Anda di halaman 1dari 3

Pengertian K3 secara umum

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012, K3 adalah segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Pengertian K3 dalam keperawatan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu sistem yang membuat asuhan keperawatan
terhadap pasien lebih aman, baik itu dalam pelaporan, analisis insiden dan kemampuan belajar
dari insiden dan tindaklanjutnya
Fungsi K3 dalam Keperawatan
1. Untuk melindungi dan memelihara Kesehatan dan keselamatan tenaga Kerja sehingga
kinerjanya dapat meningkat
2. Untuk menjaga dan memastikan keselamatan dan Kesehatan semua orang yang ada di
lingkungan Kerja
3. Untuk memastikan sumber produksi terpelihara dengan baik dan dapat digunakan secara
aman dan efisien
4. Sebagai acuan dalam mengukur keefektifan Tindakan pengendalian bahaya dan program
pengendalian bahaya
5. Pedoman untuk melakukan identifikasi dan penilaian akan adanya risiko dan bahaya bagi
keselamatan dan Kesehatan di lingkungan kerja
6. Sebagai pedoman dalam memantau Kesehatan dan keselamatan para pekerja di
lingkungan Kerja
7. Sebagai pedoman dalam membuat desain pengendalian bahaya, metode, prosedur dan
program
8. Membantu memberikan saran dalam perencanaan, proses organisir, desain tempat Kerja,
dan pelaksanaan Kerja
9. Memberikan saran mengenai informasi, edukasi dan pelatihan mengenai Kesehatan dan
keselamatan Kerja
Klasifikasi Aes
1. Kejadian Sentinel yaitu kejadian yang dapat mengakibatkan kematian atau cedera yang
serius
Contohnya pasien meninggal akibat infeksi pasca operasi, kelumpuhan permanen yang
bukan akibat dari penyakit dasarnya,
2. Kejadian Nyaris Cedera (KNC), yaitu kecelakaan tetapi belum sampai terpapar ke pasien.
Contoh: Kesalahan pemberian status rekam medis, kesalahan identitas namun ditinjau
ulang oleh petugas sehingga tidak terpapar ke pasien
3. Kejadian Tidak Cedera (KTC), kecelakaan yang mengakibatkan pasien terpapar, tetapi
tidak menimbulkan cedera.
Contoh: pasien duduk di kursi yang rusak dan tidak layak namun pasien tidak terjatuh,
kondisi baik saja
4. Kondisi Potensial Cedera (KPC), kecelakaan yang berpotensi untuk menimbulkan cedera,
tetapi belum terjadinya insiden.
Contoh: Kerusakan alat/mesin. obat kadaluarsa, sarana dan prasana rusak
Bahaya K3 dalam proses Asuhan Keperawatan
Ada 5 fase asuhan keperawatan:
• Pengkajian
1. Kurangnya informasi atau data yang diberikan keluarga pasien atau pasien
2. Tertularnya penyakit saat melakukan pengkajian seperti kontak fisik maupun udara
3. Mendapatkan cacian atau pelecehan verbal saat melakukan pengkajian ataupun pada
proses wawancara.
4. Mendapatkan kekerasan fisik dari pasien ataupun dari keluarga pasien pada saat
melakukan pengkajian/pemeriksaan.
• Perencanaan
Jika perawat salah mengkaji maka Perawat akan salah dalam memberikan proses
perawatan atau pengobatan yang akan mengakibatkan kesehatan pasien Malah semakin
terganggu. Jika perawat salah dalam merencanakan tindakan keperawatan maka perawat
dapat terkena bahaya seperti tertular penyakit dari pasien karena kurangnya perlindungan
diri.
• Implementasi
Kesalahan saat implementasi adalah kesalahan yang fatal, kesalahan ini dapat berakibat
pada pasien dan perawat, misalnya:
Kesalahan dalam pemberian obat kepada pasien, dikarenakan perawat lupa membaca
instruktur atau catatan an-nur dokumen rekam medik dari pasien tersebut.
• Evaluasi

Kesalahan pada saat melakukan evaluasi dalam pelaksanaan asuhan keperawatan dapat
mengakibatkan pendokumentasian Asuhan Keperawatan yang kurang data yang sudah
dilakukan oleh perawat. Terkadang perawat lupa mengkonfirmasi ke dalam dokumentasi
asuhan keperawatan, sehingga yang tertulis atau yang telah dilaksanakan oleh perawat
kepada pasiennya tidak ada dalam dokumentasi asuhan keperawatan.
Hiraraki Pengendalian Risiko dalam K3
1. Eliminasi : menghilangkan sumber bahaya (hazard).
2. Substitusi : mengganti proses, mengganti input dengan yang lebih rendah risikonya.
3. Engineering : mengurangi risiko dari bahaya dengan metode rekayasa teknik pada alat,
mesin, infrastruktur, lingkungan, dan atau bangunan.
4. Administratif : yaitu pembuatan prosedur, aturan, pemasangan rambu (safety sign), tanda
peringatan, training dan seleksi terhadap kontraktor, material serta mesin, cara
pengatasan, penyimpanan dan pelabelan.
5. Alat Pelindung Diri : misalnya menggunakan safety helmet, masker, sepatu safety,
coverall, kacamata keselamatan, dan alat pelindung diri lainnya yang sesuai dengan jenis
pekerjaan yang dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai