Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan bimbingan dan petunjuk kepada kita semua sehingga kami berhasil
menyusun buku Pedoman Manajemen Resiko Klinis Klinik Diana Permata Medika.
Kami menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami sangat
berharap atas saran dan masukannya untuk pembenahan kedepannya.Semoga buku
ini bermanfaat bagi kita semua dalam upaya PenilaianKinerjadi Klinik Diana Permata
Medika.
Tangerang,
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................. ii
1. BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang ......................................................................................
B. Tujuan....................................................................................................
C. Sasaran..................................................................................................
D. Ruang lingkup........................................................................................
2. BAB II. DEFINISI ........................................................................................
3. BAB III. ELEMEN KUNCI DESAIGN PROGRAM MANAJEMEN RISIKO
A. Tujuan ....................................................................................................
B. Kewenangan...........................................................................................
C. Koordinasi...............................................................................................
D. Tanggungjawab.......................................................................................
4. BAB IV. TUJUAN MANAJEMEN RESIK.....................................................
5. BAB V. RUANG LINGKUP MANAJEMEN RISIKO...................................
6. BAB VI. PROSES MANAJEMEN RISIKO..................................................
7. BAB VII. PROSES MANAJEMEN RISIKO..................................................
8. BAB VIII. PEMANTAUAN DAN TINJAUAN.................................................
Penutup ................................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk keselamatan Klinik. Ada
lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) Klinik yaitu :
1. Keselamatan pasien (patient safety)
2. Keselamatan pekerja atau petugas kesehatan
3. Keselamatan bangunan dan peralatan Klinik yang bisa berdampak terhadap
keselamatan pasien dan petugas.
4. Keselamatan lingkungan (green productivity) yang berdampak terhadap
pencemaran lingkungan.
5. Keselamatan “bisnis” Klinik yang terkait dengan kelangsungan hidup klinik.
A. TUJUAN:
Sebagai acuan dalam melaksanakan program manajemen risiko di Klinik Diana
Permata Medika
4
B. SASARAN :
1. Tersedianya pedoman manajemen risiko
2. Tersedianya bukti sosialisasi pedoman manajemen risiko kepada pimpinan unit
layanan fungsional dan manajerial serta pegawai Klinik Diana Permata Medika
C. RUANG LINGKUP :
1. Risiko terhadap pasien terkait pelayanan
2. Risiko terhadap staf medis
3. Risiko terhadap staf/ pegawai
4. Risiko terhadap sarana prasarana fasilitas/ asset Klinik
5. Risiko terhadap keuangan.
6. Risiko-risiko lain
5
BAB II
PENGERTIAN
A. Definisi :
1. Manajemen risiko adalah proses untuk menciptakan dan mengimplementasikan
strategi,untuk meminimalkan kerugian akibat kecelakaan pada manusia, sarana
prasarana fasilitas dan keuangan Klinik melalui identifikasi dan penilaian potensi
kehilangan asset Klinik dan melakukan seleksi sesuai asumsi kerugian, transfer,
mekanisme pengendalian dan pencegahan.
2. Manajemen risiko adalah proses strategis untuk mengkreasikan dan
menerapkan secara langsung untuk meminimalisasi kejadian tidak diharapkan.
3. Manajemen risiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi, menilai
dan menyusun prioritas risiko, dengan tujuan untuk menghilangkan atau
meminimalkan dampaknya.
4. Pendekatan manajemen risiko difokuskan pada kejadian yang telah terjadi
(reaktif) danpotensial terjadi (proaktif) dengan menerapkan manajemen risiko
terintegrasi yang memprioritaskan keselamatan pasien, melalui revisi
pengembangan proses, fungsi dan layanan
6
BAB III
ELEMEN KUNCI DESAIGN PROGRAM MANAJEMEN RISIKO
A. Tujuan
Tujuan disain program manajemen risiko adalah:
1. Untuk mengurangi mortality dan morbidity, dengan memperbaiki pelayanan
kepada pasien,melalui identifikasi dan analisa, untuk mengurangi risikoyang
dapat mencegah pasien dari cedera atau kecacatan terkait keselamatan pasien.
2. Untuk meningkatkan pelayanan pasien dengan mencegah penyimpangan hasil,
melalui pendekatan sistematis, terkoordinasi dan berkesinambungan untuk
meningkatkan keselamatan pasien.
3. Untuk melindungi orang dan asset serta keuangan Klinik akibat kehilangan
karena terjadinya insiden, akibat manajemen yang tidak efektif, dengan
meningkatkanperbaikan berkesinambungan pada proses pelayanan pasien
melalui lingkungan yang diciptakan dengan aman.
B. Kewenangan
Klinik Diana Permata Medika memiliki tanggung jawab utama menjamin
penyediaan lingkungan yang aman untuk memberikan pelayanan
kesehatansehingga dibentuk organisasi manajemen risiko yang komprehensif dan
berperan secara luas.
Pimpinan Klinik Diana Permata Medika menugaskan kepada Tim Peningkatan
Mutu dan Keselamatan Pasien untuk membentuk satuan tugas manajemen resiko
masuk dalam struktur Tim PMKP.
Satuan tugas manajemen resiko bertanggung jawab mengkoordinasikan
kegiatan manajemen risiko dengan Pimpinan Klinik, semua anggota staf medis,
semua pegawai dan dengan pihak luar Klinik.
C. Koordinasi
Karena fungsi manajemen risiko sangat luas dan kegiatan Klinik yang sangat
beragam, maka untuk keberhasilan program manajemen risiko, Klinik harus
7
menetapkan mekanisme koordinasi baik secara formal maupun informal antara
manajemen risiko profesional dengan semua unit layanan struktural dan fungsional
Puskesmas serta fungsi lain di dalam dan di luar Klinik. Manajemen risiko
profesional perlu menetapkan mekanisme komunikasi dengan orang-orang kunci
dalam organisasi.
Kepala dan para pimpinan unit layanan di Klinik berfungsi sebagai pembuat
keputusan untuk berbagai kegiatan penting dalam program manajemen
risiko.Pimpinan Unit Kesehatan Perorangan (UKP) berfungsi sebagai penghubung
antara program manajemen risiko dan staf medis, membantu manajemen risiko
dalam koordinasi kepada para dokter, untuk memastikanbahwa organisasi
melakukan clinical appointment staf medis, kredensial, cilinical privilege dan
prosedur disiplin telah dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Ketua Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien memiliki tanggung jawab
utama membantu manajemen risiko dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan
Klinik dan keselamatan pasien.
d. Tanggung jawab
Satuan tugas manajemen resiko adalah bagian dari struktur manajemen
puncak dibawah Pimpinan Klinik. Tugasnya adalah mencegah kerugian (loss
prevention) misalnya dengan inspeksi keamanan, pendidikan karyawan, analisa
statistik tentang sumber potensial klaim dan mengendalikan kerugian (loss control),
dengan cara mengidentifikasi, investigasi, mengevaluasi, memonitor, mengukur,
menangani klaim dan mengatasi risiko yang terkait dengan sumber daya manusia,
sistem prosedur, pengawasan internal maupun gabungannya.
8
c) Mengembangkan statistik dan laporan kualitatif, trend dan pola manajemen
risiko
d) Mengembangkan aturan dan prosedur di area yang rentan terjadi risiko
seperti informed consent, kerahasiaan dan penanganan kejadian sentinel.
2. Tanggung jawab satuan tugas manajemen resiko dibagi dalam enam bagian :
a) Pengurangan dan pencegahan kehilangan
b) Manajemen klaim
c) Pembiayaan risiko
d) Pelaksanaan akreditasi dan kebijakan
e) Pelaksanaan manajemen risiko
f) Etika
Pelaporan kinerja tahunan menilai pencapaian dan pengembangan
manajemen risiko, mengukur tujuan dan sasaran manajemen risiko secara
spesifik. Manajemen risiko harus menyiapkan laporan tahunan untuk
menentukan kegiatan selanjutnya,melaporkan kemajuan untuk menetapkan
tujuan Klinik
9
BAB IV
TUJUAN
10
BAB V
RUANG LINGKUP MANAJEMEN RISIKO
11
4. Apakah staf yang kita miliki telah cukup dilatih?
C. Risiko terkait pegawai.
1. Menjaga lingkungan yang aman.
2. Kebijakan kesehatan pegawai.
F. Risiko lain-lain:
1. Manajemen bahan berbahaya lainnya: kimia, radioaktif, bahan biologis menular,
manajemenlimbah.
2. Risiko terkait hukum dan peraturan
12
BAB VI
PROSES MANAJEMEN RISIKO
13
karena potensi risiko yang tidak diidentifikasi pada tahap ini akan dik
ecualikan dari analisis dan pelayanan lebih lanjut. Semua materi risiko harus
diidentifikasi, apakah mereka berada di bawah kontrol organisasi manajemen
risiko.Dari waktu ke waktu, semua risiko yang signifikan di tingkat nasional (sistem
kesehatan), tingkat Puskesmas , unit pelayanan atau tingkat tim harus diidentifikasi,
dinilai, dikelola dan dipantau. Untuk memulai proses, perludilakukan identifikasi dan
penentuan prioritas risiko pelayanan kesehatan internal dan eksternal yang dapat
menimbulkan ancaman.
Identifikasi adalah elemen yang penting dalam manajemen risiko karena risiko
tidak akan efektif ditangani bila tidak dilakukan identifikasi. Satuan tugas manajemen
resikodapat menggunakan berbagai informasi untuk mengidentifikasi potensi risiko.
Identifikasi risiko dapat dilakukan secara reaktif dan proaktif.
Beberapa sumber informasi untuk identifikasi risiko yang dapat dipakai seperti:
a. Daftar keluhan pasien
b. Hasilsurvei kepuasan,
c. Diskusi dengan pimpinan unit layanan serta staf dan mitra kerja
d. Laporan insiden.
14
C. Tahap III : Analisis Resiko
Tahap analisis dilakukan setelah tahap identifikasi. Organisasi manajemen
risiko harus melakukan analisa secara sistematis terhadap system kesehatan,
organisasi Puskesmas, unit pelayanan dan semua iunit layanan, untuk memahami
risiko, mengidentifikasi tugas agar dapat menentukan tindakan lebih lanjut.
Perlu proses sistematis untuk memahami sifat risiko dan menyimpulkan
tingkat risiko, memisahkan risiko kecil yang dapat diterima serta risiko besar, serta
menyediakan data untukmembantu evaluasi dan pelayanan.Pada umumnya risiko
yang berpotensi menyebabkan kerugian keuangan akan menjadi prioritas
intervensi. Makin besar kerugian yang akan terjadi, makin segera tindakanharus
dilakukan. Analisis dilakukan dengan melakukan risk grading/ tingkatan risiko untuk
menentukan keparahan dari tiap risiko dengan cara memeriksa kecenderungan
terjadinya risiko dan akibatnya bila hal ini terjadi.Analisis risiko
harusmempertimbangkan bahwa telah adakontrol atasrisiko saat ini, termasuk
kemungkinan keparahan apabila risiko tersebut muncul menjadi sebuah insiden
(risiko yang potensial menjadi insiden),dan kemungkinan terjadinya
insiden.Penilaian dan rangking risiko dilakukan menggunakan kategori
kemungkinan dan konsekuensi.
15
BAB VII
PEMANTAUAN DAN TINJAUAN
Laporan Insiden adalah laporan secara tertulis setiap keadaan yang tidak
konsisten dengan kegiatan/prosedur rutin yang berlangsung di klinik terutama untuk
pelayanan kepada pasien.
16
Saat ini laporan insiden diwajibkan bagi setiap RS dan klinik seperti
tercantum dalam UU RS no 44 tahun 2009 pasal 43 dan Standar Akreditasi RS -
KARS. Secara umum maksud laporan insiden adalah untuk mengingatkan kepada
manajemen risiko bahwa ada keadaan yang mengancam terjadinya klaim.
Identifikasi akan membantu langkah-langkah yang akan diambil klinik terhadap risiko
tersebut.
Tujuan umum laporan insiden (KKP klinik) adalah menurunnya Insiden
Keselamatan Pasien (KTD, KTC, KNC) dan Kondisi Potensial cedera (KPC) untuk
meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.
17
Tipe Insiden :
1. Administrasi Klinis
2. Proses / Prosedur klinis
3. Dokumentasi
4. Proses Medikasi
5. Oxigen
6. ‘Alat Medis
7. Perilaku pasien
8. Pasien jatuh
9. Pasien Kecelakaan
10. Infrastruktur / Sarana / Bangunan
11. Sumber daya / Manajemen
18
3) Rekomendasi: tentukan penanggung jawab dan tanggal pelaksanaan
4) Tindakan yang akan dilakukan: tentukan penanggung jawab dan tanggal
pelaksanaan
19
PENUTUP
Ditetapkan Di Tangerang
Pada Tanggal: 2019
Pimpinan Klinik Diana Permata Medika
20