Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA

KEPERAWAAN DISURIA
Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan
Dosen: Henry Wiyono, Ners. M. Kep

Disusun oleh :
Shela Armedia Vansky : 2020-01-14201-033
Sri Lestari : 2020-01-14201-034
Sri Nadia Ningsih : 2020-01-14201-035
Stevanie Anjelie : 2020-01-14201-036
Syalvira Rossi M. : 2020-01-14201-037
Tamara Ananda A. : 2020-01-14201-038

YAYASAN EKA HARAP PALANGKARAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2020/2021
A. Pengertian Disuria

Disuria adalah istilah medis yang berarti nyeri pada saat buang air kecil, terasa tidak nyaman atau
terasa panas perih saat buang air kecil. Keluhan ini bisa terjadi pada anak-anak sampai orang tua,
baik laki-laki ataupun perempuan.

Disuria bukanlah suatu penyakit, melainkan suatu gejala dari penyakit lain, misalnya infeksi saluran
kencing. Oleh karena itu, pengobatan yang dilakukan tidak hanya bertujuan untuk meredakan
keluhan nyeri saat berkemih saja, melainkan untuk mengatasi penyebabnya

B. Saluran kemih yang sering mengalami Infeksi Salurah Kemih


 Kandung kemih (sistitis)
 Uretra (uretritis)
 Prostat (prostatitis)
 Ginjal (pielonefritis)
C. Infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh mikroorganisme
 Bakteri E-Coli
 Streptococus
 Stafilokus
 Seudomonas
D. Tanda dan Gejala
 Umumnya 10 % penderita infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh bakteri yang
mungkin dapat tidak menimbulkan gejala sehingga penderita tidak menyadari adanya
infeksi. Pada keadaan yang menimbulkan tanda dan gejala biasanya :
 Dysuria (rasa terbakar pada saat berkemih).
 Frekuensi pengeluaran urine yang sedikit-sedikit dan sering.
 Ketidakmampuan mengosongkan kandung kemih/pengosongan kandung kemih yang
tidak tuntas.
 Nyeri suprapubik dan menyebar menjadi nyeri pinggang dan dapat terjadi low back pain.
 Spasme kandung kemih.
 Warna urine yang keruh.
 Hematuri pada keadaan lanjut.
 Gangguan saluran intestinal : mual, muntah dan anoreksia.
E. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan baik untuk penegakkan diagnosa atau
pengobatan antara lain adalah :

1. Laboratorium
1) Analisa urine : terdapat leukosit, eritrosit, crystal, pus, bakteri dan pH meningkat.

2) Urine kultur :

a) Untuk menentukan jenis kuman atau penyebab infeksi saluran kemih misalnya :
streptococcus, E. Coli, dll

b) Untuk menentukan jenis antibiotik yang akan diberikan

3) Darah : terdapat peningkatan leukosit, ureum dan kreatinin.


Blass Nier Ophage – Intra Venous Pyelogram ( BNO – IVP )
1) Menunjukkan konfirmasi yang cepat tentang penyebab nyeri abdominal, panggul.

2) Menunjukkan abnormalitas anatomi saluran perkemihan.

Cystoscopy : Mengetahui kerusakan dari serabut-serabut otot pada kandung kemih

F. Penatalaksanaan medis

Menurut M. Clevo Rendy dan Margareth TH (2012 : hal. 221), pengobatan infeksi saluran
kemih bertujuan untuk menghilangkan gejala dengan cepat, membebaskan saluran kemih
dari mikroorganisme dan mencegah infeksi berulang, sehingga dapat menurunkan angka
kecacatan serta angka kematian. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan dengan :

1. Perawatan dapat berupa :


1)        Meningkatkan intake cairan 2 – 3 liter/hari bila tidak ada kontra indikasi
2)        Perubahan pola hidup diantaranya :
a)         Membersihkan perineum dari depan ke belakang
b)        Pakaian dalam dari bahan katun
c)         Menghindari kopi, alkohol

