Anda di halaman 1dari 30

KESELAMATAN KESEHATAN

KERJA DI RUMAH SAKIT

PIMPINAN,TENAGA MEDIS,PERAWAT,DAN TENAGA


NON MEDIS MERUPAKAN SUBYEK YANG HARUS
PEDULI DAN TANGGAP TERHADAP KUALITAS
PELAYANAN JASA RUMAH SAKIT YANG PERLU
BEKERJA SECARA PROFESIONAL.
⚫Lingkungan kerja di rumah sakit baik fisik maupun
nonfisik berupa kondisi fisik ruang kerja dan kondisi
sosial psikologis di lingkungan rumah sakit ditata
dengan baik agar mendukung pada upaya
pencapaian standar pelayanan rumah sakit yang
kemudian akan berdampak pula terhadap
produktivitas kerja
Pekerja rumah sakit:

⚫Merupakan kelompok masyarakat dan sumberdaya


potensial yang harus dibina agar produktif dan
berkualitas.
⚫Banyak pula pekerja rumah sakit yang terpapar 🡪
dampak negatif 🡪 derajat kesehatan.
⚫Bila pekerja rumah sakit tidak diantisipasi dengan
baik 🡪 dampak negatif terhadap keselamatan dan
kesehatan kerja.
Produktivitas kerja rendah:

⚫Akan berdampak pula terhadap pelayanan kesehatan


yang diberikan oleh rumah sakit.
⚫Sewajarnyalah masyarakat pekerja rumah sakit
menjadi sasaran prioritas program keselamatan dan
kesehatan kerja.
Beberapa istilah:

1. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu


upaya untuk menekan atau mengurangi risiko
kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang pada
hakikatnya tidak dapat dipisahkan antara
keselamatan dan kesehatan.
2. Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyerasian
antara kapasitas kerja,beban kerja dan lingkungan
kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat
tanpa membahayakan diri dan masyarakat .
3. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang
berkaitan dengan alat kerja, bahan kerja, proses
pengolahan, tempat kerja dan lingkungannya serta
cara-cara melakukan pekerjaan.
4. Kecelakaan adalah kejadian yang tak terduga (tak
ada unsur kesengajaan) dan tak diharapkan(karena
disertai kerugian materiil maupun penderitaan dari
ringan sampai berat)
Pokok-pokok kebijakan K3 RS

1. Syarat-syarat K3 RS
RS agar memperhatikan syarat-syarat K3 RS
dengan memperhatikan ancaman bahaya potensial
seperti bahaya biologi,kimia,ergonomi ,ancaman
bahaya psikososial,keselamatan dan kecelakaan
kerja di rumah sakit
2. Pembinaan, pelaksanaan, pengawasan K3 RS:
⚪ melakukan pemeriksaan kesehatan awal, khusus, berkala
⚪ pemberian paket penanggulangan anemia
⚪ pengaturan kerja bergilir, pendidikan, latihan
⚪ pelaksanaan upaya penanggulangan bahaya potensial
⚪ pelaksanaan cara kerja yang baik
⚪ pengorganisasian dan pembagian tugas yang jelas
3. Self care masyarakat pekerja RS
Perilaku dan sikap para pekerja yang tidak sesuai
dengan prinsip kesehatan 🡪 mempengaruhi status
kesehatan pekerja 🡪 perlu langkah-langkah
mengubah perilaku pekerja
Keadaan dan masalah K3 RS

⚫Kinerja (performance) dari pekerja merupakan


resultante dari tiga komponen kesehatan dan
keselamatan kerja yaitu:
-kapasitas kerja
-beban kerja 🡪 serasi 🡪 kesehatan kerja 🡪
-lingkungan kerja produktivitas baik.

dan sebaliknya 🡪 penyakit, kecelakaan 🡪


produktivitas menurun
Beban kerja

⚫Sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan, RS


beroperasi 24 jam 🡪 kerja bergilir dan tugas malam
⚫Pekerja malam, terjadi perubahan bioritmik (irama
tubuh) 🡪 kelelahan
⚫15-20% gangguan tidur 🡪 gangguan pencernaan
⚫Wanita sebagai tenaga kerja mempunyai masalah
yang tak mudah diatasi
⚫Masih ada yang bekerja di beberapa RS
Lingkungan kerja

⚫Kondisi lingkungan kerja di masa mendatang 🡪


serba mekanik, otomatis, kimiawi 🡪 kesehatan
⚫Masyarakat pekerja RS, berhubungan dengan
berbagai bahaya potensial 🡪 dampak negatif
terhadap keselamatan dan kesehatan, yang pada
akhirnya🡪produktivitas kerja
Kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di RS

⚫Kecelakaan kerja di RS
ada beberapa bahaya potensial untuk terjadinya
kecelakaan kerja: kebakaran, bahan-bahan
radioaktif, cedera pada punggung karena
mengangkat pasien, pekerjaan menyuntik,
terpeleset, terjatuh
⚫Penyakit akibat kerja, umumnya berkaitan dengan
faktor biologi (kuman patogen berasal dari pasien),
faktor kimia (antiseptik pada kulit, gas anestesi),
faktor ergonomi (cara duduk yang salah, cara
mengangkat pasien yang salah), faktor fisik dalam
dosis kecil dan terus menerus (panas pada kulit,
radiasi pada sistem reproduksi/pemroduksi darah),
faktor psikososial (ketegangan di kamar bedah,
UGD, bangsal penyakit jiwa)
Tempat kerja risiko tinggi di RS

⚫Central supply
⚫Food service
⚫Housekeeping
⚫Laundry
⚫Maintenance enginering
⚫Office areas
⚫Patient care areas (nursing service)
⚫Pharmacy
⚫Laboratories
⚫Surgical services
Gangguan Kesehatan dan penyakit

⚫Kanker
⚫Gangguan Pendengaran
⚫Gangguan Muskuloskeletal
⚫Reproduksi
⚫Kejiwaan
World Health Organization:

5-10 % pekerja di negara berkembang dan


20 % di negara industri yang memperoleh
“PELAYANAN KESEHATAN KERJA”
Rumah Sakit

⚫Institusi pelayanan kesehatan masyarakat yang


memerlukan banyak:
MODAL,TEKNOLOGI dan MEMERLUKAN
TENAGA MANUSIA.
Alat dan bahan-bahan obat berbahaya bagi
KESEHATAN untuk DIAGNOSTIC, TERAPI,
REHABILITASI banyak dipakai.
Akibatnya tenaga kesehatan akan terpengaruh
HARUS MENDAPAT PERHATIAN KHUSUS.
Kepada siapa pelayanan keselamatan
dan kesehatan kerjaditerapkan?
⚫Pasien
⚫Pengunjung Rumah Sakit
⚫Pemberi pelayanan kesehatan
⚫Pelaksana dan pengelola Rumah Sakit
Bahaya potensial di RUMAH SAKIT

1. Golongan BIOLOGI:
⚫ Bakteri
⚫ Jamur
⚫ Parasit
⚫ Virus
🡪Hepatitis B virus,
🡪Mycobacterium tuberculosis
🡪HIV
2. Golongan Ergonomi
Menyesuaikan biologi manusia dengan lingkungan
kerjanya
Misalnya tata cara angkat dan angkut benda
maupun manusia/pasien, posisi tenaga kerja
berdiri lama dalam jangka waktu lama,
sistem pencahayaan yang tidak optimal
3. Golongan Kimia 🡪 toksik dan iritasi
Misalnya obat-obatan, pelarut, gas
4. Golongan Psikologi 🡪 situasi yang berakibat
ketegangan 🡪 stress ataupun hubungan kerja
yang tidak baik dan shift kerja yang banyak
bermasalah
5. Golongan Fisika 🡪 bahan-bahan dalam
lingkungan kerja 🡪 gangguan jaringan tubuh
manusia, misalnya radiasi, laser, elektrik
Lokasi kerja di hospital yang mempunyai
bahaya:
1. Poliklinik 🡪 infeksi, alat tajam
2. Ruangan 🡪 infeksi, alat tajam, lama berdiri
3. Radiologi 🡪 infeksi, radiasi, alat angkat
4. Farmasi 🡪 kimia, obat-obatan
5. Laboratorium 🡪 infeksi, bahan kimia
6. Kamar bedah 🡪 infeksi, bahan anestesi
7. Klinik Gigi 🡪 infeksi, elektrik, alat tajam
8. Laundry 🡪 infeksi, deterjen, sampah kimia
9. Dapur 🡪 lantai basah, alat tajam, bising, deterjen
10. Dialisa 🡪 infeksi, kimia
11. Patologi 🡪 bahan pelarut, infeksi
Bagaimana mengendalikannya?

1. ENGINEERING CONTROL
Dengan bantuan teknologi untuk mengisolasi atau
mengeluarkan suatu sisa bahan, misalnya
penggunaan nedleless system dalam upaya
pencegahan luka akibat pemakaian jarum suntik
2. WORK PRACTICE CONTROL
mengurangi kemungkinan terkena akibat kerja
dengan cara:
⚫ Mencuci tangan
⚫ Jangan makan/minum di laboratorium
⚫ Jangan memakai pipet melalui mulut
⚫ Jarum suntik jangan dipegang dengan tangan
3. ADMINISTRATIVE CONTROL
Mengurangi durasi dan frekuensi terkena bahan-
bahan bagi pekerja dalam lingkungan kerja
⚫ Job rotation
⚫ Jadwal bekerja
⚫ Tenaga kerja yang cukup bila bahaya meningkat

Hal ini dilakukan bila engineering control dan


work practice control tidak bisa dilakukan
Di RS Administrative Control yang
sering dianjurkan:

1. Training bagi tenaga kerja


2. Vaksinasi untuk preventif
3. Memperhatikan tenaga kerja;
⚫ apakah beban kerja berlebihan,
⚫ apakah alat yang dipergunakan rusak?
⚫ alat emergensi apakah sudah tersedia?
⚫ apakah tempat cuci tangan sudah cukup?
⚫ menginventarisasi bahan radio aktif
Bila ketiga cara pengendalian tidak bisa
dilakukan, maka:

⚫Dilakukan pemakaian
PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT
berupa pakaian, alat khusus:
SARUNG TANGAN
KACA MATA
EAR PLUG
SEPATU
MASKER
Khusus di Hospital:

1.Jas Laboratorium
2.Rok kerja/Apron
3.Sarung tangan
4.Sepatu karet
5.Kaca mata pelindung
6.Pakaian kedap air
7.Masker.
8.Training.
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai