Anda di halaman 1dari 65

K3RS

ZAENAL ABIDIN, S.Kep., Ns., M.Kep


DATA dan FAKTA
a. Secara Global :
WHO : Dari 35 juta pekerja kesehatan :
• 3 juta terpajan Patogen Darah
(2 juta HBV, 0,9 juta HBC dan 170,000 terpajan
HIV/AIDS).
• Dapat terjadi : 15,000 HBC, 70,000 HBB &
1000 kasus HIV.
• 8–12 % pekerja Rumah Sakit, sensitif
terhadap lateks.
b. Di luar negeri :
• USA : 5000 petugas kesehatan per tahun terinfeksi Hep. B,
47 positif HIV
• 600.000–1.000.000/th luka tusuk jarum (diperkirakan lebih
dari 60% tidak dilaporkan).
b. Staf wanita Rumah Sakit yang terpajan gas anestesi 
abortus spontan  kelainan kongenital (RS Ontario
terhadap 8.032 orang, th 1981-1985).
• 41% perawat RS mengalami cedera tulang belakang akibat
kerja (occupational low back pain), (Harber P et al,1985).
c. Indonesia :
•Low Back Pain didapat pada 83.3% pekerja. Penderita
terbanyak usia 30-49 th : 63.3 %. (instalasi bedah
sentral di RSUD di Jakarta 2006).
•65.4% petugas pembersih suatu RS di Jakarta 
Dermatitis Kontak Iritan Kronik Tangan (2004).
•KAK mencapai 38-73 % dari total petugas kesehatan
(Joseph, 2005-2007)
•Gangguan mental emosional 17,7% pada perawat di
suatu RS di Jakarta
DASAR HUKUM K3RS
• UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan
kerja
• Permenkes 66 Tahun 2016 TENTANG
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
RUMAH SAKIT
• SNARS edisi 1
• MFK
• •PPI5
• •KKS8.2
KESELAMATAN KERJA
• Keselamatan Kerja adalah upaya yang
dilakukan untuk mengurangi terjadinya
kecelakaan, kerusakan dan segala bentuk
kerugian baik terhadap manusia, maupun
yang berhubungan dengan peralatan,
obyek kerja, tempat bekerja, dan
lingkungan kerja, secara langsung dan
tidak langsung
(PERATURAN MENTERI KESEHATAN
TENTANG KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA RUMAH SAKIT NO 66
TAHUN 2016)
KESEHATAN KERJA
• Kesehatan Kerja adalah upaya peningkatan dan
pemeliharaan derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jabatan,
pencegahan penyimpangan kesehatan yang
disebabkan oleh kondisi pekerjaan, perlindungan
pekerja dari risiko akibat faktor yang merugikan
kesehatan, penempatan dan pemeliharaan pekerja
dalam suatu lingkungan kerja yang mengadaptasi
antara pekerjaan dengan manusia dan manusia
dengan jabatannya.
• (PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA RUMAH
SAKIT NO 66 TAHUN 2016
K3RS

• Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah


Sakit yang selanjutnya disingkat K3RS adalah
segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi keselamatan dan kesehatan bagi
sumber daya manusia rumah sakit, pasien,
pendamping pasien, pengunjung, maupun
lingkungan rumah sakit melalui upaya
pencegahan kecelakan kerja dan penyakit
akibat kerja di rumah sakit
• (PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA RUMAH SAKIT NO 66 TAHUN 2016
UU No.23 Th 1992 ttg Kesehatan, Pasal 23 :

“Upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus


diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya
tempat kerja yang mempunyai risiko bahaya
kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau
mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang”
Latar Belakang K3 RS

•Tuntutan terhadap mutu pelayanan Rumah


Sakit semakin meningkat.
•RumahSakit mempunyai karakteristik khusus
antaralain banyak menyerap tenaga kerja
(laborintensive),padat modal & padat
teknologi.
•SDM Rumah Sakit ,pasien, pendamping
pasien,pengunjung,maupun lingkungan
Rumah Sakit harus mendapatkan
perlindungan dari gangguan kesehatan dan
kecelakaan.
Tujuan
• Tujuan umum
Terwujudnya penyelenggaraan K3RS secara optimal,
efektif,efisien dan berkesinambungan.
• Tujuankhusus
•Menciptakan tempat kerja yang sehat,selamat,aman
dan nyaman bagi sumber daya manusia RumahSakit,
pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun
lingkungan Rumah Sakit sehingga proses pelayanan
berjalan baik dan lancar.
•Mencegah timbulnya Kecelakaan Akibat Kerja
(KAK),Penyakit Akibat Kerja(PAK), penyakit menular dan
penyakit tidak menular bagi seluruh sumber daya
manusia Rumah Sakit.
Sasaran & Ruang Lingkup
• Sasaran
1.Pimpinan dan manajemen Rumah Sakit
2.SDM Rumah Sakit
3.Pasien
4.Pengunjung/pengantar pasien
• Ruang Lingkup
1.SMK3 Rumah Sakit
2.Standar Pelaksanaan K3RS
3.Pendidikan dan Pelatihan
5 Prinsip SMK3 RS
• Penetapan kebijakan K3RS
• Perencanaan K3RS;
• Pelaksanaan rencana K3RS;
• Pemantauan dan evaluasi kinerja K3RS
• Peninjauan&peningkatan kinerja K3RS
Kebijakan K3 Rumah Sakit
•Kebijakan K3RS ditetapkan oleh Top
Manajemen
•Top manajemen berkomitmen untuk:
–Merencanakan
–Melaksanakan
–Meninjau
–Meningkatkan pelaksanaan K3RS
–Mematuhi seluruh Pe rUU yg berlaku
•Kebijakan K3RS harus tertulis,dittd oleh top
manajemen.
•Kebijakan K3RS disosialisasikan dan dipahami
oleh seluruh SDMRS
Pelaksanaan Rencana K3RS
Adapun pelaksanaan K3RS meliputi:
1.Manajemen risiko K3RS;
2.Keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit;
3.Pelayanan Kesehatan Kerja;
4.Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun(B3) dari
Aspek keselamatan dan Kesehatan Kerja;
5.Pencegahan dan pengendalian kebakaran;
6.Pengelolaan prasarana Rumah Sakit dari Aspek
keselamatan dan Kesehatan Kerja;
7.Pengelolaan peralatan medis dari Aspek keselamatan
dan Kesehatan Kerja;dan
8.Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau
bencana.
MANFAAT K3RS
1. RS:
a. Meningkatkan mutu pelayanan.
b. Mempertahankan kelangsungan operasional RS.
c. Meningkatkan citra RS.
2. Karyawan RS :
a. Melindungi karyawan dari Penyakit Akibat Kerja (PAK).
b. Mencegah terjadinya Kecelakaan Akibat Kerja (KAK).
3. Pasien dan pengunjung :
a. Mutu layanan yang baik
b. Kepuasan pasien dan pengunjung.
BAHAYA/HAZARD
• Bahaya (Hazard) adalah faktor intrinsik
yang melekat pada sesuatu (bisa pada
barang ataupun suatu kegiatan maupun
kondisi)
• Bahaya ini akan tetap menjadi bahaya
tanpa menimbulkan dampak/konsekuensi
ataupun berkembang menjadi accident bila
tidak ada kontak (exposure) dengan
manusia.
JENIS BAHAYA
1. Primary Hazards 2. Secondary Hazard
•Bahaya Fisik Bahaya yang muncul
sebagai akibat terjadinya
•Bahaya Kimia interaksi antara
komponen-komponen
•Bahaya Biologi pekerjaan.
•Bahaya Psikososial
•Bahaya Ergonomi Interaksi ini sering kita
sebut sebagai pekerjaan/
sistem kerja.
MACAM MACAM BAHAYA DI RUMAH SAKIT
Bahaya Fisik Radiasi pengion, radiasi non-pengion, suhu panas, suhu dingin, bising,
getaran, pencahayaan
Bahaya Kimia Ethylene Oxide, Formaldehyde, Glutaraldehyde, Ether, Halothane,
Etrane,Mercury, Chlorine
Bahaya Biologi Virus (misal : Hepatitis B, Hepatitis C, Influenza, HIV), Bakteri (misal : S.
Saphrophyticus, Bacillus sp., Porionibacterium sp., H.Influenzae,
S.Pneumoniae, N.Meningitidis, B.Streptococcus, Pseudomonas), Jamur
(misal : Candida) dan Parasit (misal : S. Scabiei)
Bahaya Ergonomi Cara kerja yang salah, diantaranya posisi kerja statis, angkat angkut
pasien, membungkuk, menarik, mendorong
Bahaya Psikososial Kerja shift, stress beban kerja, hubungan kerja, post traumatic

Bahaya Mekanik Terjepit, terpotong, terpukul, tergulung, tersayat, tertusuk benda


tajam
Bahaya Listrik Sengatan listrik, hubungan arus pendek, kebakaran, petir, listrik statis

Kecelakaan Diantaranya kecelakaan benda tajam


Limbah RS Limbah medis (jarum suntik,vial obat, nanah, darah) limbah non medis,
limbah cairan tubuh manusia (misal : droplet, liur, sputum)
BAHAYA di TEMPAT KERJA

Safety Hazards/ Health Hazards/


KAK PAK
• Hasil dari kecelakaan berupa • Kondisi kerja yang
cidera pada pekerja. mengakibatkan sakit pada
pekerja.
• Berhubungan dengan buruknya
sistem keselamatan atau kondisi • Seringkali dalam bentuk
peralatan kerja yang berbahaya. hubungan antara paparan dan
penyakit.
KECELAKAAN AKIBAT
KERJA
• HAZARD
BAHAYA POTENSIAL YANG TELAH ADA
• DANGER
PELUANG BAHAYA SUDAH TAMPAK
• RISK
PREDIKSI TINGKAT KEPARAHAN BILA TERJADI BAHAYA
• INSIDENT
MUNCULNYA KEJADIAN YANG BAHAYA
• ACCIDENT
KEJADIAN BAHAYA YANG DISERTAI ADANYA KORBAN
DAN/ATAU KERUGIAN
KECELAKAAN AKIBAT KERJA (KAK)

Definisi:
🞆 PerMen Tenaga Kerja Nomor 03/Men/98 : Suatu
kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula
yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta
benda.
🞆 Departemen Tenaga Kerja RI :
Suatu kejadian yang tiba-tiba atau yang tidak
disangka-sangka dan tidak terjadi dengan sendirinya akan
tetapi ada penyebabnya.
CIDERA AKIBAT KECELAKAAN KERJA

• Heinrich et al. (1980) adalah patah, retak, cabikan, dan sebagainya yang
diakibatkan oleh kecelakaan.
• Bureau of Labor Statistics, U.S. Department of Labor (2008) menyatakan bahwa
bagian tubuh yang terkena cidera dan sakit terbagi menjadi:
🞆 Kepala; mata.
🞆 Leher.
🞆 Batang tubuh; bahu, punggung.
🞆 Alat gerak atas; lengan tangan, pergelangan tangan, tangan selain jari, jari tangan.
🞆 Alat gerak bawah; lutut, pergelangan kaki, kaki selain jari kaki, jari kaki.
🞆 Sistem tubuh.
🞆 Banyak bagian.
KLASIFIKASI CIDERA KAK

Keparahan Cedera KAK:


a.Fatality : Kematian
b.Loss Time Injury : Kehilangan waktu kerja
c.Loss Time Day : Kehilangan hari kerja
d.Restricted duty : Pembatasan tugas
e.Medical Treatment Injury : KAK yang ditangani ke Dokter/RS
f.First aid injury : KAK ringan
g.Non Injury Incident : Insiden tanpa korban

(Standar Australia-AS (1990))


FAKTOR PENYEBAB KAK
a. Manusia :
Dipengaruhi oleh pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/psikis.
b. Material :
Memiliki sifat dapat mempengaruhi kesehatan
atau keselamatan pekerja.

UNSAFE ACT (80 %) and


UNSAFE CONDITION (20%)
c. Sumber bahaya yaitu:
Terjadi karena metode kerja yang salah, keletihan/kecapekan,
sikap kerja yang tidak sesuai dan sebagainya;
d. Faktor yang dihadapi, misalnya kurangnya
pemeliharaan/perawatan mesin/peralatan sehingga tidak
bisa bekerja dengan sempurna.
TEORI PENYEBAB KAK

Teori Domino:
• Kecelakaan hasil dari serangkaian kejadian yang berurutan.
• Penyebabnya adalah faktor manusia dan faktor fisik.
TEORI PENYEBAB KAK

Teori Bird & Loftus :


Kesalahan bukan pada manusia/pekerja
semata, melainkan lebih menyoroti pada bagaimana
MANAJEMEN
lebih mengambil peran dalam melakukan pengendalian
agar tidak terjadi kecelakaan.
ANALISIS KECELAKAAN KERJA
Analisis Kecelakaan Kerja berguna untuk mengetahui:
1.Penyebab kecelakaan kerja.
2.Akibat kecelakaan kerja.
3.Langkah-langkah pencegahannya.

