Anda di halaman 1dari 7

1

INFEKSI SALURAN KEMIH


I. KONSEP DASAR MEDIS
A. Definisi
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah berkembang biaknya
mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan
normal tidak mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain.
Tempat yang sering mengalami ISK adalah kandung kemih
(sistitis),uretra (uretritis),dan ginjal (pielonefritis).
Infeksi saluran kemih merupakan masalah yang sering
ditemukan,terhitung 6 sampai 7 juta kunjungan klinik setiap tahun.
Mayoritas kasus didominasi oleh wanita. Satu dari setiap 5 wanita di
Amerika Serikat mengalami ISK karena uretra wanita lebih pendek
dan secara anatomi dekat dengan vagina dan anus.
Infeksi Saluran Kemih pada pria merupakan akibat dari
menyebarnya infeksi yang berasal dari uretra. Pada pria ISK jarang
terjadi karena panjang uretra dan jauhnya jarak uretra dari anus.
(Suharyanto, Toto.2009)
B. Etiologi
Infeksi Saluran Kemih di sebabkan oleh mikroorganisme
patogenik misalnya bakteri E.Coli, Streptokokus, stafilokokus,
pseudomonas, dll.
Faktor resik yang umum pada ISK adalah:
1. Ketidak mampuan atau kegagalan kandung

kemih

untuk

mengosongkan isinya secara sempurna.


2. Penurunan daya tahan tubuh.
3. Peralatan yang di pasang pada saluran perkemihan seperti kateter
dan prosedur sistoskopi.
C. Anatomi Fisiologi
D. Patofisiologi
Pada individu normal, biasanya laki-laki maupun perempuan
urin selalu steril kerena dipertahankan jumlah dan frekuensi
kencing.

Uretro

sistole

merupakan

tempat

kolonisasi

mikroorganisme nonpathogrnic fastidious Gram-positive dan gram


negatif.
Hampir semua ISK disebabkan invasi mikroorganisme
asending dari uretra ke dalam kandung kemih. Pada beberapa
pasien tertentu invasi mikroorganisme dapat mencapai ginjal.
Proses ini dipermudahkan refluks vesikoureter.
Proses invasi mikroorganisme hematogen sangat jarang
ditemukan di klinik, mungkin akibat lanjut dari bakteriemia. Ginjal
diduga merupakan lokasi infeksi sebagai akibat lanjut septikemi
atau endokarditis akibat stafilokokus aureus. Kelainan ginjal yang
terkait dengan endokarditis (stafilokokus aureus) dikenal Nephritis
Lohlein. Beberapa penelitian melaporkan pielonefritis akut (PNA)
sebagai akibat lanjut invasi hematogen dari infeksi sistemik gram
negatif.
E. Gambaran klinik/gejala
Tanda dangejala yang berhubungan dengan ISK bervariasi.
Separuh dari klien yang ditemukan adanya bakteri dalam urin
(bakteriuria) tidak menujukkan adanya gejala (asimtomatik).
Gejala yang sering ditemukan pada ISK adalah :
1. Nyeri dan rasa panas ketika berkemih (disuria), polakisuria,dan
terdesak ingin berkemih (urgency).
2. Stranguria (sulit berkemih dan disertai kejang otot pinggang).
3. Tenesmus (rasa nyeri dengan keinginan mengosongkan kandung
kemih meskipun telah kosong).
4. Nokturia (kecenderungan sering buang air kecil pada malam hari).
5. Prostatismus (kesulitan memulai berkemih).
F. Macam ISK antara lain :
1. ISK primer
Berdasarkan adanya gejala sistemik, ISK primer dibagi menjadi
dua:
a. ISK lokal, diterapi dengan antibiotika lokal.
b. ISK dengan gejala sistemik, diterapi dengan antibiotika
sistemik. Antibiotika yang sering digunakan yaitu amoksisilin
2. ISK sekunder
ISK ini merupakan akibat dari penyakit atau kelainan yang lain.
ISK berulang merupakan pertanda dari ISK sekunder, karena

penanganan ISK yang tidak tepat. Penatalaksanaan ISK sekunder


sesuai dengan penyebab ISK tersebut. Penyebab ISK sekunder
biasanya adalah obstruksi saluran kemih (seperti batu saluran
kemih, pembesaran prostat, dan striktur uretra).
G. Klasifikasi
H. Komplikasi
Komplikasi ISK tergantung dari tipe yaitu ISK tipe sederhana
(uncomplicated) dan tipe berkomplikasi (complicated).
1. ISK sederhana (uncomplicated). ISK akut tipe sederhana (sistitis)
yaitu non-obstruksi dan bukan perempuan hamil merupakan
penyakit ringan (self Limited disease) dan tidak menyebabkan
akibat lanjut jangka lama
2. ISK tipe berkomplikasi (complicated)
a. ISK selama kehamilan. ISK selama kehamilan dari umur
kehamilan;
b. ISK diabetes melitus. Penelitian epidemiologi klinik melaporkan
bakteriuria

dan

ISK

lebih

sering

ditemukan

pada

DM

dibandingkan perempuan tanpa DM.


I.

Pemeriksaan Penunjang
1. Kultur urin : untuk menetukan kriteria infeksi
Hitung koloni : sekitar 100.000 CFU permililiter urin dari urin
tampung aliran tengah atau dari spesimen yang di kumpulkan
melalui aspirasi jarum suprapubik ke dalam kandung kemih.
2. Pemeriksaan urinalisis : adanya hematuria.
3. IVP, sistoskopi, USG.

J. Penatalaksanaan
Pengobatan ISK bertujuan untuk membebaskan saluran kemih dari
bakteri dan mencegah atau mengendalikan infeksi berulang. Ada
beberapa metode pengobatan ISK yang lazim dipakai, yaitu:
1. Pengobatan dosis tunggal, yaitu obat diberikan satu kali.
2. Pengobatan jangka pendek , yaitu 1-2 minggu.
3. Pengobatan jangka panjang, yaitu 3-4 minggu.
4. Pengobatan profilaktit, yaitu 1 kali sehari dalam waktu 3-6 bulan.
Dalam pendekatan klinis pengobatan ISK, pemilihan antibiotik
adalah penting. Antibiotik yang sering digunakan adalah ampisilin,
trimetroprim-sulfametoksasol, kloramfenikol, sefotaksim, amikasin.

II. KONSEP DASAR KEPERAWATAN


A. Pengkajian
1. Anamnesa dan pemeriksaan fisik
a. Rasa nyeri pada daerah panggul.
b. Ginjal teraba lunak dan membesar.
c. Nyeri tekan pada daerah kostovertebral.
d. Kekakuan abdominal.
e. Demam atau peningkatan suhu tubuh.
f. Terasa dingin.
g. Malaise (rasa lemah).
h. Anoreksia (tidak nafsu makan).
i. Mual dan muntah.
j. Penurunan haluaran urin.
2. Pemeriksaan diagnostik
a. Urinalisis : warna urin keruh, bakteriuria, piuria, terdapat leukosit,
dan mungkin eritrosit.
b. Kultur urin dan sensitivitas : positif.
c. Radiografi : IVP, autografi ekskretori, dan sistoskopi.
3. Riwayat tanda dan gejala didapatkan dari klien yang diduga
mengalami infeksi saluran perkemihan di antaranya :
a. Nyeri suprapubik.
b. Sering berkemih.
c. Urgensi (dorongan ingin berkemih).
d. Disuria.
e. Hematuria.
f. Piuria.
4. Pola berkemih klien juga perlu dikaji untuk mendeteksi faktor
predisposisi

terjadinya

infeksi

saluran

kemih.

Pengosongan

kandung kemih yang tidak teratur, hubungan gejala infeksi dengan


hubungan seksual, praktek kontrasepsi, dan personal higiene juga

perlu dikaji. Pengetahuan klien tentang resep pengobatan agen


antimikrobial dan tindakan pencegahan juga dikaji.

B. Penyimpangan KDM
C. Diagnosa Keperawatan
1. Infeksi berhubungan dengan adanya bakteri pada saluran kemih.
2. Perubahan pola eliminasi ( disuria, hesitansi, frekuensi, dan atau
nokturia) berhubungan dengan infeksi saluran kemih.
3. Nyeri berhubungan dengan infeksi saluran kemih.
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
tentang proses penyakit, pencegahan, dan perawatan.
D. Perencanaan dan Implementasi

1. Infeksi berhubungan dengan adanya bakteri pada saluran kemih.


Perencanaan dan implementasi :
a. Kaji suhu tubuh tiap 4 jam dan laporkan jika ada kenaikan suhu
lebih dari 38,5C.
b. Perhatikan karakteristik urin dan laporkan jika keruh dan bau
tidak khas.
c. Tampung urin midstream untuk periksa kultur dan sensitivitas.
d. Anjurkan untuk meningkatkan cairan masuk lebih dari 2500
ml/hari.
e. Anjurkan klien untuk berkemih jika ada dorongan untuk
berkemih.
f. Instruksikan klien untuk mengosongkan kandung kemih secara
tuntas setiap kali berkemih.
g. Bersihkan daerah perianal, jaga agar tetap kering dan bersih.
h. Ajarkan pada klien untuk membersihkan / merawat daerah
perianal setelah berkemih dengan gerakan dari depan ke
belakang.
2. Perubahan pola eliminasi ( disuria, hesitansi, frekuensi, dan atau
nokturia) berhubungan dengan infeksi saluran kemih.
Perencanaan dan implementasi :
a. Ukur dan catat haluaran urin setiap kali berkemih.
b. Anjurkan untuk berkemih 2-3 jam sekali.

c. Palpasi kandung kemih tiap 4 jam untuk mengetahui adanya


distensi.
d. Bantu klien ke kamar kecil, memakai pispot atau urinal.
e. Anjurkan klien untuk menghindari minum 2 sampai 3 jam
sebelum tidur dan anjurkan untuk berkemih sebelum tidur.
f. Anjurkan pada klien untuk menghindari minum kopi, teh, Cola
dan minuman beralkohol yang dapat menimbulkan gejala iritasi.
g. Jelaskan seluruh prosedur diagnostik.
3. Nyeri berhubungan dengan infeksi saluran kemih.
Perencanaan dan implementasi :
a. Kaji sifat, intensitas, lokasi, lamanya faktorpencetus dan
penurunan nyeri.
b. Tirah baring, aktivitas ditingkatkan sesuai petunjuk dan dapat
ditoleransi.
c. Berikan kenyamanan non farmakologis: bantu klien mengambil
posisi yang nyaman, berikan mandi duduk dan pencucian
perianal dengan air hangat, ajarkan teknik relaksasi dan berikan
aktivitas hiburan.
d. Anjurkan klien untuk meningkatkan masukan cairan peroral
untuk mengencerkan urin.
e. Pantau dan catat nyeri yang dirasakan dan efek samping yang
tidak diharapkan.
f. Beritahu dokter jika nyeri tidak dapat ditahan dan makin
meningkat.
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
tentang proses penyakit, pencegahan, dan perawatan.
Perencanaan dan implementasi:
a. Instruksikan pada klien untuk minum 2000 sampai 2500 ml/hari
kecuali ada kontraindikasi.
b. Instruksikan klien untuk menghindari minum kopi, teh, Cola dan
minuman beralkohol lain.
c. Ajarkan metode untuk mencegah terulangnya ISK, misalnya
kosongkan kandung kemih tiap 4 jam, jaga kebersihan daerah
perianal.
d. Instruksikan pada klien untuk minum obat antibiotika sampai
habis sesuai resep.

e. Ajarkan metode dan pentingya pemeriksaan kultur urin setelah


pemberian antibiotika.
f. Instruksikan klien untuk menghindari minum obat yang dijual
bebas tanpa sepengetahuan dokter.
g. Tekankan pentingnya perawatan secara terus-menerus bagi klien
yang beresiko tinggi terjadinya ISK berulang.
E. Evaluasi
1.

Infeksi berhubungan dengan adanya

bakteri pada saluran kemih.


Hasil yang diharapkan:
a. Tidak menunjukkan adanya tanda-tanda infeksi saluran kemih
seperti nyeri panggul, nyeri suprapubik, rasa ingin berkemih,
demam, menggigil, dan/ atau malaise.
b. Kultur urin : negatif terhadap bakteri.
2.
Perubahan pola eliminasi ( disuria,
hesitansi, frekuensi, dan atau nokturia) berhubungan dengan infeksi
saluran kemih.
Hasil yang diharapkan adalah klien dapat berkemih sisuai pola
yang mendekati normal, tidak mengalami disuria, nokturia,
frekuensi normal, dapat dikontrol dan cairan yang masuk dan yang
keluar seimbang.
3.

Nyeri

berhubungan

dengan

infeksi

saluran kemih.
Hasil yang diharapkan:
a. Klien mengatakan adanya penurunan nyeri dan rasa terbakar
saat berkemih.
b. Ekspresi wajah dan posisi tubuh tampak relaks.
4.
Kurang pengetahuan

berhubungan

dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit, pencegahan,


dan perawatan.
Hasil yang diharapkan adalah klien dan atau orang terdekat
mengatakan

mengerti

tentang

proses

penyakit,

metode

pencegahan, perawat di rumah, melaporkan ke dokter jika kambuh.

Anda mungkin juga menyukai