Ak
Ketua IDI Cabang Jakarta Pusat
Staf Departemen Medik Akupunktur FKUI-RSCM
• Seorang dokter dituntut
mempunyai standar etika
& perilaku tinggi dalam
menangani pasien.
• Sumpah Hippocrates :
“Primum, Non Nocere”
(First, do no harm).
• Institute of Medicine di
AS (2000) “To Err is
Human”, Building a Safer
Health System.
DEFINISI-DEFINISI / ISTILAH-ISTILAH
Kejadian yang mengakibatkan cedera pasien
Kejadian Tidak Diharapkan akibat melaksanakan atau tidak
Adverse event melaksanakan tindakan yang seharusnya
diambil.
KTD Tidak Dapat Dicegah KTD akibat komplikasi yang tidak dapat
Unpreventable adverse event dicegah dengan pengetahuan mutakhir.
KTD Tidak Dapat Dicegah KTD akibat komplikasi yang tidak dapat
Unpreventable adverse event dicegah dengan pengetahuan mutakhir.
• Konfirmasi:
•Identitas pasien
•Lokasi pembedahan
•Prosedur
•Informed Consent
•Ahli Bedah, Ahli anestesi dan perawat secara verbal konfirmasi nama pasien, lokasi
pembedahan dan prosedur yang akan dilakukan
Seluruh tim membahas masalah utama dalam pemulihan dan pengelolaan pasien
• Peraturan dan pengawasan penggunaan obat
secara rasional.
• Pengawasan penggunaan obat di sektor
peternakan dan pertanian.
• Meningkatkan penelitian.
• Surveillans.
• Pencegahan Infeksi.
• Keselamatan juga harus merupakan
tanggung jawab pasien itu sendiri
• Edukasi pasien dan keluarga
– Selalu jujur kepada dokter.
– Ikut mengawasi dan mengingatkan petugas
kesehatan.
• Belum ada data mengenai KTD apalagi Near Miss, tetapi
tuntutan malpraktek meningkat.
• Visi KKI :
– Terwujudnya Dokter Profesional Yang Melindungi Pasien
(2015).
• Pencanangan Gerakan Keselamatan Pasien Rumah Sakit oleh
Menkes pada tanggal 21 Agustus 2005.
• 2007: Deklarasi Jakarta: Pasien untuk Keselamatan Pasien.
• Panduan Nasional Keselamatan Pasien RS (edisi 2 – 2008).
Patient Safety - AS 21
• Upaya RS :
– Penerapan Standar
Pelayanan
– Quality Assurance
– Total Quality
Management
– Continuous Quality
Improvement
– Clinical Governance
– ISO
– Akreditasi, dsb.
– Sistem Rumah Sakit yang membuat asuhan
pasien lebih aman.
– Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan
suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil.
• Pengendalian
Infeksi
• Pelayanan
Klinik
• Safety Culture
• Pencatatan dan
pelaporan
• Peningkatan
pelayanan
• Penanganan tertunda/terlambat.
• Masalah diagnosis.
• Masalah pemberian obat.
• Salah tindakan.
• Kecelakaan : pasien jatuh.
• Clinical governance yang kurang.
• Terciptanya budaya keselamatan pasien di RS.
• Meningkatnya akuntabilitas RS terhadap
pasien dan masyarakat.
• Menurunnya KTD.
• Terlaksananya program pencegahan – tidak
terjadi pengulangan KTD.
1. Perhatikan nama dan rupa obat mirip (Look-
alike, Sound alike Medication Names).
2. Pastikan identitas pasien.
3. Komunikasi secara benar saat serah
terima/pengoperan pasien.
4. Pastikan tindakan benar pada sisi tubuh yang
benar.
5. Kendalikan cairan elektronik pekat.
6. Pastikan akurasi pemberian obat pada
pengalihan pelayanan.
7. Hindari salah kateter dan salah sambung
selang (tube).
8. Gunakan alat injeksi sekali pakai.
9. Tingkatkan kebersihan tangan untuk
pencegahan infeksi nosokomial.
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan
keluarga
3. Kesinambungan
pelayanan
4. Penggunaan metoda
peningkatan kinerja
untuk evaluasi
5. Peran
kepemimpinan
6. Pendidikan staf
7. Peningkatan
komunikasi
• Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien.
• Pimpin dan dukung staf RS.
• Integrasikan aktifitas pengelolaan risiko.
• Kembangkan sistem pelaporan.
• Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien.
• Belajar dan berbagi pengalaman tenatang keselamatan
pasien.
• Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan
pasien.
• Patient safety termasuk salah satu unsur
dalam pertimbangan etika suatu penelitian :
– Respect for person
– Informed consent
– Safety
– Confidentiality
International Patient Safety Goals
(IPSG)
STANDAR IPSG/ SKP
IPSG 1 • Identifikasi pasien secara benar.
Gelang risiko :
Merah : Pasien dengan risiko alergi
Kuning : Pasien dengan risiko jatuh
Ungu : Pasien DNR (Do Not Resuscitate)
Abu-abu : Pasien dengan pemasangan implant radio aktif
Putih : Keterbatasan ekstremitas.
Standard IPSG. 2.
Meningkatkan Komunikasi Efektif
Rumah Sakit
mengembangkan dan
mengimplementasikan
proses untuk
meningkatkan keefektifan
komunikasi verbal dan
atau dengan telepon antar
tenaga kesehatan.
New Standard
Standard IPSG 2.1.
Meningkatkan Pelaporan Hasil Kritis Uji Diagnostik.
Rumah sakit
mengembangkan dan
mengimplementasikan
proses dalam melaporkan
hasil kritis tes diagnosis.
DPJP, bila tidak bisa,
Petugas Laboratorium hubungi dokter/
Petugas Radiologi HASIL KRITIS perawat ruangan
Yang merekam EKG Dokter/ perawat penerima
pesan : Catat tanggal, jam,
Catat tanggal, jam, nama penelepon dengan TBaK
nama yang dihubungi,
nama penelepon
PPDS/ Perawat ruangan
Penyampaian yg menerima pesan : 15
hasil sesuai menit I melapor ke DPJP
SPO
TINDAKAN
15 menit II :
DPJP
Ka IGD 15 menit IV :
15 menit III :
Ka ICU Divisi /
Divisi /
DMK Konsulen jaga
Konsulen jaga
New Standard
Standard IPSG 2.2.
Melakukan komunikasi serah terima pasien.
Rumah sakit
mengembangkan dan
mengimplementasikan
proses komunikasi
serah terima pasien.
1. Melaporkan kondisi pasien kritis kepada DPJP/serah
terima pasien kritis, menggunakan teknik SBAR (Situation
- Background – Assessment – Recommendation).
4 ANTINEOPLASTIK, SEMUA
PARENTERAL DAN ORAL
5 OBAT YANG ANTI THROMBIN III, ATEPLASE, ENOKSAPARIN
MEMPENGARUHI DARAH NATRIUM, FONDAPARINUX, HEPARIN NATRIUM,
NADROPARIN, PARNAPARIN, STREPTOKINASE,
UROKINASE, WARFARIN
6 ANTIDIABETIK INSULIN
PARENTERAL
7 VASOKONSTRIKTOR EPINEFRIN , NOREPINEFRIN BITARTRAT
8 PENGHAMBAT ATRAKURIUM BESILAT, PANKURONIUM BROMIDA,
NEUROMUSKULAR ROKURONIUM BROMIDA, VEKURONIUM BROMIDA
Standard IPSG 3.1.
Mengelola Penggunaan Elektrolit Pekat dengan Aman.
KEBIJAKAN UNTUK PENYIMPANAN ELEKTROLIT PEKAT:
1. Elektrolit pekat tidak boleh disimpan di ruang perawatan kecuali di kamar
operasi jantung dan unit perawatan intensif (ICU).
2. Ruang perawatan yang boleh menyimpan elektrolit pekat harus
memastikan bahwa elektrolit pekat disimpan di lokasi dengan akses
terbatas bagi petugas yang diberi wewenang. Obat diberi penandaan
yang jelas berupa stiker “High Alert”.
BENTUK
NO NAMA GENERIK NAMA DAGANG KEKUATAN
SEDIAAN
1 KALIUM KLORIDA INJEKSI OTSU-KCL 7.46 7.46% 25 ML
(7.46% POTASSIUM
CHLORIDE
INJECTION)
2 NATRIUM KLORIDA > INJEKSI OTSU-SALIN 3 (3% 3% 500 ML
0.9% SODIUM CHLORIDE)
Natrium klorida 3%
Kolf 500 ml
Rumah Sakit
mengembangkan dan
mengimplementasikan
suatu pendekatan
untuk mengurangi
risiko pasien cedera
karena jatuh.
Form penilaian risiko jatuh:
1. Humpty Dumpty : untuk pasien 12 – 18
tahun
2. Morse Falls Scale : pasien dewasa > 18 dan <
60 tahun.
3. Penilaian pasien usia lanjut : usia 60 tahun ke
atas.
4. Modifikasi Get Up & Go Test : Pasien Poliklinik
dan IGD.