NIM: 2121023
A. Pengertian
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan istilah yang sudah sangat familiar di setiap bidang
kerja, baik rumah sakit, industri, ataupun perkantoran. Setiap pekerjaan pasti memiliki tingkat risiko
masing-masing tergantung kesulitan dari pekerjaan tersebut. Keselamatan dan kesehatan kerja
merupakan untuk menciptakan suasana kerja yang nyaman, aman, dan diharapkan mampu
mendukung dalam mencapai produktivitas setinggi-tingginya. Upaya K3 diharapkan dapat mencegah
dan mengurangi risiko akibat terjadinya hambatan ataupun kecelakaan dari suatu pekerjaan. Angka
kecelakaan kerja di rumah sakit lebih tinggi dibandingkan tempat kerja lainnya dan sebagian besar
diakibatkan oleh perilaku yang tidak aman. Kecelakaan kerja menjadi salah satu masalah urgen di
lingkungan rumah sakit. Hal ini diakibatkan karena rumah sakit merupakan suatu unit pelayanan
kesehatan yang memberikan pelayanan pada semua bidang dan jenis penyakit. Oleh sebab itu
rumah sakit dituntut untuk dapat menyediakan dan menerapkan suatu upaya agar semua sumber
daya manusia yang ada di rumah sakit dapat terlindungi, baik dari penyakit maupun kecelakaan
akibat kerja.
Risiko dan hazard dapat terjadi kapan saja dan di mana saja bila pengendalian yang dilakukan belum
tepat atau tidak sesuai. Untuk itu perlu diketahui apa sebenarnya risiko dan hazard tersebut.
a. Risiko
• Pengertian
Risiko adalah gabungan dari kemungkinan (frekuensi) dan akibat atau konsekuensi dari terjadinya
bahaya. Penilaian risiko merupakan penilaian menyeluruh untuk mengidentifikasi bahaya dan dan
menentukan apakah risiko dapat diterima. Penilaian risiko terdiri dari 3 langkah pelaksanaan yaitu
identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko.
• Penilaian Risiko
Penilaian risiko adalah proses untuk menentukan pengendalian terhadap tingkat risiko kecelakaan
kerja atau penyakit akibat kerja. Penilaian risiko merupakan proses evaluasi risiko risiko yang
diakibatkan adanya bahaya-bahaya, dengan memperhatikan kecukupan pengendalian yang dimiliki,
dan menentukan apakah risikonya dapat diterima atau tidak. (Puspitasari, 2010)
• Pengendalian Risiko
Menurut Hanafi dan Partawibawa (2016), pengendalian risiko terhadap bahaya yang teridentifikasi
dilakukan setelah dilakukannya penilaian sebelumnya, sehingga pengendalian risiko bahaya
diprioritaskan pada bahaya dengan kategori paling tinggi ke rendah.
• Manajemen Risiko
Menurut darmawi Tahapan pertama dalam proses manajemen risiko adalah tahap identifikasi risiko.
Identifikasi risiko merupakan suatu proses yang secara sistematis dan terus-menerus dilakukan
untuk mengidentifikasi kemungkinan timbulnya risiko atau kerugian terhadap sesuatu titik proses
identifikasi risiko ini mungkin ada proses yang terpenting karena dari proses inilah semua risiko yang
ada atau yang mungkin terjadi pada suatu hal harus diidentifikasi. Proses identifikasi harus dilakukan
secara cermat dan komprehensif sehingga tidak ada risiko yang terlewatkan atau tidak teridentifikasi
titik dalam pelaksanaannya.
b. Hazard •
Pengertian
Berdasarkan Kurniawan (2008), mengatakan bahwa hazard adalah faktor-faktor intrinsik yang
melekat pada sesuatu berupa barang atau kondisi dan mempunyai potensi menimbulkan efek
kesehatan maupun keselamatan pekerja serta lingkungan yang memberikan dampak buruk.
• Klasifikasi Hazard
Menurut Ndejjo (2015) bahaya secara luas diklasifikasikan sebagai biologis dan biologis.
• Identifikasi Hazard
Identifikasi Hazard merupakan langkah awal dalam mengembangkan manajemen risiko K3 titik
mengidentifikasi suatu bahaya adalah upaya sistematis untuk mengetahui potensi bahaya yang ada
di lingkungan kerja. Dengan mengetahui sifat dan karakteristik bahaya, maka dapat lebih berhati-hati
dan waspada untuk melakukan langkah-langkah pengamanan agar tidak terjadi kecelakaan.
Fungsi dan tugas perawat dalam usaha keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah sebagai berikut
(Effendy, Nasrul. 1998):
Fungsi perawat
Tugas perawat
Upaya mencegah dan meminimalkan risiko dan hazard pada tahap implementasi asuhan
keperawatan: