Disusun oleh:
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
2021
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun Oleh:
Abdul Hakim Azzahr (2043700188)
Annisa Ulil Muthoharoh (2043700060)
Titan Octavia K.P (2043700016)
Koordinator PKPA
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan karunia yang
telah diberikan, Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di RS Islam Malang periode Maret-
April 2021 dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
(PKPA) ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang pengelolaan dan pelayanan
farmasi serta segala jenis kegiatan di Rumah Sakit, termasuk peran dan fungsi seorang
Apoteker di dalamnya. Terlaksananya Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) ini tentu tidak
terlepas dari bantuan dan dukungan baik secara moral, spiritual dan material dari berbagai
pihak. Maka pada kesempatan ini, disampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. dr. H. Tri Wahyu Sarwiyata, M.Kes, selaku Direktur RSI Malang yang telah
memberikan kesempatan pelaksanaan pelatihan Praktek Kerja Profesi Apoteker.
2. apt. Wara Rejeki, S.Si, selaku Kepala Instalasi Farmasi di RSI Malang yang telah
memberikan bimbingan dan arahan selama Praktek Kerja Profesi Apoteker.
3. Ibu Nina Jusnita, S.TP., M.Si, selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus
1945 Jakarta.
4. Ibu Apt. Diah Ramadhani, M.Si, selaku Ketua Program Studi Profesi Apoteker
Universitas 17 Agustus 1945.
5. Ibu Apt. Tiurnani Barusman, M.Farm, selaku Dosen Pembimbing PKPA di Rumah Sakit
Islam Malang.
6. Seluruh staf Apoteker Instalasi Farmasi RS Islam Malang yang dengan sabar telah
memberikan bimbingan dan pengarahan selama pelaksanaan PKPA.
7. Seluruh karyawan dan karyawati Instalasi Farmasi RS Islam Malang atas segala bantuan
selama pelaksanaan PKPA.
8. Orang tua serta keluarga tercinta atas dukungan dan doa yang diberikan kepada kami
selama pelaksanaan PKPA.
9. Seluruh teman-teman Program Studi Profesi Apoteker Universitas 17 Agustus 1945
Jakarta yang telah dilewati selama ini baik dalam suka maupun duka serta kerjasamanya
sehingga PKPA dapat diselesaikan dengan baik.
Kami menyadari bahwa laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) ini jauh dari
kesempurnaan oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan
untuk penyempurnaan laporan ini. Penulis memohon maaf apabila ada kesalahan yang
dilakukan selama Praktek Kerja Profesi Apoteker di RS Islam Malang. Semoga laporan
PKPA ini dapat membantu dan memberikan manfaat bagi semua pihak terutama rekan-rekan
seprofesi dan dapat menambah wawasan bagi para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
FARMASI RUMAH SAKIT
2.1 Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Berdasarkan PERMENKES No.72 tahun 2016, definisi Instalasi Farmasi adalah unit
pelaksana fungsional yang menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di
rumah sakit dipimpin oleh apoteker yang bertanggung jawab diseluruh pelayanan
kefarmasian di Rumah Sakit.
Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan berkaitan dengan sediaan sediaan
farmasi farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien. Standar pelayanan kefarmasiaan di Rumah Sakit meliputi:
pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP.
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Islam Malang merupakan suatu bagian/unit/divisi
fasilitas di rumah sakit tempat penyelenggaraan semua kegiatan atau pelayanan
kefarmasian yang ditujukan untuk keperluan rumah sakit. Pelayanan kefarmasian
tersebut meliputi pelayanan farmasi klinik dan non klinik, dibawah pimpinan seorang
Apoteker yang disebut Kepala Instalasi dan bertanggung jawab langsung kepada
Manager Penunjang Medik.
2.2 Visi dan Misi Instalasi Farmasi Rumah Sakit Islam Malang
2.2.1 Visi
“Menjadi Rumah Sakit Pendidikan Islami yang Terbaik”
2.2.2 Misi
1. Memberikan pelayanan prima berdasarkan etika, disiplin profesi yang dijiwai
nilai keislaman dengan mengutamakan keselamatan pasien.
2. Mengembangkan profesionalisme sumber daya manusia melalui pendidikan,
pelatihan dan penelitian.
3. Meningkatkan pendapatan rumah sakit dan karyawannya.
4. Mengembangkan jaringan kerjasama dengan rumah sakit pendidikan regional
dan internasional.
2.3 Struktur Organisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit Islam Malang
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Islam Malang memiliki struktur organisasi sebagai
berikut:
Resep diterima
Screening Resep
Obat diserahkan
b. Resep JKN
Resep diterima
Screening Resep
Resep diterima
Screening Resep
Obat diserahkan
Untuk jam obat oral ada 4 (7 pagi, 12 siang, 17 sore, 20/22 malam) sedangkan
untuk pemberian injeksi jika 1x sehari dipilih antara jam 9 pagi atau 17 sore
atau 01 pagi, jika 2x sehari bisa dipilih 9 pagi atau 21 malam dan 01 pagi atau
13 siang, jika 3x sehari diberikan jam 9 pagi, 17 sore dan 01 pagi, jika 4x sehari
diberikan 06 pagi, 12 siang, 18 sore dan 24 malam
Screening resep
Penyiapan obat
3.3.8 Pengendalian
Di rumah sakit Islam Malang sudah dilakukan pengendalian sediaan farmasi,
alat kesehatan dan bahan medis habis pakai yaitu dengan:
a. Melakukan evaluasi persediaan yang jarang digunakan (slow moving).
b. Melakukan evaluasi persediaan yang tidak digunakan dalam waktu tiga bulan
berturut-turut (death stock).
c. Stock opname yang masih dilakukan setiap tiga bulan sekali.
3.3.9 Administrasi dan Pelaporan
a. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dilakukan terhadap kegiatan pengelolaan Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang meliputi perencanaan
kebutuhan, pengadaan, penerimaan, pendistribusian, pengendalian persediaan,
pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai. Pencatatan dilakukan untuk:
1. persyaratan Kementerian Kesehatan/BPOM;
2. dasar akreditasi Rumah Sakit;
3. dasar audit Rumah Sakit; dan
4. dokumentasi farmasi.
Pelaporan dibuat secara periodik yang dilakukan Instalasi Farmasi dalam
periode tiga bulan.
1. Pelaporan persediaan farmasi, alat Kesehatan, dan BMHP di unit yang
menyimpan sediaan farmasi, alat Kesehatan dan BMHP dilakukan setiap
tiga bulan.
2. Pelaporan penggunaan narkotika dan psikotropika dilakukan setiap bulan
pada unit yang melayani narkotika dan psikotropika.
3. Pelaporan persediaan farmasi, alat Kesehatan, dan BMHP yang mendekati
kadaluarsa minimal 6 bulan dilaporkan ke apoteker logistik.
b. Adminitrasi Keuangan
Administrasi keuangan yang meliputi pengaturan anggaran, pengendalian
dan analisa biaya, pengumpulan informasi keuangan, penyiapan laporan,
penggunaan laporan yang berkaitan dengan semua kegiatan Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit Islam Malang dilakukan secara rutin atau tidak
rutin setiap tiga bulan.
c. Administrasi Penghapusan
Administrasi penghapusan dilakukan karena aspek kadaluwarsa, rusak,
mutu tidak memenuhi standar dengan cara membuat usulan penghapusan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai kepada Tim
Farmasi Terapi yang selanjutnya disetujui oleh direktur Rumah Sakit Islam
Malang.
3.4 Pelayanan Farmasi Klinik
Pelayanan farmasi klinik yang terdapat pada standar pelayanan kefarmasian di
rumah sakit yang sudah dilakukan di rumah sakit Islam Malang antara lain:
3.4.1 Pengkajian dan pelayanan resep
Instalasi farmasi rumah sakit Islam Malang melakukan pelayanan resep non
tunai (asuransi), resep BPJS dan resep tunai yang dilakukan di apotek rawat inap
dan rawat jalan. Pengkajian Resep dilakukan sesuai persyaratan administrasi
(nama, tanggal lahir dan No RM), persyaratan farmasetik (nama obat, bentuk
sediaan, dosis, stabilitas dan cara penggunaan), dan persyaratan klinis (ketepatan
indikasi, dosis, penggunaan obat, alergi dan reaksi obat yang tidak dikehendaki).
Pelayanan resep meliputi (menyiapkan obat sesuai dengan permintaan resep, jika
terdapat resep racikan maka dilakukan peracikan obat, obat diberi etiket dan
dilakukan pemeriksaan kembali oleh dua orang yang berbeda, jika penyerahan obat
untuk pasien rawat jalan maka harus disertai pemberian informasi obat).
3.4.2 Penelusuran riwayat penggunaan Obat
Dari hasil pengamatan di Rumah Sakit Islam Malang penelusuran riwayat
penggunaan obat, dilihat dari data rekam medik pasien atau pencatatan penggunaan
obat pasien untuk membandingkan riwayat penggunaan Obat dengan data rekam
medik atau pencatatan penggunaan Obat, mengidentifikasi potensi terjadinya
interaksi Obat, mendokumentasikan Obat yang digunakan pasien sendiri dan
mengidentifikasi terapi lain.
3.4.3 Rekonsiliasi Obat
Dilakukan pada pasien yang baru masuk IGD, transfer antar ruang dan pasien
akan pulang. Obat-obat yang pernah digunakan atau didapat sebelumnya oleh
pasien ditulis pada form rekonsiliasi obat meliputi nama obat, dosis dan frekuensi
lalu dibandingkan dengan terapi yang didapat pasien, apakah obat tersebut
dilanjutkan, ditunda atau dihentikan.
3.4.4 Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Apoteker memberikan pelayanan informasi obat baik secara lisan, tertulis atau
telepon kepada pasien, keluarga pasien, dan petugas Kesehatan yang nantinya
didokumentasikan pada form pelayanan informasi obat dengan menerbitkan
buletin, leaflet, poster, newslater dan PKRS.
3.4.5 Konseling
Di Rumah Sakit Islam Malang konseling dilakukan pada pasien rawat jalan
maupun rawat inap dengan kriteria pasien kondisi khusus (pediatri, geriatri,
gangguan fungsi ginjal, ibu hamil dan menyusui), pasien dengan terapi jangka
Panjang (TB, DM, epilepsi, dan lain-lain), pasien yang menggunakan obat-obatan
dengan instruksi khusus, pasien yang menggunakan Obat dengan indeks terapi
sempit, pasien yang menggunakan banyak Obat dan pasien yang mempunyai
riwayat kepatuhan rendah. Konseling diharapkan dapat memberikan manfaat
meminimalkan resiko reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD) dan
meningkatkan keamanan penggunaan obat bagi pasien.
3.4.6 Visite
Apoteker melakukan visite ruangan untuk mengamati kondisi klinis pasien,
memantau kerasionalan terapi obat pasien, menjelaskan cara penggunaan obat,
melihat ada tidaknya efek samping obat yang terjadi serta mengkaji keluhan
pasien.
3.4.7 Pemantauan Terapi Obat (PTO)
Dilakukan pengumpulan data dari rekam medik pasien untuk memastikan
terapi Obat yang aman, efektif dan rasional bagi pasien setelah itu ditulis di catatan
perkembangan pasien terintegrasi yang dianalisis berdasarkan SOAP. Subyek
berisi keluhan yang dialami pasien saat ini yang didapatkan dari anamnesa, obyek
berisi pemeriksaan penunjang laboratorium dan tanda-tanda vital, assessment berisi
diagnosis diferential atau problem pasien, dan plan berisi rencana terapi dan
rencana monitoring.
3.4.8 Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
Jika terdapat efek samping obat yang signifikan apoteker menulis pada lembar
form MESO dan dilaporkan ke BPOM secara e-MESO, yang selanjutnya dianalisis
menggunakan Analisa Naranjo.
3.4.9 Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)
Evaluasi penggunaan obat antibiotik yang dilakukan di Rumah Sakit Islam
Malang evaluasi penggunaan obat antibiotik secara kuantitatif dan kualitatif
meliputi:
1. Mendapat gambaran keadaan saat ini atas pola penggunaan obat antibiotik:
2. Membandingkan pola penggunaan obat antibiotik pada periode waktu tertentu:
3. Memberikan masukan untuk perbaikan penggunaan obat antibiotik: dan
4. Menilai pengaruh atas intervensi atas penggunaan obat antibiotik.
Kegiatan EPO yang dilakukan:
1. Mengevaluasi penggunaan obat antibiotik secara kuantitatif dan
2. Mengevaluasi penggunaan obat antibiotik secara kualitatif.
3.4.10 Dispensing sediaan steril tidak dilakukan di Rumah Sakit Islam Malang
dikarenakan terbatasnya sarana dan prasarana.
3.4.11 Pemantauan kadar obat dalam darah (PKOD) tidak dilakukan di Rumah Sakit
Islam Malang dikarenakan terbatasnya sarana dan prasarana.
3.4.12 Home Pharmacy Care tidak dilakukan dikarenakan adanya pandemi.
3.5 Kegiatan Penunjang Medis
Central Sterile Supply Departement (CSSD) di Rumah Sakit Islam Malang
merupakan suatu unit di Rumah Sakit atas penyelenggaraan proses sterilisasi mulai dari
pencucian atau dekontaminasi, pengepakan sampai sterilisasi peralatan bedah dan
peralatan lainnya dari unit yang melakukan tindakan pembedahan atau tindakan lain
yang memerlukan sterilisasi dari unit lainnya seperti ICU, IGD, ruang rawat inap, dan
poli bersalin. Instalasi ini berperan penting dalam kegiatan sterilisasi segala barang yang
digunakan untuk operasi.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan selama Prakterk Kerja Profesi Apoteker (PKPA),
dapat disimpulkan bahwa kegiatan Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan
BMHP serta Farmasi Klinik di Rumah Sakit Islam Malang sepenuhnya sudah sesuai
dengan Permenkes 72 Tahun 2016, namun ada beberapa point yang belum dilakukan
karena terbatasnya sarana prasarana dan saat ini masih kondisi pandemi sehingga belum
memungkinkan untuk melakukan kegiatan tersebut.
4.2 Saran
Ada beberapa saran yang diberikan dalam hasil Praktek Kerja Profesi Apoteker
(PKPA) di Rumah Sakit Islam Malang, antara lain:
a. Bagi Mahasiswa Praktek Profesi Apoteker
1. Meningkatkan pemahaman secara mandiri bagi calon apoteker
2. Berperan aktif dalam setiap kegiatan yang dilakukan
3. Bekerjasama dengan baik dengan seluruh staf di Rumah Sakit
b. Bagi Universitas
1. Menambah prosentase waktu PKPA dibeberapa sarana Pelayanan Kefarmasian,
sehingga calon apoteker dapat memahami dan mempraktekkan kegiatan
kefarmasian disemua Pelayanan Kefarmasian.
2. Mempersiapkan lahan PKPA secara terorganisasi oleh pihak universitas.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Petunjuk Pengisian, Pengolahan, dan Penyajian Data Rumah Sakit. Depkes RI
Tahun 2000.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2009 tentang Pedoman Instalasi
Pusat Sterilisasi (Central Sterile Department/CSSD) di Rumah Saki Rumah Sakit.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Farmasi Rumah Sakit dan Klinik Tahun
2016 tentang Modul Bahan Ajar Farmasi Klinik
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:1204/MENKES/SK/X/2004
Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/524/2015 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Formularium
Nasional
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2014 tentang
Perizinan Dan Klasifikasi Rumah Sakit
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2016. Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2015 tentang Peredaran, Penyimpanan,
Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika dan prekursor.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2018 tentang
Perubahan Penggolongan Narkotika.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2017 tentang
Perubahan Penggolongan Psikotropika.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 44 tahun 2010 tentang Prekursor.
Undang-Undang Republik Indonesia No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.
LAMPIRAN