Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI PUSKESMAS TIKALA BARU MANADO


PERIODE 6 DESEMBER 2021 – 5 JANUARI 2022

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh Gelar Apoteker (Apt)
Program Studi Profesi Apoteker

Disusun oleh:
Rizkah Velonia Mokoginta 2143700035
Novia Elisabeth Kaparang 2143700045
Fridha Niswatin Sani 2143700049

FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
2021
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER


PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
DI PUSKESMAS TIKALA BARU MANADO
PERIODE 6 DESEMBER 2021 – 5 JANUARI 2022

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh Gelar Apoteker (Apt)
Program Studi Profesi Apoteker

Disusun Oleh:
Rizkah Velonia Mokoginta 2143700035
Novia Elisabeth Kaparang 2143700045
Fridha Niswatin Sani 2143700049

Telah disetujui oleh:

Pembimbing PKPA Pembimbing Lapangan


Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta Puskesmas Tikala Baru

apt. Drs. Wahidin Wahid, M.Si apt. Mega Widari, S.Si

Ketua Program Studi Profesi Apoteker


Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
apt. Nuzul Fajriani, S.Farm, M.Sc
KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karuniaNya, sehingga dapat terselesaikannya Praktek
Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Puskesmas Tikala Baru yang berlangsung pada
tanggal 6 Desember 2021 - 5 Januari 2022 dapat terselesaikan dengan baik dan
lancar. Pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di puskesmas dan
penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
mencapai gelar Apoteker di Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945.
Keberhasilan dalam melaksanakan pembuatan laporan Praktek Kerja
Profesi Apoteker (PKPA) tentunya tidak lepas dari dukungan, bantuan, dan
bimbingan baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Dr. apt. Yelfi Anwar, M.Farm selaku Dekan Farmasi Universitas 17 Agustus
1945
2. apt. Nuzul Fajriani, S. Farm., M.Sc selaku Ketua Program Studi Profesi
Apoteker Universitas 17 Agustus 1945.
3. apt. Drs. Wahidin Wahid M.Si selaku dosen pembimbing PKPA Universitas
17 Agustus 1945 yang telah membantu membimbing penulis dalam
penyusunan laporan PKPA ini.
4. dr. Jacob Pajan, Sp.B selaku kepala Puskesmas Tikala Baru Manado.
5. apt. Megawidari S.Si selaku Apoteker Penanggung Jawab dan sekaligus
pembimbing Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Puskesmas Tikala
Baru Manado yang telah memberikan pengarahan selama di lapangan.
6. Seluruh tenaga teknis kefarmasian dan tenaga profesional lain di Puskesmas
Tikala Baru Manado yang turut membantu dalam pelaksanaan Praktek Kerja
Profesi Apoteker (PKPA).
7. Seluruh staf pengajar dan karyawan Program Profesi Apoteker Fakultas
Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta.
8. Orang tua tercinta yang telah senantiasa mendoakan dan mendukung baik
secara moral maupun finansial.
9. Para rekan mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker angkatan XLIIII
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
10. Seluruh pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam pelaksanaan PKPA dan penulisan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pihak
yang membaca. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan Praktek Kerja
Profesi Apoteker (PKPA) di Puskesmas Tikala Baru dapat membantu dalam
memperoleh pengetahuan dan informasi bagi generasi yang akan datang dalam
melakukan pelayanan kefarmasian kepada masyarakat di Puskesmas.

Manado, Januari 2022

Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang PKPA di Puskesmas

Kesehatan merupakan salah satu aspek penting dalam kemajuan


suatu negara. Menurut World Health Organization (WHO) kesehatan
merupakan suatu keadaan sehat yang utuh baik secara fisik, mental dan
sosial serta tidak hanya keadaan bebas dari penyakit atau kecacatan yang
memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara sosial dan
ekonomi, untuk mencapai keadaan yang sehat maka perlu dilakukan upaya
kesehatan. Upaya kesehatan merupakan setiap kegiatan untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat (IAI, 2012).
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009
tentang Kesehatan, yang dimaksud dengan kesehatan adalah keadaan sehat,
baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan
setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Dalam
undang-undang tersebut juga dijelaskan bahwa upaya kesehatan merupakan
setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang
bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal setiap orang.
Upaya kesehatan terdiri atas pendekatan pemeliharaan, peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan
penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang
dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Berbagai
pihak turut serta dalam melakukan upaya kesehatan, salah satunya adalah
pemerintah. Pemerintah memiliki keinginan untuk mendirikan instansi
kesehatan yang peduli terhadap kesehatan masyarakat, memenuhi, serta
melayani kesehatan masyarakat yang berkualitas. Salah satu instansi
pemerintah yang bergerak dalam bidang kesehatan adalah puskesmas.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 30
Tahun 2014, yang dimaksud puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas
kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja. Puskesmas memiliki
wewenang dan tanggung jawab dalam memelihara kesehatan masyarakat
dalam wilayah kerjanya. Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan
atau sebagian dari kecamatan. Perkembangan puskesmas ditandai dengan
adanya rawat inap serta terus meningkatkan mutunya dengan adanya ISO
(International Organization for Standardization), agar pembinaan puskesmas
lebih terarah. Pada peraturan tersebut pasal (6) ayat 1 dan 2 dijelaskan
bahwa penyelenggaraan pelayanan kefarmasian di puskesmas dilaksanakan
pada unit pelayanan berupa ruang farmasi, dan ruang farmasi dipimpin dan
dikelola oleh seorang apoteker sebagai seorang penanggung jawab.
Apoteker sebagai seorang penanggung jawab hendaknya memiliki
kemampuan untuk memimpin, mengelola, dan mengembangkan pelayanan
kefarmasian, memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri, bekerja
sama dengan pihak lain, dan mampu untuk mengidentifikasi, mencegah,
menganalisis, dan memecahkan masalah.
Maka dari itu, Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta bekerja sama dengan Dinas Kesehatan
Kota memberikan kesempatan kepada calon apoteker Fakultas Farmasi
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta untuk melaksanakan Praktek Kerja
Profesi Apoteker (PKPA). PKPA dilaksanakan di Puskesmas Tikala Baru
yang terletak di Jalan Daan Mogot no. 31, Kelurahan Tikala Baru,
Kecamatan Tikala, Kota Manado dilaksanakan mulai tanggal 6 Desember
2021 hingga 5 Januari 2022. Diharapkan dengan terlaksananya PKPA ini,
mahasiswa calon apoteker memperoleh ilmu, pengalaman, serta wawasan
mengenai pekerjaan kefarmasian di puskesmas dan dapat membawa calon
apoteker menjadi apoteker yang memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap
profesionalisme serta wawasan dan pengalaman nyata untuk melakukan
praktik profesi dan pekerjaan kefarmasian di puskesmas.
b. Tujuan PKPA di Puskesmas
Tujuan praktek kerja parofesi apoteker di Pukesmas yaitu :
1. Meningkatkan pemahaman calon Apoteker tentang peran, fungsi dan
tanggung jawab apoteker dalam praktik pelayanan kefarmasian di
Puskesmas.
2. Membekali calon Apoteker agar memiliki pengetahuan, keterampilan,
sikap dan perilaku (professionalism) serta wawasan dan pengalaman
nyata (reality) untuk melakukan praktik profesi dan pekerjaan
kefarmasian di Puskesmas.
3. Memberi kesempatan kepada calon Apoteker untuk melihat dan
mempelajari strategi dan pengembangan praktik profesi Apoteker di
Puskesmas.
4. Memberi gambaran nyata tentang permasalahan (problem-solving)
praktik dan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas.
5. Mempersiapkan calon apoteker agar memiliki sikap, perilaku dan
profesionalism untuk memasuki dunia praktik profesi dan pekerjaan
kefarmasian di puskesmas.
6. Memberi kesempatan kepada calon apoteker untuk belajar
berkomunikasi dan berinteraksi dengan tenaga kesehatan lain yang
bertugas di Puskesmas.
7. Memberi kesempatan kepada calon apoteker untuk belajar pengalaman
praktik profesi apoteker di Puskesmas dalam kaitan dengan peran, tugas
dan fungsi Apoteker dalam bidang kesehatan masyarakat.

c. Manfaat PKPA di Puskesmas


Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di puskesmas bermanfaat
untuk:
1. Mengetahui, memahami tugas dan tanggung jawab apoteker dalam
menjalankan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas.
2. Mendapatkan pengalaman praktis mengenai pekerjaan kefarmasian di
Puskesmas.
3. Mendapatkan pengetahuan manajemen praktis di Puskesmas.
4. Meningkatkan rasa percaya diri untuk menjadi apoteker yang
profesional
BAB II
TINJAUAN UMUM

a. Definisi dan gambaran umum puskesmas

Dalam Permenkes No. 43 Tahun 2019 tentang pusat kesehatan


masyarakat atau puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif di wilayah kerjanya. Fasilitas pelayanan Kesehatan sendiri
merupakan suatu tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif
yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat.
Puskesmas adalah UKM dan UKP tingkat pertama. Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya
masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok dan masyarakat.
Sedangkan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) merupakan suatu
kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan
untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan.

b. Tugas dan fungsi puskesmas

Berdasarkan Permenkes No. 43 Tahun 2019, Puskesmas mempunyai


tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan tersebut, Puskesmas mengintegrasikan program
yang dilaksanakannya dengan pendekatan keluarga. Pendekatan keluarga
merupakan salah satu cara Puskesmas mengintegrasikan program untuk
meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan akses pelayanan
kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga. Maka untuk
melaksanakan tugas-tugasnya, Puskesmas memiliki fungsi :

1. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya


2. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya
Dalam menjalankan fungsinya sebagai penyelenggaraan UKM
tingkat pertama di wilayah kerjanya, puskesmas berwenang untuk:
1. Menyusun perencanaan kegiatan berdasarkan hasil analisis masalah
kesehatan masyarakat dan kebutuhan pelayanan yang diperlukan.
2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan.
3. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan.
4. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerja sama dengan pimpinan wilayah dan sektor lain terkait.
5. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap institusi, jaringan pelayanan
Puskesmas dan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat.
6. Melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi
sumber daya manusia Puskesmas.
7. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan.
8. Memberikan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada keluarga,
kelompok, dan masyarakat dengan mempertimbangkan faktor biologis,
psikologis, sosial, budaya, dan spiritual.
9. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses,
mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan.
10. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat kepada
dinas kesehatan daerah kabupaten/kota, melaksanakan sistem
kewaspadaan dini, dan respon penanggulangan penyakit.
11. Melakukan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat
pertama dan rumah sakit di wilayah kerjanya.
Sedangkan dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan UKP
tingkat pertama di wilayah kerjanya, puskesmas memiliki wewenang untuk:
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan, dan bermutu.
2. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif.
3. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berpusat pada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
4. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan
kesehatan, keamanan, keselamatan pasien, petugas, pengunjung, dan
lingkungan kerja.
5. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif
dan kerja sama inter dan antar profesi.
6. Melaksanakan penyelenggaraan rekam medis.
7. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan
akses Pelayanan Kesehatan.
8. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
Puskesmas.
9. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan
sistem rujukan.
10. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Selain melaksanakan fungsi tersebut, Puskesmas dapat berfungsi
sebagai wahana pendidikan bidang kesehatan, wahana program internsip
dan/atau sebagai jejaring rumah sakit pendidikan.

c. Ketentuan Umum dan Peraturan Perundang-undangan Puskesmas

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No 43 Tahun 2019


tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, ketentuan umum dan peraturan
perundangan-undangan puskesmas yaitu:
1. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah,
pemerintah daerah dan/atau masyarakat.
2. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di
wilayah kerjanya.
3. Upaya Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM adalah
setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan
sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat.
4. Upaya Kesehatan Perseorangan yang selanjutnya disingkat UKP adalah
suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang
ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit,
pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan
perseorangan.
5. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
6. Registrasi adalah proses pendaftaran Puskesmas yang meliputi
pengajuan dan pemberian kode Puskesmas.
7. Akreditasi Puskesmas yang selanjutnya disebut Akreditasi adalah
pengakuan terhadap mutu pelayanan Puskesmas, setelah dilakukan
penilaian bahwa Puskesmas telah memenuhi standar akreditasi.
8. Sistem Rujukan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan
secara timbal balik baik vertikal maupun horizontal.
9. Pelayanan Kesehatan Puskesmas yang selanjutnya disebut dengan
Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh Puskesmas
kepada masyarakat, mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi,
pencatatan, dan pelaporan yang dituangkan dalam suatu sistem.
10. Instansi Pemberi Izin adalah satuan kerja yang ditunjuk oleh pemerintah
daerah kabupaten/kota untuk menerbitkan izin sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
11. Sistem Informasi Puskesmas adalah suatu tatanan yang menyediakan
informasi untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam
melaksanakan manajemen Puskesmas untuk mencapai sasaran
kegiatannya.
12. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang
kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh
Wakil Presiden dan menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
13. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah otonom.
14. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang kesehatan.

d. Tugas dan Tanggung Jawab Apoteker di Puskesmas

Tugas pokok dan fungsi seorang apoteker di Puskesmas menurut


Permenkes Nomor 1332/Menkes/Per/X/2002, meliputi:
1. Pembuatan, pengolahan, mengubah bentuk, pencampuran,
penyimpanan, dan penyerahan obat obat atau bahan obat.
2. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan perbekalan
farmasi lainnya.
3. Pelayan informasi mengenai perbekalan farmasi yang meliputi pelayan
informasi obat dan perbekalan farmasi lainnya yang diberikan dokter
kepada masyarakat serta pengamatan dan pelaporan informasi
mengenai khasiat, keamanan, bahaya atau mutu obat dan perbekalan
farmasi.
Tugas pokok dan fungsi apoteker puskesmas:
1. Tugas pokok, sebagai Fungsional Apoteker yang bertugas untuk:
‒ Melakukan pelayanan resep mulai dari menerima resep,
menyerahkan obat sesuai resep dan menjelaskan kepada pasien
tentang pemakaian obat
‒ Memberikan KIE kepada pasien
‒ Merencanakan kebutuhan obat dan perbekalan kefarmasian baik
bulanan dan tahunan
‒ Mengelola pemasukan obat dan alkes (alat kesehatan) baik dari
Gudang Farmasi, JKN
‒ Mengelola pengeluaran / pendistribusian obat kepada Puskesmas
Pembantu, Pos Kesehatan Desa, Polindes, Posyandu maupun
kegiatan Puskesmas Keliling
‒ Menyusun dan menyimpan arsip resep
‒ Melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi.
2. Fungsi:
Sebagai apoteker yang membantu pekerjaan atau tugas kepala
puskesmas dalam pengelolaan dan pencatatan obat dan perbekalan
kefarmasian di puskesmas yang dalam pelaksanaannya dibantu oleh
asisten apoteker.
3. Uraian tugas/tanggung jawab:
‒ Mengkoordinir kegiatan kefarmasian di puskesmas
‒ Mengkoordinir pelaporan obat dan alkes
‒ Memastikan kegiatan kefarmasian di puskesmas berjalan dengan
baik
‒ Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
bidang tugas untuk kelancaran pelaksanaan tugas
4. Tugas tambahan:
‒ Membantu pelaksanaan kegiatan Posyandu Lansia dan Pusling.
BAB III
TINJAUAN KHUSUS PUSKESMAS SARANA PKPA

a. Sejarah Berdirinya Puskesmas Tikala Baru

Puskesmas Tikala baru dibangun pada tahun 1962 dengan status


sebagai Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA), kemudian pada tahun 1970
berstatus sebagai Balai Pengobatan (BP) dan belum mempunyai wilayah
kerja. Pada tahun 1972 dari status sebagai Balai Pengobatan ditingkatkan
menjadi Puskesmas Tikala Baru Kecamatan Wenang dengan membawahi 9
wilayah kerja yaitu:
1. Kelurahan Tikala Baru
2. Kelurahan Tikala Ares
3. Kelurahan Banjer
4. Kelurahan Teling Bawah
5. Kelurahan Mahakeret Barat
6. Kelurahan Mahakeret Timur
7. Kelurahan Wenang Utara
8. Kelurahan Wenang selatan
9. Kelurahan Bumi Beringin
Pada tahun 2002, pemekaran kecamatan dan kelurahan di wilayah
Kecamatan Wenang dibagi menjadi 2 kecamatan yaitu Kecamatan Wenang
dan Kecamatan Tikala. Wilayah kerja Puskesmas Tikala Baru menjadi 6,
yaitu kelurahan Dendengan Dalam, Tikala Baru, Taas, Paal 4, Banjer,
Tikala Ares. Di tahun 2013 terjadi pemekaran lagi yaitu Kecamatan Tikala
menjadi 2 kecamatan yaitu Kecamatan Tikala dan Paal II. Wilayah kerja
Puskesmas Tikala Baru berubah menjadi 5 kelurahan, yaitu:
1. Kelurahan Tikala Baru
2. Kelurahan Tikala Ares
3. Kelurahan Banjer
4. Kelurahan Taas
5. Kelurahan Paal IV

b. Visi dan Misi Puskesmas Tikala Baru


 Visi
“Kecamatan Tikala Sehat dan Mandiri Menunjang Manado Kota Cerdas
2021”
 Misi
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu,
2. Meningkatkan akses dan keterjangkauan,
3. Meningkatkan peran serta aktif masyarakat dan kerjasama lintas
sektor dalam bidang kesehatan.
 Motto
“Kesehatan anda tujuan kami, kepuasan anda kebanggaan kami”
 Tata Nilai
“BERSERI”
BER = Bersih lingkungan Kerja
SE = Senyum, dan
R = Ramah terhadap pelanggan
I = Ikhlas dalam pelayanan

c. Lokasi, Sarana dan Prasarana Puskesmas Tikala Baru

Puskesmas Tikala Baru terletak di Jl. Daan Mogot no.31, Kelurahan


Tikala Baru, Kecamatan Tikala, Kota Manado, Sulawesi Utara.
Pada saat ini Puskesmas Tikala Baru memiliki sarana dan prasarana
yang cukup memadai yakni 1 Ambulance untuk pelayanan pasien yang
dirujukan ke faskes tingkat lanjut dan ruang pelayanan kegiatan Puskesmas
terdapat 26 ruangan. Ruangan pada lantai 1 terdiri dari Ruangan
Pendaftaran, Ruangan Rekam Medik, Ruangan Laboratorium, Ruangan Poli
Gigi & Mulut, Ruangan Poli Lansia, Ruangan Poli Umum, Ruangan
Tindakan UGD, Ruangan KIA & KB, Ruangan Pojok ASI, Ruangan
Gizi/Imunisasi, Ruangan Poli MBTS, Ruangan Apotek dan pada lantai 2
terdiri dari Ruangan Konseling VCT, Ruangan Laboratorium II, Ruangan
Layanan Tes HIV/IMS, Ruangan TB/KUSTA, serta ruangan penunjang
lainnya seperti Ruangan Mushola, Toilet, Ruangan Gudang Obat, Ruangan
Perlengkapan, Ruangan Administrasi, Ruangan Konsultasi, Ruangan KTU,
Ruangan Kepala Puskesmas, Ruangan Rapat dan Ruangan Mutu/Akreditasi.
Tetapi masih ada kegiatan-kegiatan lain yang belum memiliki ruangan
sendiri dan digabung dalam satu ruangan, hal ini dikarenakan adanya
keterbatasan tempat.
Ketenagaan yang ada di Puskesmas Tikala Baru saat ini ada 35
tenaga ASN yakni 1 dokter sebagai Kepala Puskesmas, 6 dokter umum, 2
dokter gigi, 11 perawat, 6 bidan, 2 tenaga gizi, 1 Apoteker, 2 Asisten
apoteker, 1 tenaga Kesehatan lingkungan, 1 tenaga laboratorium, 2 tenaga
Promkes, 1 staf administrasi, dan 4 tenaga harian lepas.

d. Struktur Organisasi Puskesmas Tikala baru

Berdasarkan Permenkes RI No. 75 Tahun 2014, struktur organisasi


Puskesmas Tikala Baru sebagai berikut:
1. Unsur Pimpinan : Kepala Puskesmas
2. Unsur Pembantu Pimpinan : Kepala Tata Usaha
‒ Simpus
‒ Kepegawaian
‒ Rumah Tangga
‒ Keuangan
3. Unsur Pelaksana :
a. UKM esensial & Keperawatan, Kesehatan Masyarakat
‒ Promkes termasuk UKS
‒ Kesehatan Lingkungan
‒ Pencegahan & pengendalian penyakit (Penyakit tidak menular
dan penyakit menular)
‒ Gizi yang bersifat UKM
‒ KIA-KB yang bersifat UKM
‒ Perkesmas
b. UKM Pengembangan
‒ Kesehatan Jiwa
‒ Kesehatan Gigi & masyarakat
‒ Kesehatan Olahraga
‒ Kesehatan Indra
‒ Kesehatan lansia
‒ Kesehatan Kerja
c. UKP, Kefarmasian dan Laboratorium
‒ Pemeriksaan Umum
‒ Kesehatan Gigi & Mulut
‒ KIA-KB yang bersifat UKP
‒ Pelayanan Gawat Darurat
‒ Gizi yang bersifat UKP
‒ Pelayanan persalinan
‒ Pelayanan Kefarmasian
‒ Pelayanan Laboratorium
d. Jejaring Pelayanan Puskesmas & Jejaring FASYANKES
‒ Puskesmas Pembantu
‒ Puskesmas Keliling
BAB IV
KEGIATAN PKPA DAN PEMBAHASAN

a. Kegiatan yang dilakukan selama PKPA di Puskesmas Tikala Baru


Kegiatan yang dilakukan selama praktek kerja profesi apoteker
meliputi:
1. Diskusi mengenai Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis habis
pakai yang meliputi :
a. Perencanaan
b. Permintaan
c. Penerimaan
d. Penyimpanan
e. Pendistribusian
f. Pengendalian
g. Pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan
h. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan
i. Pelayanan Farmasi klinik
2. Pelayanan Farmasi Klinik
3. Penyuluhan Informasi Obat
4. Dokumentasi

b. Pembahasan
Puskesmas Tikala Baru adalah Puskesmas Induk yang terletak di
Jalan Daan Mogot Tikala, Kota Manado, Sulawesi Utara. Jika ditinjau dari
lokasi tempatnya, Puskesmas Tikala terletak disekitar perumahan warga
sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat sekitar serta memudahkan
masyarakat dalam melakukan pengobatan.
Puskesmas Tikala Baru sekarang dipimpin oleh dr. Jacob Pajan,
Sp.B sebagai kepala Puskesmas, dan Apotek Puskesmas Tikala baru
dikelola oleh seorang apoteker bernama ibu Megawidari, S.Si., Apt selain
itu apotek Puskesmas dibantu oleh 2 orang tenaga teknis kefarmasian untuk
melakukan kegiatan pelayanan kefarmasian seperti menerima resep,
menyiapkan obat, meracik obat, pengelolaan obat, penyerahan obat dan
Pemberian Informasi Obat (PIO) dan konseling. PIO dan konseling yang
diberikan kepada pasien menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa daerah,
sehingga informasi dapat dengan mudah dimengerti oleh pasien.
Apoteker di Puskesmas Tikala Baru selain menjalankan pengelolaan
perbekalan farmasi, bahas medis habis pakai dan pelayanan kefarmasi
klinik, juga turut membantu pelayan kefarmasian baik di Puskesmas Tikala
Baru maupun diluar puskesmas (pusling, pustu, imunisasi dan posyandu
lansia).
Semua tugas Apoteker baik dari menerima resep hingga
menyerahkan obat kepada pasien, melakukan pencatatan hingga membantu
kegiatan diluar puskesmas dilakukan dengan baik. Selain itu, sarana dan
prasarana yang ada di Puskesmas Tikala Baru sudah cukup lengkap namun
tidak tersedia rawat inap. Apotek Puskesmas Tikala baru telah memiliki
penanda yang jelas terlihat dari ruang tunggu di Puskesmas Tikala baru. Di
Apotek Puskesmas Tikala Baru ini tempat penerimaan resep serta
penyerahan obat sama, tapi antara resep dengan obat yang sudah diambil
diletakkan pada tempat yang terpisah, sehingga alur penerimaan resep serta
penyerahan obat dapat berjalan dengan teratur tetapi semenjak Pandemi
COVID-19, Apoteker dan TTK langsung menyerahkan obat kepada pasien
di ruang tunggu. Selain itu, Puskesmas Tikala Baru sudah memiliki tempat
atau meja untuk meracik obat, hanya saja penggunaannya kurang tepat
karena masih ada barang selain peralatan meracik obat, tapi walaupun
begitu, tempatnya cukup efektif dan efisien.
Penyimpanan dan penyusunan obat - obat di Apotek telah dikelola
dengan baik. Obat-obat yang akan digunakan disusun didalam kotak obat
yang telah disediakan, sedangkan obat-obat stok apotek di simpan didalam
lemari yang telah disediakan. Untuk obat Narkotika, Psikotropika dan OTT
(Obat-obat tertentu) disimpan dalam lemari khusus yang cukup kokoh,
dimana lemari tersebut terdiri dari dua lapis pintu. Setiap pintu masing-
masing memiliki kunci yang berbeda. Begitu juga dengan obat sediaan cair
dan sediaan semi solid disimpan didalam lemari tersendiri. Penyusunan
obat-obat di apotek Puskesmas Tikala Baru disusun berdasarkan Alfabetis,
bentuk sediaan dan penggunaannya.
Pada gudang obat di Puskesmas Tikala Baru, obat disimpan juga di
dalam rak-rak yang tidak bersentuhan langsung dengan lantai. Di gudang
terdapat alat pengatur suhu sehingga bisa mengontrol kestabilan obat selama
penyimpanan. Pengelolaan sediaan farmasi di apotek Puskesmas Tikala
Baru meliputi perencanaan, permintaan obat, penerimaan obat,
penyimpanan obat, pendistribusian obat, pengendalian, pelaporan dan
pemusnahan yang akan dibahas sebagai berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan obat di Puskesmas Tikala Baru dilakukan setiap
setahun sekali oleh apoteker. Perencanaan kebutuhan obat di Puskesmas
Tikala Baru ditentukan dengan dua pola yakni pola konsumsi dengan
mempertimbangkan jumlah pemakaian dan sisa stok sebelumnya dan
pola epidemiologi yakni berdasarkan pola penyakit dan disusun dalam
RKO (Rencana Kebutuhan Obat) dan RKBMHP (Rencana Kebutuhan
Bahan Medis Habis Pakai).
2. Permintaan Obat
Permintaan sediaan farmasi di Puskesmas Tikala Baru dilakukan
setiap bulan dengan mengisi Lembar Pemakaian dan Lembar
Permintaan Obat (LPLPO). Untuk mengetahui pemakaian obat
perbulan dapat dilihat dari buku laporan pemakaian obat harian. LPLPO
tercantum jumlah obat yang masuk, jumlah obat yang keluar, sisa obat
yang tersedia dan jumlah permintaan obat untuk bulan berikutnya.
3. Penerimaan Obat
Penerimaan sediaan Farmasi di Puskesmas Tikala Baru, diterima
melalui Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota, dan kemudian
diperiksa kesesuaian jumlah obat, jenis sediaan obat & tanggal
kadaluwarsa obat.
4. Penyimpanan Obat
Proses penyimpanan obat digudang farmasi Puskesmas Tikala
Baru dilakukan dengan sistem Alfabetis dan FEFO, efek farmakologi,
serta bentuk sediaan. Untuk penyusunan berdasarkan alfabetis lebih
memudahkan pencarian obat. penyimpanan obat yang nama dan rupa
ucapannya mirip atau biasa disebut dengan LASA (Look Alike Sound
Alike) juga diatur dalam rak obat. Obat LASA adalah obat yang
nampak mirip dalam bentuk, tulisan, warna dan pengucapan. Tujuannya
adalah untuk meniadakan atau meminimalkan kesalahan pengambilan
dan pemberian obat kepada pasien. Untuk obat LASA perlu diberi logo
"LASA" dan penyimpanannya tidak diletakkan berdampingan.
Penyusunan berdasarkan farmakologi dapat mencegah akibat fatal yang
disebabkan salah ambil obat. Pengelompokkan obat berdasarkan
farmakologi dapat dipisahkan dengan memberi warna wadah
penyimpanan atau ditempeli stiker warna yang berbeda untuk tiap
kelompok efek farmakologinya. Kelemahan penyusunan berdasarkan
efek farmakologi adalah menyulitkan pencarian obat yang cepat,
terutama jika petugasnya baru dan belum mengenal dengan baik
kalasifikasi obat berdasarkan efek farmakologinya. FEFO merupakan
penyimpanan obat yang memiliki tanggal kaladuarsa lebih cepat maka
dikeluarkan lebih dulu. Penggunaan system FEFO ini bertujuan untuk
menghindari adanya obat yang mengalami expired date dan terbuang
sia-sia sebelum diserahkan kepada pasien. Selain itu obat juga disusun
berdasarkan bentuk sediaan, seperti sediaan cair, bahan medis habis
pakai, tablet, diletakkan terpisah sesuai bentuk sediannya. Obat-obat
dan bahan medis di Puskesmas Tikala Baru diletakan didalam rak, hal
ini membuat obat tidak bersentuhan langsung dengan lantai maupun
dinding ruangan. Untuk obat-obat narkotik dan psikotropik diletakkan
dilemari terpisah dengan obat-obat yang lainnya. Untuk Obat-obat HIV,
TB dan Kusta disimpan di ruangan sendiri, dan penyimpanannya sudah
diatur per pasien, untuk mengontrol ketepatan pasien dalam konsumsi
obat.
5. Pendistribusian Obat
Pendistribusian obat di Puskesmas Tikala Baru dilakukan ke sub-
unit puskesmas dan jaringannya, seperti : Apotek Poli, UGD, dan Pustu.
6. Pengendalian
Pengendalian obat dilakukan dengan pengamatan langsung obat
digudang serta pencocokan kartu stoknya. Pengendalian dilakukan
untuk menghindari obat kadaluwarsa dan juga kekosongan obat.
7. Pelaporan
Pelaporan obat narkotik dan obat psikotropik dilaporkan setiap satu
bulan sekali dan untuk mengetahui pemakaian obat perbulan dapat
dilihat dari dari buku laporan pemakaian obat harian. Pencatatan
pemakaian obat narkotik dan psikotropik dilakukan setiap ada resep
obat. Format pencatatan untuk narkotik dan psikotropika dipisahkan
dan dicatat dalam buku yang berbeda. Di Apotek puskesmas Tikala
Baru ada beberapa jenis laporan yang dilakukan setiap bulannya yaitu:
‒ Laporan Pemakaian dan Lembar Pemintaan Obat (LPLPO)
‒ Laporan obat Narkotika dan Psikotropika
‒ Laporan Pencatatan obat expire date
‒ Laporan Pencatatan stock opname
8. Pemusnahan
Pengontrolan obat rusak dan kadarluwarsa di apotek Puskesmas
Tikala Baru dilakukan ketika ada obat yang kadaluwarsa. Obat
kadaluarsa dipisahkan dari obat lainnya. Obat itu dikembalikan ke
instalasi farmasi dan dibuat berita acara serah terimanya. obat rusak dan
kadarluarsa dimusnahkan dan disaksikan kepala Dinas Kesehatan Kota,
kepala Gudang, tenaga kesehatan puskesmas. Laporan dibuat dua
rangkap yang terdiri dari lembar satu dikirim ke Dinas kesehatan Kota
melalui Instalasi Farmasi, lembar duanya sebagai arsip puskesmas.

Pelayanan Kesehatan yang ada di puskesmas Tikala Baru meliputi:


1. Pelayanan Pasien
Pelayanan pasies dipuskesmas Tikala Baru hanya ada 1 bentuk yakni
rawat jalan.
2. Penerimaan Resep
Resep yang dilayani di Apotek Puskesmas Tikala Baru merupakan
resep yang berasal dari pasien umum dan JKN. Pasien umum adalah
pasien yang berada di wilayah kerja Puskesmas Tikala baru tetapi tidak
memiliki JKN. Pasien JKN adalah pasien yang terdaftar sebagai
anggota BPJS. Pada masa pandemik sekarang resep diantar oleh
perawat ke Apotek. Apoteker akan melakukan skrinning resep. Setelah
resep dinyatakan lengkap, maka asisten apoteker akan memeriksa
ketersediaan obat, jika obat itu tidak tersedia, maka apoteker akan
berkonsultasi kepada dokter untuk mengganti obat yang indikasi dan zat
khasiat yang sama dalam resep tersebut. Resep pada Puskesmas Tikala
Baru memuat:
‒ Tanggal resep, dan tempat pelayanan
‒ No. index, No. registrasi
‒ Nama KK, Nama Pasien, tanggal lahir, umur, BB/TB, alamat
‒ Jenis kunjungan (baru/lama)
‒ Jaminan (JKN/Umum)
‒ Keluhan, TTV, Diagnosa
‒ Nama & tanda tangan dokter pemeriksa
‒ Rujuk poli (jika pasien harus dirujuk)
‒ Tanda R/, nama obat & dosis, jumlah obat yang diminta, dan aturan
pemakaian obat

Kelengkapan resep sangat di anjurkan karena untuk mencegah dan


menghindari terjadinya masalah-masalah yang tidak diinginkan di
puskesmas. Waktu penggunaan obat (misal : 3 x sehari obat tersebut
digunakan setiap 8 jam sekali, atau 1 jam sebelum dan sesudah makan,
ataupun hanya digunakan pagi / malam saja). Untuk obat jamur
sebaiknya dikonsumsi saat makan sebab pada umumnya obat jamur
adalah larut lemak, seperti griseofulvin yang ada di puskesmas. Lama
penggunaan obat (misal: sirup antibiotik yang telah diberi air harus
dihabiskan dan tidak boleh disimpan lebih dari 7 hari. Cara penggunaan
obat (misal: obat antasida tablet cara penggunaannya adalah dikunyah
terlebih dahulu 1-2 jam sebelum makan, untuk sediaan krim atau salep
digunakan untuk pemakaian luar misalnya dioleskan pada bagian yang
sakit dan terlebih dahulu dibersihkan dan di lap sampai kering lalu
oleskan salep atau krimnya).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan praktek kerja profesi apoteker (PKPA)
yang dilakukan di Puskesmas Tikala Baru selama 23 hari pada tanggan 6
Desember 2021 – 5 Januari 2022, dapat disimpulkan :
1. Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Tikala merupakan satu kesatuan
yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan, yang berperan
penting dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Penyelenggaraan pelayanan kefarmasian di Puskesmas dilaksanakan di
unit pelayanan berupa ruang farmasi yang dipimpin oleh seorang
apoteker sebagai penanggung jawab.
2. Pelayanan kefarmasian meliputi, pengelolaan sediaan farmasi dan bahan
medis habis pakai, pelayanan resep berupa peracikan obat, penyerahan
obat, dan pemberian informasi obat.
3. Secara keseluruhan, penilaian apotek pada puskesmas Tikala baru sangat
baik karena mampu memberikan pelayanan yang maksimal untuk pasien.

b. Saran

Untuk selanjutnya diharapkan ada penyediaan ruangan yang cukup


luas untuk lebih memudahkan pelayanan kefarmasian kepada pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 2002. Keputusan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang perubahan atas
Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 922/Menkes/Per/X/1993 tentang
Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek. Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun


2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
Jakarta.

Departemen Kesehatan RI, 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 26 Tahun


2020 tentang Perubahan Atas Permenkes Nomor 74 tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun


2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Jakarta.

Departemen Kesehatan RI, 2019. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
Jakarta.

Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 2009. Jakarta


LAMPIRAN

Lampiran 1. Struktur Organisasi Puskesmas Tikala Baru

Lampiran 2. Denah Ruangan UPT Puskesmas Tikala Baru

Lampiran 3. Dokumentasi
TUGAS TAMBAHAN

a. Penyuluhan

Anda mungkin juga menyukai