K3 Dalam Keperawatan :
Pembahasan :
Setiap tindakan yang dilakukan oleh perawat mempunyai potensi bahaya berupa
bahaya fisik, biologi, dan ergonomi. Bahaya fisik didapatkan pada pekerjaan yang
menggunakan alat yang tajam, seperti memasang infus dan menjahit luka. Bahaya biologi
terdapat pada tindakan invasif, merawat luka, memasang infuse, dan memberikan obat
melalui rektal. Sedangkan postur janggal ketika membungkuk merupakan bahaya
pekerjaan karena faktor ergonomi. Paparan hazard biologis terdiri dari tertusuk jarum,
luka gores, terpapar spesimen atau materi biologis lainnya, terkena penyakit yang
ditularkan lewat udara, penyakit infeksi, penyakit yang ditularkan melalui darah, dan
vektor penyakit. Sementara itu hazard nonbiologis terdiri dari stress; kekerasan fisik,
psikologis, seksual, dan kekerasan verbal; gangguan muskuloskeletal, terjatuh atau
terpeleset, patah tulang; dan terpapar bahan kimia berbahaya. (Ramdan & Abd, 2017)
Tujuan Penerapan K3 pada dasarnya adalah untuk mencari dan mengungkapkan kelemahan
yang memungkinkan terjadinya kecelakaan. Fungsi ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
mengungkapkan sebab-akibat suatu kecelakaan dan meneliti apakah pengendalian secara cermat
dilakukan atau tidak. Menurut Mangkunegara (2000), tujuan dari keselamatan dan kesehatan
kerja adalah sebagai berikut:
a) Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara
fisik, sosial, dan psikologis.
b) Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya selektif
mungkin.
c) Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
d) Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.
e) Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
f) Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi
kerja.
g) Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja. (Selviana, 2017)
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan suatu upaya perlindungan kepada tenaga
kerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja terhadap bahaya dari akibat kecelakaan kerja.
Tujuan K3 adalah mencegah, megurangi, bahkan menihilkan resiko penyakit dan kecelakaan
akibat kerja (KAK) serta meningkatkan derajat kesehatan para pekerja sehingga produktivitas
kerja meningkat.
Adapun manfaat atau fungsi Keselamatan dan kesehatan kerja untuk perawat antara lain:
Perawat memahami hak dan kewajibannya khususnya dalam peraturan terkait dengan
Keselamatan dan kesehatan kerja
Perawat mengetahui bagaimana bertindak dalam keadaan darurat seperti kebakaran, gempa,
kecelakaan, dan sebagainya
Menurut Wijono D.(1999), kode etik adalah asas dan nilai yang berhubungan erat dengan
moral sehingga bersifat normatif dan tidak empiris, sehingga penilaian dari segi etika
memerlukan tolok ukur. Menurut PPNI, Kode Etik Perawat adalah suatu pernyataan atau
keyakinan yang mengungkapkan kepedulian moral, nilai dan tujuan keperawatan. Kode Etik
Keperawatan adalah pernyataan standar profesional yang digunakan sebagai pedoman perilaku
perawat dan menjadi kerangka kerja untuk membuat keputusan.Aturan yang berlaku untuk
seorang perawat Indonesia dalam melaksanakan tugas/fungsi perawat adalah kode etik perawat
nasional Indonesia, dimana seorang perawat selalu berpegang teguh terhadap kode etik sehingga
kejadian pelanggaran etik dapat dihindarkan.
Keadilan (Justice) : Perawat berlaku adil pada setiap klien sesuai dengan
kebutuhan pasien.
PPT
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus dilakukan oleh manajemen , penyedia, jajaran
pelaksana, pemberi kerja, pekerja dan pekerja mandiri. Kesehatan kerja merupakan salah satu
upaya yang dilakukan dalam melindungi tenaga kerja agar mereka selalu dalam keadaan sehat,
selamat, aman, dan sejahtera sesuai dengan jenis pekerjaannya sehingga dapat mencapai tingkat
produktivitas yang tinggi. Hal ini tercantum dalam UndangUndang No.1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja, pasal 3 ayat (1), 50% dari syarat keselamatan kerja merupakan syarat
kesehatan kerja (Undang-Undang No.1 tahun 1970).
a) Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara
fisik, sosial, dan psikologis.
d) Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.
g) Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja. (Selviana, 2017)
Manfaat atau fungsi Keselamatan dan kesehatan kerja untuk perawat antara lain:
Perawat memahami hak dan kewajibannya khususnya dalam peraturan terkait dengan
Keselamatan dan kesehatan kerja
Perawat mengetahui bagaimana bertindak dalam keadaan darurat seperti kebakaran, gempa,
kecelakaan, dan sebagainya
Perawat mampu untuk menghindarkan keluarganya dari penyakit-penyakit yang mungkin bisa
tertular dari tempat kerja (Agung, 2018)
Kode Etik Keperawatan adalah pernyataan standar profesional yang digunakan sebagai
pedoman perilaku perawat dan menjadi kerangka kerja untuk membuat keputusan.Aturan yang
berlaku untuk seorang perawat Indonesia dalam melaksanakan tugas/fungsi perawat adalah kode
etik perawat nasional Indonesia, dimana seorang perawat selalu berpegang teguh terhadap kode
etik sehingga kejadian pelanggaran etik dapat dihindarkan.
Otonomi (Autonomy)
Kebaikan (Beneficience)
Keadilan (Justice)
Kejujuran (Veracity)
Kesetiaan (Fidelity)
file:///C:/Users/Asus/Downloads/PENTINGNYA%20KEBIJAKAN
%20K3%20DALAM%20KEPERAWATAN-dikonversi.pdf