PUSKESMAS KARANGANYAR
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk keselamatan
Puskesmas . Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan
(safety) Puskesmas yaitu : keselamatan pasien (patient safety),
keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan
dan peralatan Puskesmas yang bisa berdampak terhadap keselamatan
pasien dan petugas, keselamatan lingkungan (green productivity) yang
berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan keselamatan “bisnis”
Puskesmas yang terkait dengan kelangsungan hidup Puskesmas .
Kelima aspek keselamatan tePuskesmas ebut sangat penting untuk
dilaksanakan di setiap Puskesmas , yang harus dikelola secara
professional, komprehensif dan terintegrasi.
Di Puskesmas terdapat ratusan macam obat, berbagai bahan-bahan
berbahaya, beragam alat kesehatan dengan berbagai teknologi yang
semakin canggih dan berkembang dengan pesat, bermacam jenis tenaga
profesi dan non profesi yang memberikan pelayanan . Keberagaman dan
kerutinan pelayanan tersebut apabila tidak dikelola dengan baik,
berisikomenimbulkan insiden.Karena itu Puskesmas BERBAH perlu
melakukan pengelolaan risiko dalam suatu manajemen risiko yang
professional, komprehensif dan terintegrasi, agar insiden dapat
diminimalisasi dan dicegah sedini mungkin.
B. TUJUAN
Sebagai acuan dalam melaksanakan program manajemen risiko di
Puskesmas BERBAH.
C. SASARAN
1. Tersedianya pedoman manajemen risiko dan
2. Tersedianya bukti sosialisasi pedoman manajemen risiko kepada
pimpinan iunit layanan fungsional dan manajerial serta pegawai
Puskesmas BERBAH.
D. RUANG LINGKUP
1. Risiko terhadap pasien terkait pelayanan
2. Risiko terhadap staf medis
3. Risiko terhadap staf/ pegawai
4. Risiko terhadap sarana prasarana fasilitas/ asset Puskesmas
5. Risiko terhadap keuangan
6. Risiko-risiko lain
BAB II
PENGERTIAN
Definisi
A. TUJUAN
Tujuan disain program manajemen risiko adalah:
1. Untuk mengurangi mortality dan morbidity, dengan memperbaiki
pelayanan kepada pasien,melalui identifikasi dan analisa, untuk
mengurangi risikoyang dapat mencegah pasien dari cedera atau
kecacatan terkait keselamatan pasien.
2. Untuk meningkatkan pelayanan pasien dengan mencegah
penyimpangan hasil, melalui pendekatan sistematis, terkoordinasi
dan berkesinambungan untuk meningkatkan keselamatan pasien.
3. Untuk melindungi orang dan asset serta keuangan Puskesmas akibat
kehilangan karena terjadinya insiden, akibat manajemen yang tidak
efektif, dengan meningkatkan perbaikan berkesinambungan pada
proses pelayanan pasien melalui lingkungan yang diciptakan dengan
aman.
B. KEWENANGAN
1. Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman selaku pemilik puskesmas :
memiliki tanggung-jawab utama menjamin penyediaan lingkungan
yang aman untuk memberikan pelayanan kesehatan. Dinas
Kesehatan Kabupaten Sleman mendelegasikan kewenangan kepada
Kepala Puskesmas BERBAH untuk membentuk organisasi manajemen
risiko yang komprehensif dan berperan secara luas.
2. Kepala Puskesmas BERBAH menugaskan kepada Tim Peningkatan
Mutu dan Keselamatan Pasien untuk membentuk satuan tugas
manajemen resiko masuk dalam struktur Tim PMKP.
3. Satuan tugas manajemen resiko bertanggung jawab
mengkoordinasikan kegiatan manajemen risiko dengan Kepala
Puskesmas , semua anggota staf medis, semua pegawai dan dengan
pihak luar Puskesmas .
C. KOORDINASI
Karena fungsi manajemen risiko sangat luas dan kegiatan
Puskesmas yang sangat beragam, maka untuk keberhasilan program
manajemen risiko, Puskesmas harus menetapkan mekanisme koordinasi
baik secara formal maupun informal antara manajemen risiko
professional dengan semua iunit layanan struktural dan fungsional
Puskesmas serta fungsi lain di dalam dan di luar Puskesmas.
Manajemen risiko profesional perlu menetapkan mekanisme
komunikasi dengan orang-orang kunci dalam organisasi:
1. Kepala dan para pimpinan unit layanan di Puskesmas berfungsi
sebagai pembuat keputusan untuk berbagai kegiatan penting dalam
program manajemen risiko.Pimpinan Unit Kesehatan Perorangan
(UKP) berfungsi sebagai penghubung antara program manajemen
risiko dan staf medis, membantu manajemen risiko dalam koordinasi
kepada para dokter, untuk memastikan bahwa organisasi melakukan
clinical appointment staf medis, kredensial, cilinical privilege dan
prosedur disiplin telah dilakukan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Bagian Keuangan bertanggung-jawab dalam pembiayaan dan
memberikan informasi yang berharga untuk program manajemen
risiko, mengawasi operasi keuangan sesuai dengan dana yang ada
dan mengawasi kinerja analisis keuangan Puskesmas .
Bagian Umum dan Kepegawaian,bertanggung jawab untuk
mengembangkan efektifitas uraian tugas dan proses penilaian kinerja,
pemeriksaan latar belakang pegawai dan uji kompetensi, verifikasi izin
dan sertifikasi,pemberian cuti pegawai dan pemeriksaan kesehatan
pegawai secara berkala yang semuanya penting untuk mencegah serta
melindungi staf medis yang melakukan tindakan/ pelayanan.
2. Ketua K3 Puskesmas memiliki tanggung jawab utama membantu
manajemen risiko dalam melakukan fire safety, manajemen bahan
berbahaya, kesiapsiagaan darurat dan keselamatan staf.
3. Ketua Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien memiliki
tanggung jawab utama membantu manajemen risiko dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas dan keselamatan pasien.
D. TANGGUNG JAWAB
Satuan tugas manajemen resiko adalah bagian dari struktur
manajemen puncak dibawah Kepala. Tugasnya adalah mencegah
kerugian (loss prevention) misalnya dengan inspeksi keamanan,
pendidikan karyawan, analisa statistik tentang sumber potensial klaim
dan mengendalikan kerugian (loss control), dengan cara mengidentifikasi,
investigasi, mengevaluasi, memonitor, mengukur, menangani klaim dan
mengatasi risiko yang terkait dengan sumber daya manusia, sistem
prosedur, pengawasan internal maupun gabungannya.
1. Tugas satuan tugas manajemen resiko sebagai berikut :
a. Mengembangkan mekanisme identifikasi risiko seperti laporan
insiden, rujukan staf,tinjauan rekam medik, tinjauan keluhan
pasien.
b. Mengembangkan dan memelihara hubungan kolaborasi dengan
iunit layanan terkaitseperti: manajemen mutu, kepelayanan, staf
medis dan kontrol infeksi.
c. Mengembangkan statistik dan laporan kualitatif, trend dan pola
manajemen risiko
d. Mengembangkan aturan dan prosedur di area yang rentan terjadi
risiko seperti informed consent, kerahasiaan dan penanganan
kejadian sentinel.
2. Tanggung jawab satuan tugas manajemen resiko dibagi dalam enam
bagian :
a. Pengurangan dan pencegahan kehilangan
b. Manajemen klaim
c. Pembiayaan risiko
d. Pelaksanaan akreditasi dan kebijakan
e. Pelaksanaan manajemen risiko
f. Etika
Pelaporan kinerja tahunan menilai pencapaian dan pengembangan
manajemen risiko, mengukur tujuan dan sasaran manajemen risiko
secara spesifik. Manajemen risiko harus menyiapkan laporan tahunan
untuk menentukan kegiatan selanjutnya,melaporkan kemajuan untuk
menetapkan tujuan Puskesmas .
BAB IV
TUJUAN
1. TETAPKAN KONTEKS.
Pada tahapan ini:
a. Identifikasi dan pahami kegiatan operasional di lingkungan
Puskesmas dan strategi program manajemen risiko layanan
kesehatan yang efektif.
b. Tetapkan parameter organisasi dan lingkungan di mana proses
manajemen risiko harus ditempatkan, tujuan dari aktivitas risiko dan
konsekuensi potensial yang dapat timbul dari pengaruh internal dan
eksternal.
Tujuan, sasaran, strategi, ruang lingkup, dan parameter kegiatan,
atau bagian dari organisasi Puskesmas dimana proses manajemen risiko
sedang diterapkan, harus ditetapkan. Proses harus dipertimbangkan
dengan seksama sesuai kebutuhan untuk menyeimbangkan biaya,
manfaat dan peluang. Perlu ditentukan pula kebutuhan sumberdaya dan
catatan yang harus didokumentasikan dan dipelihara.
Ketika menentukan ruang lingkup program manajemen resiko
secara mendalam, harus dipertimbangkan apakah proses manajemen
risiko mencakup pelayanan yang banyak masalah, atau terbatas pada
area praktik klinis spesifiik, unit pelayanan, fungsi, atau area proyek.
2. IDENTIFIKASI RISIKO.
3. ANALISIS RISIKO
Tahap analisis dilakukan setelah tahap identifikasi.
Organisasi manajemen risiko harus melakukan analisa secara
sistematis terhadap system kesehatan, organisasi Puskesmas , unit
pelayanan dan semua iunit layanan, untuk memahami risiko,
mengidentifikasi tugas agar dapat menentukan tindakan lebih lanjut.
Perlu proses sistematis untuk memahami sifat risiko dan
menyimpulkan tingkat risiko, memisahkan risiko kecil yang dapat
diterima serta risiko besar, serta menyediakan data untuk membantu
evaluasi dan pelayanan.