Anda di halaman 1dari 28

RISIKO DAN HAZARD K3 PADA

PASIEN DAN PERAWAT

Rahayu Maharani
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
(K3)
• Kesehatan (Health) berarti derajat/tingkat keadaan fisik dan psikologi
individu (the degree of physiological and psychological well being of the
individual).
• Kesehatan Kerja yaitu : suatu ilmu yangpenerapannya untuk meningkatkan
kulitas hiduptenaga kerja melalui peningkatan kesehatan,pencegahan penyakit
akibat kerja yangdiwujudkan melaluii pemeriksaankesehatan,pengobatan dan
asupan makanan yang bergizi.
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
(K3)
• Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan,
cacat dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja, atau keadaan
terhindar dari bahaya saat melakukan kerja.

SAFET
Y Terbebas dari:
1. Peristiwa Celaka
(Accident)
2. Nyaris celaka (Near-
miss)
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
(K3)
• Merupakan upaya untuk memberikan jaminan keselamatan dan
meningkatkan derajatkesehatan para pekerja/buruh dengan
carapencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja,pengendalian bahaya
di tempat kerja, promosikesehatan, pengobatan, dan rehabilitasi
SASARAN K3
• Menjamin keselamatan operator dan orang lain
• Menjamin penggunaan peralatan aman dioperasikan
• Menjamin proses produksi aman dan lancar 
TUJUAN K3
• Menciptakan kondisi kerja yang aman dan sehat sehingga mencegah terjadinya injury,
diseases dan kecelakaan.
• Mencegah terjadinya penurunan kesehatan atau gangguan lainnya (cacat, cidera) pada pekerja
yang diakibatkan oleh potensi bahaya dan risiko yang ada di tempat kerja
• -mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit
• Melindungi Kesehatan tenaga kerja
• Meningkatkan efisiensi kerja
• Sumber-sumber produksi dapat berjalan secara lancer tanpa adanya hambatan
PENYEBAB KECELAKAAN KERJA

• Sembrono dan tidak hati-hati dalam bekerja


• Tidak mematuhi peraturan
• Tidak mengikuti standar prosedur kerja
• Tidak memakan APD
kondisi badan yang lemaj, kondisi lingkunga yang tidak aman dan alat-alat
yang digunakan tidak aman
• upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus
diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja
yang mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit
penyakit atau mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang

Risiko

Hazard
RISIKO
• Risiko adalah besarnya kerugian atau kemungkinan terjadi korban manusia,
kerusakan dan kerugian ekonomi yang disebabkan oleh bahaya tertentu di
suatu daerah pada suatu waktu tertentu.
• Manajement Risko terdiri dari 3 Langkah:
a. Identifikasi dan Analisa risiko
b. Penilaian risiko
c. Pengendalian risiko
Identifikasi dan Analisa Risiko
• Identifikasi risiko merupakan suatu proses yang secara sistematis dan terus-menerus
dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan timbulnya risiko atau kerugian
terhadap kekayaan, hutang, dan personil perusahaan.
• Proses identifikasi risiko ini mungkin adalah proses yang terpenting, karena dari proses
inilah, semua risiko yang ada atau yang mungkin terjadi pada suatu proyek, harus
diidentifikasi.
Penilaian dan Pengendalian Risiko
• Penilaian risiko adalah proses evaluasi risiko risiko yang diakibatkan adanya bahaya-
bahaya dengan memperhatikan kecukupan pengendalian yang dimiliki, dan
menentukan apakah risiko dapat diterima atau tidak.
• Pengendalian risiko terhadap bahaya yang teridentifikasi dilakukan setelah dilakukan
penilaian sebelumnya, sehingga pengendalian risiko bahaya diprioritaskan pada bahaya
dengan kategori paling tinggi ke rendah.
HAZARD ATAU BAHAYA
• Suatu kondisi secara alamiah maupun karena ulah manusia yang berpotensi
menimbulkan kerusakan atau kerugian dan kehilangan jiwa manusia.
• suatu peristiwa yang hebat atau kemungkinan menimbulkan kerugian atau korban
manusia.
FAKTOR BAHAYA K3 DI TEMPAT KERJA

• Faktor bahaya biologi seperti : jamur, virus, bakteri, dan lain-lain.


• Faktor bahaya kimia, seperti: gas, Debu, bahan beracun, dan lain-lain.
• Faktor bahaya biomekanik, seperti: posisi kerja, Gerakan kerja,
• Faktor bahaya sosial psikologis, seperti: stres, kekerasan dan lain-lain.
Klasifikasi Hazard

• Bahaya biologis: luka laserasi, luka yang tajam, kontak


langsung dengan spesimen yang ditularkan, penyakit infeksi,
penyakit udara,, dan kontaminasi silang dari material kotor.
• bahaya nonbiologis:
a. Bahaya fisik: perjalanan, jatuh, luka bakar, fraktur, radiasi
dari sinar-x, kebisingan, dan radiasi
b. Bahaya psikososial: Fisik, penyalahgunaan psikososial,
seksual, dan verbal dan menekankan
c. Bahaya ergonomis: cedera seperti nyeri otot, atau terkilir.
PRINSIP KESELAMATAN PASIEN
• Identifikasi pasien yang tepat
• Komunikasi yang efektif
• Pemantauan pasien
• Pencegahan infeksi
• Penggunaan obat yang aman
• Penggunaan peralatan medis yang aman
• Pelaporan dan analisis insiden: untuk mencegah terulangnya kesalahan atau masalah
yang sama di masa depan. Pelaporan dan analisis insiden dapat membantu
memperbaiki proses perawatan medis dan mengurangi risiko bagi pasien.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESELAMATAN PASIEN
Faktor Faktor Komunikasi
llingkungan Kebersihan manusia
lingkungan Pelatihan dan
pengalaman staf
Ketersediaan medis
peralan medis
dan obat-obatan Kondisi fisik dan
mental staff medis
Ketersediaan Budaya organisas
sumberd daya seperti :pelaporan
manusia insiden
Metode peningkatan kualitas keselamatan pasien

• Identifikasi masalah: melalui pengamatan langsung, wawancara dengan pasien atau


staf, atau analisis data.
• Tim peningkatan kualitas: Bentuk tim yang terdiri dari anggota dari berbagai bagian
organisasi atau fasilitas kesehatan untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah
keselamatan pasien. Tim ini dapat terdiri dari dokter, perawat, apoteker, manajer
fasilitas, dan staf administrasi.
• Analisis akar penyebab: melibatkan penelusuran masalah sampai pada akar
penyebabnya, bukan hanya penanganan gejalanya saja.
Metode peningkatan kualitas keselamatan pasien

• Perancangan rencana tindakan: Rencana tindakan harus terdiri dari strategi yang jelas
dan spesifik untuk memperbaiki keselamatan pasien.
• Implementasi tindakan: staf dan anggota tim memiliki sumber daya yang memadai dan
pelatihan yang diperlukan.
• Monitor dan evaluasi: Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa tindakan yang
diambil telah mengatasi masalah keselamatan pasien dan telah meningkatkan kualitas
perawatan pasien.
BUDAYA KERJA PERAWAT DALAM PENINGKATAN
KESELAMATAN PASIEN

• Bahasa
Bahasa adalah elemen penting yang dapat mempengaruhi komunikasi antara pasien
dan tenaga medis. Bahasa yang tidak dipahami oleh pasien dapat mengarah pada
ketidakpahaman tentang pengobatan dan instruksi yang diberikan oleh tenaga medis.
• Keyakinan
Keyakinan mempengaruhi cara pasien memandang dan merespon perawatan medis.
Beberapa pasien mungkin memiliki keyakinan yang melarang penggunaan obat-obatan
tertentu atau prosedur medis tertentu
BUDAYA KERJA PERAWAT DALAM PENINGKATAN
KESELAMATAN PASIEN

• Norma-norma sosial
Norma-norma sosial juga dapat mempengaruhi cara pasien memandang dan merespon
perawatan medis. memahami norma-norma sosial yang berlaku dan memastikan bahwa pasien
merasa nyaman untuk berbicara tentang kekhawatiran mereka dan mengajukan pertanyaan
• Pendidikan
Pendidikan dapat mempengaruhi pemahaman pasien tentang perawatan medis dan keselamatan
pasien. Oleh karena itu, perawat harus memastikan bahwa pasien memahami informasi yang
diberikan tentang perawatan dan memberikan informasi yang cukup untuk memastikan
pemahaman yang baik.
BUDAYA KERJA PERAWAT DALAM PENINGKATAN
KESELAMATAN PASIEN

• Etika
Etika juga memainkan peran penting dalam peningkatan keselamatan pasien. Perawat
harus memahami etika dan prinsip-prinsip yang terkait dengan perawatan medis untuk
memastikan bahwa pasien diperlakukan dengan adil dan hormat.
ADVERSE EVENTS ATAU KEJADIAN TIDAK
DIHARAPKAN
• Adverse Events (AE) didefinisikan sebagai suatu kejadian
yang tidak diharapkan (KTD) yang disebabkan oleh
kesalahan pengobatan/treatment serta dapat berdampak
negatif bahkan fatal pada pasien.
Klasifikasi Insidens Advers Events
• Kejadian Sentinel Yaitu kejadian yang dapat mengakibatkan kematian atau
cedera yang serius
• Kejadian Nyaris Cedera (KNC): Kecelakaan tetapi belum sampai terpapar ke
pasien.
• Kejadian Tidak Cedera (KTC): Kecelakaan yang mengakibatkan pasien
terpapar, tetapi tidak menimbulkan cedera.
• Kondisi Potensial Cedera (KPC) Kecelakaan yang berpotensi untuk
menimbulkan cedera, tetapi belum terjadinya insiden
PENYEBAB KEJADIAN ADVERSE EVENT

• Kesalahan manusia
• Komplikasi alat
• Infeksi
• Reaksi alergi
• Faktor lingkungan: suhu, kelembapan, kebisingan, pencahayaan
K3 dalam keperawatan:
• Pentingnya: untuk melindungi perawat dan pasien dari resiko kecelakaan, penyakit dan
cidera lainnya.
• Tujuan K3 adalah untuk melindungi kesehatan dan keselamatan pasien, keluarga
pasien, staf perawat, dan masyarakat umum dari risiko dan bahaya di lingkungan
perawatan.
• Manfaat K3 adalah pengurangan risiko dan bahaya untuk pasien dan staf.
• Etika K3 dalam keperawatan melibatkan memastikan bahwa semua tindakan yang
diambil oleh staf perawat selalu dilakukan dengan mempertimbangkan keselamatan
pasien dan staf sebagai prioritas utama
Ruang lingkup K3 dalam keperawatan :
• Identifikasi risiko
• Pemilihan Alat Pelindung Diri (APD)
• Pendidikan dan pelatihan
• Pencegahan infeksi
• Kesehatan dan kesejahteraan pekerja
• Keamanan pasien
• Kesiapan darurat
• Pelaporan dan evaluasi
Kebijakan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang berkaitan dengan
keperawatan di Indonesia

• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun 2019 tentang


Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit :
Rumah sakit wajib memiliki program keselamatan dan kesehatan kerja.
Rumah sakit wajib menyediakan fasilitas dan peralatan yang memadai.
Pihak pengelola rumah sakit wajib memberikan pelatihan dan pendidikan
keselamatan dan kesehatan kerja kepada tenaga kesehatan, termasuk
keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai