Anda di halaman 1dari 62

Dr. H. Kemas Abdurrohim, MARS, M.Kes., Sp.

Ak
Ketua IDI Cabang Jakarta Pusat
Staf Departemen Medik Akupunktur FKUI-RSCM
• Seorang dokter dituntut
mempunyai standar etika
& perilaku tinggi dalam
menangani pasien.

• Sumpah Hippocrates :
“Primum, Non Nocere”
(First, do no harm).

• Berkembangnya ilmu &


teknologi  berpotensi
KTD (adverse event).

• Institute of Medicine di
AS (2000)  “To Err is
Human”, Building a Safer
Health System.
DEFINISI-DEFINISI / ISTILAH-ISTILAH
Kejadian yang mengakibatkan cedera pasien
Kejadian Tidak Diharapkan akibat melaksanakan atau tidak
Adverse event melaksanakan tindakan yang seharusnya
diambil.

KTD Tidak Dapat Dicegah KTD akibat komplikasi yang tidak dapat
Unpreventable adverse event dicegah dengan pengetahuan mutakhir.

Kejadian Nyaris Cedera Suatu kesalahan yang dapat mencederai


Near miss pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi.
Kesalahan dalam proses asuhan medis yang
Kesalahan Medis mengakibatkan/berpotensi mengakibatkan
Medical error cedera pasien.

Setiap Kejadian yang tidak disengaja dan


Insiden Keselamatan Pasien tidak diharapkan yang dapat
Patient safety incident mengakibatkan cedera pada pasien.

Kejadian Sentinel Suatu KTD yang mengakibatkan kematian


Sentinel event atau cedera yang serius.
DEFINISI-DEFINISI / ISTILAH-ISTILAH
Kejadian yang mengakibatkan cedera pasien
Kejadian Tidak Diharapkan akibat melaksanakan atau tidak
Adverse event melaksanakan tindakan yang seharusnya
diambil.

KTD Tidak Dapat Dicegah KTD akibat komplikasi yang tidak dapat
Unpreventable adverse event dicegah dengan pengetahuan mutakhir.

Kejadian Nyaris Cedera Suatu kesalahan yang dapat mencederai


Near miss pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi.
Kesalahan dalam proses asuhan medis yang
Kesalahan Medis mengakibatkan/berpotensi mengakibatkan
Medical error cedera pasien.

Setiap Kejadian yang tidak disengaja dan


Insiden Keselamatan Pasien tidak diharapkan yang dapat
Patient safety incident mengakibatkan cedera pada pasien.

Kejadian Sentinel Suatu KTD yang mengakibatkan kematian


Sentinel event atau cedera yang serius.
• Utah & Colorado : 2,9%
KTD  6,6% meninggal.

• New York : 3,7% KTD 


13,6% meninggal.

• Angka kematian akibat


KTD pada pasien rawat
inap di seluruh Amerika :
44.000-98.000/tahun
dari 33,6 juta/tahun.

• WHO (2004)  KTD di


Amerika, Inggris,
Denmark, & Australia
antara 3,2 – 16,6&.
1. Masalah patient safety
merupakan isu global.
2. Di negara maju, 1
diantara 10 pasien
mengalami cedera (harm)
akibat dirawat di RS.
3. Risiko infeksi nosokomial
di negara berkembang
mencapai 20x dari
negara maju.
4. 1,4 juta orang di RS
mengalami infeksi
nosokomial akibat higiene
tangan yang kurang.
5. 50% perlatan medis di
negara berkembang tidak
dapat digunakan,
prosedur diagnostik
standar tidak dapat
dilakukan.
6. 1,3 juta kematian/tahun
akibat suntikan tidak
aman sehingga penularan
infeksi melalui darah.
7. Di negara berkembang,
50% kejadian tidak
diinginkan yang dapat
dicegah terjadi pada
prosedur pembedahan.
8. Kerugian akibat kurang
memperhatikan patient
safety antara US$ 6-29
miliar/tahun.
9. Risiko pasien mengalami
cedera di pelayanan
kesehatan 1:300.
10.Pasien pernah mengalami
cedera terus berjuang
dengan WHO untuk
patient safety.
1. Patient safety
2. Worker safety
3. Keselamatan bangunan
& peralatan.
4. Green productivity
5. Keselamatan ‘bisnis’

Kelima hal tersebut


terkait mutu dan citra
rumah sakit.
1. UU No. 29/2004 tentang Praktik Kedokteran.
2. UU No. 36/2009 tentang Kesehatan.
3. UU No. 44/2009 pasal 43 tentang RS.
4. PP No. 32/1996 tentang Tenaga Kesehatan.
5. Kepmenkes No. 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar
Pelayanan RS.
6. Kepmenkes No. 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal RS.
7. Permenkes No. 1691/Menkes/PER/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien RS.
• World Alliance for Patient Safety
Setiap negara anggota diminta
mengaplikasikan Patient Safety dan
mengumpulkan data mengenai KTD.
• Forward Program for Patient Safety
(2004 – 2006 – 2008).
1. Clean Care is Safer Care.
2. Safe Surgery Saves Lifes.
3. Antimicrobial Resistance.
4. Patients for Patient Safety.
5. Research on Patient Safety.
• Mencuci tangan sesuai
standar :
– Air mengalir dan sabun yang
digosokkan selama 15 – 20
detik.
– Menggunakan 7 langkah.
– Bisa menggunakan alternatif
sementara : Handsrub dengan
alkohol-glicerin.
SEBELUM ANESTESI :

• Konfirmasi:
•Identitas pasien
•Lokasi pembedahan
•Prosedur
•Informed Consent

•Lokasi Pembedahan sudah ditandai/Not applicable

•Safety Check Anestesi telah dilakukan

•Pulse Oximeter sudah terpasang dan berfungsi

•Apakah pasien mempunyai:


•Riwayat Allergi Tidak/Ya
•Risiko aspirasi/kesulitan bernafas Tidak/Ya
•Risiko kehilangan darah > 500 cc Tidak/Ya
(pada anak2 > 7cc/kgBB)
Bila salah satu jawaban ya: Peralatan/cairan adekuat tersedia
SEBELUM INSISI PADA KULIT :

•Konfirmasi seluruh anggota tim telah memperkenalkan diri dengan perannya

•Ahli Bedah, Ahli anestesi dan perawat secara verbal konfirmasi nama pasien, lokasi
pembedahan dan prosedur yang akan dilakukan

•Dilakukan antisipasi kejadian kritis :


Ahli Bedah : Langkah kritis atau tidak terduga, waktu operasi dan kemungkinan
kehilangan darah
Ahli anestesi : Hal khusus yang mengkhawatirkan
Perawat : Konfirmasi sterilitas alat, masalah dengan peralatan dan hal lain yang
mengkhawatirkan

•Apakah telah diberikan antibiotik dalam 60 menit terakhir? Ya/Tidak

•Apakah alat monitoring esensial terpasang dan berfungsi


SEBELUM PASIEN MENINGGALKAN RUANG OPERASI

Perawat mengkonfirmasi pada tim secara verbal


Nama prosedur yang tercatat
Penghitungan instrumen, gauze dan jarum sudah lengkap
Penjelasan pemberian label pada spesimen (termasuk nama pasien)
Adanya masalah peralatan yang perlu dapat perhatian (kateter dll)