2. Obat-obatan
1)        Antibiotik : Untuk menghilangkan bakteri.
a)         Antibiotik jangka pendek dalam waktu 1 –2 minggu
b)         Antibiotik jangka panjang ( baik dengan obat yang sama atau di ganti ) dalam jangka
waktu 3 – 4 minggu
c)         Pengobatan profilaktik dengan dosis rendah satu kali sehari sebelum tidur dalam
waktu 3 – 6 bulan atau lebih ini merupakan pengobatan lanjut bila ada komplikasi lebih
lanjut.
2)        Analgetik dan Anti spasmodik
Untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan oleh penderita
3)        Obat golongan Venozopyridine : Pyridium.
Untuk meredakan gejala iritasi pada saluran kemih

G. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada infeksi saluran kemih ini adalah karena adanya proses
reflux atau mikroorganisme yang di dapat secara asendens, yaitu menyebabkan :
1. Pyelonefritis
Infeksi yang naik dari ureter ke ginjal, tubulus reflux urethrovesikal dan jaringan intestinal
yang terjadi pada satu atau kedua ginjal.
2. Gagal Ginjal
Terjadi dalam waktu yang lama dan bila infeksi sering berulang atau tidak diobati dengan
tuntas sehingga menyebabkan kerusakan ginjal baik secara akut  dan kronik.

H. Pencegahan
 Minum air putih yang banyak 2 – 2,5 liter per hari
 Hindari minum minuman beralkohol, kopi karena dapat mengiritasi kandung kemih
 Menganjurkan menjaga personal hygiene yang benar :
1)        Tidak menahan keinginan untuk berkemih dan berkemih dengan tuntas
2)        Jaga perineum agar tetap bersih dan biasakan selesai berkemih
untuk membersihkan perineum dari depan ke belakang
3)        Menggunakan celana dalam katun atau yang menyerap keringat
4)        Tidak menggunakan jeans atau celana yang terlalu ketat

I.  Konsep Dasar Keperawatan


1. Pengkajian 11 Pola Gordon
a.         Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
1)        Riwayat penyakit yang berhubungan dengan kandung kemih, trauma kandung kemih,
infeksi saluran kemih berulang
2)        Personal hygiene yang salah
3)        Kebiasaan menahan BAK
4)        Riwayat penyakit DM

b.         Pola Nutrisi Metabolik


1)        Intake minum yang kurang
2)        Mual, Muntah
3)        Anoreksia
4)        Demam, peningkatan suhu

c.         Pola Eliminasi


1)        Sering berkemih
2)        Warna urine keruh
3)        Ketidakmampuan mengosongkan kandung kemih
4)        Hematuri (urine bercampur darah)
5)        Diare

d.        Pola Aktivitas dan Latihan


1)        Bekerja di ruang ber AC
2)        Banyak duduk
3)        Kurang beraktivitas
4)        Malaise

e.         Pola Tidur dan Istirahat


1)        Tidur terganggu karena nocturia

f.          Pola Persepsi dan Kognitif


1)        Nyeri Supra pubik
2)        Dysuria
3)        Rasa terbakar saat berkemih
4)        Spasme kandung kemih
5)        Low back pain
Pola Persepsi dan Konsep Diri
1)        Merasa rendah diri
Pola Peran dan Hubungan dengan Sesama.
1)   Perasaan terasing
2)   Gangguan interaksi sosial
Pola Reproduksi dan Seksualitas
1)        Menopause
Pola Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap Stress.
1)        Stress tergantung individu
Pola Sistem Kepercayaan.
1)        Keyakinan yang dianut oleh pasien\

J. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan status atau masalah kesehatan
actual dan potensial. Tujuannya adalah mengidentifikasi  : pertama adanya masalah actual
berdasarkan respon klien terhadap masalah atau penyakit. Kedua factor-faktor yang
berkontribusi atau penyebab adanya masalah. Ketiga kemampuan klien untuk mencegah
atau menghilangkan masalah.

Menurut Doengoes ( 1999), diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien infeksi
saluran kemih adalah :
1. Hipertermi berhubungan dengan adanya infeksi yang dimanifestasikan oleh adanya
peningkatan suhu, tachicardi, menggigil dan malaise.
2. Nyeri berhubungan dengan inflamasi pada jaringan mukosa saluran perkemihan yang
dimanifestasikan oleh adanya nyeri pada saat berkemih, nyeri pinggang, nyeri supra pubik,
low back pain dan spasme kandung kemih.
3. Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan adanya infeksi saluran kemih yang
dimanifestasikan oleh adanya nocturia, inkontinensia dan hematuri.
4. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, dan
anoreksia.
5. Resiko tinggi infeksi berulang berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyebab,
pencegahan kekambuhan dan perawatan.

