Anda di halaman 1dari 14

K3 DALAM INDUSTRI FARMASI

KELOMPOK 1 :
1. AINUN SINO
2. ANNISA A. EYATO
3. ASTRIA CAHYATI PAPEO
4. DINDA ANGO
5. AMAD BIKI
6. BAYU SUPRIYANTO
IBRAHIM
Definisi Industri Farmasi dan K3
Industri merupakan aktivitas yang melibatkan tenaga kerja,
alat, metode, biaya dan material serta waktu yang cukup
besar.
Farmasi menurut kamus adalah seni dan ilmu meracik dan
menyerahkan / membagikan obat. Menurut kamuslainnya,
misalnya Webster, farmasi adalah seni atau praktek
penyiapan, pengawetan, peracikan dan penyerahan obat (
Webster’s New Collegiate Dictionary. SpringField,MA, G. & C.
Merriam Co, 1987 ).
Jadi industri farmasi atau perusahaan obat-obatan adalah
perusahaan bisnis komersial yang fokus dalam meneliti,
mengembangkan danmendistribusikanobat, terutama dalam
halkesehatan.
Jadi Industri farmasi adalah aktifitas yang melibatkantenaga kerja, alat,
metode, dan material dimana kegiatan tersebut berhubungan dengan
praktek penyiapan, pengawetan, peracikan, dan penyerahan obat.

Dan dapat diketahui pengertian K3 adalah:


• Promosi dan memelihara deraja tertinggi semua pekerja baik secara fisik,
mental,dan kesejahteraan sosial di semua jenis pekerjaan.
• untuk mencegah penurunan kesehatan kesehatan pekerja yang
disebabkan oleh kondisi pekerjaan mereka.
• Melindungi pekerja pada setiap pekerjaan dari risiko yang timbul dari
faktor-faktor yang dapat mengganggu kesehatan.
• Penempatan dan memelihara pekerja di lingkungan kerja yang sesuai
dengan kondisi fisologis dan psikologis pekerja dan untuk menciptakan
kesesuaian antara pekerjaan dengan pekerja dan setiap orang dengan
tugasnyaIndustri sangat berkaitan dengan faktor K3 didalamnya, dimana
K3 sendiri bertujuan untuk menjaga dan meningkatkan status kesehatan
pekerja pada tingkatyang tinggi dan terbebas dari faktor-faktor di
lingkungan kerja yang dapatmenyebabkan terjadinya gangguan kesehatan.
Standarisasi Perlengkapan K3 di Industri
Farmasi
1. Standarisasi Perlengkapan K3 di Industri
Farmasi telah diatur dalam Undang-Undang
seperti pada Standarisasi Industri lainnya.
Landasan-landasan Hukum K3 yaitu:
LANDASAN HUKUM (Formal)UUD 1945
“Setiap Warganegara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan”,
Identifikasi Masalah Kesehatan dan
Keselamatan Kerja pada Industri dan
Pencegahannya
a. Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja adalah kejadian yang
tidak terduga dan tidak diharapkan.
Kecelakaan di laboratorium Industri Farmasi
dapat berbentuk 2 jenis yaitu :
1. Kecelakaan medis, jika yang menjadi korban
pasien
2. Kecelakaan kerja, jika yang menjadi korban
petugas laboratorium itu sendiri.
Penyakit Akibat Kerja & Penyakit Akibat Hubungan Kerja di
Industri Farmasi
• Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang mempunyai
penyebab yang spesifik atau asosiasi yang kuat dengan
pekerjaan
• Faktor Lingkungan kerja sangat berpengaruh dan berperan
sebagai penyebab timbulnya Penyakit Akibat Kerja.
• Berbeda dengan Penyakit Akibat Kerja, Penyakit Akibat
Hubungan Kerja(PAHK) sangat luas ruang lingkupnya. Menurut
Komite Ahli WHO (1973), PenyakitAkibat Hubungan Kerja
adalah “penyakit dengan penyebab multifaktorial, dengan
kemungkinan besar berhubungan dengan pekerjaan dan
kondisi tempat kerja.
1) Faktor Biologis
Lingkungan kerja pada Pelayanan Kesehatan favorable
bagi berkembang biaknya strain kuman yang resisten,
terutama kuman-kuman pyogenic, colli, bacillidan
staphylococci, yang bersumber dari pasien, benda-
benda yang terkontaminasi dan udara.
Pencegahan :
1. Seluruh pekerja harus mendapat pelatihan dasar tentang kebersihan,
epidemilogidan desinfeksi.
2. Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan
dalamkeadaan sehat badani, punya cukup kekebalan alami untuk bekerja
dengan bahaninfeksius, dan dilakukan imunisasi.
3. Melakukan pekerjaan laboratorium dengan praktek yang benar (Good
LaboratoryPractice)
4. Menggunakan desinfektan yang sesuai dan cara penggunaan yang benar.
5. Sterilisasi dan desinfeksi terhadap tempat, peralatan, sisa bahan infeksius
danspesimen secara benar
6. Pengelolaan limbah infeksius dengan benar
7. Menggunakan kabinet keamanan biologis yang sesuai.
8. Kebersihan diri dari petugas.
• Faktor Kimia
Petugas di laboratorium kesehatan farmasi
yang sering kali kontak dengan bahan kimia
dan obat-obatan seperti antibiotika, demikian
pula dengan solvent yang banyak digunakan
dalam komponen antiseptik, desinfektan
dikenal sebagai zat yang paling karsinogen.
Bahan korosif (asam dan basa) akan
mengakibatkan kerusakan jaringan yang
irreversible pada daerah yang terpapar.
• Pencegahan :
• ”Material safety data sheet” (MSDS) dari seluruh bahan
kimia yang ada untuk diketahui oleh seluruh petugas
laboratorium.
• Menggunakan karet isap (rubber bulb) atau alat vakum
untuk mencegahtertelannyabahan kimia dan
terhirupnya aerosol.
• Menggunakan alat pelindung diri (pelindung mata,
sarung tangan, celemek, jaslaboratorium) dengan
benar
• Hindari penggunaan lensa kontak, karena dapat
melekat antara mata dan lensa
• Menggunakan alat pelindung pernafasan dengan benar
• Faktor Ergonomi
Ergonomi sebagai ilmu, teknologi dan seni
berupaya menyerasikan alat, cara, proses dan
lingkungan kerja terhadap kemampuan,
kebolehan dan batasan manusiauntuk
terwujudnya kondisi dan lingkungan kerja
yang sehat, aman, nyaman dantercapai
efisiensi yang setinggi-tingginya.
• Faktor Fisik
Faktor fisik di laboratorium kesehatan farmasi yang dapat
menimbulkan masalahkesehatan kerja meliputi:
1. Kebisingan, getaran akibat mesin dapat menyebabkan
stress dan ketulian
2. Pencahayaan yang kurang di ruang kamar pemeriksaan,
laboratorium, ruang perawatan dan kantor administrasi
dapat menyebabkan gangguan penglihatan dankecelakaan
kerja
3. Suhu dan kelembaban yang tinggi di tempat kerja
4. Terimbas kecelakaan/kebakaran akibat lingkungan sekitar.
5. Terkena radiasiKhusus untuk radiasi, dengan
berkembangnya teknologi pemeriksaan, penggunaannya
meningkat sangat tajam dan jika tidak dikontrol
dapatmembahayakan petugas yang menangani.
Pencegahan :
• pengendalian cahaya di ruang laboratorium
• Pengaturan ventilasi dan penyediaan air
minum yang cukup memadai
• Menurunkan getaran dengan bantalan anti
vibras
• Pengaturan jadwal kerja yang sesuai.
• Pelindung mata untuk sinar laser
• Filter untuk mikroskop
• faktorPsikososial
Beberapa contoh faktor psikososial di laboratorium
kesehatan farmasi yang dapatmenyebabkan stress :
• Pelayanan kesehatan sering kali bersifat emergency
dan menyangkut hidup matiseseorang. Untuk itu
pekerja di laboratorium kesehatan di tuntut untuk
memberikan pelayanan yang tepat dan cepat disertai
dengan kewibawaan dan keramahan-tamahan
• Pekerjaan pada unit-unit tertentu yang sangat
monoton.
• Hubungan kerja yang kurang serasi antara pimpinan
dan bawahan atau sesamateman kerja.Beban mental
karena menjadi panutan bagi mitra kerja di sektor
formal ataupun informal.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai