Anda di halaman 1dari 15

Upaya Mencegah Hazard Fisik Radiasi

Oleh :
Kelompok II
1. Fajar Asmin Baharudin (P2012014) 4. Siti Khadijah Rumwokas (P2012030)
2. Grishela Sesilia Sarak (P2012018) 5. Venderi Unitly (P2012009)
3. Nathalia Tamarinszky Souhuwat (P2012024) 6. Yoan Tetikay (P2012036)
Outline
1. Pendahuluan
• Latar Belakang
• Rumusan Masalah
• Tujuan Penulisan
2. Pembahasan
• Defenisi Hazard Fisik Radiasi
• Jenis-jenis Hazard Fisik Radiasi
• Sumber-sumber Hazard Fisik
• Resiko Hazard Fisik
• Upaya Mencegah Hazard Fisik Radiasi
3. Penutup
• Kesimpulan
• Saran
Pendahuluan
• Latar Belakang
 Keselamatan pasien adalah bebas dari cideran fisik dan psikologis yang menjamin keselamatan
pasien, melalui penetapan system operasional, meminilisasi terjadinya kesalahan, mengurangi
rasa tidak aman pasien dalam sistem perawatan kesehatan dan meningkatkan pelayanan yang
optimal
 Peningkatan keselamatan pasien meliputi tindakan nyata dalam rekrutmen, pelatihan dan retensi
tenaga profesional, pengembangan kinerja, menejemen resiko dan lingkungan yang aman,
 pengendalian infeksi , penggunaan obat-obatan yang aman, peralatan dan lingkungan perawatan
yang aman serta akumulasi pengetahuan ilmiah yang terintegrasi serta berfokus pada
keselamatan pasien yang di sertai dengan dukungan infrastruktur terhadap pengembangan yang
ada.
 Menurut international of medicine keselamatan pasien yang di definisikan sebagai freedom from
accidential injury di sebabkan karena error yang meliputi kegagalan suatu perencanaan atau
memakai rencana yang salah dalam mencapai tujuan.
 Menurut institusi of medicine (IOM) (2008) tujuan keselamatan pasien ini diantaranya pasien
aman (terhindardari cedera), pelayanan menjadi lebih efektif dengan adanya bukti yang kuat
terhadap terapi yang perlu atau tidak perlu diberikan ke pasien, berfokus pada nilai dan
kebutuhan pasien,pengurangan waktu tunggu pasien dalam menerima pelayanan dan efisien
dalam penggunaan sumber-sumber yang ada.
• Rumusan Masalah
Apa Definsi Hazard Fisik Radiasi?
Apa jenis-jenis Hazard Fisik Radiasi?
Apa Upaya Untuk Mencegah Hazard Fisik Radiasi?
• Tujuan Penulisan
Untuk Mengetahui Definsisi Hazard Fisik Radiasi
Untuk Mengetahui Jenis-jenis Hazard Fisik Radiasi
Untuk Mengetahui Upaya Dalam Mencegah Hazard Fisik Radiasi
Pembahasan
Definisi Hazard Fisik Radiasi
• Suardi R. (2005) menyatakan bahwa hazard adalah sesuatu yang berpotensi menjadi
penyebab kerusakan.
• Menurut A.M. Sugeng Budiono, dalam artikelnya “hazard” yang sering disebut
potensi bahaya merupakan sumber resiko yang potensial mengakibatkan kerugian
baik material, lingkungan maupun manusia.
• Safety Engineer Career Engineer Career Workshop (2003) mendefinisikan Hazard
sebagai kondisi fisik yang berpotensi menyebabkan kerugian / kecelakaan bagi
manusia atau lingkungan.
• Radiasi adalah energi yang terpancar dari materi dalam bentuk partikel atau
gelombang berenergi tinggi yang berasal dari sumber alami atau sumber yang
sengaja dibuat oleh manusia.
Jenis-jenis Hazard Fisik Radiasi
1. Bahaya Mekanik: Yang termasuk ke dalam bahaya mekanik antara lain terbentur, tertusuk, tersayat,
terjepit, tertekan, terjatuh, terpeleset, terkilir, tertabrak, terbakar, terkena serpihan ledakan, tersiram,
dan tertelan.
2. Bising: Berasal dari bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat menganggu kesehatan,
kenyamanan, serta dapat menyebabkan gangguan pendengaran (ketulian).
3. Getar atau Vibration: Getar dapat menimbulkan gangguan pendengaran, muskoloskeletal,
keseimbagan, white finger dan hematuri mikroskopik akibat kerusakan saraf tepi dan jarinagn
pembuluh darah.
4. Suhu ekstrem panas: Merupakan tekanan panas yang melebihi kemampuan adaptasi, dapat
menimbulkan heat cramp, heat exhaustion dan heat stroke, dan kelainan kulit.
5. Suhu ekstrem dingin: Pajanan suhu ekstrem dingin dilingkungan kerja dapat menimbulkan frostbite
(kerusakan kulit dan sel akibat suhu dingin ekstrem) yang ditandai dengan bagian tubuh mati rasa
diujung jari atau daun telinga, serta gejala hipotermia yaitu suhu tubuh di bawah 35 oC dan dapat
mengancam jiwa.
6. Cahaya: Sering bekerja dibawah cahaya yang redup dapat menimbulkan ketidak nyamanan pada mata
berupa kelelahan mata atau kepala sakit.
7. Radiasi Pengion: Berasal dari sinar alfa, sinar beta, sinar gamma atau sinar-X, pekerja yang berisiko
yaitu radiografer di bagian radiologi di suatu klinik atau rumah sakit, operator pembangkit tenaga
nuklir atau lainnya.
Sumber-Sumber Hazard Fisik
Sumber-sumber bahaya berasal dari:
1. Manusia: Kesalahan utama sebagian besar kecelakaan adalah terletak pada pekerja itu
sendiri, mereka kurang terampil, kurang tepat, kurang mentaati tata tertib dalam
mengoperasikan mesin atau peralatan.
2. Peralatan: Peralatan yang digunakan dalam suatu proses dapat menimbulkan bahaya jika
tidak digunakan sesuai fungsinya, tidak dilengkapi dengan pelindung saat memasuki area.
3. Proses: Dalam proses kadang menimbulkan asap, debu, panas, bising dan bahaya
mekanis seperti terjepit, terbentur atau terjatuh, hal ini dapat mengakibatkan kecelakaan
atau penyakit akibat kerja.
4. Cara atau sikap kerja: Cara kerja yang berpotensi terhadap terjadinya bahaya atau
kecelakaan berupa tindakan tidak aman
5. Lingkungan Kerja: Bahaya dari lingkungan kerja yang dapat mengakibatkan
berbagaigangguan kesehatan dan penyakit akibat kerja. Bahaya tersebut adalah: Faktor
lingkungan fisik, Faktor lingkungan kimia, Faktor lingkungan biologis, Faktor faal kerja atau
ergonomic dan Faktor psikologis.
Resiko Hazard Fisik
1. Benda-benda tajam dan panas , resiko bahaya ini paling sering menimbulkan
kecelakaan kerja contohnya, jarum suntik dan jarum jahit. Resiko itu bisa saja
terkontaminasi dengan kuman akibat bekas jarum suntik.
2. Benda-benda yang bergerak yang dapat membentur , sering kali di rumah sakit
di temui yang dapat menyebabkan tertularnya penyakit contohnya brangkart/
tempat tidur , rostur/ kursi roda.
3. Resiko jatuh dari ketinggian yang sama ; terpeleset, tersandung . resiko ini
biasanya ditemui di lantai-lantai yang miring.
4. Resiko jatuh dari ketinggian yang berbeda biasanya terjadi di ruang perawatan
anak dan jiwa.yang harus di perhatikan contohnya konstruksi bangunan atau
pembersihan kaca pada posisi yang cukup tinggi . pada ruangan tersebut
biasanya dilantai atas, jadi jendela yang ada sudah terpasang teralis pengaman
dan anak-anak selalu dalam pengawasan orang dewasa dalam bermain.
Upaya Mencegah Hazard Fisik
1. Pengendalian Resiko Bahaya Fisik
Secara umum yang dilakukan oleh sebagian orang dalam tahap pengendalian resiko bahaya fisik
ada beberapa tahap , diantaranya:
a. Eliminasi: Eliminasi adalah menghilangkan bahaya yang di lakukan saat perencanaan
penghilangan bahaya adalah sistem yang paling efektif sehingga tidak mengandalkan
perilaku pekerja dalam mencegah resiko, akan tetapi penghilangan benar-benar terhadap
bahaya tidak selalu praktis dan ekonomis.
b. Subtitusi: Sistem ini bertujuan untuk mengganti bahan proses atau peralatan dari yang
berbahaya menjadi leboh tidak berbahaya. Dengan adanya sistem ini dapat menurunkan
resiko bahaya.
c. Rekayasa/engineering: Sistem ini dilakukan bertujuan untuk memilah bahaya dengan
pekerja serta untuk mencegah terjadinya kesalahan manusia.
d. Adminstratif: Pengendalian ini dari unsur orng yang melakukan pekerjaan. Metode ini di
harapkan manusia agar mematuhi dan menyelesaikan pekerjaan secara aman. Biasanya
pekerja membuat adanya standar operasional prosedur ( SOP ).
e. Alat pelindung diri (administration control ): Alat pelindung diri yang digunakan untuk
membatasi anatar terpaparnya tubu dengan potensi bahaya yang akan diterima oleh tubuh.
Upaya Mencegah Hazard Fisik
2. Pedoman Penerapan Sistem K3
a. Komitmen dan Kebijakan
• Menempatkan organisasi keselamatan dan kesehatan kerja pada posisi yang dapat
menentukan keputusan perusahaan.
• Menyediakan anggaran, tenaga kerja yang berkualitas dan sarana-sarana lain yang diperlukan
dibidang keselamatan dan kesehatan kerja.
• Menetapkan personel yang mempunyai tanggung jawab, wewenang dan kewajiban yang jelas
dalam penanganan keselamatan dan kesehatan kerja.
• Perencanaan keselamatan dan kesehatan kerja yang terkoordinasi.
• Melakukan penilaian kinerja dan tindak lanjut pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja.
b. Perencanaan:
• Perencanaan Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko
• Peraturan Perundangan dan Persyaratan lainnya
• Tujuan dan Sasaran
• Indikator Kinerja
• Perencanaan Awal dan Perencanaan Kegiatan yang Sedang berlangsung
Upaya Mencegah Hazard Fisik
2. Pedoman Penerapan Sistem K3
c. Penerapan
Dalam mencapai tujuan keselamatan dan kesehatan kerja, perusahaan harus menunjukkan
personel yang mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja yang diterapkan, meliputi:
1. Jaminan Kemampuan:
• Sumber daya manusia, sarana dan dana
• Integrasi
• Tanggung jawab dan tanggung gugat
• Konsultasi, motivasi, dan kesadaran
• Pelatihan dan kompetensi kerja
2. Kegiatan Pendukung:
• Komunikasi
• Pendokumentasian
• Pencatatan dan manajemen Informasi
3. Identifikasi Sumber Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko:
• Identifikasi Sumber Bahaya
• Penilaian Risiko
• Tindakan Pengendalian
• Prosedur Menghadapi Keadaan Darurat atau Bencana
Pegendalian Resiko Bahaya Fisik di Rumah Sakit

• Menggunakan alat pelindung diri contohnya, helm.kaca mata, sepatu,pelindung tangan


• Membuat isolasi kegiatan atau unsur-unsur yang berbahaya
• Pengendalian cahaya di ruang laboratorium
• Pengaturan ventilasi
• Pengaturan jadwal kerja yang sesuai
• Filter untuk mikroskop
• Pelindung mata untuk sinar laser
• Pemeriksaan kesehatan pra-kerja
• Pemeriksaan kesehatan secara berkala
• Pengobatan apabila ditemukan gangguan fisik bagi pekerja.
• Memasang tanda-tanda peringatan
• Membuat daftar bahan-bahan yang aman
• Pelatihan penanganan darurat
• Riset medis
• Monitoring lingkungan kerja
• Sanitasi yang bersih dan penyediaan fasilitas kesehatan
• Menerapkan peraturan perundangan yang disiplin
• Penyediaan sarana dan prasarana yang terbaharuan
Penutup
Kesimpulan
• Keselamatan dan kesehatan kerja manusia merupakan hal yang paling penting dalam proses
berkerja. Tujuan pokok dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk mencegah dan
mengurangi bahkan menghapuskan kecelakaan kerja.
• Dengan demikian, keselamatan dan kesehatan kerja tersebut menjadi sangat penting
mengingat akibat yang ditimbulkan dari adanya kecelakaan kerja.
• Dengan tindakan pencegahan kecelakaan kerja harus diletakkan pengertian bahwa kecelakaan
adalah resiko yang melekat pada setiap proses yang berhubungan dengan pekerjaan.

Saran
• Sebagai seorang perawat ataupun mahasiswa keperawatan dapat berkerja profesional dalam
menjalankan tugas dan kewajiban sebagai seorang perawat yang ideal dan bertanggung jawab.
Perawat/petugas melakukan pekerjaan sesuai standar prosedur operasional (SPO) yang ada
dengan baik dan benar, dapat bekerja dengan hati-hati, fokus, dan selalu mengutamakan K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dalam bekerja
SEKIAN
Dan
TERIMA KaASIH

Anda mungkin juga menyukai