Anda di halaman 1dari 4

NAMA; ELISASMITHA DASILVA

NRP; 9103020020

MANAJEMEN RISIKO DI PELAYANAN KESEHATAN

1. Manajemen resiko K3 adalah suatu upaya untuk mencegah terjadinya risiko


kecelakaan yang tidak diinginkan secara komprehensif ,terencana ,terstruktur dalam
suatu kesistiman yang baik .sehingga memungkinkan manajemen untuk
meningkatkan hasil dengan cara mengidentifikasi dan menganalisis risiko yang ada.
Manajem merupakan inti atau sasaran utama dari setiap program K3 di rumah sakit.
2. Dasar diperlukanya K3 adalah untuk menjamin Kesehatan dan keselamatan kerja
(pekerja dan psien).risiko dapat timbul dari proses atau kegiatan saat sekarang atau
kejadian pada masa yang akan datang.

3. Tujuan dari Manajemen risiko adalah mendorong manajemen untuk bertindak


proaktif mengurangi risiko kerugian (nama rumah sakit tetap terjaga) akreditasi baik
guna untuk dijadikan sebagai sumber keungulan bersaing ,dan keunggulannya.

4. Lingkup manajemen risiko di pelayanan seperti

1. risiko yang berkaitan dengan pemberian pelayanan kepada pasien.misalnya


risiko yang dialami pasien selama pada saat sedang di berikan asuhan
keperawatan.
2. Resiko berkaitan dengan petugas klinis yang membrikan pelayanan misalnya
perawat terluka akibat terkena alat-alat bedah.
3. Resiko berkaitan dengan petugas non klinis dalam memberikan pelayanan
seperti contohnya petugas kebersihan yang terinfeksi nosocomial.
4. Risiko yang terkait dengan sarana tempat pelayanan
5. Risiko finansial seperti; Alokasi sumber daya ,Manajemen anggaran dan
sumber daya , Proses-proses manajemen risiko , Instruksi-instruksi
bendahara , Manajemen kontrak .
6. Adapun risiko-risiko lain seperti kecelakaan ambulans dan kecelakaan
kendaraan dinas yang digunakan.
5. Factor risiko keselamatan dan Kesehatan kerja seperti
Faktor fisik ,Faktor Kimiawi , Faktor Ergonom ,Faktor Biologis , Faktor Psikososial,
Faktor bahaya kebakaran .
6. Bahaya-bahaya yang sering terjadi di rumah sakit
Seperti ;
 bahaya fisik misalnya suhu yang terlalu dingin pada orang tertentu akan
mengakibatakan hipotermia.
 Bahaya kimia misalnya menghirup chlorine dapatmenyebabkan sesak napas
dan keracunan
 Bahaya ergonomi misalnya terlalu sering mengangkat barang dan memagang
alat .
 Bahaya biologi seperti seperti terinfeksi dengan virys dari paien.
 Bahaya psikososial misalnya stres
 Bahaya mekanik dan bahaya listrik.
7. Potensi bahaya pada pada keselamatan pasien yaitu ; KPC ,KNC,KTC, dan KTD.
8. Potensi bahaya pada keselamatan pasien. KTD perawat salah memberikan obat
kepada pasien sehingga pasien tersebut keracunan dan meninggal. Manajemen risiko
yang efektif yaitu dengan pemantauan, lingkungan internal, penetapan obyektif,
asesmen risiko,respon resiko, aktifitas pengadaian, informasi dan komunikas dengan
menyampaikan resiko terkait dengan pelayanan pasien. Mengenal resiko sengan cara
mencari tau resiko resiko apa saja yang akan terjadi, kajian resiko,evaluasi
risiko,menyusun rencana melakukan tindakan yaitu dengan melakukan tindakan
pencegahan. Upaya mencegah dan penanggulangan faktor risiko yaitu dengan
pemberian vaksin,pembinaan mental, pemeriksaan kesehatan para kerja seperti
sekarang petugas Kesehatan ataupun dokter yang menangani pasien covid 19 setiap
hari akan diadakan pencekan lengkap ,seperti cek darah dan rapid.
9. Proses manajemen risiko:
 Persiapan/penentuan konteks: persiapan dilakukan dengan penetapan konteks
parameter {baik parameter internal/eksternal} yang akan diambil dalam kegiatan
manajemen risiko, meliputi:
 penentuan tanggung jawab dan pelaksanaan kegiatan manajemen risiko
{karyawan, kontraktor dan pihak ketiga}
 penentuan ruang lingkup manajemen risiko keselamatan dan kesehatan kerja.
 penentuan aktivitas, proses, fungsi,proyek, produk, pelayanan dan aset ditempat
kerja.
 penentuan metode dan waktu pelaksanaan

Analis risiko: Risiko adalah probabilitas/kemungkinan bahaya potensial menjadi nyata, yang


ditentukan oleh frekuensi dan durasi pajanan, aktivitas kerja, serta upaya yang telah
dilakukan untuk pencegahan dan pengendalian tingkat pajanan. Termasuk yang perlu
diperhatikan juga adalah perilaku bekerja, higiene perorangan, serta kebiasaan selama bekerja
yang dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan. Analisis risiko bertujuan untuk
mengevaluasi besaran (magnitude) risiko kesehatan pada pekerja.
4. Evaluasi risiko: Evaluasi Risiko adalah membandingkan tingkat risiko yang telah dihitung
pada tahapan analisis risiko dengan kriteria standar yang digunakan. Pada tahapan ini, tingkat
risiko yang telah diukur pada tahapan sebelumnya dibandingkan dengan standar yang telah
ditetapkan. Selain itu, metode pengendalian yang telah diterapkan dalam
menghilangkan/meminimalkan risiko dinilai kembali, apakah telah bekerja secara efektif
seperti yang diharapkan.

Hasil evaluasi risiko:


1. Gambaran tentang seberapa penting risiko yang ada.
2. Gambaran tentang prioritas risiko yang perlu ditanggulangi.
3. Gambaran tentang kerugian yang mungkin terjadi baik dalam parameter biaya
ataupun parameter lainnya.
4. Masukan informasi untuk pertimbangan tahapan pengendalian

Pengendalian risiko:

1. Menghilangkan bahaya (eliminasi)


2. Menggantikan sumber risiko dengan sarana/peralatan lain yang tingkat risikonya
lebih rendah/tidak ada (substitusi)
3. Rekayasa engineering/pengendalian secara teknik
4. Pengendalian secara administrasi
5. Alat Pelindung Diri (APD).

Upaya pencegahan dan penanggulangan faktor risiko di pelayanan kesehatan:

Petugas:
 Melaksanakan pemeriksaan kesehatan pra-kerja rutin dan khusus
 Pemberian vaksinisasi penyakit menular
 Pemberian APD {alat pelindung diri}

Peralatan kerja:
 Melakukan perbaikan alat-alat rumah sakit yang rusak
 Melakukan kalibrasi alat-alat medis
 Rutin melakukan pemeriksaan alat-alat medis

Lingkungan kerja:
 Memeriksa kebersihan ruangan
 Memantau pengukuran suhu, kebisingan, pencahayaan secara rutin
 Melaksanakan pengecekan kualitas air bersih, air minum, air limbah, uji strelitas alat
bedah, uji kualitas udara, uji strelisasi alat makan dan minum.

Bangunan:
 Melakukan perbaikan gedung,ruangan yang rusak
 Memeriksa instalasi listrik,telpon,air
 Melaksanakan sertifikasi peralatan penangkar petir, listrik/genset.

Anda mungkin juga menyukai