Anda di halaman 1dari 61

Keselamatan Pasien Dalam

UU. No 44 th 2009 Tentang Rumah Sakit

Asas & Tujuan : Pasal 2 : RS diselenggarakan


berasaskan Pancasila dan didasarkan kpd nilai
kemanusiaan,
etika
&
profesionalitas,
manfaat,
keadilan,
persamaan
hak
&
anti
diskriminasi,
pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien,
serta mempunyai fungsi sosial.
Tujuan : Pasal 3 ayat b : memberikan perlindungan
terhadap keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan
RS dan SDM di RS
Kewajiban RS : Pasal 29 ayat b : memberi pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi, &
efektif dgn mengutamakan kepentingan pasien sesuai
standar pelayanan RS.

Keselamatan Pasien Dalam


UU. No 44Pasien
th 2009
Tentang
Keselamatan
: Pasal
43 : Rumah Sakit
1. RS wajib menerapkan Standar Keselamatan
Pasien
2. Standar Keselamatan Pasien dilaksanakan melalui
pelaporan insiden, mnganalisa & menetapkan
pemecahan masalah dlm rangka menurunkan
angka KTD
3. RS melaporkan kegiatan ayat 2 kepada komite
yang membidangi keselamatan pasien yang
ditetapkan Menteri
4. Pelaporan IKP pd ayat 2 dibuat secara anonim &
ditujukan utk mengkoreksi sistem dlm rangka
meningkatkan keselamatan pasien
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai keselamatan
pasien ayat 1 & ayat 2 Peraturan Menteri
Permenkes 1691 / VIII / 2011
Tentang KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT

Keselamatan Pasien Dalam


UU. No 29 th 2004 Tentang Praktik Kedokteran
Pasal 2
Praktik kedokteran dilaksanakan berasaskan Pancasila dan didasarkan pada nilai
ilmiah, serta perlindungan dan keselamatan pasien.
Penjelasan Umum
1. asas & tujuan penyelenggaraan praktik kedokteran yg menjadi landasan yg
didasarkan pada nilai ilmiah, .. dan keselamatan pasien;
.Penjelasan Pasal 2
f. perlindungan dan keselamatan pasien adalah bahwa penyelenggaraan praktik
kedokteran, ............ dengan tetap memperhatikan perlindungan dan keselamatan pasien.

Patient safety incident: an event or circumstance which could have resulted,


or did result, in unnecessary harm to a patient.
Adverse Event : an incident which results in harm to a patient.
Near Miss : An incident that did not cause harm.
(WHO)
Insiden Keselamatan Pasien (IKP) (Patient Safety Incident)
Setiap kejadian atau situasi yg dpt mengakibatkan / berpotensi mngakibatkan
harm (penyakit, cedera, cacad, kematian dll) yg tdk seharusnya terjadi.
KejadianTidak Diharapkan (KTD) (Adverse event)
Suatu kejadian yg mengakibatkan cedera yg tdk diharapkan pada pasien krn
suatu tindakan (commission) atau krn tdk bertindak (omission), bukan
krn underlying disease atau kondisi pasien.
Kejadian Nyaris Cedera (KNC) (Near miss)
Suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tdk
mengambil tindakan yg seharusnya diambil (omission), yg dpt mencederai
pasien, tetapi cedera serius tdk terjadi, 1). Dapat obat c.i., tidak timbul
(chance), 2). Dosis lethal akan diberikan, diketahui, dibatalkan (prevention),
3). Dapat obat c.i./dosis lethal, diketahui, diberi antidote-nya (mitigation).
(KKP-RS)

Definisi Mutakhir KKPRS


Insiden Keselamatan Pasien

Juni 2010

1.

Kejadian Sentinel : KTD yg mengakibatkan kematian atau cedera yg serius

2.

KTD (Kejadian Tidak Diharapkan) : insiden yang mengakibatkan pasien cedera

3.

KNC (Kejadian Nyaris Cedera ) : terjadinya insiden yg belum sampai terpapar ke


pasien ( pasien tidak cedera)

4.

KTC (Kejadian Tidak Cedera) : insiden sudah terpapar ke pasien, tetapi pasien
tidak timbul cedera

5.

KPC (Kondisi Potensial Cedera) =Reportable circumstance: kondisi / situasi yang


sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden.

Contoh :Alat defibrilator yg standby di IGD, tetapi kmd diketahui rusak ; ICU yg
under staff

Kejadian Sentinel (Sentinel Event)


Suatu KTD yg mengakibatkan kematian atau cedera yg serius;
biasanya dipakai utk kejadian yg sangat tdk diharapkan atau
tidak dapat diterima seperti : operasi pada bagian tubuh yg
salah.
Pemilihan kata sentinel terkait dgn keseriusan cedera yg
terjadi (mis. Amputasi pd kaki yg salah, dsb) shg pecarian
fakta terhadap kejadian ini mengungkapkan adanya masalah
yg serious pd kebijakan & prosedur yg berlaku.(KKP-RS)
KTD Tidak dapat dicegah (Unpreventable AE)
KTD Dapat dicegah/Tidak seharusnya terjadi
(Preventable AE)

Era Patient Safety di Indonesia

1 Juni 2005, PERSI membentuk badan nasional :


KOMITE KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT

21 Agustus 2005, Pencanangan Gerakan Keselamatan


Pasien oleh Menteri Kesehatan RI, di Jakarta

Sejak 2006 : Workshop Keselamatan Pasien &


Manajemen Risiko Klinis, telah diikuti hampir 1900 Staf
RS (Dr, Perawat, dll) dari + 250 Rumah Sakit seluruh
Indonesia

Buku Pandauan Nasional Keselamatan Pasien RS

Buku Pedoman Pelaporan IKP

2006, KKI : Standar Kompetensi Dokter : Keselamatan Pasien

Sejak 2007 : Seminar Tahunan Patient Safety

2008 : Keselamatan Pasien RS telah mulai di Akreditasi


oleh KARS

UU. Tentang Rumah Sakit th 2009 : Keselamatan Pasien


wajib dilaksanakan oleh Rumah Sakit.

Enam Sasaran Keselamatan Pasien RS

Sasaran I
Sasaran II
Sasaran III
Sasaran lV
Sasaran V
Sasaran VI

:
:
:
:
:
:

Identifikasi pasien dengan tepat


Tingkatkan komunikasi yang efektif
Tingkatkan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high-alert)
Pastikan tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi
Kurangi risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Kurangi risiko pasien jatuh
(KKPRS 2010)

Masuk dalam Standar Akreditasi yang baru (th 2012)


Dalam Permenkes tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit (draft)
RS dapat memulai pengembangan pelaksanaan program KPRS terkait

(Referensi : WHO Patient Safety : Nine Life-Saving Patient Safety Solutions,


9 Hospitals 3 rd Edition, 2008)
JCI Accreditation Standards for

Pendahuluan

Layanan Keperawatan
Pelayanan 24 jam
Jumlah tenaga >> & kompetensi
bervariasi
Berada di berbagai unit kerja
Prosedur/ tindakan >> pelaksana
bergantian
Pelaksanaan praktik Kep independen &
kolaborasi

RISIKO SALAH

PELAPORAN KEJADIAN :

- TDK DIANALISIS !!!


- TIDAK
DIKOMUNIKASIKAN
- TIDAK JELAS !!!

PENGENDALIAN

???

MANAJEMEN RISIKO KLINIK

Tuntutan pelayanan
Keperawatan

Quality &
Safety

Asuhan Keperawatan
Proses atau rangkaian kegiatan
pada praktik keperawatan yang
langsung diberikan kepada klien,
pada berbagai tatanan Pel. Kes.
dengan menggunakan metodologi
proses keperawatan, dalam
lingkup wewenang dan
tanggung jawab keperawatan.
serta etika profesi keperawatan
yang memungkinkan setiap orang
mencapai kemampuan hidup

AREA PRAKTIK
KEPERAWATAN

MANAJEMEN RISIKO
KLINIK DAN
KESELAMATAN PASIEN

PERAWAT

DOKTER

KOLABORASI

PRAKTIK
KEPERAWATAN

PRAKTIK
KEDOKTERAN

AREA ABU2 PADAT RISIKO/ ERROR


(PELIMPAHAN SECARA TERTULIS / STANDING ORDER dan
SESUAI KOMPETENSI)

KESELAMATAN KLINIK
(CLINICAL SAFETY) NURSING
SDM Keperawatan

Rekrutmen : Kiteria seleksi, Orientasi,


pelatihan
Lisensi Registrasi SIP & SIK/STR

Pengkajian level kompetensi


Grading kompetensi
Training Meningkatkan kompetensi
Pola / jenjang karir
Program continuing education

PEMBINAAN UNTUK MENCEGAH


KTD HARUS DIMULAI DARI REKRUITMEN
DAN SELEKSI ORIENTASI PENEMPAT
Input
Perawat
Pengetahuan
Ketrampilan
Sikap
Sarana
Penyediaan
fasilitas
Kebijakan
Standard

Proses
Sistem
RS
Seleks
i
Orient
asi

Pelatih
an

Output
Perawat
yang
kompeten

Tidak/mini
mal
melakukan
KTD
Askep

International Patient Safety


Goals

ASPEK
NURSING

Salah identifikasi
Ps. tidak sadar / disorientasi
Ps. pindah kamar
Ps pindah TT / pindah posisi / lokasi di
ruangan
Identifikasi perlu dilakukan :
Pemberian obat
Pemeriksaan Laboratorium
Operasi
Tranfusi
Semua Tindakan

Perlu ada SPO


Minimal 2 Identitas Ps. :
Nama (2 karakter) Tn. Ahmad
Dahlan
NO. MR (RM)
Umur ( tanggal lahir)
Gelang nama (tangan/ kaki)
Warna : merah jambu, biru, merah
Barcode / Label nama
Nomor ruang pasien tidak
diperbolehkan digunakan untuk
melakukan identifikasi pasien.

Siapa yg perlu diperhatikan ?


1. Pasien yang mempunyai
masalah komunikasi tidak bisa
berkomunikasi karena : umur,
hambatan bahasa,
2. Pasien yg untuk sementara tdk
dapat berkomuniasi karena
obat / alat
3. Pasien di ruang emergency
tdk dapat berkomunikasi
4. Dilakukan disemua unit

2. Komunikasi efektif

Melakukan read back instruksi lisan


maupun melalui telpon atau
melaporkan hasil pemeriksaan baca
ulang apa yg di dengar SPO
Keadaan emergency penerima
order mengulang kembali instruksi
nama obat dan dosis, spelling .
mis : Adalat 10 mg (satu kosong/nol)

Penerima pesan : mencatat tanggal, jam


dan tanda tangan; Pengirim pesan tanda
tangan.
Tidak boleh menerima voice mail order
Bila menerima order tdk langsung perawat/
farmasis perlu telf balik agar menerima
order secara langsung.
Buat standar singkatan , akronim,
simbol yg disepakati berlaku di RS. (TD,
TTV, tak, taa, ku, gb, gv, Th/) dll
Buat Standar komunikasi pada saat
overan (HAND- OFF
COMMUNICATIONS)
Tingkatkan ketepatan membuat laporan

Meningkatkan komunikasi pada saat overan / Hand


Of

Susun SOP serah terima ps.


Menggunakan bahasa yg jelas
dan tehnik komm yg efektif
kurangi interupsi, alokasikan
waktu yg cukup , terapkan read
back atau check back tehnik ,
Berikan informasi yg jelas kpd
pasien / ke luarga pasien mau
pulang/ pindah (obat, perawatan
di rumah, hasil pemeriksaan,
follow up / konsultasi lanjut)

Tehnik SBAR Memperbaiki


Komunikasi
Meningkatkan
Keselamatan Pasien
S : Situation
B : Background
A : Assessment
R : Recommendation

Tehnik serah terima


yang dapat
digunakan pada
saat serah terima
perawat antar shift,
perawat ke dokter
saat melaporkan
kondisi pasien,
dokter ke dokter.

Contoh : SBAR

Situation
mengalami

Dr.Anwar, Saya Ani, dari Ruang


Melati.RS X, Bpk. Djoko
distress pernafasan.

Background: Bpk. Djoko, 60 tahun, dengan


COPD
berat, yang keadaannya semakin
menurun dan saat ini kondisinya
semakin memburuk.

Assessment: Sesak RR 32 X / menit, TD, suhu.


HR

Recommendation: Apakah perlu dilakukan

Tanda-tanda peringatan pada pasien harus :


( Kepala Institut Studi Human Error)
Pesan singkat;
Hindari istilah dan jargon
Menyampaikan pesan menggunakan simbol yang
berlaku universal
Tulisan pesan dengan huruf kapital / besar dan warna
yang kontras mudah dibaca, mencolok (misalnya,
"MSRA" selalu dicetak dalam huruf merah di latar
belakang putih);
Dirancang melalui konsultasi dengan mereka yang
benar-benar akan menggunakan peringatan
Ditempatkan pada lokasi tubuh yang tidak
diintervensi

3. Meningkatkan keamanan
pemberian obat
Prinsip 7 benar
(benar pasien,
obat, dosis, cara,
waktu, &
dokumentasi,
edukasi)
Bekerja sesuai
SAK/ SOP :
Kaji risiko
alergy
Jelaskan tujuan

Pemberian obat
parenteral :
pengecekan 2 orang
Ns.
Cek skin integrity
untuk injeksi
Observasi reaksi
obat
Up date catatan obat
Pisahkan :
NAMA / KEMASAN OBAT
YANG MIRIP
Strocain & Strogeron

4. Memastikan tepat Ps, Tepat


lokasi , tepat prosedur
Tindakan pembedahan
Tingkatkan komunikasi diantara
anggota tim
Libatkan Ps dalam pemberian
tanda lokasi Op. (MARKING SITE)
Lakukan verifikasi pre op sesuai
Prosedur
Lakukan Asesment Ps. dg adekuat
Review RM harus adekuat
Lakukan Budaya komunikasi
terbuka
Penggunaan singkatan ditiadakan

Time out Before skin incision


1. CONFIRM ALL TEAM MEMBERS
HAVE INTRODUCED THEMSELVES
BY NAME AND ROLE
SURGEON, ANAESTHESIA
PROFESSIONAL,AND NURSE
VERBALLY CONFIRM :
PATIENT
SITE
PROCEDURE
2. ANTICIPATED CRITICAL EVENTS
SURGEON REVIEWS: WHAT ARE
THE CRITICAL OR UNEXPECTED STEPS,
OPERATIVE DURATION, ANTICIPATED
BLOOD LOSS?
ANAESTHESIA TEAM REVIEWS: ARE
THERE ANY PATIENT-SPECIFIC
CONCERNS?
YES
NOT APPLICABLE

3. NURSING TEAM REVIEWS:


HAS STERILITY
(INCLUDING INDICATOR
RESULTS)
CONFIRMED? ARE THERE
EQUIPMENT
ISSUES OR ANY CONCERNS?
HAS ANTIBIOTIC
PROPHYLAXIS BEEN GIVEN
WITHIN THE LAST 60
MINUTES?
YES
NOT APPLICABLE
IS ESSENTIAL IMAGING
DISPLAYED?

Sign OutBefore patient leaves operating


room
1. NURSE VERBALLY

CONFIRMS WITH THE


TEAM:
THE NAME OF THE
PROCEDURE RECORDED
THAT INSTRUMENT,
SPONGE AND NEEDLE
COUNTS ARE CORRECT
(OR NOT APPLICABLE)
HOW THE SPECIMEN IS
LABELLED
(INCLUDING PATIENT
NAME)

2. WHETHER THERE ARE


ANY EQUIPMENT
PROBLEMS TO BE
ADDRESSED
3. SURGEON, ANAESTHESIA
PROFESSIONAL AND
NURSE REVIEW THE KEY
CONCERNS
FOR RECOVERY AND
MANAGEMENT OF THIS
PATIENT

5. Menurunkan risiko
pasien
jatuh
5. Menurunkan risiko pasien jatuh
Pasien jatuh adalah peristiwa
jatuhnya pasien dari tempat tidur ke
lantai, atau ketempat lainnya yang
lebih rendah pada saat istirahat
maupun pada saat pasien terbangun
yang disebabkan oleh berbagai
penyakit (akut / khronis ), karena
terlalu banyak aktivitas atau akibat
kelalaian petugas.

6. Pencegahan & Pengendalian infeksi

Reduce the risk


of health care
-aquiered
infections

Hand hygiene
guidelines
WHO : CLEAN
CARE
CARE

SAFER

IS

KENAPA PENTING ?

Cara transmisi dari infeksi yang paling


sering adalah melalui tangan.
Membersihkan tangan adalah faktor
terpenting didalam mencegah
penyebaran patogen dan resistensi
antibiotika
Angka kepatuhan yang diharapkan
adalah 90 % (CDC recommendations )

Bagaimana proses monitoring


keselamatan pasien
Aspek keperawatan ??
Pembuatan sistem pelaporan
secara formal
Pelaporan insiden / kejadian
( KTD/ KNC)
Analisa insiden / invetigasi
(apakah ada kesalahan prosedur ?)
Tindakan perbaikan (action?)

Katagori clinical eror yang sering terjadi !!!

1.Medication Error kesalahan dalam


pemberian obat.
2.Kesalahan prosedur operasi/ tindakan
medis lain/ tindakan keperawatan.
3.Pencatatan tindakan pembedahan
4. Melakukan pelayanan / asuhan
tidak kompeten / diluar kewenangan
kasus Misran ????
5.Pasien jatuh
(Swanburg,

Clinical error.
6.

PS. Luka / terbakar


(kompres hangat, kauter dll)
7. Cidera karena kesalahan /
kerusakan alat
8. Infeksi nosokomial
9. Salah identitas ps / bayi
10. Salah interprestasi tanda /
gejala

MENGAPA TERJADI CLINICAL


ERROR
PELAYANAN KEPERAWATAN ??
RCA
1. SAK & SOP dipahami perawat ?
2. Uraian tugas Jelas?
3. Orientasi / pelatihan setiap
kebijakan, alat, SOP, perawat baru
4. Perawat terlatih sesuai kompetensi
tersedia ?

5. Hubungan antar anggota tim


7. Sistim monitoring , evaluasi , & pengendalian
mutu supervisi
8. Rasio jumlah tenaga perawat-pasien
9. Jumlah alat / fasilitas ?
10. Kalibrasi peralatan dilakukan rutin?

Perawat yang potensial


menimbulkan risiko
Perawat baru
Pertama kali sebagai instrumentator
Shift malam
Beban kerja terlalu berat

KESIMPULAN
Perawat di semua level harus disamakan dulu
persepsinya agar memberikan kontribusi yang
optimal dan proses MEMBANGUN budaya KP
dapat berjalan dengan baik.

Sistem rekrutmen & seleksi perawat yang mempunyai


kualifikasi/ kemampuan yang diharapkan sangat
diperlukan.

Sistem organisasi tempat perawat bekerja agar lebih


kondusif atau memfasilitasi perawat bekerja secara

profesional dan aman.


Keselamatan Ps. upaya pembelajaran &
peningkatan terus menerus (Continuous learning
and improvement )

TUJUH LANGKAH MENUJU KESELAMATAN PASIEN


RUMAH SAKIT

BANGUN KESADARAN AKAN NILAI KP, Ciptakan


kepemimpinan & budaya yg terbuka & adil.
PIMPIN DAN DUKUNG STAF ANDA, Bangunlah komitmen &
fokus yang kuat & jelas tentang KP di RS Anda
INTEGRASIKAN AKTIVITAS PENGELOLAAN RISIKO,
Kembangkan sistem & proses pengelolaan risiko, serta
lakukan identifikasi & asesmen hal yang potensial bermasalah
KEMBANGKAN SISTEM PELAPORAN, Pastikan staf Anda
agar dgn mudah dapat melaporkan kejadian / insiden, serta
RS mengatur pelaporan kpd KKP-RS.
LIBATKAN DAN BERKOMUNIKASI DENGAN PASIEN,
Kembangkan cara-cara komunikasi yg terbuka dgn pasien
BELAJAR & BERBAGI PENGALAMAN TTG KP, Dorong staf
anda utk melakukan analisis akar masalah untuk belajar
bagaimana & mengapa kejadian itu timbul
CEGAH CEDERA MELALUI IMPLEMENTASI SISTEM KP,
Gunakan informasi yang ada tentang kejadian / masalah
untuk melakukan perubahan pada sistem pelayanan
KKP RS

ENAM SASARAN KESELAMATAN


PASIEN
Sasaran I : Ketepatan identifikasi pasien
Sasaran II: Peningkatan komunikasi yang
efektif
Sasaran III: Peningkatan keamanan obat
yang perlu diwaspadai (high-alert)
Sasaran lV: Kepastian tepat-lokasi, tepatprosedur, tepat-pasien operasi
Sasaran V: Pengurangan risiko infeksi terkait
pelayanan kesehatan
Sasaran VI: Pengurangan risiko pasien jatuh

SASARAN I : KETEPATAN
IDENTIFIKASI PASIEN
Standar SKP I
Rumah sakit mengembangkan suatu
pendekatan untuk memperbaiki /
meningkatkan ketelitian
identifikasi pasien.

GELANG PASIEN
Biru: Laki Laki
Pink: Perempuan
Merah: Alergi
Kuning: Risiko
Jatuh

47

CARA IDENTIFIKASI PASIEN


Kebijakan dan/atau prosedur, dua cara untuk
mengidentifikasi pasien:
nama pasien
nomor rekam medis
tanggal lahir
gelang identitas pasien dengan bar-code, dll
Dilarang identifikasi dg nomor kamar pasien
atau lokasi
Proses kolaboratif digunakan untuk
mengembangkan kebijakan dan/atau prosedur
agar dapat memastikan semua kemungkinan
situasi dapat diidentifikasi contoh: pasien koma
tanpa identitas, pasien jiwa,

PETUGAS HARUS MELAKUKAN


IDENTIFIKASI PASIEN SAAT:
1. pemberian obat
2. pemberian darah / produk darah
3. pengambilan darah dan
spesimen lain untuk
pemeriksaan klinis
4. Sebelum memberikan
pengobatan
5. Sebelum memberikan tindakan

Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan

Terjadi pada saat:


Perintah diberikan
secara lisan
Perintah diberikan
melalui telpon
Saat pelaporan kembali
hasil pemeriksaan
kritis.

Perintah Lisan/Lewat
Telepon

Write
back
Read
Back
Repeat
Back

LASA (LOOK ALIKE SOUND ALIKE)


NORUM ( NAMA OBAT RUPA MIRIP)

hidraALAzine
ceREBYx
vinBLASTine
chlorproPAMIDE
glipiZIde
DAUNOrubicine

hidrOXYzine
ceLEBRex
vinCRIStine
chlorproMAZINE
glYBURIde
dOXOrubicine

ulis yang berbeda dengan huruf KAP

Look Alike Sound Alike

Penandaan Lokasi Operasi


1. Penandaan dilakukan pada semua kasus termasuk
sisi (laterality), multipel struktur (jari tangan, jari
kaki, lesi), atau multipel level (tulang belakang)
2. Perlu melibatkan pasien
3. Tak mudah luntur terkena air.
4. Mudah dikenali
5. Digunakan secara konsisten di RS
6. dibuat oleh operator /orang yang akan melakukan
tindakan,
7. Dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar jika
memungkinkan, dan harus terlihat sampai saat
akan disayat

VERIFIKASI PRAOPERATIF :
1. Verifikasi lokasi, prosedur, dan pasien yang
benar
2. Pastikan bahwa semua dokumen, foto, hasil
pemeriksaan yang relevan tersedia, diberi label
dan dipampang dg baik
3. Verifikasi ketersediaan peralatan khusus
dan/atau implant 2 implant yg dibutuhkan
4. Tahap Time out :
1. memungkinkan semua pertanyaan/kekeliruan
diselesaikan
2. dilakukan di tempat tindakan, tepat sebelum dimulai,
3. melibatkan seluruh tim operasi

5. Pakai ceklis agar praktis

TIME OUT

Sebelum Induksi Anestesi:


Apakah
1. Identifikasi pasien, prosedur, informed
concent sudah dicek ?
2. Sisi operasi sudah ditandai ?
3. Mesin anestesi dan obat-obatan lengkap ?
4. pulse oxymeter terpasang dan berfungsi ?
5. Allergi ?
6. Kemungkinan kesulitan jalan nafas atau
aspirasi
7. Risiko kehilangandarah >= 500ml

Sebelum Insisi Kulit (Time-out):Apakah .


1. Konfirmasi anggota tim (nama dan peran)
2. Konfirmasi nama pasien , prosedur dan lokasi
incisi
3. Antibiotik propillaksi sdh diberikan dalam 60
menit sebelumnya
4. Antisipasi kejadian kritis:
1. Dr Bedah: apa langkah, berapa lama, kmk blood
lost ?
2. Dr anestesi: apa ada patients spesific corcern ?
3. Perawat : Sterilitas , instrumen ?

5. Imaging yg diperlukan sdh dipasang ?

Sebelum Pasien Meninggalkan


Kamar Operasi
1. Perawat melakukan konfirmasi secara
verbal, bersama dr dan anestesid
1. Nama prosedur,
2. Instrumen, gas verband, jarum lengkap
3. Speciment telah di beri label dengan PID
tepat
4. Apa ada masalah peralatan yang harus
ditangani

2. Dokter kpd perawat dan anesesi, apa


yang harus diperhatikan dalam

Anda mungkin juga menyukai