Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
PT. Satria Bumikerta Amida Farma adalah perusahan farmasi yang
memproduksi berbagai macam obat dengan berbagai bentuk sediaan,secara
hukum disahkan sejak tanggal 19 Oktober 2005 yang dikeluarkan dari
MenKumHam Republik Indonesia Nomor AHU/- 0016217 AH.01.02 tahun
2016.
PT. Satria Bumikerta Amida Farma juga sudah mendapatkan izin dari
Dapartemen Kesehatan Republik Indonesia sebagai industri farmasi dengan
Nomor HK.07.IF/V/146/14 tertanggal 8 April 2014. Disamping itu PT Satria
Bumikerta Amida Farma juga mendapat sertifikat CPOB dari Badan POM
dengan nomor : 5278/CPOB/A/XII/18 tertanggal 17 Desember 2018,untuk
memproduksi tablet biasa dan tablat salut dan non betalaktam selain itu,
PT.Satria Bumikerta Amida Farma telah mendapat sertifikat Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)
dengan No.660.1/416/LH/05
a. Nama dan Alamat Perusahaan
Nama : PT. Satria Bumikerta Amida Farma
Alamat : JL. Kaligadung-Bumiayu Km 4, Bumiayu, Kab Brebes , Jawa
Tengah , Indonesia
Manajemen Mutu di pabrik Farmasi PT. Satria Bumikerta Amida
Farma dimulai dengan penetapan kebijakan mutu dan arahan penerapan
untuk mencapai kebijakan yang ditetapkan untuk ini disiapkan unsur-
unsur dasar terkait dengan kebijakan tersebut yakni : organisasi yang

1
terstruktur, proses hubungan yang saling menunjang dan terintegrasi
antar dan inter departemen berdasarkan struktur organisasi, prosedur
pelaksanaan kerja yang bersifat standar yang telah mendapatkan
persetujuan dan pengesahan sebelumnya, dan sarana penunjang
(bangunan, fasilitas dan peralatan) dan SDM yang berkompeten
dibidangnya.
B. Tujuan Praktik Kerja Lapangan
 Melatih dan mengasah keterampilan siswa-siswi dalam dunia kerja.
 Membentuk mental siswa-siswi dan memberi motivasi agar serius
dan bersemangat dalam mencapai cita-cita.
 Menambah pengetahuan siswa-siswi tentang dunia kerja.
 Menambah kreativitas siswa-siswi mengembangkan bakat dan
minat.
 Untuk mendapatkan pengalaman kerja sebelum memasuki dunia
kerja yang sesungguhnya.
 Menumbuhkan & meningkatkan sikap profesional yang diperlukan
siswa untuk memasuki dunia kerja.
 Untuk memperkenalkan siswa pada dalam dunia kerja.
 Meningkatakan daya kreasi dan produktivitas terhadap siswa
sebagai persiapan dalam menghadapi atau memasuki dunia usaha
yang sesungguhnya.
 Meluaskan wawasan dan pandangan siswa terhadap jenis-jenis
pekerjaan pada tempat dimana siswa melaksanakan PKL.
 Menjadi media pengaplikasian dari pembelajara yang diperoleh
dari sekolah untuk ditetapkan di dunia industri.
 Meningkatkan hubungan kerjasama antara pihak sekolah dan
instansi terkait.
 Dapat memahami konsep non akademis seperti etika kerja,
profesionalita kerja, disiplin kerja, dan lain-lain.

2
C. Manfaat Kerja Lapangan
 Menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki keahlian
profesional, dengan keterampilan, pengetahuan, serta etos kerja
yang sesuai dengan tuntunan zaman.
 Mengasah keterampilan yang diberikan sekolah menengah
kejuruan (SMK).
 Menambah keterampilan, pengetahuan, gagasan-gagasan seputar
dunia usaha serta industri yang profesional dan handal .
 Membentuk pola pikir siswa-siswi agar terkonstruktif baik serta
memberikan pengalaman dalam dunia industri maupun dunia kerja.
 Menjalin kerja sama yang baik antara sekolah dan perusahaan
terkait baik dalam dunia usaha maupun dunia industri.
 Mengenalkan siswa-siswi pada pekerjaan lapangan di dunia
industri dan usaha sehingga pada saatnya mereka terjun kelapangan
pekerjaan yang sesungguhnya dapat beradaptasi dengan cepat.
 Meningkatkan efisien waktu dan tenaga dalam mendidik dan
melatih tenaga kerja yang berkualitas.
 Sebagai bentuk pengakuan dan penghargaan bahwa pengalaman
kerja sebagai bagian proses pendidikan.
 Mempersiapkan sumber daya manusia berkualitas yang sesuai
dengan kebutuhan di era teknologi informasi dan komunikasi
terkini.
 Memberikan keuntungan pada pihak sekolah dan siswa-siswi itu
sendiri karena keahlian yang tidak diajukan disekolah didapat
didunia usaha industri.
 Meningkatkan mutu dan pendidikan kejuruan melalui peran dunia
kerja.

3
 Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki pengetahuan,
keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan
kerja.
 Memberi pengetahuan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian
proses pendidikan.
 Memperoleh kesetaraan dan kesepadanan antara sekolah dan dunia
kerja.

4
BAB II

DESKRIPSI LOKASI PRAKTIK

A. Pengertian Tempat Praktik Kerja Lapangan


Praktik kerja lapangan (PKL) merupakan kegiatan belajar yang
melibatkan siswa – siswi secara aktif didalam prosesnya. Didalam
prosesnya. Kegiatan PKL dirancang untuk memberikan pengalaman
praktis kepada siswa – siswi dalam menggunakan metodologi yang
relevan untuk menganalisis keadaan, identifikasi masalah, dan menetapkan
alternatif solusi. selain itu, siswa – siswi diberikan kesempatan untuk
mengaplikasikan kemampuan memecahkan masalah, berpikir kritis,
komunikasi efektif, dan kemampuan motorik (keterampilan) yang
diperoleh selama pembelajaran disekolah. Kegiatan pembelajaran dilahan
praktik dirancang berdasarkan garis – garis besar mata ajar, sehingga
siswa – siswi mendapatkan pengalaman belajar praktik ditatanan yang
nyata secara benar dan terarah untuk pencapaian kompetensi yang telah
disyaratkan dalam kurikulum.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah salah satu bentuk
emplementasia secara sistematis dan sinkron antara program pendidikan di
sekolah dengan program pengusahaan keahlian yang diperoleh melalui
kegiatan kerja secara langsung didunia kerja untuk mencapai tingkat
keahlian tertentu. Disamping dunia usaha, Praktik Kerja Lapangan (PKL)
dapat memberikan keuntungan pada pelaksanaan itu sendiri yaitu sekolah,
karena keahlian yang tidak diajarkan disekolahan bisa didapat didunia

5
usaha, sehingga dengan adanya Praktik Kerja Lapangan (PKL) dapat
meningkatkan mutu dan relevensi Pendidikan Menengan Atas yang dapat
diarahkan untuk mengembangkansuatu sistem yang mantap antara dunia
pendidikan dan dunia usaha.
B. Sejarah Tempat Praktik Kerja Lapangan
PT. Satria Bumikerta Amida Farma adalah perusahaan farmasi
yang memproduksi berbagai macam obat dengan berbagai bentuk sediaan,
secara hukum disahkan pada tanggal 19 oktober 2005 yang dikeluarkan
dari MenKumHam Republik Indonesia Nomor AHU/-
00616217.AHA.01.02 Tahun 2016.
PT. Satria BumiKerta Amida Farma juga sudah mendapat izin dari
deparetemen kesehatan Republik Indonesia sebagai industri farmasi
dengan nomor HK.07.IF/146/14 Tertanggal 8 April 2014. Disamping itu
PT. Satria Bumikrta Amida Farma juga mendapat sertifikat CPOB dari
POM dengan Nomor: 5578/CPOB/A/XII/18 tertanggal 17 Desember 2018,
untuk memproduksi tablet biasa dan tablet non betalaktum selain itu, PT.
Satria Bumikerta Amida Farma telah mendapat sertifikat Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UPL) dengan No. 660.1/416/LH/05.
C. Lokasi Tempat Praktik Kerja Lapangan

PT. Satria Bumikerta Amida Farma terletak di Jl.Kaligadung


Penggarutan, Kec. Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah 52273
Indonesia.

D. Bidang Usaha ( Pelayanan Apa Saja)

PT. Satria Bumikerta Amida Farma ini, memproduksi sediaan


kaplet dan tablet sebagai bidang uasaha. Amistan 500, Amidol 500,
Rantamid 150, Amidapin 5, Amidapin 10, Cipromid 500. Kemudian
memasrkannya diberbagai wilayah Indonesia seperti Sumatera,

6
Palembang, Lampung, Riau, dan di Jawa (Solo dan Bandung). Sebagai
bidang usaha dari industri obat ini.

BAB III

PEMBAHASAN

A. Tinjauan Pustaka
Waktu pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan di laksanakan pada
tanggal 2 Desember sampai tanggal 2 Januari 2020. Tempat pelaksanaan
Praktik Kerja Lapangan ini di PT.Satria Bumikerta Amida Farma yang
terletak di Jalan Kaligadung, Penggarutan, Bumiayu ,Brebes, Jawa Tengah
52273.

B. HASIL OBSERVASI
1. Produksi
Produksi adalah kegiatan atau proses menghasilkan, menyiapkan,
mengolah, membuat, mengemas, dan/atau mengubah bentuk sediaan
farmasi. Untuk menjaga mutu obat yang dihasilkan, maka setiap tahap
dalam produksi selalu dilakukan pengawasan mutu In Process Control
(IPC).
Adapun tugas dari produksi adalah sebagai berikut :

7
 Menimbang bahan obat amistan dan amidol di ruang
timbangan lalu catat hasil nya di jurnal yang sudah di
berikan.
 Menggerus kaplet rusak.
 Memisahkan kaplet yang rusak.
 Pencucian alat atau sterilisasi.
 Mengemas kaplet kedalam kemasan blister.
 Cek suhu.
 Membersihkan setiap ruangan yang ada di produksi.
 Memeriksa kekerasan dan keseragaman bobot kaplet.
 Membersihkan alat pencetakan kaplet.
2. QC ( Quality Control)
Pengendalian mutu (Quality Control) adalah suatu proses yang
pada intinya untuk menjadikan entitas sebagai peninjau kualitas dari
semua faktor yang terlibat dalam kegiatan produksi.
Adapun tugas dari QC adalah sebagai berikut :
 Menentukan stabilitas obat amidol, kemudian menyalinya
ke komputer (excel).
 Titrasi.
 Menimbang bobot kaplet.
 Uji kekerasan kaplet.
 Uji kerapuhan kaplet.
 Mencatat hasil dari bobot kaplet, kekerasan, kerapuhan,
dan ketebelan kaplet.
 Menimbang kaplet amistan.
 Menimbang granul amistan.
 Menggerus kaplet amistan.
 Menghitung rata-rata dari kaplet amistan yang sudah di
timbang.
 Proses pencucian alat.
8
 Membuat larutan indikator untuk proses titrasi yang
kemudian diaduk dengan bantuan magnetik stires.
 Menyatukan tablet atau granul dengan nomor bets yang
sama di dan tandai dengan label penangan limbah,sampel
tertinggal dari paracetamol dan asam mefenamat.
 Cek suhu.
3. QA (Quality Assurance)

QA adalah secara umum mencakup monitoring, uji-test dan memeriksa


semua proses produksi yang terlibat dalam produksi suatu produksi.

Adapun tugas QA adalah sebagai berikut :


 Mengerjakan soal atau free test.
 Menyalin protap ( Prosedur tetap )
 Mengurutkan data – data perusahaan yg ada di excel.
 Mengoreksi isi bets record.
 Menscen laporan untuk penelitian BPOM.
 Memberikan sampel pada produk.
4. Packing
Pengemasan merupakan suatu perlakuan pengamananan terhadap
bahan atau produk baik yang sudah mengalami pengolahan atau belum
sampai ketangan konsumen dengan kondisi baik.
Adapun tugas packing adalah sebagai berikut :
 Melakukan pengecakan suhu setiap jam 09.00 dan jam
14.00.
 Membuat kemasan sekunder
 Memasukan 10 kapltet dan 10 blister dalam folding box.
 Mengkoding kemasan folding box kemudian memasukan
folding box kedalam korbox atau kemasan tersier yang
berisi 100.

9
 Folding box lalu ditimbang untuk mengetahui bobot produk
jadi.
 Catat hasilnya dan masukan guarantee slip (identitas
produk ) pada korbox sebelum di kemas.
 Membersihkan kaplet yang kotor akibat terkena tinta saat
proses coading.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan adanya kegiatan PKL ini , dapat kami simpulkan bahwa
kegiatan ini sangat bermanfaat. Kami mendapatkan banyak
pengalaman kerja yang pasti akan sangat bermanfaat untuk
10
kedepannya. Selain itu, praktik yang dilakukan juga sangat membantu
dalam meningkatkan potensi keahlian yang berprofesional dalam
bidangnya.
PT.Satria Bumikerta Amida Farma merupakan industri obat untuk
kesehatan yang baru memproduksi tablet dan kaplet. Tetapi meskipun
begitu, PT. Satria Bumikerta Amida Farma memperoleh kepercayaan
di hati masyarakat melalui produk yang dihasilkannya. Karena baru
memproduksi tablet dan kaplet PT. Satria Bumikerta Amida Farma
terus melakukan perbaikan secara berkesinambungan, dengan terus
melakukan penelitian dan pengembangan sebagai sumber inovasi yang
akan melahirkan produk- produk baru, bermitu, dan aman.
B. Saran

Penulis menyarankan agar mutu produk obat yang diproduksi di


PT. Amida Farma dapat dipertahankan jika perlu ditingkatkan lagi,
sehingga perusahaan dapat berkembang lebih besar dan terpercaya,
serta dapat melayani masyarakat terutama dalam penyediaan obat
untuk penyembuhan. Selain itu kerja sama antara PT. Amida Farma
dengan SMK Mitra Karya Mandiri dapat dipertahankan dan berjalan
dengan baik untuk tahun-tahun berikutnya.

11
12
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012 Cara Pembuatan Obat yang Baik. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.

Anonim, 2012 Petunjuk Operasional penerapan Cara Pembuatan yang Baik.


Badan Pengawas Obat dan Makanan, Jakarta.

Depkes RI, 2010, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

MenkesRI, 2010, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor1799/Mankes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor
HK.03.1.33.12.12.8195 Tahun 2012. Penerapan Pedoman Cara Pembuatan
Obat yang Baik. 21 Januari 2013. Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2013.

Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.


Petunjuk Operasional Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik.
Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009. Pekerjaan


Kefarmasian. 1 September 2009. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5044. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Undang-undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009. Kesehatan. 13


Oktober. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144.
Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai