.
2) Mata tidak cekung.
3) Kulit lembab (tidak kering).
4) Membran mukosa mulut lembab.
Rencana tindakan:
1) Pertahankan intake dan output yang akurat.
2) Monitor status hidrasi (kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah).
3) Monitor vital sign
4) Dorong masukan oral.
5) Kolaborasikan pemberian cairan IV
6) Kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium (elektrolit).
e. Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit,
prosedur pengobatan.
Tujuan: Cemas teratasi.
Kriteria Hasil:
1) Tidak gelisah/ klien tampak tenang.
2) TD da nadi dalam batas normal.
Rencana Tindakan:
1) Catat petunjuk perilaku yang menunjukkan ansietas.
2) Dorong keluarga untuk menyatakan perasaan dan berikan umpan balik.
3) Berikan informasi yang akurat dan nyata tentang penyakit anak dan apa yang harus
dilakukan.
4) Jelaskan tentang proses penyakit, diet, perawatan serta obat-obatan pada keluarga
pasien dan jelaskan semua prosedur yang akan dilaksanakan dan manfaatnya bagi
pasien.
Post operasi
a. Nyeri berhubungan dengan inkontinuitas jaringan (pembedahan).
Tujuan: Nyeri teratasi
Kriteria hasil”
1) Tidak ada keluhan nyeri.
2) Klien tampak tenang.
3) TTV dalam batas normal.
Rencana Tindakan:
1) Kaji secara komprehensif tentang nyeri meliputi : lokasi , karakteristik dan onset,
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor-faktor
presipitasi.
2) Observasi isyarat-isyarat non verbal dari ketidaknyamanan, khususnya dalam
ketidakmampuan untuk komunikasi secara efektif.
3) Kaji faktor-faktor yang dapat meningkatkan/ menghilangkan nyeri.
4) Berikan tindakan nyaman, seperti pijat penggung, ubah posisi.
5) Kontrol faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien
terhadap ketidaknyamanan (ex: temperatur ruangan , penyinaran).
6) Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi (misalnya: relaksasi, guided imagery,
distraksi, terapi bermain, terapi aktivitas).
7) Kolaborasi pemberian analgetik.
b. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan menurun imunitas, luka terbuka.
Tujuan: Tidak terjadi infeksi.
Kriteria Hasil:
1) Tidak ada tanda-tanda infeksi.
2) Suhu dalam batas normal.
3) Hasil lab normal (leukosit).
Rencana tindakan:
1) Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal.
2) Monitor kerentanan terhadap infeksi.
3) Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas dan drainase.
4) Inspeksi kondisi luka/ insisi bedah.
5) Dorong masukan nutrisi yang cukup.
6)
6) Lakukan keperawatan pada kolostomi atau perianal.
7)
7) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antibiotik dalam penatalaksanaan pengobatan terhadap
mikroorganisme.