Seluruh tim membahas masalah utama dalam pemulihan dan pengelolaan pasien
• Peraturan dan pengawasan penggunaan obat
secara rasional.
• Pengawasan penggunaan obat di sektor
peternakan dan pertanian.
• Meningkatkan penelitian.
• Surveillans.
• Pencegahan Infeksi.
• Keselamatan juga harus merupakan
tanggung jawab pasien itu sendiri
• Edukasi pasien dan keluarga
– Selalu jujur kepada dokter.
– Ikut mengawasi dan mengingatkan petugas
kesehatan.
• Belum ada data mengenai KTD apalagi Near Miss, tetapi
tuntutan malpraktek meningkat.
• Visi KKI :
– Terwujudnya Dokter Profesional Yang Melindungi Pasien
(2015).
• Pencanangan Gerakan Keselamatan Pasien Rumah Sakit oleh
Menkes pada tanggal 21 Agustus 2005.
• 2007: Deklarasi Jakarta: Pasien untuk Keselamatan Pasien.
• Panduan Nasional Keselamatan Pasien RS (edisi 2 – 2008).
Patient Safety - AS 21
• Upaya RS :
– Penerapan Standar
Pelayanan
– Quality Assurance
– Total Quality
Management
– Continuous Quality
Improvement
– Clinical Governance
– ISO
– Akreditasi, dsb.
– Sistem Rumah Sakit yang membuat asuhan
pasien lebih aman.
– Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan
suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil.
• Pengendalian
Infeksi
• Pelayanan
Klinik
• Safety Culture
• Pencatatan dan
pelaporan
• Peningkatan
pelayanan
• Penanganan tertunda/terlambat.
• Masalah diagnosis.
• Masalah pemberian obat.
• Salah tindakan.
• Kecelakaan : pasien jatuh.
• Clinical governance yang kurang.
• Terciptanya budaya keselamatan pasien di RS.
• Meningkatnya akuntabilitas RS terhadap
pasien dan masyarakat.
• Menurunnya KTD.
• Terlaksananya program pencegahan – tidak
terjadi pengulangan KTD.
1. Perhatikan nama dan rupa obat mirip (Look-
alike, Sound alike Medication Names).
2. Pastikan identitas pasien.
3. Komunikasi secara benar saat serah
terima/pengoperan pasien.
4. Pastikan tindakan benar pada sisi tubuh yang
benar.
5. Kendalikan cairan elektronik pekat.
6. Pastikan akurasi pemberian obat pada
pengalihan pelayanan.
7. Hindari salah kateter dan salah sambung
selang (tube).
8. Gunakan alat injeksi sekali pakai.
9. Tingkatkan kebersihan tangan untuk
pencegahan infeksi nosokomial.
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan
keluarga
3. Kesinambungan
pelayanan
4. Penggunaan metoda
peningkatan kinerja
untuk evaluasi
5. Peran
kepemimpinan
6. Pendidikan staf
7. Peningkatan
komunikasi
• Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien.
• Pimpin dan dukung staf RS.
• Integrasikan aktifitas pengelolaan risiko.
• Kembangkan sistem pelaporan.
• Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien.
• Belajar dan berbagi pengalaman tenatang keselamatan
pasien.
• Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan
pasien.
• Patient safety termasuk salah satu unsur
dalam pertimbangan etika suatu penelitian :
– Respect for person
– Informed consent
– Safety
– Confidentiality
International Patient Safety Goals
(IPSG)
STANDAR IPSG/ SKP
IPSG 1 • Identifikasi pasien secara benar.

• Meningkatkan komunikasi yang efektif.


IPSG 2 • 2.1. Meningkatkan pelaporan hasil kritis uji diagnostik.
• 2.2. Melakukan komunikasi serah terima pasien.

• Meningkatkan keamanan penggunaan obat yang


IPSG 3 membutuhkan kewaspadaan tinggi.
• 3.1. Mengelola penggunaan elektrolit pekat dengan aman.

• Memastikan operasi dengan lokasi yang benar, prosedur


yang benar dan pasien yang benar.
IPSG 4 • 4.1. Melakukan time out sebelum operasi untuk
memastikan lokasi/sisi, prosedur, dan pasien yang benar.

• Mengurangi risiko infeksi akibat pelayanan di rumah sakit


IPSG 5 melalui kebersihan tangan.
IPSG 6 • Mengurangi risiko pasien cedera karena jatuh.
Standard IPSG 1.
Identifikasi Pasien Secara Benar

Rumah Sakit mengembangkan


dan mengimplementasikan
proses untuk meningkatkan
ketepatan dalam
mengidentifikasi pasien.

- Memastikan pasien adalah individu yang benar yang


akan mendapatkan pelayanan atau pengobatan .
- Memastikan pelayanan atau pengobatan yang benar
yang akan diberikan pada pasien.
Identifikasi Pasien Berisiko

Gelang risiko :
Merah : Pasien dengan risiko alergi
Kuning : Pasien dengan risiko jatuh
Ungu : Pasien DNR (Do Not Resuscitate)
Abu-abu : Pasien dengan pemasangan implant radio aktif
Putih : Keterbatasan ekstremitas.
Standard IPSG. 2.
Meningkatkan Komunikasi Efektif

Rumah Sakit
mengembangkan dan
mengimplementasikan
proses untuk
meningkatkan keefektifan
komunikasi verbal dan
atau dengan telepon antar
tenaga kesehatan.
New Standard
Standard IPSG 2.1.
Meningkatkan Pelaporan Hasil Kritis Uji Diagnostik.

Rumah sakit
mengembangkan dan
mengimplementasikan
proses dalam melaporkan
hasil kritis tes diagnosis.
DPJP, bila tidak bisa,
Petugas Laboratorium hubungi dokter/
Petugas Radiologi HASIL KRITIS perawat ruangan
Yang merekam EKG Dokter/ perawat penerima
pesan : Catat tanggal, jam,
Catat tanggal, jam, nama penelepon dengan TBaK
nama yang dihubungi,
nama penelepon
PPDS/ Perawat ruangan
Penyampaian yg menerima pesan : 15
hasil sesuai menit I melapor ke DPJP
SPO

TINDAKAN
15 menit II :
DPJP
Ka IGD 15 menit IV :
15 menit III :
Ka ICU Divisi /
Divisi /
DMK Konsulen jaga
Konsulen jaga
New Standard
Standard IPSG 2.2.
Melakukan komunikasi serah terima pasien.

Rumah sakit
mengembangkan dan
mengimplementasikan
proses komunikasi
serah terima pasien.
1. Melaporkan kondisi pasien kritis kepada DPJP/serah
terima pasien kritis, menggunakan teknik SBAR (Situation
- Background – Assessment – Recommendation).

2. Ketika menerima pesan verbal/per telepon menerapkan


TBaK  Tulis Baca Konfirmasi/write down read back
confirmation.
Situasi
Saya menelpon tentang (nama pasien, umur, dan lokasi)
Masalah yang ingin disampaikan adalah :
S Tanda-tanda vital:
TD: __/__, Nadi: ___, Pernapasan: ___, dan Suhu: ___
Saya khawatir tentang :
Background/ Latar Belakang
Status mental pasien :
B Kulit/ Ekstremitas :
Pasien memakai/ tidak memakai oksigen
Assessment/ Penilaian
Masalah yang saya pikirkan adalah :

A Masalahnya tampaknya adalah : jantung, infeksi, neurologis, respirasi


Saya tidak yakin apa masalahnya tapi pasien memburuk.
Pasien tampaknya tidak stabil dan cenderung memburuk.
Kita perlu melakukan sesuatu, Dok.
Rekomendasi
Apakah (katakan apa yang ingin disarankan).
R Apakah diperlukan pemeriksaan tambahan:
Jika ada perubahan tatalaksana, tanyakan:
Standard IPSG 3.
Meningkatkan Keamanan Penggunaan Obat yang
Membutuhkan Kewaspadaan Tinggi (High Alert
Medications).
Setiap satelit farmasi, ruang rawat, poliklinik harus memiliki
daftar obat high alert dan panduan penanganan obat high
alert.
Setiap tenaga kesehatan harus mengetahui penanganan khusus
untuk obat high alert.
Obat high alert harus disimpan di tempat terpisah, akses
terbatas, diberi label yang jelas.
High
OBAT HIGH ALERT Alert

NO KELAS TERAPI NAMA GENERIK


1 ELEKTROLIT PEKAT KALIUM KLORIDA 7,46%; NATRIUM KLORIDA 3%
2 ELEKTROLIT NATRIUM BIKARBONAT 8,4% 25 ML
3 ANESTETIK UMUM
(INHALASI DAN IV) DESFLURANE, PROPOFOL, SEVOFLURAN

4 ANTINEOPLASTIK, SEMUA
PARENTERAL DAN ORAL
5 OBAT YANG ANTI THROMBIN III, ATEPLASE, ENOKSAPARIN
MEMPENGARUHI DARAH NATRIUM, FONDAPARINUX, HEPARIN NATRIUM,
NADROPARIN, PARNAPARIN, STREPTOKINASE,
UROKINASE, WARFARIN
6 ANTIDIABETIK INSULIN
PARENTERAL
7 VASOKONSTRIKTOR EPINEFRIN , NOREPINEFRIN BITARTRAT
8 PENGHAMBAT ATRAKURIUM BESILAT, PANKURONIUM BROMIDA,
NEUROMUSKULAR ROKURONIUM BROMIDA, VEKURONIUM BROMIDA
Standard IPSG 3.1.
Mengelola Penggunaan Elektrolit Pekat dengan Aman.
KEBIJAKAN UNTUK PENYIMPANAN ELEKTROLIT PEKAT:
1. Elektrolit pekat tidak boleh disimpan di ruang perawatan kecuali di kamar
operasi jantung dan unit perawatan intensif (ICU).
2. Ruang perawatan yang boleh menyimpan elektrolit pekat harus
memastikan bahwa elektrolit pekat disimpan di lokasi dengan akses
terbatas bagi petugas yang diberi wewenang. Obat diberi penandaan
yang jelas berupa stiker “High Alert”.
BENTUK
NO NAMA GENERIK NAMA DAGANG KEKUATAN
SEDIAAN
1 KALIUM KLORIDA INJEKSI OTSU-KCL 7.46 7.46% 25 ML
(7.46% POTASSIUM
CHLORIDE
INJECTION)
2 NATRIUM KLORIDA > INJEKSI OTSU-SALIN 3 (3% 3% 500 ML
0.9% SODIUM CHLORIDE)
Natrium klorida 3%
Kolf 500 ml

Kalium klorida 7,46%


ampul 25 ml
Instruksi lisan hanya diperbolehkan dalam keadaan
emergensi.

Dokter memeriksa kelengkapan dan ketepatan


resep : indikasi, ketepatan obat, dosis, rute
pemberian.
High
PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT Alert

 Pisahkan obat high alert dari obat


lain sesuai dengan Daftar Obat High
Alert.

 Tempelkan stiker merah bertuliskan


“High Alert” pada setiap obat high alert.

 Berikan selotip merah pada


sekeliling tempat penyimpanan obat
high alert yang terpisah dari obat lain.

 Simpan obat sitostatika dan obat


narkotik secara terpisah dari obat high
alert lainnya.
Sound Alike Look Alike Drugs
Standard IPSG 4.
Memastikan Operasi dengan Lokasi yang Benar,
Prosedur yang Benar dan Pasien yang Benar.
Proses utama pada
Prosedur yang perlu Protokol Universal :
komunikasi aktif untuk 1. Penandaan lokasi operasi
di ruang rawat, paling
mencegah terjadinya : lambat ditandai yaitu
sesampainya pasien di
ruang penerimaan OK
1. Kesalahan lokasi dan melibatkan pasien oleh
sisi prosedur. operator/PPDS senior.
2. Kesalahan prosedur. 2. Proses verifikasi pra
operasi/prosedur invasif.
3. Prosedur pada pasien 3. Proses time out yg
yang tidak tepat. dilakukan sesaat sebelum
operasi/prosedur invasif
dimulai.
Standard IPSG 4.1.
Melakukan Time Out Sebelum
Operasi untuk Memastikan
Lokasi/Sisi, Prosedur, dan Pasien
yang Benar.
Standard IPSG 5.
Mengurangi Risiko Infeksi Akibat Pelayanan di Rumah
Sakit Melalui Kebersihan Tangan.

1. Dokter melakukan hand hygiene pada saat “Five


Moment”.
2. Mengimplementasikan program kebersihan diri yang
efektif.
3. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
4. Mengimplementasikan etika batuk dan bersin di rumah
sakit.
Standard IPSG 6.
Menurunkan Risiko Cedera karena Jatuh.

Rumah Sakit
mengembangkan dan
mengimplementasikan
suatu pendekatan
untuk mengurangi
risiko pasien cedera
karena jatuh.
Form penilaian risiko jatuh:
1. Humpty Dumpty : untuk pasien 12 – 18
tahun
2. Morse Falls Scale : pasien dewasa > 18 dan <
60 tahun.
3. Penilaian pasien usia lanjut : usia 60 tahun ke
atas.
4. Modifikasi Get Up & Go Test : Pasien Poliklinik
dan IGD.

Pasien di bawah 12 tahun dan pasien intensive


care dinilai berisiko tinggi jatuh dan
ditatalaksana sesuai panduan.
Intervensi Risiko Tinggi Jatuh
1. Pakaikan gelang risiko jatuh berwarna
kuning.
2. Pasang tanda risiko jatuh segitiga warna
kuning pada bed pasien.
3. Lakukan Intervensi jatuh standar.
4. Pasang standing akrilik edukasi jatuh.
5. Pasien ditempatkan dekat nurse station.
6. Memastikan Handrail terpasang dan kokoh.

Anda mungkin juga menyukai