K. Rencana Keperawatan

1. Hipertermi berhubungan dengan adanya infeksi yang dimanifestasikan oleh adanya


peningkatan suhu, tachicardia, menggigil dan malaise.

Tujuan : menurunkan suhu tubuh.

Kriteria Hasil  :

Suhu tubuh dalam batas normal : 36 – 37 oC

perabaan  tidak hangat , tidak menggigil.

Rencana Tindakan :

1) Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam terutama suhu dan nadi.

Rasional : Untuk menentukan rencana tindakan yang akan dilakukan.

2) Kaji keadekuatan hidrasi baik mukosa mulut dan kulit

Rasional : Demam dapat meningkatkan pengeluaran cairan terutama keringat.

3) Beri kompres hangat, biasa atau dingin pada dahi, axila dan lipatan paha.
Rasional : Kompres yang diberikan pada kulit dapat mengurangi atau menurunkan suhu secara
evaporasi.

4) Anjurkan klien untuk banyak minum 2 – 2,5 liter per hari

Rasional : Menurunkan suhu melalui pengeluaran urine yang banyak.

5) Monitor intake dan out put cairan

Rasional : Memastikan hidrasi tetap adekuat dan  memonitor fungsi renal.

6) Kolaborasi dalam pemberian antibiotik dan antipiretik

Rasional : Antipiretik dapat menurunkan suhu tubuh.

1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi pada jaringan mukosa saluran perkemihan yang
dimanifestasikan oleh adanya nyeri pada saat berkemih, nyeri pinggang, nyeri supra pubik,
low back pain dan spasme kandung kemih.

Tujuan : Nyeri teratasi.


Kriteria Hasil : Dapat mengontrol rasa nyeri, nyeri berkurang bahkan hilang, ekspresi
wajah rileks

Rencana Tindakan :

1)        Kaji adanya rasa nyeri baik lokasi, intensitas, frekuensi dan lamanya nyeri

Rasional : Perubahan lokasi atau intensitas nyeri merupakan indikasi proses infeksi dan
memberikan intervensi berdasarkan tingkat nyeri yang dirasakan.

2)        Beri posisi yang nyaman menurut klien

Rasional : Posisi pilihan klien dapat meningkatkan kenyamanan dan mengurangi rasa nyeri.

3)        Palpasi kandung kemih setiap 4 jam untuk mengetahui adanya distensi

Rasional : Distensi yang terlalu lama pada kandung kemih mengakibatkan nyeri kandung kemih.

4)        Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam

Rasional : Nafas dalam dapat menurunkan rasa nyeri

5)        Beri kompres hangat pada daerah yang nyeri

Rasional : Rasa hangat dapat memvasodilatasi pembuluh darah sekitar sehingga nyeri dapat
berkurang

6)        Anjurkan klien minum 8 – 10 gelas per hari sesuai indikasi

Rasional : Mengurangi iritasi pada mukosa urethra

7)        Kolaborasi dalam pemberian analgetik, anti spasmodik dan penozopyridine (untuk
meredakan iritasi saluran kemih)

Rasional : Golongan obat di atas dapat mengurangi nyeri dan iritasi saluran kemih.
2. Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan adanya infeksi saluran kemih yang
dimanifestasikan oleh adanya nocturia, inkontinensia dan hematuri.
Tujuan : Perubahan pola eliminasi teratasi
Kriteria Hasil : Pola urine kembali normal 6 – 7 kali setiap hari, produksi urine > 30 cc /
menit, urine normal ; warna jernih, tidak ada darah, tidak ada tekanan saat mengeluarkan
urine

Rencana Tindakan :
1) Observasi perubahan urine : warna, jumlah, bau
Rasional : Untuk mendeteksi adanya infeksi lebih awal

2) Kaji keluhan tidak bisa berkemih, berkemih berdarah, tidak bisa menahan urine tiba-tiba,
berkemih pada malam hari
Rasional : Untuk mengetahui adanya peradangan pada kandung kemih

3) Beri intake minum 2 – 2,5 liter per hari


Rasional : Untuk membantu pengeluaran kuman dari kandung kemih melalui berkemih atau
menurunkan konsentrasi bakteri

4) Anjurkan klien berkemih tiap 3 – 4 jam


Rasional : Mencegah urine statis dan mencegah bertambahnya kuman pada kandung kemih
akibat urine yang terlalu lama tertahan.

5) Bantu klien mendapatkan posisi yang nyaman saat berkemih


Rasional : Mengurangi rasa nyeri saat berkemih dan proses berkemih terasa lampias.

6) Ajarkan klien untuk perawatan perineal yang benar dari depan ke belakang setiap kali
selesai berkemih dan defekasi
Rasional : Mencegah masuknya kuman pada urethra.

7) Kolaborasi dalam pemberian obat anti bakteri dengan tim medik


Rasional : Mengurangi pertumbuhan bakteri.

8) Pantau atau periksa urine kultur dan sensitifitasnya


Rasional : Menentukan penyebab infeksi saluran kemih dan mengevaluasi efektifitas
pengobatan.

3. Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan adanya infeksi saluran kemih yang
dimanifestasikan oleh adanya nocturia, inkontinensia dan hematuri.
Tujuan : Perubahan pola eliminasi teratasi
Kriteria Hasil : Pola urine kembali normal 6 – 7 kali setiap hari, produksi urine > 30 cc / menit,
urine normal ; warna jernih, tidak ada darah, tidak ada tekanan saat mengeluarkan urine

Rencana Tindakan :
1) Observasi perubahan urine : warna, jumlah, bau
Rasional : Untuk mendeteksi adanya infeksi lebih awal
2) Kaji keluhan tidak bisa berkemih, berkemih berdarah, tidak bisa menahan urine tiba-tiba,
berkemih pada malam hari

Rasional : Untuk mengetahui adanya peradangan pada kandung kemih


3) Beri intake minum 2 – 2,5 liter per hari
Rasional : Untuk membantu pengeluaran kuman dari kandung kemih melalui berkemih atau
menurunkan konsentrasi bakteri

4) Anjurkan klien berkemih tiap 3 – 4 jam


Rasional : Mencegah urine statis dan mncegah bertambahnya kuman pada kandung kemih
akibat urine yang terlalu lama tertahan.

5) Bantu klien mendapatkan posisi yang nyaman saat berkemih


Rasional : Mengurangi rasa nyeri saat berkemih dan proses berkemih terasa lampias.

6) Ajarkan klien untuk perawatan perineal yang benar dari depan ke belakang setiap kali
selesai berkemih dan defekasi
Rasional : Mencegah masuknya kuman pada urethra.

7) Kolaborasi dalam pemberian obat anti bakteri dengan tim medik


Rasional : Mengurangi pertumbuhan bakteri.

8) Pantau atau periksa urine kultur dan sensitifitasnya


Rasional : Menentukan penyebab infeksi saluran kemih dan mengevaluasi efektifitas
pengobatan.

4. Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan adanya infeksi saluran kemih yang
dimanifestasikan oleh adanya nocturia, inkontinensia dan hematuri. Tujuan :
Perubahan pola eliminasi teratasi
Kriteria Hasil : Pola urine kembali normal 6 – 7 kali setiap hari, produksi urine > 30 cc / menit,
urine normal ; warna jernih, tidak ada darah, tidak ada tekanan saat mengeluarkan urine
Rencana Tindakan :
1) Observasi perubahan urine : warna, jumlah, bau
Rasional : Untuk mendeteksi adanya infeksi lebih awal

2)Kaji keluhan tidak bisa berkemih, berkemih berdarah, tidak bisa menahan urine tiba-tiba,
berkemih pada malam hari
Rasional : Untuk mengetahui adanya peradangan pada kandung kemih

3) Beri intake minum 2 – 2,5 liter per hari


Rasional : Untuk membantu pengeluaran kuman dari kandung kemih melalui berkemih atau
menurunkan konsentrasi bakteri

4)Anjurkan klien berkemih tiap 3 – 4 jam


Rasional : Mencegah urine statis dan mencegah bertambahnya kuman pada kandung kemih
akibat urine yang terlalu lama tertahan.
5) Bantu klien mendapatkan posisi yang nyaman saat berkemih
Rasional : Mengurangi rasa nyeri saat berkemih dan proses berkemih terasa lampias.
6) Ajarkan klien untuk perawatan perineal yang benar dari depan ke belakang setiap kali
selesai berkemih dan defekasi
Rasional : Mencegah masuknya kuman pada urethra.

7) Kolaborasi dalam pemberian obat anti bakteri dengan tim medik


Rasional : Mengurangi pertumbuhan bakteri.

8) Pantau atau periksa urine kultur dan sensitifitasnya


Rasional : Menentukan penyebab infeksi saluran kemih dan mengevaluasi efektifitas
pengobatan.

L. Pelaksanaan Keperawatan

Pelaksanaan adalah asuhan keperawatan secara nyata berupa serangkaian kegiatan yang
sistematis berdasarkan perencanaan untuk mencapai hasil yang optimal. Sebelum
melakukan rencana tindakan keperawatan, perawat hendaklah menjelaskan tindakan
keperawatan yang dilakukan terhadap pasien. Dalam pelaksanaan, perawatan melakukan
fungsinya sebagai independent, interdependent dan dependent. Pada fungsi independent
perawat melakukan tindakan atas dasar inisiatif sendiri. Contohnya memberikan latihan
pernapasan perut dalam posisi duduk dan berbaring. Pada fungsi interdependent, perawat
melakukan fungsi kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya. Dan fungsi independent perawat
melakukan fungsi tambahan untuk menjalankan program dari tim kesehatan lain seperti
pengobatan.
Di samping itu perawat harus memperhatikan keadaan umum dan respon pasien selama
pelaksanaan. Dan untuk melatih pasien agar mandiri, sebaiknya dalam tahap pelaksanaan ini
adalah sebagai berikut : persiapan, pelaksanaan dan dokumentasi. Pada fase persiapan,
perawat dituntut memiliki pengetahuan dan keterampilan. Selain itu perawat juga harus
mampu menganalisa situasi dan kondiri pasien baik fisik maupun mentalnya sehingga dalam
merencanakan, memvalidasi rencana serta dalam pelaksanaannya perawat akan terhindar
dari kesalahan.
 

M. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan tahap akhir proses keperawatan yang dapat digunakan sebagai alat
pengukur keberhasilan suatu rencana keperawatan yamg telah dibuat. Meskipun evaluasi
dianggap sebagai tahap akhir dari proses keperawatan proses ini tidak berhenti, yang telah
terpecahkan dan masalah yang perlu dikaji ulang, direncanakan kembali, dilaksanakan dan
dievaluasikan kembali.

N. Discharge Planning

Penyuluhan yang diberikan kepada klien bertujuan untuk mencegah terjadinya kekambuhan
sehingga klien dapat bebas dari penyakit infeksi saluran kemih ini. Penyuluhan yang diberikan
antara lain ;

1. Minum air putih yang banyak 2 – 2,5 liter per hari

2. Hindari minum minuman beralkohol, kopi karena dapat mengiritasi kandung kemih
3. Menganjurkan menjaga personal hygiene yang benar :

1)   Tidak menahan keinginan untuk berkemih dan berkemih dengan tuntas

2)   Jaga perineum agar tetap bersih dan biasakan selesai berkemih untuk membersihkan
perineum dari depan ke belakang

3)   Menggunakan celana dalam katun atau yang menyerap keringat

4)   Tidak menggunakan jeans atau celana yang terlalu ketat

5) Minum obat dengan teratur sesuai dengan resep terutama golongan antibiotik untuk
mengatasi infeksi dengan tuntas. Dan walaupun tanda dan gejala sudah hilang teruskan minum
antibiotik sampai habis untuk mengatasi infeksi dengan tuntas dan menghindari resistensi
kuman  terhadap antibiotik.
DAFTAR PUSTAKA

https://nurse87.wordpress.com/2013/10/01/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-
gangguan-sistem-perkemihan-infeksi-saluran-kemih-isk/

https://www.slideshare.net/Nandalhew/askep-infeksi-saluran-kemih

https://www.honestdocs.id/disuria

Anda mungkin juga menyukai