Anda di halaman 1dari 34

KONSEP KESELAMATAN

PASIEN
DI RUMAH SAKIT
DIREKTORAT PELAYANAN KESEHATAN
RUJUKAN

Disampaikan Pada Acara “Workshop Keselamatan Pasien


Bagi Karyawan Baru Di RS, Palu 15 Nopember 2017
OUTLINE
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
PELAYANA
N TINDAKAN
KESEHATA MEDIS
N

 Hampir setiap tindakan medik menyimpan potensi resiko.


 Banyaknya jenis obat, jenis pemeriksaan dan prosedur,
jumlah pasien dan staf RS yang cukup besar  potensial
bagi terjadinya kesalahan medis.
 Dalam kenyataannya masalah medical error 
mencerminkan fenomena gunung es  terdeteksi
umumnya adalah adverse event yang ditemukan secara
kebetulan saja. Sebagian besar yang lain cenderung tidak
dilaporkan, tidak dicatat, atau justru luput dari perhatian.
KESALAHAN KLINIS/MEDIS
YANG SERING TERJADI (1/2)
1. Kesalahan obat  Cara memberikan obat yang
salah/memberikan obat yang salah/salah orang
2. Kesalahan Identifikasi pasien
3. Kesalahan prosedur saat operasi/ Tindakan
keperawatan /Tindakan medis yang
didelegasikan.
4. Pencatatan tindakan pembedahan
5. Melaksanakan praktek tidak kompeten (bukan
kewenangannya)
6. Pasien jatuh
KESALAHAN KLINIS/MEDIS
YANG SERING TERJADI (2/2)

7. Pasien luka/terbakar (Kompres hangat,


Kauter)
8. Terkait dengan teknologi : Cidera karena
kesalahan/
Kerusakan alat
9. Healthcare Associated Infections (HAIs)
10.Salah interpretasi data atau gejala
(Swanburg, 1991)
di dunia: diperkirakan 1juta kematian
pasien meninggal karena kesalahan
penanganan yang dapat dicegah

AS: sampai 1.000.000 kematian


yang dapat dicegah/tahun

Eropa: 150 kematian yang dapat


dihindari/minggu
INDONESIA- BERAPA DATA KEMATIAN
YANG DAPAT DICEGAH?---- DATA (-)

Sumber: WHO
MENGAPA PATIENT SAFETY PENTING?
 Isu kesehatan global yang serius
 Patient Centeredness
 Tidak boleh ada pasien menderita cedera yang dapat
dicegah
 Medical error  meningkatkan biaya atas kesehatan
 Tuntutan kasus malpraktek meningkat.
 Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap
pelayanan
 Mencegah konflik (blamming) antara dokter/petugas
kesehatan/pasien
DASAR HUKUM
Keselamatan Pasien Dalam UU
No.44 thn 2009 Tentang Rumah Sakit
Asas & Tujuan (Pasal 2) : RS diselenggarakan
berasaskan Pancasila dan didasarkan kpd nilai
kemanusiaan, etika & profesionalitas, manfaat,
keadilan, persamaan hak & anti diskriminasi,
pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien,
serta mempunyai fungsi sosial.
Tujuan (Pasal 3 ayat b) : memberikan perlindungan
terhadap keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan
RS dan SDM di RS
Kewajiban RS (Pasal 29 ayat b) : memberi
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti
diskriminasi & efektif dgn mengutamakan
kepentingan pasien sesuai standar pelayanan RS.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI
NO. 1691/MENKES/PER/VIII/2011 TENTANG
KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan
pasien lebih aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

15
PATIENT SAFETY
(Panduan Nasional Keselamatan Pasien di RS)

 Suatu sistem membuat asuhan pasien lebih aman.


 Mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
 Termasuk asesmen risiko; identifikasi dan pengelolaan hal
yang berhubungan dengan risiko pasien; pelaporan dan
analisis insiden; kemampuan belajar dari insiden dan
tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko.
TUJUAN PATIENT SAFETY
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien
di rumah sakit
2. Meningkatnya akutanbilitas rumah sakit
terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya Kejadian Tidak Diharapkan
(KTD) Di Rumah Sakit.
4. Terlaksananya program-program
pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan.
PERMENKES tentang Keselamatan Pasien
NO.1691/MENKES/PER/VIII/2011
 BAB I : KETENTUAN UMUM
 BAB II : ORGANISASI
 BAB III : STANDAR KESELAMATAN PASIEN
 BAB IV : SASARAN KESELAMATAN PASIEN RS
 BAB V : PENYELENGGARAAN KESELAMATAN
PASIEN RS
 BAB VI : PELAPORAN INSIDEN, ANALISIS DAN
SOLUSI
 BAB VII : PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
 BAB VIII : KETENTUAN PERALIHAN
 BAB IX : KETENTUAN PENUTUP
BAB I : KETENTUAN UMUM
 Keselamatan pasien rumah sakit
 Insiden keselamatan pasien/insiden  setiap kejadian
yang tidak disengaja dan kondisi yang berpotensi
mengakibatkan cedera pada pasien yang dapat dicegah,
terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian
Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Tidak Cedera (KTC) dan
Kejadian Potensial Cedera.
 Pelaporan insiden keselamatan pasien/pelaporan
insiden  suatu sistem untuk mendokumentasikan
laporan insiden keselamatan pasien, analisis dan solusi
untuk pembelajaran.
 Menteri  menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kesehatan.
BAB II : ORGANISASI
MENTERI MEMBENTUK KOMITE NASIONAL KESELAMATAN
PASIEN RUMAH SAKIT.
Komite Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit merupakan
organisasi nonstruktural dan independen.
Keanggotaan Komite Nasional Keselamatan Pasien Rumah
Sakit berjumlah 11 (sebelas) orang yang terdiri dari unsur
Kementerian Kesehatan, asosiasi perumahsakitan, dan pakar
perumahsakitan.
Komite Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit dibantu
oleh sekretariat.
Komite Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit mempunyai
tugas memberikan masukan dan pertimbangan kepada Menteri
dalam rangka penyusunan kebijakan nasional dan peraturan
keselamatan pasien rumah sakit.
BAB III : STANDAR KESELAMATAN
PASIEN
 Standar I. Hak pasien
 Standar II. Mendidik pasien dan keluarga
 Standar III. Keselamatan pasien dan kesinambungan
pelayanan
 Standar IV. Penggunaan metoda-metoda peningkatan
kinerja untuk melakukan evaluasi dan program
peningkatan keselamatan pasien
 Standar V. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan
keselamatan pasien
 Standar VI. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
 Standar VII. Komunikasi merupakan kunci bagi staff
untuk mencapai keselamatan pasien
BAB IV : SASARAN KESELAMATAN PASIEN RS
 Setiap Rumah Sakit wajib
mengupayakan pemenuhan Sasaran
Keselamatan Pasien.
 Sasaran Keselamatan Pasien meliputi
tercapainya hal-hal sebagai berikut:
 Ketepatan Identifikasi pasien;
 Peningkatan komunikasi yang efektif;
 Peningkatan keamanan obat yang
perlu diwaspadai;
 Kepastian tepat-lokasi, tepat-
prosedur, tepat-pasien operasi;
 Pengurangan risiko infeksi terkait
pelayanan kesehatan; dan
 Pengurangan risiko pasien jatuh.
BAB V : 7 LANGKAH
KESELAMATAN PASIEN
BAB VI. PELAPORAN INSIDEN, ANALISIS
DAN SOLUSI
 Sistem pelaporan insiden dilakukan di internal rumah sakit
dan kepada Komite Nasional Keselamatan Pasien RS.
 Pelaporan insiden ke Komite Nasional Keselamatan Pasien
Rumah Sakit hanya untuk Kejadian Tidak Diharapkan (KTD),
KNC dan KTC, dilakukan setelah analisis dan mendapatkan
rekomendasi dan solusi dari TKPRS.
 Sistem pelaporan insiden ke Komite Nasional Keselamatan
Pasien Rumah Sakit harus dijamin keamanannya, bersifat
rahasia, anonim (tanpa identitas), tidak mudah diakses oleh
yang tidak berhak.
 Pelaporan insiden ditujukan untuk menurunkan angka
kejadian yang tidak diharapkan dan mengoreksi sistem
dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien dan tidak
untuk menyalahkan orang (non blaming).
lanjutan…
 Setiap insiden harus dilaporkan secara internal kepada
TKPRS dalam waktu paling lambat 2x24 jam.
 TKPRS melakukan analisis dan memberikan
rekomendasi serta solusi atas insiden yang dilaporkan
 TKPRS melaporkan hasil kegiatannya kepada kepala
rumah sakit.
 Rumah sakit harus melaporkan insiden, analisis,
rekomendasi dan solusi Kejadian Tidak Diharapkan
(KTD) secara tertulis kepada Komite Nasional
Keselamatan Pasien Rumah Sakit sesuai format laporan
 Komite Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit
melakukan pengkajian dan memberikan umpan balik
(feedback) dan solusi atas laporan yang dimaksud secara
nasional
BAB VII. PEMBINAAN DAN
PENGAWASAN
 Dalam rangka pembinaan dan pengawasan,
Menteri, Pemerintah Daerah Propinsi dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dapat
mengambil tindakan administratif kepada
rumah sakit terhadap pelanggaran ketentuan
berupa:
– teguran lisan;
– teguran tertulis; atau
– penundaan atau penangguhan perpanjangan
izin operasional.
Sasaran Internasional Keselamatan Pasien (SIKP)
International Patient Safety Goals (IPSG)
– SIKP 1.Mengidentifikasi pasien dengan benar
– SIKP 2.Meningkatkan komunikasi yang efektif
– SIKP 3.Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus
diwaspadai
– SIKP 4.Memastikan lokasi pembedahan yang benar,
prosedur yang benar, pasien yang benar
– SIKP 5. Mengurangi risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan
– SIKP 6. Mengurangi risiko cedera pasien akibat jatuh
MONITORING DAN EVALUASI
 RUMAH SAKIT
Pimpinan Rumah sakit melakukan monitoring dan evaluasi
pada unit-unit kerja di rumah sakit, terkait dengan
pelaksanaan keselamatan pasien di unit kerja
 PROPINSI
Dinas Kesehatan Propinsi dan PERSI Daerah melakukan
monitoring dan evaluasi pelaksanaan Program Keselamatan
Pasien Rumah Sakit di wilayah kerjanya
 PUSAT
1. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit melakukan
monitoring dan evaluasi pelaksanaan Keselamatan Pasien
Rumah Sakit di rumah sakit-rumah sakit.
2. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan minimal satu tahan satu
kali.
SISTEM PENCACATAN DAN
PELAPORAN PADA PATIENT SAFETY
 RUMAH SAKIT
1. Setiap unit kerja di RS mencatat semua kejadian terkait dengan keselamatan
pasien (Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Diharapkan dan Kejadian
Sentinel) pada formulir yang sudah disediakan oleh rumah sakit.
2. Setiap unit kerja di RS melaporkan semua kejadian terkait dengan keselamatan
pasien (Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Diharapkan dan Kejadian
Sentinel) kepada Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit pada formulir yang sudah
disediakan oleh RS.
3. Tim Keselamatan Pasien RS menganalisis akar penyebab masalah semua kejadian
yang dilaporkan oleh unit kerja
4. Berdasarkan hasil analisis akar masalah maka Tim Keselamatan Pasien RS
merekomendasikan solusi pemecahan dan mengirimkan hasil solusi pemecahan
masalah kepada Pimpinan RS.
5. Pimpinan RS melaporkan insiden dan hasil solusi masalah ke Komite Keselamatan
Pasien Rumah Sakit (KKPRS) setiap terjadinya insiden dan setelah melakukan
analisis akar masalah yang bersifat rahasia.
lanjutan…
 PROPINSI
Dinas Kesehatan Propinsi dan PERSI Daerah menerima produk-produk dari
Komite Keselamatan Rumah Sakit

 PUSAT
1. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) merekapitulasi laporan dari
rumah sakit untuk menjaga kerahasiaannya
2. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) melakukan analisis yang
telah dilakukan oleh rumah sakit
3. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) melakukan analisis laporan
insiden  bekerjasama dengan rumah sakit pendidikan dan rumah sakit yang
ditunjuk sebagai laboratorium uji coba keselamatan pasien rumah sakit
4. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) melakukan sosialisasi hasil
analisis dan solusi masalah ke Dinas Kesehatan Propinsi dan PERSI Daerah,
rumah sakit terkait dan rumah sakit lainnya.
1. KESADARAN ( awareness ) yang aktif dan
konstan tentang adanya potensi timbulnya
kesalahan.

2. TERBUKA dan ADIL ( open and fair ), artinya


berbagi informasi secara terbuka dan
bebas,perlakuan yang adil terhadap staf
waktu terjadi insiden.

3. PENDEKATAN SISTEM ( systems approach )


terhadap keselamatn,artinya semua insiden
juga dikaitkan dengan sistem ditempat
individu tsb. bekerja.
KESIMPULAN
1. Perlu membangun budaya Keselamatan Pasien
2. Menitik beratkan sasaran keselamatan pasien &
mutu pelayanan yang diberikan
3. Menyediakan lingkungan yg aman & efisien
sehingga meminimalisasi risiko cidera.
4. Menciptakan budaya mau belajar dari laporan
insiden keselamatan pasien

Anda mungkin juga menyukai