Penyebab Kecelakaan Kerja :


•Perbuatan berbahaya.
1.Keadaan berbahaya.

Tujuan Analisis Kecelakaan Kerja :


1. Untuk menjawab pertanyaan ”mengapa kecelakaan dapat terjadi”,
2. Sehingga dapat ditentukan ”bagaimana mencegah agar kecelakaan
sejenis tidak terjadi”
PENYAKIT AKIBAT KERJA
(PAK)
PENGERTIAN PAK

Adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja,


bahan, proses maupun lingkungan kerja

“Man Made Disease,,


Gangguan kesehatan baik jasmani maupun rohani yang
ditimbulkan ataupun diperparah karena aktivitas kerja atau
kondisi yang berhubungan dengan pekerjaan
(Hebbie Ilma Adzim, 2013)
PENGERTIAN PAK

• KepPres RI No 22 Th 1993 :
Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan
atau lingkungan kerja.
• Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No 333/1989 :
Penyakit Akibat Kerja ditemukan/didiagnosa
saat pemeriksaan kesehatan berkala,
ditetapkan oleh dokter, dengan dasar
pemeriksaan klinis dan pemeriksaan kondisi
lingkungan kerja.
PAK
WHO tahun 1999 menemukan bahwa kasus penyakit
akibat kerja yang paling :

1. Penyakit muskuloskeletal (48%),


2. Penyakit Paru Obstruksi Kronik (11%),
3. Gangguan kesehatan mental (10%),
4. Tuli akibat bising (9%), dan
5. Keracunan pestisida (3%).
PENYEBAB PAK

a. Golongan fisik :
Bising, radiasi, suhu ekstrim, tekanan udara, vibrasi,
penerangan
b. Golongan kimiawi :
Semua bahan kimia dalam bentuk debu, uap, gas, larutan,
kabut
c. Golongan biologik :
Bakteri, virus, jamur, dll
d. Golongan fisiologik/ergonomik :
Desain tempat kerja, beban kerja.
e. Golongan psikososial :
Stres psikis, monotomi kerja, tuntutan pekerjan
A. FAKTOR FISIK

Penyebab:
1) Suara tinggi atau bising  ketulian.
2) Temperature atau suhu tinggi  Hyperpireksi,
Miliaria, Heat Cramp, Heat Exhaustion, dan Heat
Stroke.
3) Radiasi infra merah  Katarak.
4) Ultraviolet  konjungtivitis
5) Radio aktif : alfa/beta/gama/X  gangguan sel tubuh
manusia
A. FAKTOR FISIK
Pencegahannya:
1)Pengendalian cahaya.
2)Pengaturan ventilasi dan penyediaan air minum
3) Pengaturan jadwal kerja yang sesuai.
4) Pelindung mata untuk sinar laser.
5) Filter untuk mikroskop.
B. FAKTOR KIMIA

• Bentuk : zat padat, cair, gas, uap/partikel.


• Masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernafasan, saluran pencernaan,
kulit dan mukosa.
• Akut dan secara kronis.
• Efek terhadap tubuh: iritasi, alergi, korosif, asfiksia, keracunan sistematik,
kanker, kerusakan/kelainan janin, dll
B. FAKTOR KIMIA

Pencegahannya:
1) Material Safety Data Sheet (MSDS)
2) Menggunakan karet isap (rubber
bulb) atau alat vakum
3) Penggunaan APD dengan tepat dan
benar
4) Hindari penggunaan lensa kontak
C. FAKTOR BIOLOGI

Penyebab:
❖ Viral Disease : Rabies, Hepatitis
❖ Fungal Disease : Anthrax, Leptospirosis,
Brucellosis, TBC, Tetanus
❖ Parasitic Disease: Ancylostomiasis,
Schistosomiasis

Dokter Rumah Sakit risiko 2-3 X


C. FAKTOR BIOLOGI
Pencegahannya:
1) Pelatihan dasar ttg kebersihan, epidemilogi, dan desinfeksi.
2) Pemeriksaan kesehatan pekerja.
3) Good Laboratory Practice.
4) Sterilisasi dan desinfeksi spesimen secara benar.
5) Pengelolaan limbah infeksius dengan benar.
6) Menggunakan kabinet keamanan biologis yang sesuai.
7) Kebersihan diri dari petugas.
D. FAKTOR ERGONOMI/FISIOLOGI

🞆Akibat dari cara kerja, posisi kerja, alat kerja,


lingkungan kerja, dan kontruksi yang salah.
🞆Efek terhadap tubuh: kelelahan fisik, nyeri otot,
deformirtas tulang, perubahan bentuk, dislokasi, dan
kecelakaan.

To fit the Job to the Man and


to fit the Man to the Job
E. FAKTOR PSIKOLOGI
Akibat :
1.Organisasi kerja :
Tipe kepemimpinan, hubungan kerja, komunikasi, keamanan, dll
2.Tipe kerja
Monoton, berulang-ulang, kerja berlebihan,, kerja shift, dan
terpencil.

STRESS !!!!!!
E. FAKTOR PSIKOLOGI
Contoh faktor psikososial  stress :
1.Pelayanan emergency dan menyangkut hidup mati pasien.
2.Pelayanan tepat dan cepat disertai dg kewibawaan dan
keramahan-tamahan.
3. Pekerjaan yang monoton.
• Hubungan kerja yang kurang serasi antara pimpinan dan bawahan atau
sesama teman kerja.
1.Beban mental karena menjadi panutan bagi mitra kerja.
DIAGNOSIS PAK

7 langkah diagnostik PAK:


1) Tentukan diagnosis klinis.
2) Tentukan pajanan yang dialami oleh tenaga kerja selama ini.
3) Tentukan apakah pajanan memang dapat menyebabkan penyakit
tersebut.
4) Tentukan apakah jumlah pajanan yang dialami cukup besar untuk dapat
mengakibatkan penyakit tersebut.
5) Tentukan apakah ada faktor-faktor lain yang mungkin dapat
mempengaruhi
6) Mencari adanya kemungkinan lain yang dapat merupakan penyebab
penyakit.
7) Membuat keputusan apakah penyakit tersebut disebabkan oleh
pekerjaannya.
Diagnostik PAK
Ciri-ciri PAK :

1. Hubungan spesifik antara pajanan dengan penyakit.


2. Fakta bahwa frekwensi kejadian penyakit pada populasi
pekerja lebih tinggi daripada pada masyarakat umum.
3. Penyakit Akibat Kerja dapat dicegah dengan melakukan
tindakan preventif di tempat kerja.
Identifikasi PAK
LANGKAH-LANGKAH :
•Mapping pajanan di tempat kerja dan pekerjaan.
•Kenali gangguan kesehatan yang mungkin timbul (berdasarkan
evidence based).
•Konsultasi ke dokter, yang mengerti tentang proses pelayanan di RS.
•Diagnosis Okupasi pada pekerja dilakukan oleh dokter yang
kompeten, untuk tahu:
– Penyakit Akibat Kerja (termasuk work related diseases)
– Penyakit Diperberat oleh pekerjaan
– Bukan Penyakit Akibat Kerja
PENCEGAHAN PAK

Tips mencegah PAK :


1) Memakai APD secara tepat, benar dan teratur.
2) Mengenali resiko pekerjaan dan cegah supaya tidak terjadi
lebih lanjut
3) Segara konsultasi ke dokter apabila terjadi luka/penyakit
yang berkelanjutan
PENCEGAHAN PAK
a. Pencegahan Pimer – Healt Promotion
 Perilaku kesehatan
 Kontrol faktor bahaya di tempat kerja
 Perilaku kerja yang baik
 Olahraga
 Gizi
PENCEGAHAN PAK

b. Pencegahan Skunder – Specifict Protection


 Pengendalian melalui perundang-undangan
 Pengendalian administratif/organisasi: rotasi/pembatas jam kerja
 Pengendalian teknis: subtitusi, isolasi, alat pelindung diri (APD)
 Pengendalian jalur kesehatan imunisasi
PENCEGAHAN
c. Pencegahan Tersier
PAK
 Pemeriksaan kesehatan pra-kerja
 Pemeriksaan kesehatan berkala
 Pemeriksaan lingkungan secara berkala
 Surveilans
 Pengobatan segera bila ditemukan gangguan pada pekerja
 Pengendalian segera ditempat kerja
PENCEGAHAN PAK

a. Pemeriksaan Sebelum Penempatan


• Pemeriksaan fisik lengkap;
• Rontgen paru-paru;
• Laboratorium rutin;
• Pemeriksaan lain yang dianggap perlu;
• Pemeriksaan yang sesuai kebutuhan
PENCEGAHAN PAK
b. Pemeriksaan Kesehatan Berkala
• Meliputi :
–Pemeriksaan fisik lengkap
–Rontgen paru-paru
–Laboratorium rutin
–Pemeriksaan-pemeriksaan lain yang dianggap perlu;

•Minimal tiap 1 tahun


• Difokuskan pada organ dan sistem tubuh tertentu sesuai
kemungkinan PAK-nya
Job Safety Analysis
(J.S.A)
JOB SAFETY ANALYSIS (JSA):
“Tata cara atau metode untuk meneliti bahaya yang ada dalam setiap
langkah kerja, kemudian mencari metode untuk melenyapkan atau
mengurangi bahaya tersebut.”
Fungsi JSA :

• Mengkaji ulang (review) Prosedur Kerja agar setiap


pekerjaan yg berbahaya & beresiko kecelakaan dapat
memiliki Prosedur Kerja yg Aman (Safe Work Procedure).
• Pengembangan Prosedur untuk Instruksi Penugasan.
• Pelatihan Keselamatan bagi pekerjalainnya.
Langkah-langkah JSA

Langkah 1 :
Amati langsung pekerjaan yang sedang dianalisis.
Langkah 2:
Uraikan proses pekerjaan tersebut menjadi
tahapan-tahapan yang detil.
Langkah 3:
Identifikasi bahaya dari setiap tahapan.
Langkah 4:
Rekomendasikan pengendalian bahaya.
Langkah 1:

1. Pengamatan dapat dilakukan dengan beberapa cara:


• Diamati secara langsung dan dicatat.
• Direkam dengan video dan kemudian dipelajari.
• Difoto setiap tahapan proses.
• Dibuat sketsa urutan pekerjaan.
2. Membuat catatan-catatan penting dalam setiap
pengamatan.

SOP Membantu Pengamatan


Langkah 2 :

1. List tahapan kerja sesuai urutan tahapan pekerjaan.


2. Jelaskan tindakan yang dilakukan dalam setiap tahapan.
3. Jangan terlalu detil dan jangan pula terlalu ringkas.
4. Aturan umum jangan melebihi 10 kata.
Langkah 3:
Strategi Identifikasi Bahaya:
•Berjalan mengililingi area kerja dan melihat potensi sumber bahaya.
•Bertanya dan berdiskusi dengan pekerja di unitkerja
•Cari referensi melalui literatur atau website.
•Pengecekan terhadap MSDS atau Technical Data sheet dari
bahan-bahan kimia atau peralatan yang digunakan.
•Lihat kembali catatan kecelakaan kerja atau near miss yang pernah terjadi
•Jangan lupa terhadap risiko atau bahaya jangka panjang terhadap
kesehatan.
•Gunakan What-if scenario untuk setiap tahapan.
Langkah 4:

Apabila bahaya tidak bisa dihilangkan atau diturunkan maka


dilakukan metode kontrol untuk menurunkan bahaya sampai
pada tingkat risiko yang dapat diterima.

Hirarki metode kontrol bahaya adalah:


•Eliminasi
•Substitusi
•Kontrol rekayasa
•Kontrol administratif
•Alat Pelindung Diri
Job Safety Analysis
JOB : DATE : ANALYSIS By :
JOB TITLE : SUPERVISOR : REVIEWED By :
DEPARTEMENT SECTION : Approved By :
REQUIRED PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT :
JOB STEP SEQUENCE POTENTIAL ACCIDENT RECOMMENDATION
Job Safety Observation
(J.S.O)
Pengamatan SDM dalam melaksanakan pekerjaan aspek K3
Meliputi :
1.Penilaian resiko bahaya
2.Penilaian cara kerja yang tidak aman
3.Penilaian cara kerja yang aman
4.Melakuan koreksi
5.Memberi penghargaan cara kerja yang aman
• TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai