MANAJEMEN RESIKO
Jl. Rusun Manis Kp. Cikoneng Girang, RT. 003 / 005 Kel. Manis Jaya
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sarana pelayanan kesehatan Klinik termasuk ke dalam kriteria tempat kerja
dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan,
tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di Klinik, tapi juga
terhadap pasien maupun pengunjung Klinik. Sehingga sudah seharusnya Klinik
menerapkan Manajemen Resiko. Manajemen resiko adalah sebuah proses formal
untuk mengidentifikasi, menganalisa dan merespon sebuah resiko secara
sistemik, sepanjang jalannya pekerjaan, untuk mendapatkan tingkatan tertinggi
atau yang bisa diterima dalam hal mengeliminasi resiko dan control resiko.
Manajemen resiko adalah upaya menanggulangi semua resiko yang mungkin
terjadi di sebuah instansi, diperlukan sebuah proses yang dinamakan sebagai
manajemen resiko. Manajemen resiko merupakan metode penanganan
sistematis formal dimana dikonsentrasikan pada mengidentifikasikan dan
pengontrolan peristiwa atau kejadian yang memiliki kemungkinan perubahan
yang tidak diinginkan. Resiko adalah hal yang tidak akan pernah dapat dihindari
pada suatu kegiatan/aktifitas yang dilakukan manusia. Resiko dapat
dikelompokan dalam beberapa karakteristik, yaitu :
1. Resiko berdasarkan sifat
a. Resiko spekulatif yaitu resiko yang memang sengaja diadakan agar di lain
pihak dapat diharapkan hal-hal yang menguntungkan. Contoh : penjualan
produk.
b. Resiko murni yaitu resiko yang tidak disengaja yang jika terjadi dapat
menimbulkan kerugian secara tiba-tiba. Contoh resiko kebakaran.
2. Resiko berdasarkan asal timbulnya
a. Resiko internal yaitu resiko yang berasal dari dalam lingkungan sendiri.
Misalnya resiko kerusakan peralatan kerja karena kesalahan
pengoperasian.
b. Resiko eksternal yaitu resiko yang berasal dari luar lingkungan sendiri.
Misalnya resiko pencurian.
Klinik merupakan tempat kerja yang unik dan kompleks. Semakin luas
pelayanan kesehatan dan fungsi suatu Klinik maka semakin kompleks peralatan dan
fasilitasnya. Kerumitan yang meliputi segala hal tersebut menyebabkan Klinik
mempunyai potensi yang bahaya yang sangat besar, tidak hanya bagi pasien dan
tenaga medis, resiko ini juga membahayakan pengunjung Klinik.
2
Di Klinik Pratama Abdi Tama Medika terdapat tiga kegiatan manajemen resiko
yang menjadi acuan sebagai dasar pencegahan terhadap resiko yang mungkin terjadi,
yaitu ;
1. Manajemen resiko lingkungan
Manajemen risiko lingkungan di Klinik adalah penerapan manajemen risiko
untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh aktifitas atau kegiatan di
Klinik pada kesehatan pasien, petugas maupun pada lingkungan.
2. Manajemen resiko klinis
Manajemen risiko merupakan proses identifikasi, evaluasi, mengendalikan dan
meminimalkan risiko dalam suatu organisasi secara menyeluruh. Manajemen risiko
layanan klinis adalah suatu pendekatan untuk mengenal keadaan yang menempatkan
pasien pada suatu risiko dan tindakan untuk mencegahterjadinya risiko tersebut.
Manajemen risiko layanan klinis di Klinik dilaksanakan untuk meminimalkan
risiko akibat adanya layanan klinis oleh tenaga kesehatan di Klinik yang dapat
berdampak pada pasien maupun petugas.
Tujuan utama penerapan manajemen risiko layanan klinis di Klinik adalah untuk
keselamatan pasien dan petugas.Penyusunan panduan manajemen risiko layanan
klinis bertujuan untuk memberikan panduan bagi petugas kesehatan dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang paling aman untuk pelanggan Klinik.
3. Manajemen resiko pelaksanaan program
Manajemen risiko pada pelaksanaan program Klinik merupakan upaya untuk
mengidentifikasi, menganalisa dan meminimalkan dampak atau risiko atas
pelaksanaan program Klinik.
3
BAB II
RUANG LINGKUP
5
C. Manajemen Resiko Pelaksanaan Program
Manajemen risiko pelaksanaan program Klinik meliputi risiko :
1. Risiko pelaksanaan program terhadap masyarakat sasaran
2. Risiko pelaksanaan program terhadap lingkungan
3. Risiko pelaksanaan program terhadap petugas pelaksana program
E. Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Tidak Cedera (KTC) Dan Kejadian Potensial
Cedera (KPC)
Kejadian Nyaris Cedera (KNC) adalah terjadinya inciden yang belum sampai
terpapar ke pasien.
Kejadian tidak Cedera (KTC) adalah insiden yang sudah terjadi ke pasien tapi tidak
timbul cedera.Kejadian Potensial Cedera (KPC) adalah kondisi yang berpotensi
untuk merambulkan cedera tetapi tidak timbul cedera
6
BAB III
TATALAKSANA MANAJEMEN RESIKO
8
Pemantauan penerapan manajemen risiko lingkungan dilaksanakan oleh
petugas sanitasi
9
Daftar risiko yang telah teridentifikasi, dicatat dalam formulir identifikasi manajemen
risiko Klinik dan dilaporkan kepada Tim Mutu Klinik.
3. Evaluasi risiko
Evaluasi risiko dilakukan pada kasus yang terpilih berdasarkan kegawatan risiko.
Evaluasi dilakukan dengan mencari penyebab masalah menggunakan Analisis Akar
Masalah (RCA/Root Cause Analysis) kemudian ditentukan apakah memerlukan
tindakan perbaikan (treatment) ataukah tidak.
10
H Terjadi kesalahan dan hampir merenggut nyawa
pasien contoh shock anafilaktif (KTD)
Error I Terjadi kesalahan dan pasien meninggal dunia
Death (Sentinel)
Analisa dilakukan dengan menentukan skore resiko atau insiden tersebut untuk
snentukan prioritas penanganan
a. Peluang
TINGKAT RESIKO DESKRIPSI PELUANG / FREKUENSI
1 Sangat jarang/rare ( > 5 tahun / kali )
2 Jarang/unlikely ( > 2-5 tahun / kali )
3 Mungkin/Possible 1 - 2 tahun / kali )
4 Sering/likely ( beberapa kali / tahun )
5 Sangat sering / almost certain (tiap minggu /
bulan)
b. Dampak
TINGKAT DESKRIPSI PELUANG
DAMPAK
RESIKO / FREKUENSI
1 Tidak significant Tidak ada cedera
2 Minor Cedera ringan, mis iuka
lecet
Dapat diatasi dengan P3K
3 Moderat Cedera sedang, mis Iuka
robek
Berkurangnya fungsi
motoric/ sensorik/
psikologis /intelektual
(reversible), tidak
berhubungan dengan
penyakit)
Setiap kasus yang
memperpanjang
perawatan
4 Mayor Cedera luas/ berat, mis
cacat, lumpuh
Kehilangan
fungsi motoric/ sensorik/
psikologis/ intelek tual
(ireversibel), tidak
berhubungan dengan
penyakit
11
5 Katatropik Kematian yang tidak
berhubungan dengan
perjalanan penyakit
c. Evaluasi resiko
Resiko yang sudah dianalisa akan dievaluasi lebih lanjut sesuai skor dan grading
yang di dapat :
d. Kelola resiko
LEVEL TINDAKAN
Ekstrem Memerlukan tindakan segera, paling lambat 2 x 24 jam
Tinggi Kaji dengan detail dan perlu tindakan segera, sampai 2 minggu
Sedang Dilakukan penelitian sederhana paling lama 2 minggu.
Sebaiknya menilai dampak terhadap bahaya dan kelola resiko.
Traget waktu pengendalian sampai 6 minggu
e. Respon Manajemen
Setelah resiko yang mungkin terjadi diidentifikasi dan dianalisa, tim manajerial
akan memulai memformulasikan strategi penanganan resiko yang tepat. Strategi ini
12
didasarkan kepada sifat dan dampak potensial dari resiko itu sendiri. Adapun tujuan
dan strategi ini adalah untuk memindahkan dampak potensial resiko sebanyak
mungkin untuk meningkatkan control terhadap resiko. Ada lima strategi alternative
untuk menangani resiko :
1. Menghindari resiko
2. Mencegah resiko dan mengurangi kerugian
3. Meretensi resiko
4. Mentransfer resiko
5. Asuran
BAB IV
PENUTUP
13