Bekerja sesuai SOP dan bersikap yang professional. (Hati & Wahyuni 2016)
K3RS
• Pelaksanaan K3RS sesuia dengan kebijakan pemerintah tentang RS dengan
tujuan untuk meningkatkan akses, keterjangkauan, dan kualitas pelayanan
kesehatan yang aman di RS.
Aturan K3RS mengenai:
Perencanaan, Pelaksanaan, Monitoring, Evaluasi K3 RS serta Dan tindak lanjut
Seuai dengan SK Menkes No. 432/ Menkes/ SK/ IV/ 2007 tentang Pedoman
Manajemen K3 di RS dan OHSAS 18001 tentang Standar Sistem Manajemen
K3.
Sistem manajemen K3RS adalah bagian dari sistem manajemen RS (Ivana,
Widjasana, & Jayanti, 2014).
K3 DALAM KEPERAWATAN
• 7 prinsip etik keperawatan yaitu yaitu; otonomi (menghormati hak pasien), non
malficience (tidak merugikan pasien), beneficience (melakukan yang terbaik
bagi pasien), justice (bersikap adil kepada semua pasien), veracity (jujur
kepada pasien dan keluarga), fidelity (selalu menepati janji kepada pasien dan
keluarga), dan confidentiality (mampu menjaga rahasia pasien).
PERAWAT 24 JAM DI SAMPING PASIEN
• Keselamatan pasien rumah sakit (Hospital Patient Safety) adalah suatu sistem
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut
meliputi : assesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan yang berhubungan
dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden.
6 SASARAN KESELAMATAN PASIEN
a. obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa
dan Ucapan Mirip/ NORUM, atau Look Alike Sound Alike / LASA)
b. Semua obat High Alert Medication harus memiliki identifikasi dan
penandaan khusus dan dikelola oleh petugas yang kompeten terhadap obatobat
yang dimaksud (apoteker / tenaga kefarmasian)
• c. Tempat penyimpanan obat-obat dalam kelompok ini khususnya elektrolit
konsetrat di Instalasi Farmasi, IRIN, IBS, IRJ, Kamar Bersalin (khususnya
magnesium sulfat). Dimana obat-obat dimaksud diberi tempat tersendiri /
khusus.
• d. Verifikasi ulang sebelum obat diberikan kepada pasien harus dilakukan
meliputi ketepatan pasien, obat, dosis, waktu serta cara pemberian
• e. Syarat pemberian obat-obat yang perlu diwaspadai adalah mampu
melakukan monitoring efek samping, tersedia protokol pengelolaan efek
samping dan tersedia antidotumny
4. KEPASTIAN LOKASI PEMBEDAHAN YANG
BENAR PROSEDUR YANG BENAR
PEMBEDAHAN PADA PASIEN YANG BENAR
• A. Perifikasi pasien
• - Dokumen-dokumen yang terkait dengan tindakan pembedahan .
• - Assesmen pra operasi, diagnosis pra operasi, rencana operasi dan rencana anesthesi
• - Infomed Consent yang sudah ditanda tangani oleh pasien/ keluarganya, dokter operator dan
dokter anesthesi.
• -Hasil pemeriksaan penunjang (radiologi, laboratorium, dll)
• - Alat-alat atau bahan khusus yang perlu disiapkan pada saat tindakan seperti implan, tranfusi
darah
• B- Penandaan Lokasi Prosedur (Marking) Semua pasien yang akan dioperasi
dimana lokasi operasi memiliki lateralisasi (sisi kanan dan kiri), struktur
ganda (jari-jari tangan, kaki, lesi) atau tingkatan berlapis (tulang belakang,
tulang iga) harus dilakukan pemberian “Surgical Site Marking”.
• Adverse Events = peristiwa yang dapat menyebabkan hal yang tak terduga atau
tidak diinginkan sehingga membahayakan keselamatan pengguna alat kesehatan
termasuk pasien atau orang lain (KTD).
• Contoh kejadian di RS: Kejadian adverse event yang disebabkan lebih oleh kesalahan
pengobatan (treatment). Korban Kejadian tidak diharapkan (KTD)/adverse event
bervariasi dari yang ringan seperti mual, gatal-gatal dan diare sehingga harus dirawat
lebih lama sampai pada akibat yang fatal seperti misalnya cacat seumur hidup dan
bahkan meninggal
• Klasifikasi Insiden Adverse Events (AE) :
• 1. Kejadian Sentinel Yaitu kejadian yang dapat mengakibatkan kematian atau
cedera yang serius
• 2. Kejadia Nyaris Cedera (KNC) Kecelakaan tetapi belum sampai terpapar ke
pasien
• 3. Kejadian Tidak Cedera (KTC) Kecelakaan yang mengakibatkan pasien
terpapar, tetapi tidak menimbulkan cedera
• 4. Kondisi Potensial Cedera (KPC) Kecelakaan yang berpotensi untuk
menimbulkan cedera, tetapi belum terjadinya insiden
PENYEBAB KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN
(KTD)/ADVERSE EVENT DI RUMAH SAKIT
• 1. Alat Kesehatan
• − Defect (bawaan pabrik)
• − Pemeliharaan yang tidak memadai
• − Alat kesehatan dimodifikasi sendiri
• − Penyimpanan alat kesehatan yang tidak memadai
• − Penggunaan yang tidak sesuai prosedur
• − Alat kesehatan tidak mengacu pada SOP
• − Kurangnya pengetahuan atau kurang pelatihan dalam penggunaan alat kesehatan
• 2. Sumber Daya Manusia Interaksi sumber daya manusia (SDM) dengan teknologi,
system, ataupun situasi yang dinamis.
Akibat yang ditimbulkan :
• − Diagnose yang salah akan menimbulkan pengobatan yang tidak tepat
• − Memerlukan rawat inap yang berkepanjangan
• − Perlunya intervensi medis atau pembedahan
• − Menyebabkan kesalahan berkelanjutan
• − Menurunnya kondisi kesehatan atau gangguan permanen fungsi dan struktur tubuh
• − Menyebabkan cacat permanen hingga sampai kematian
RUANG LINGKUP K3 DALAM KEPERAWATAN
• Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
• Membuat jalan penyelamatan (emergency exit),
• Memberi pertolongan pertama(first aids/PPPK),
• Memberi peralatan pelindung pada pekerja dan alat kerja,
• mempertimbangkan faktor-faktor kenyamanan kerja,
• Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit fisik dan psychis
• Memelihara ketertiban dan kebersihan kerja,
• Mengusahakan keserasian antar pekerja, peralatan, lingkungan dan proses kerja
DASAR-DASAR KESELAMATAN DAN
KESEHATAN
• Dapat disebabkan oleh kesalahan kontruksi, mesin, sikap badan yang kurang
baik, salah cara melakukan suatu pekerjaan yang dapat mengakibatkan
kelelahan fisik bahkan lambat laun dapat menyebabkan perubahan fisik pada
tubuh pekerja.
E. GOLONGAN MENTAL
• Dapat disebabkan oleh hubungan kerja yang tidak baik atau keadaan
pekerjaan yang monoton yang menyebabkan kebosanan.
4. HAZARD
• Identifikasi risiko merupakan suatu proses yang secara sistematis dan terus-
menerus dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan timbulnya risiko
atau kerugian terhadap kekayaan, hutang, dan personil perusahaan
HAZARD ADALAH
• Suatu kondisi secara alamiah maupun karena ulah manusia yang berpotensi
menimbulkan kerusakan atau kerugian dan kehilangan jiwa manusia (BNPB,
2008) 2. Bahaya berpotensi menimbulkan bencana tetapi tidak semua bahaya
selalu menjadi bencana. 3. Sumber bahaya suatu peristiwa yang hebat atau
kemungkinan menimbulkan kerugian atau korban manusia (Dirjen yanmedik,
2007).
KLASIFIKASI HAZARD
• Menurut Ndejjo 2015, bahaya secara luas diklasifikasikan sebagai biologis dan non biologis.
• Bahaya biologis didefinisikan untuk dimasukkan luka laserasi, luka yang tajam, kontak langsung
dengan spesimen yang terkontaminasi bahan biohazardous, yang ditularkan melalui darah
patogen, penyakit infeksi, penyakit udara, penyakit vektor yang ditanggung, dan kontaminasi
silang dari material kotor
• Bahaya nonbiologis didefinisikan untuk termasuk fisik, psikososial, dan ergonomis bahaya:
bahaya fisik termasuk slip, perjalanan, jatuh, luka bakar, fraktur, radiasi dari sinar-x, kebisingan,
dan radiasi nonionisasi. Bahaya psikososial termasuk fisik, penyalahgunaan psikososial, seksual,
dan verbal dan menekankan. Bahaya ergonomis seperti nyeri otot, strain atau terkilir.
IDENTIFIKASI HAZADR
• Pada proses pengkajian data, hal-hal yang dapat saja bisa terjadi adalah.
Kurangnya informasi atau data yang diberikan oleh keluarga pasien atau Pasien
itu sendiri atau dalam kata lain menyembunyikan suatu hal, sehingga dalam
proses pengkajian kurang lengkap. Akibatnya perawat ataupun dokter akan
salah dalam memberikan perawatan sehingga berbahaya terhadap pasien
• Pada saat melakukan pengkajian dapat juga terjadi di kejadian tertularnya
penyakit dalam hal ini seperti kontak fisik maupun udara titik pada saat
perawat melakukan perawatan ataupun pengkajian kepada pasien maka
perawat mempunyai resiko tertular penyakit dari pasien tersebut.
• Dalam melakukan pengkajian atau pemeriksaan perawat bisa saja
mendapatkan kekerasan fisik dari pasien ataupun keluarga pasien. Misalnya
pasien ataupun keluarga yang tidak menyukai proses perawatan atau
pengkajian dapat saja melakukan kekerasan fisik terhadap perawat.
• Mendapatkan cacian atau pelecehan verbal saat melakukan pengkajian
ataupun pada proses wawancara. Ketika perawat menanyakan data atau
informasi pasien namun, keluarga pasien menyembunyikannya. Sehingga
demi keselamatan pasien perawat tetap menanyakan sehingga pasien atau
keluarga kurang menyukainya dan akhirnya mendapatkan cacian atau
perlakuan tidak baik.
RISIKO DAN HAZARD DALAM
PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN