Anda di halaman 1dari 10

Farmasi Perapotekan

“Penyimpanan Obat dan Tata Cara Display Barang di Lemari Obat Maupun di
Swalayan”

Yuniasari

Mahasiswi Jurusan Farmasi D3, Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila, Jakarta

ABSTRAK

Penyimpanan obat dan tata cara display barang di lemari obat maupun di swalayan.
Penyimpanan obat merupakan suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara
menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta
gangguan dari fisik yang dapat merusak mutu obat. Tata cara display barang di lemari obat
maupun di swalayan merupakan suatu penataan barang dalam suatu perbelanjaan dengan tujuan
untuk memberikan rangsangan kepada konsumen untuk melakukan pembelian yang tidak
direncanakan sebelumnya. Tujuan dari penyimpanan obat dan tata cara display barang di lemari
obat maupun di swalayan adalah untuk memelihara mutu obat, menghindari penggunaan yang
tidak bertanggung jawab, menjaga kelangsungan persediaan, memudahkan pencarian dan
pengawasan. Metode penyimpanan obat dan tata cara display barang biasanya diterapkan
berdasarkan metode First In First Out (FIFO) atau First Expired First Out (FEFO),
berdasarkan golongan obat, berdasarkan abjad ataupun berdasarkan data farmakologi.

Kata kunci: Penyimpanan obat, Tata cara display obat, Tujuan, Metode.

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 menyatakan bahwa Pekerjaan
Kefarmasian adalah berbagai kegiatan, meliputi pengendalian mutu sediaan farmasi,
pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran obat,
pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta
pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional.

Salah satu sarana pelaksanaan pekerjaan kefarmasian adalah di apotek.


Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek meliputi standar pengelolaan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai,dan pelayanan
farmasi klinik. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan,
penyimpanan, pemusnahan, pengendalian, pencatatan dan pelaporan.
Penyimpanan obat dan tata cara display barang di lemari obat maupun di
swalayan. Penyimpanan obat merupakan suatu kegiatan menyimpan dan memelihara
dengan cara menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang dinilai aman
dari pencurian serta gangguan dari fisik yang dapat merusak mutu obat. Tata cara
display barang di lemari obat maupun di swalayan merupakan suatu penataan barang
dalam suatu perbelanjaan dengan tujuan untuk memberikan rangsangan kepada
konsumen untuk melakukan pembelian yang tidak direncanakan sebelumnya.

Tujuan dari penyimpanan obat dan tata cara display barang di lemari obat
maupun di swalayan adalah untuk memelihara mutu obat, menghindari penggunaan
yang tidak bertanggung jawab, menjaga kelangsungan persediaan, memudahkan
pencarian dan pengawasan.
1.2 Rumusan Masalah
a. Untuk mengetahui penyimpanan obat di apotek
b. Untuk mengetahui tata cara display barang di lemari obat maupun di
swalayan
1.3 Tujuan
a. Dapat mengetahui cara penyimpanan obat di apotek
b. Dapat mengetahui tata cara display barang di lemari obat maupun di
Swalayan

II. PEMBAHASAN
2.1 Penyimpanan Obat di Apotek
Penyimpanan obat merupakan suatu kegiatan menyimpan dan memelihara
dengan cara menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang dinilai aman
dari pencurian serta gangguan dari fisik yang dapat merusak mutu obat. Setelah
dilakukan penerimaan barang maka barang akan disusun pada tempat masing-masing.
Obat-obat ethical akan ditata dan disimpan pada lemari obat-obat ethical yang terdiri
dari lemari vitamin, obat generik, antibiotik, pencernaan, hipertensi, hormon, diabetes,
tetes mata dan tetes hidung, tetes telinga, inhaler, BPJS, kulkas, semisolid, racikan dan
lemari khusus untuk sediaan sirup. Perbedaan tempat penyimpanan tersebut dilakukan
untuk menghindarkan petugas dari kesalahan dalam mengambil obat.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyimpanan obat menurut
PerMenKes No.73 Tahun 2016:
1. Obat/bahan Obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam
hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain,
maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi
yang jelas pada wadah baru. Wadah sekurang- kurangnya memuat nama
Obat, nomor batch dan tanggal kadaluwarsa.
2. Semua Obat/bahan Obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai
sehingga terjamin keamanan dan stabilitasnya.
3. Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk penyimpanan
barang lainnya yang menyebabkan kontaminasi.
4. Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk sediaan
dan kelas terapi Obat serta disusun secara alfabetis.
5. Pengeluaran Obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan FIFO
(First In First Out).

2.2 Tata Cara Display Barang di Lemari Obat Maupun di Swalayan


Tata cara display barang di lemari obat maupun di swalayan merupakan suatu
penataan barang dalam suatu perbelanjaan dengan tujuan untuk memberikan rangsangan
kepada konsumen untuk melakukan pembelian yang tidak direncanakan sebelumnya.
Salah satu area yang dapat memberikan keuntungan besar bagi apotek adalah area
swalayan. Untuk memaksimalkan fungsi dari area swalayan ini maka diperlukan suatu
strategi pembelian produk, penataan design layout serta pengelompokan kategori produk
yang tepat sehingga diharapkan akan meningkatkan minat konsumen untuk datang dan
berbelanja di apotek.
 Merchandising
Secara umum, merchandising adalah aktivitas untuk mendapatkan barang atau
jasa tertentu dan menjadikannya tersedia pada waktu, tempat, harga serta jumlah yang
bertujuan agar produk secara cepat sampai ke tangan konsumen. Ada 6 hal yang
berhubungan erat dan menjadi faktor penentu keberhasilan merchandising yaitu:
1. Pembelian (Purchasing)
2. Pemberian harga (Pricing)
3. Kategori produk
4. Lay out & shelving
5. Tata letak (Display)
6. Promosi
 Point of Purchase Display
Point of Purchase Display (POP) merupakan suatu penataan barang dalam suatu
perbelanjaan dengan tujuan untuk memberikan rangsangan kepada konsumen untuk
melakukan pembelian yang tidak direncanakan sebelumnya. Display POP adalah displai
interior yang menyediakan informasi tambahan untuk iklim apotek, dan menyajikan
sebuah peran promosi penting kepada konsumen yang akan berdampak positif terhadap
penjualan produk. Karakteristik display POP yang baik adalah :
a. Display harus beda dan punya nilai seni serta harus menarik perhatian dan minat
pengunjung.
b. Display harus menyenangkan dan pantas. Semua elemen hendaknya sesuai
sehingga pengaruh produk hanya satu dan unik.
c. Display harus sederhana. Hendaknya menyajikan sebuah pesan yang sederhana
yang dapat diterima dan dipahami oleh konsumen dengan cepat
Contoh material POP yang terdapat dia apotek antara lain adalah hanging mobile,
stopper dan wobbler.
 Struktur Merchandising dan Penataan Produk
Struktur merchandise dan penataan produk merupakan suatu cara untuk menata
produk sesuai standar yang telah ditetapkan dengan tujuan untuk menarik minat
konsumen. Pelaksanaan penataan yang bagus merupakan salah satu cara untuk
memperoleh keberhasilan pelayanan dalam menjual produk. Ketentuan dalam
menentukan struktur marchendise dan penataan produk-produk di apotek antara lain :
a. Semua vitamin golongan obat bebas (lingkaran hijau) dan obat bebas terbatas
(lingkaran biru) dimasukkan ke dalam kategori Health.
b. Khusus vitamin yang mengandung bahan alami/ekstrak tidak dimasukkan ke
dalam kategori Traditional Medicine tetapi masuk ke dalam kategori Vitamin &
Mineral.
c. Semua jenis obat kumur (bahan alami/obat/kesegaran) dimasukkan ke dalam
kategori Beauty Care.
d. Obat gosok yang berupa jamu seperti minyak gosok (minyak tawon, minyak kayu
putih dll) tidak dimasukkan ke dalam kategori Traditional Medicine akan tetapi
masuk ke dalam kategori Medicine.
e. Obat panas dalam dimasukkan ke dalam kategori Household.
f. Bedak dan lotion untuk gatal atau biang keringat atau antijamur dimasukkan ke
dalam kategori Baby Product.
g. Shampoo antiseptik atau antijamur dimasukkan ke dalam kategori Personal &
Beauty.
h. Sabun kesehatan atau antiseptik dimasukkan ke dalam kategori Personal &
Beauty.
i. Semua produk sediaan oral yang mengandung ekstrak bahan alam yang diproduksi
oleh non-perusahaan jamu maka dimasukkan ke dalam kategori Food Supplemet
sedangkan apabila diproduksi oleh perusahaan jamu maka dimasukkan ke dalam
kategori Traditional Medicine.
j. Yang termasuk ke dalam kategori Traditional Medicine adalah sediaan oral, selain
sediaan oral maka dimasukkan ke dalam kategori Medicine.
k. Semua obat batuk, pilek, analgesik, dan antipiretik golongan oabt bebas (lingkaran
hijau) dan obat bebas terbatas (lingkaran biru) dimasukkan ke dalam kategori
Medicine sedangkan obat keras dimasukkan ke dalam kategori Prescription.
l. Produk fitofarmaka adalah produk yang mengandung bahan alami yang telah ada
uji klinis.
m. Semua obat pencernaan golongan obat bebas (lingkaran hijau) dan bebas terbatas
(lingkaran biru) dimasukkan ke dalam kategori Medicine sedangkan oabt keras
dimasukkan ke dalam kategori Prescription.
n. Produk pemutih dimasukkan ke dalam kategori Skin Helaty.
o. Botol obat, pot salep, dan wadah bedak serta wadah lain dimasukkan ke dalam
Prescription subkategori war material & anmak.
p. Semua minuman kesehatan atau minuman yang berkhasiat obat dimasukkan ke
dalam kategori Household sub kategori minuman.
 Desain tata letak produk
Perencanaan tata letak produk sangat penting untuk mengembangkan kesan yang
baik dan pengoperasian ritel yang efisien. Perencanaan tata letak produk setiap toko
harus ditujukan untuk hal-hal berikut :
a. Efektifitas dalam melayani pelanggan sehingga memudahkan pelanggan mencapai
semua bagian di dalam apotek.
b. Efisiensi apotek dengan meminimalkan kegiatan atau pekerjaan untuk menangani
produk ke seluruh bagian apotek dengan tetap memastikan tercapainya sasaran
merchandising.
c. Memaksimalkan penjualan dan produktifitas apotek dengan mengoptimalkan
penyajian produk kepada pelanggan.
d. Membantu meningkatkan citra apotek melalui pengaturan lahan yang optimal
untuk penyajian kategori yang hendak ditawarkan kepada pelanggan.
e. Membantu menjaga keamanan apotek.
Tahap perencanaan desain tata letak produk mencangkup desain tata letak produk
dengan mempertimbangkan target pasar dan jalur yang dibutuhkan untuk berjalan
sehingga dapat diperoleh area untuk berjualan, area pelayanan dan area publik.
Perencanaan desain juga perlu mempertimbangkan zona terhadap area penjualan yang
terdiri dari tiga zona yaitu :
a. Area destination product (medicine)
b. Area image product (non-medicine)
c. Area impulse product

 Pengelompokan Produk
Pengelompokan produk merupakan komponen yang paling penting yang akan
berdampak terhadap efektifitas penyajian produk di dalam apotek. Pengelompokan
produk yang tidak tepat dapat membuat pelanggan bingung atau bersusah payah untuk
menemukan produk yang dicari. Pengelompokan produk di dalam apotek perlu
memperhatikan hal-hal berikut :
a. Arus pelanggan yang dibuat secara khusus lurus karena letak gondola yang
berjajar.
b. Tipe pengelompokan produk berdasarkan fungsi produk dan tujuan untuk
menimbulkan motivasi pelanggan untuk masuk dan membeli.
c. Dalam penyajian atau pemajangan produk perlu diperhatikan penentuan letak
pajangan masing-masing kategori produk sesuai dengan karakter produknya.
 Pemajangan Produk
Pemajangan produk bertujuan agar produk terpajang pada tempat yang baik untuk
mempermudah menemukan apa yang dibutuhkan oleh pelanggan maupun petugas.
Untuk memajang suatu produk maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Kebutuhan konsumen
b. Ketersediaan obat
c. Posisi atau letak susunan barang
d. Kenyamanan
 Jenis-jenis Sarana Display
Sarana displai digunakan untuk memajang barang-barang yang terdapat pada area
swalayan apotek. Jenis dan jumlah sarana displai yang dipakai pada area swalayan
dipikirkan dengan baik sehingga area swalayan dapat memajang barang dalam jumlah
yang banyak tanpa menggangu tata ruang apotek maupun arus pelanggan yang datang
ke apotek. Jenis-jenis sarana displai yang digunakan di apotek antara lain adalah :
a. Island gondola
Island gondola merupakan area pajangan secara umum yang digunakan untuk
memajang semua produk bukan resep, baik yang termasuk kategori medicine maupun
non-medicine. Fungsi regular gondola adalah untuk menempatkan dan memajang
semua produk yang dijual yang tidak termasuk kategori obat resep.
b. End gondola
end gondola adalah bentuk pajangan dimana gondola diletakkan di bagian ujung.
End gondola ini mempunyai beberapa fungsi antara lain adalah digunakan untuk
menonjolkan suatu produk tertentu atau untuk promosi, serta bisa juga digunakan
sebagai sarana pajangan yang disewakan dalam periode waktu tertentu kepada pihak
yang menyewa.
c. Floor display / offer block
Definisi dari floor display / offer block adalah bentuk pemajangan produk dengan
cara menata produk di atas palet dengan ukuran tinggi sekitar 15 cm.
d. Slat wall
Definisi slat wall adalah bentuk pajangan yang menggunakan gantungan yang
diletakkan pada sarana khusus di dinding yang digunakan, misalnya kolom, dinding
kosong, wall/end gondola perforate.
e. Clip strip dan perforated
Definisi dari clip strip adalah bentuk pajangan yang dilakukan dengan cara
menggantung produk pada alat gantungan khusus yang telah disediakan. Fungsi dari clip
strip adalah sebagai sarana pemajangan untuk produk kategori berlainan dengan
kelompok kategori produk disekelilingnya, namun masih saling berkaitan dan
melengkapi dalam penggunaanya.
f. Wing display
Fungsi dari wing display antara lain sebagai sarana pemajangan produk dengan
kuantitas besar dan hendak ditonjolkan, namun kuantitas tidak mencukupi untuk
dipajang di floor display dan tidak punya harga jual promosi. Selain itu wing display
dapat berfungsi sebagai pemecah perhatian di lorong gondola dan sebagai sarana
penggabung kategori produk yang berlainan tetapi masih saling terkait dan saling
melengkapi dalam penggunaannya.
g. Check out counter / counter prescription
Definisi dari check out counter adalah counter penerimaan resep yang pada
prinsipnya digunakan hanya untuk menyimpan persediaan obat resep dengan
menggunakan kotak penyimpanan yang telah ditentukan (kotak mika). Bagian counter
tertentu didekat meja kasir, bila dipergunakan sebagai sarana pajangan untuk produk
non resep (baik obat maupun bukan) yang mempunyai karakter sebagai produk utama.
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Penyimpanan obat merupakan suatu kegiatan menyimpan dan memelihara
dengan cara menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang
dinilai aman dari pencurian serta gangguan dari fisik yang dapat merusak
mutu obat.
b. Tata cara display barang di lemari obat maupun di swalayan merupakan
suatu penataan barang dalam suatu perbelanjaan dengan tujuan untuk
memberikan rangsangan kepada konsumen untuk melakukan pembelian
yang tidak direncanakan sebelumnya.
c. Tujuan dari penyimpanan obat dan tata cara display barang di lemari obat
maupun di swalayan adalah untuk memelihara mutu obat, menghindari
penggunaan yang tidak bertanggung jawab, menjaga kelangsungan
persediaan, memudahkan pencarian dan pengawasan.
d. Metode penyimpanan obat dan tata cara display barang biasanya diterapkan
berdasarkan metode First In First Out (FIFO) atau First Expired First Out
(FEFO), berdasarkan golongan obat, berdasarkan abjad ataupun berdasarkan
data farmakologi.
e. Tata cara display barang di lemari obat maupun di swalayan terdiri dari
Merchandising, Point of Purchase Display (POP), struktur Merchandising
dan penataan produk, desain tata letak produk, pengelompokan produk,
pemajangan produk dan jenis-jenis sarana display.
DAFTAR PUSTAKA

a. PerMenKes No.73 Tahun 2016


b. PerBPOM No.4 Tahun 2018
c. Farhan, idil. 2014. Jurnal laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Kimia Farma.
Universitas Indonesia: Depok.
 Link
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=2ahUK
Ewj4muS3hOjlAhUMeisKHbfqAQ8QFjAAegQIABAC&url=http%3A%2F%2Flib.ui.a
c.id%2Ffile%3Ffile%3Ddigital%2F2015-6%2F20390893-
PRIdil%2520Farhan.pdf&usg=AOvVaw1MvwUo9KRd9phb9tJnisie

Anda mungkin juga menyukai