Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN

(TOR)

METODE PELAPORAN
INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
(INCIDENT REPORT)

GROUP

RUMAH SAKIT UMUM


RACHMA HUSADA

Jl. Parangtritis Km. 16 Patalan, Jetis, Bantul


Telp. (0274) 6460091, 7459464, Fax (0274) 6460089
Email rsurachmahusada@yahoo.com
KERANGKA ACUAN
(TOR)

METODE PELAPORAN
INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
(INCIDENT REPORT)
RUMAH SAKIT UMUM RACHMA HUSADA

I. PENDAHULUAN

Pelayanan kesehatan pada dasarnya adalah untuk menyelamatkan pasien.


Namun dengan semakin berkembangnya ilmu dan teknologi pelayanan kesehatan,
khususnya di rumah sakit menjadi semakin kompleks dan berpotensi terjadinya
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) apabila tidak dilakukan dengan hati-hati.

Di rumah sakit terdapat ratusan macam obat, ratusan tes dan prosedur, banyak
alat dengan teknologinya, bermacam jenis tenaga profesi dan non profesi yang siap
memberikan pelayanan pasien 24 jam terus menerus. Keberagaman dan kerutinan
pelayanan tersebut apabila tidak dikelola dengan baik dapat terjadi KTD.
Mengingat keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan masyarakat maka
pelaksanaan program keselamatan pasien rumah sakit perlu dilakukan. Oleh karena
itu diperlukan acuan yang jelas untuk melaksanakan keselamatan pasien tersebut.
Dalam pelaksanaan keselamatan pasien, RS perlu dilakukan pencatatan mengenai
pelaporan insiden keselamatan pasien (incident report).

II. LATAR BELAKANG.

Di Indonesia tahun 2005 PERSI (Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia)


mendirikan KKPRS (Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit). Menteri Kesehatan
Siti Fadillah Supari bersama PERSI (Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia) dan
KKPRS mencanangkan Gerakan Keselamatan Pasien Rumah Sakit pada Seminar
Nasional PERSI pada Agustus 2005 di Jakarta KKPRS kemudian menerbitkan
panduan untuk RS berjudul Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah
Sakit.

Langkah utama dan pertama adalah membangun kesadaran akan nilai


keselamatan pasien, menciptakan kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil.
Kemudian para pemimpin harus mendukung staf, membangun komitmen dan fokus
pada keselamatan pasien. Selanjutnya, integrasikan aktivitas pengelolaan risiko,
kembangkan sistem serta proses pengelolaan risiko. Juga lakukan identifikasi dan
asesmen hal yang potensial bermasalah.
Setelah itu, mengembangkan sistem pelaporan dari staf, dan RS mengatur
pelaporan kepada KKPRS. Untuk itu perlu melibatkan dan berkomunikasi dengan
pasien. Dan .belajar serta berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien. Terakhir
adalah mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien.

Pada 2006, KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit) Depkes menerbitkan


Standar Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Ada tujuh standar, yakni Hak pasien;
Mendidik pasien dan keluarga; Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan;
Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien; Peran kepemimpinan dalam
meningkatkan keselamatan pasien; Mendidik staf tentang keselamatan pasien;
Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.

Sistem keselamatan pasien telah membawa paradigma baru kedalam asuhan


pasien di RS. Sekarang ini di RS ada mekanisme pelaporan insiden. Kemudian
dilakukan analisis, pembelajaran, dan mencari solusi untuk mencegah KTD timbul
lagi. Keterlibatan, komunikasi terhadap pasien untuk , pemberdayaan mereka dan
menjelaskan hak serta kewajibannya berserta keluarganya.. Ini mendorong
keterbukaan dalam manajemen RS, khususnya terhadap pasien.

Rumah Sakit Rachma husada dalam upaya mempertahankan Akreditasi RS


pada 5 Pelayanan Dasar dan sesuai dengan visi dan misinya wajib melaksanakan
kegiatan Keselamatan Pasien Rumah Sakit.

III. TUJUAN UMUM & KHUSUS.

A. Tujuan Umum

Menurunnya insiden keselamatan pasien (KTD dan KNC) dan meningkatnya


mutu pelayanan dan keselamatan pasien.

B. Tujuan Khusus

1. Terlaksananya sistem pelaporan dan pencatatan insiden keselamatan


pasien rumah sakit

2. Diketahui penyebab insiden keselamatan pasien sampai pada akar


masalah

3. Didapatkannya pembelajaran untuk perbaikan asuhan kepada pasien

IV. KEGIATAN POKOK & RINCIAN KEGIATAN.

A. Kegiatan Pokok.

Insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau situasi yang dapat
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang tidak seharusnya
terjadi.
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan
yang mengakibatkan cedera pada pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil, dan bukan karena penyakit
dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau
bukan kesalahan medis karena tidak dapat dicegah.

Kejadian Nyaris Cedera (KNC) adalah suatu kejadian akibat melaksanakan


suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil yang dapat
mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi, karena keberuntungan karena
pencegahan, atau peringanan.

Pelaporan insiden keselamatan pasien atau incident report merupakan


pelaporan tertulis setiap KTD atau KNC yang menimpa pasien atau kejadian lain
yang menimpa keluarga pengunjung, maupun pegawai yang terjadi di rumah sakit.

B. Rincian Kegiatan
Pencatatan Incident report yang terdapat di RS antara lain:
1. Ketidaklengkapan pengisian data Informed consent
2. Ketidaklengkapan pengisian catatan medis
3. Kesalahan penulisan identitas pasien
4. Sample tertukar
5. Sample rusak karena salah penyimpanan
6. Salah obat dan salah orang
7. Pasien Dekubitus
8. Pasien Flebitis (infeksi jarum infus)
9. Pasien jatuh dari tempat tidur
10. Pasien terpleset.

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN.

1. Setiap unit kerja memiliki formulir incident report untuk mencatat setiap
kejadian.

2. Apabila ada kejadian dicatat pada formulir incident report oleh petugas
yang menemukan kejadian.

3. Direkturunit pada masing-masing unit kerja melakukan pemantauan secara


administratif terhadap pencatatan incident report setiap minggunya untuk
mengetahui apakah ada suatu kejadian tidak diharapkan yang terjadi pada
unitnya.

4. Apabila ada kejadian Ka unit akan melakukan pelaporan kepada Komite


Keselamatan Pasien Rumah Sakit untuk menindaklanjuti kejadian tersebut.

5. Setiap bulannya dilakukan rekapitulasi terhadap data incident report untuk


mengetahui jumlah kejadian tidak diharapkan yang terjadi di rumah sakit.

6. Hasil rekapitulasi incident report dilaporkan kepada Direktur melalui


Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
Apabila ada suatu kasus, mekanisme pelaporannya adalah sebagai
berikut :

1. Apabila terjadi suatu insiden (kejadian nyaris cedera/kejadian tidak


diharapkan), segera ditindaklanjuti (dicegah/ditangani) untuk mengurangi
dampak/akibat yang tidak diharapkan.

2. Setelah ditindaklanjuti, segera buat laporan insidennya dengan mengisi


formulir laporan insiden pada akhir jam kerja/shift kepada atasan langsung.

3. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit bersama-sama dengan Ketua


Bidang yang bersangkutan melakukan analisa terhadap data incident report
apabila terjadi suatu kejadian.

4. Direktur Bidang terlapor memeriksa laporan dan melakukan grading risk


terhadap insiden yang dilaporkan.

5. Hasil grading akan menentukan bentuk investigasi dan analisis yang akan
dilakukan sebagai berikut :

a. Grade biru: investigasi sederhana oleh atasan langsung, waktu


maksimal 1 minggu

b. Grade hijau: investigasi sederhana oleh atasan langsung, waktu


maksimal 2 minggu

c. Grade kuning: investigasi komprehensif/analisis akar


masalah/RCA oleh Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit, waktu
maksimal 45 hari.

d. Grade merah: investigasi komprehensif/analisis akar


masalah/RCA oleh Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit, waktu
maksimal 45 hari.

6. Setelah selesai melakukan investigasi sederhana, laporan hasil investigasi


dan laporan insiden dilaporkan ke Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit.

7. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit akan menganalisis kembali hasil


investigasi dan laporan insiden untuk menentukan apakah perlu dilakukan
investigasi lanjutan (RCA) dengan melakukan regrading.

8. Untuk grade kuning/merah, Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit


akan melakukan analisis akar masalah (Root Cause Analysis/RCA).

9. Setelah melakukan RCA, Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit akan


membuat laporan dan rekomendasi untuk perbaikan serta pembelajaran berupa
petunjuk atau safety alert untuk mencegah kejadian yang sama terulang lagi.

10. Hasil RCA, rekomendasi dan rencana kerja dilaporkan kepada Direktur.
11. Rekomendasi untuk perbaikan dan pembelajaran diberikan umpan balik
kepada unit kerja terkait.

12. Laporan hasil investigasi sederhana/analisis akar masalah/RCA yang


terjadi pada pasien dilaporkan oleh Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit
dan mengetahui Direktur kepada Komite Keselatan Pasien Rumah Sakit (KKP-
RS) PERSI dengan mengisi formulir laporan insiden keselamatan pasien.

VI. SASARAN.

Semua Unit Kerja di Rumah Sakit Rachma Husada

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN 2011.

Kegiatan J P M A M J J A S O N D
Persiapan
Str Org
Pelaksa Sop/Kebijakan
naan
Sosialisasi
Evaluasi
Pelaporan

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA

1. Setiap bulannya Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit membuat laporan


kejadian/kasus yang terjadi pada seluruh unit kerja.

2. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit melakukan analisa data terhadap


kasus yang terjadi bersama-sama dengan unit kerja yang bersangkutan.

3. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit melakukan evaluasi terhadap


pelaksanaan pencatatan incident report maupun evaluasi terhadap kasus atau
kejadian tidak diharapkan yang terjadi di rumah sakit.

IX. PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN


Pelaporan insiden keselamatan pasien atau incident report merupakan
pelaporan tertulis setiap KTD atau KNC yang menimpa pasien atau kejadian lain
yang menimpa keluarga pengunjung, maupun pegawai yang terjadi di rumah sakit
dilaksanakan oleh Komite Keselamatan Pasien Rumah sakit umum Rachma Husada
(KKPRS RSU Rachma Husada).

Bantul, 15 Maret 2011


Ketua Komite KPRS
RSU Rachma Husada.

Dr. Eko Cahyadi


NIK. 11.09-D.004

Anda mungkin juga menyukai