Disusun oleh :
1
HALAMAN PENGESAHAN
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita haturkan pada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya sehingga terselesaikannya Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini.
Adapun penyusunan laporan ini merupakan pemaparan dari kegiatan Praktek Kerja
Lapangan yang telah dilaksanakan sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Jurusan
Manajemen Administrasi Apotek & Farmasi LLK2 Cipto Bhakti Husodo Magelang.
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya laporan ini. Oleh karena itu, kami ucapkan terima kasih kepada:
Ibu Erik Yuli Siswati, S.Farm,Apt selaku instruktur Jurusan Manajemen Administrasi
Apotek & Farmasi LLK2 Cipto Bhakti Husodo Magelang
Ibu Luciana Dewi selaku Direktur Rumah Sakit Gunung Sawo Temanggung
Ibu Agustina Ani Wuriyanti, S.Si,Apt selaku Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Gunung Sawo Temanggung
Teman-teman yang turut mendukung selama penyusunan Laporan PKL, serta semua
pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu.Kami menyadari bahwa dalam
pembuatan Laporan PKL ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan sumbangan pemikiran, kritik dan saran yang dapat membangun demi
penyempurnaan laporan ini, terimakasih.
Penyusun
Bella Maretha
3
DAFTAR ISI
a. Perencanaan ................................................................................ 16
b. Pengadaan ................................................................................... 16
4
c. Penerimaan .................................................................................. 16
d. Penyimpanan .............................................................................. 16
a. Perencanaan .................................................................................. 31
b. Pengadaan ..................................................................................... 32
c. Penerimaan .................................................................................... 33
d. Penyimpanan ................................................................................ 34
f. Pemusnahan .................................................................................. 40
5
2. Pelayanan Kefarmasian .................................................................. 40
A. Kesimpulan ............................................................................................... 50
B. Saran .......................................................................................................... 50
3. Format Etiket.............................................................................53
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan program khusus yang dilakukan
oleh instansi pendidikan baik formal maupun informal, PKL sendiri merupakan
program yang dilaksanakan di luar sekolah dalam entuk praktek kerja di dunia
usaha dengan mempertimbangkan struktur program kurikulum, kalender
pendidikan, dan kesediaan dunia usaha/industry untuk dapat melakukan PKL ini.
Praktek Kerja Lapangan ini dimaksudkan untuk mendekatkan siwa kepada
tuntutan kerja/industry, yang sekaligus diharapkan mampu memberikan umpan
balik kepada pihak dunia usaha/industry, maupun Lembaga Latihan Kerja
Kesehatan (LLK2) sebagai pelaksana pendidikan, sehingga diperoleh gambaran
yang lebih jelas mengenai standar kualifikasi kelulusan yang sesuai dengan
kebutuhan tenaga kesehatan pada era ini serta diperoleh pengembangan ilmu
pengetahuan dan juga meningkatkan ketrampilan dalam bidang farmasi.
B. Tujuan PKL ( Praktek Kerja Lapangan)
1) Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari PKL adalah agar dapat mengenal dunia
usaha/industri yang sebenarnya sehingga dapat memberikan gambaran kepada
siswa mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh asisten apoteker di
Rumah Sakit khususnya di Instalsi Farmasi Rumah Sakit Gunung Sawo
Temanggung.
2) Tujuan Khusus
7
2. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja
kesehatan yang berkualitas
3. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja
sebagai proses pendidikan
4. Mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapat selama belajar
5. Meningkatkan kemampuan yang ada pada karyasiswa khususnya pada
bidang kesehatan.
C. Manfaat
Adapun manfaat dilaksanakannya program Praktek Kerja Lapangan antara lain:
1. Mampu mempraktekkan konsep pharmaceutical care dalam pelayanan
pada pasien.
2. Mampu menjalin kerjasama dan komunikasi yang dengan tenaga
kesehatan lain secara professional
3. Mampu membandingkan perbedaan antara teori dengan praktek yang ada
pada dunia usaha/industry
4. Mampu memahami fungsi dan peran Apoteker, Asisten Apoteker dan
Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) di Rumah Sakit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajad kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya”.
2. Menurut PerMenKes Nomor 147 tahun 2010, “Rumah Sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan dan gawat darurat”.
3. Menurut Muninjaya, “Rumah Sakit merupakan bagian dari sitem pelayanan
public kesehatan yang harus memenuhi kriteria aviability, appropriateness,
continuity, sustaibility, acceptability, affordable, dan quality.”
4. Menurut American Hospital Association, “Rumah Sakit adalh suatu
organisasi yang melalui tenaga medis professional yang terorganisir serta
sarana kedokteran yang permanen yang menyelenggarakan pelayanan
kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta
pengobatan penyait yang diderita oleh pasien.”
Jadi, Rumah Sakit adalah suatu institusi kesehatan yang fungsi utamanya
memberikan pelayanan kesehatan pada pasien secara paripurna dan menyeluruh.
9
4. Menyelenggarakan pelayanan asuhan kefarmasian sesuai dengan
prosedur yang berlaku.
b) Fungsi Sosial Rumah Sakit
Rumah Sakit baik pemerintah maupun swasta harus memberikan
fasilitas perawatan kepada penderita yang kurang mampu. Rumah Sakit
Umum harus menyediakan 75% tempat tidur bagi penderita yang kurang
mampu. Sedangkan Rumah Sakit Swasta harus menyediakan 25% tempat
tidur yang disediakan bagi orang yang kurang mampu.
Pelayanan Rumah Sakit merupakan salah satu kegiatan di rumah sakit yang
menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Peraturan perundang-undangan
mengenai bahan pelayanan farmasi diantaranya:
1) UU Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2) UU Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika
3) UU Nomor 5 tahun 1997 tentang Psikotropika
4) PP Nomor 51 tentang Pekerjaan Kefarmasian Keputusan Menteri
Kesehatan
5) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang
Standar Pelayanan Rumah Sakit
6) PerMenKes No.085/MENKES/Per/I/1989 tentang Kewajiban Instalasi
Farmasi Rumah Sakit.
D. Persyaratan Apotek di Rumah Sakit
A. Bangunan dan Perlengkapan
Bangunan Instalasi Farmasi Gunung Sawo terdiri dari:
a. Ruang Pelayanan dan peracikan
Berlantai keramik, kedap air, dinding tembok, plafon gipsun.
Perlengkapan dalam ruang pelayanan dan peracikan:
10
1. Rak Obat
2. Lemari pendingin
3. Lemari penyimpanan obat
4. Lemari obat narkotika dan psikotropika
5. Lemari administrasi dan buku informasi
6. Meja kerja, dan telepon
7. Mortir dan stamper
8. Bak cuci
9. Alat tulis kantor
10. Computer yang terhubung internet
11. Dispenser
b. Gudang Perbekalan Farmasi
Berlantai keramik, kedap air, dinding tembok, plafon gipsun.
Perlengkapan gudang farmasi terdiri dari:
1. Rak obat
2. Lemari penyimpanan obat
3. Meja kerja dan Alat tulis kantor
4. Lantai dilengkapi dengan palet
c. Ruang Konsultasi dan Pelayanan Farmasi Klinik
Berlantai keramik kedap air, dinding tembok, plafon gipsun.
Perlengkapan dalam pelayanan Farmasi Klinis:
1. Meja kerja dan komputer
2. Alat tulis kantor
3. Buku buku yang terkait dengan kefarmasian edisi terbaru
4. Lemari penyimpanan arsip
5. Ruang konsultasi pasien
B. Kelengkapan Bangunan
1) Sumber Air Bersih
2) Penerangan dari PLN
11
3) Pendingin ruangan/AC
4) Lantai gudang sebagian dilengkapi dengan palet.
C. Perlengkapan Administrasi
1) Blangko Copy Resep
2) Blangko Kartu Stock
3) Blangko Surat Pesanan obat dan alat kesehatan
4) Kemasan Obat berupa plastic, pot obat, kertas perkamen, kapsul kosong
5) Etiket obat putih dan biru.
D. Sarana Informasi
1. Buku Farmakope Indonesia Edisi Terbaru
2. MIMS dan ISO edisi terbaru
3. Formularium RS edisi terbaru.
12
h. Melaksanakan pelayanan farmasi klinik
i. Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan obat dan alat
kesehatan
j. Memberikan informasi obat kepada dokter, perawat, tenaga kesehatan
lainmaupun pasien/keluarga pasien.
13
b. Menyiapkan obat-obat partus, SC, Curret untuk pasien kebidanan
c. Mengecek dan menyiapkan obat-obat emergency
d. Menyiapkan obat-obat rawat inap (One Day Dose)
e. Menyerahkan obat pulang pasien rawat inap
f. Pengawasan obat high alert untuk pasien rawat inap
g. Menyiapkan obatdan alkes untuk kebutuhan kamar operasi.
5) Bagian Administrasi Umum
a. Mencatat semua obat dan alkes yang masuk ke buku penerimaan obat
dan alkes
b. Mengarsipkan penerimaan obat dan alkes ke computer yang sudah
dicatat di buku barang dating
c. Membuat laporan narkotika, psikotropika dan generic
d. Membuat laporan pajak pengguna obat dan alkes
e. Mengarsipkan resep rawat inap dan rawat jalan
f. Mengecek kelengkapan pelayanan instalasi farmasi
g. Pengearsipan catatan pengobatan pasien
h. Pengarsipan pemusnahan obat, alkes dan resep.
6) Bagian Administrasi Rawat Inap dan Rawat Jalan
a. Mengecek kelengkapan resep
b. Mengarsipkan resep
c. Mengecek ketersediaan obat dan alkes di pelayanan farmassi
d. Menyetok obat dan alkes pelayanan farmasi
e. Melakukan permintaan obat dan alkes ke gudang farmasi.
F. Pengelolaan Instalasi Farmasi
I. Pengelolaan Perbekalan Farmasi
Pengelolaan perbekalan farmasi merupakan suatu siklus kegiatan yang
dimulai dari pemilihan, perencaan, pengadaan, penerimaan, pendistribusian,
pengendalian, penghapusan, administrasi dan pelaporan serta evaluasi yang
diperlukan bagi kegiatan pelayanan. Tujuan dari pengelolaan adalah
14
1) Mengelola perbekalan farmasi yang efektif dan efisien
2) Menerapkan farmako ekonomi dan pelayanan
3) Meningkatkan kompetensi/kemampuan tenaga farmasi
4) Mewujudkan Sistem Informasi Manajemen berdayaguna dan tepat guna
5) Melaksanakan pengendalian mutu pelayanan.
Pengelolaan perbekalan farmasi di IFRS terdiri atas:
a. Perencanaan
Perbekalan Farmasi adalah semua bahan dan peralatan yang
diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang meliputi
sediaan farmasi dan alkes. Sedangkan perencanaan perbekalan farmasi
merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah, dan harga
perbekan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran yang
tersedia.
Perencanaan berfungsi untuk menghindari kekosongan obat dengan
menggunakan metode yang dapat dipertanggung-jawabkan. Pedoman
untuk melakukan perencanaan berdasarkan pada DOEN, formularioum
rumah sakit, standar terapi rumah sakit, ketentuan setempat yang berlaku,
data catatan medik, anggaran yang tersedia, penetapan prioritas, siklus
penyakit, sisa persediaan, data pemakaian periode lalu, dan rencana
pengembangan.
b. Pengadaan
Pengadaan adalah kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah
direncanakan dan disetujui melalui pembelian secara tender (oleh panitia
pembelian barang farmasi) dan secara langsung dari
pabrik/distributor/PBF melalui poduksi/pembuatan sediaan farmasi
(produksi steril dan produksi non steril), atau bias juga melalui
sumbangan/dropping/hibah.
Kriteria kesalahan faktur biasanya karena adanya ketidakcocokan jenis
obat, jumlah obat dalam suatu item, atau jenis obat dalam faktur terhadap
15
surat pesanan yang bersesuaian. Penyebabnya biasanya dikarenakan
kekosongan barang dari PBF, dan keterlambatan pengiriman.
c. Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan menerima perbekalan farmasi yang
telah dipesan sesuai dengan aturan kefarmasian yang berlaku. Pedoman
penerimaanya adalah:
1. Pabrik harus mempunyai sertifikat analisa
2. Barang harus bersumber dari distributor utama
3. Harus memliliki material safety data sheet (MSDS)
4. Untuk alkes harus mempunyai certificate of orign
System informasi yang selalu menjamin ketersediaan perbekalan
farmasi sesuai dengan kebutuhan.
d. Penyimpanan
Penyimpanan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menyimpan
perbekalan farmasi menurut persyaratan yang sudah ditetapkan.Tujuan
penyimpanan adalah :
c. Menjaga ketersediaan
16
khususnya obat yang memiliki waktu Expired Date
17
4 CardisAN CardisMO
5 EPHEDrine EPINEPHrine
6 FARSORbid FUROSEmide
7 IRBEsartan VALsartan
8 Amlodipine 5 mg Amlodipine 10 mg
9 Lisinopril 5 mg Lisinopril 10 mg
10 Candesartan 8 mg Candesartan 16 mg
11 Captopril 25 mg Captopril 125 mg
12 Acarbose 50 mg Acarbose 100 mg
2. HIGH ALERT
Obat High Alert adalah obat-obatan yang memiliki resiko lebih tinggi untuk
menyebabkan atau menimbulkan adanya komplikasi atau membahayakan pasien
secara signifikan jika terdapat kesalahan penggunaan (dosis, interval, dan
pemilihannya).
18
3 Dextrose 40% Simpan pada suhu kamar
4 Digoxin 0,25 mg Obat LASA, lakukan double cek
5 Dopamin Inj Simpan pada suhu kamar
6 Fargoxin 0.25 mg Obat LASA, lakukan double cek
7 Herbesser Simpan pada suhu kamar
8 Kutoin Inj & tab Simpan pada suhu kamar
9 MgSo4 Obat LASA, lakukan double cek
19
bagi pasien rawat inap dan rawat jalan serta untuk menunjang
pelayanan medis.
Sistem distribusi ini dirancang atas dasar kemudahan untuk
dijangkau oleh pasien dengan mempertimbangkan:
1. Efisiensi dan efektivitas sumber daya yang ada.
2. Metode sentralisasi atau desentralisasi
Sentralisasi adalah metode penyimpanan dan pendistribusian obat
yang dipusatkan pada suatu tempat di instalasi farmasi biasanya
gudang farmasi. Jadi, semua kebutuhan pasien rawat inap disuplay
langsung dari instalasi farmasi pusat.
Desentralisasi adalah metode penyimpanan dan pendistribusian
semua obat yang secara tidak langsung artinya dilayani oleh
farmasi pusat tetapi disuplay dari cabang di depo farmasi.
3. System floor stock, resep individu, dispensing dosis atau
kombinasi
System Floor Stock yaitu system distribusi dimana kebutuhan obat
baik untuk kebutuhan dasar pasien sudah distok dalam jumlah
besar dan disimpan dalam ruang perawatan.
System Individual Prescription yaitu system distribusi dimana
resep yang ditulis dokter langsung diserahkan kepada pasien dan
obat harus diambil sendiri di instalasi farmasi kemudian semua
obat yang sudah dibayar dibawa ke ruang perawatan, diserahkan
kepada perawat untuk disimpan.
20
Sistem Kombinasi yaitu suatu system dimana rumah sakit menggunakan sistem resep
individu sebagai sarana utama untuk pelayanan obat tetapi juga memanfaatkan
persediaan ruangan secara terbatas.
21
Pelaporan Obat Narkotika dan Psikotropika
a) Pelaporan Narkotika
IFRS berkewajiban untuk menyusun dan mengirimkan pelaporan
narkotika setiap bulannya paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
Dalam laporan itu diuraikan mengenai pembelian atau pemasukan dan
penjualan atau pengeluaran narkotika yang ada dalam tanggung
jawabnya dan ditandatangai oleh APA (Apoteker Pengelola Apotek).
b) Pelaporan Psikotropika
Obat Psikotropika ini dilaporkan setahun sekali dengan ditandatangani
oleh APA (apoteker Pengelola Apotek) dilakukan secara berkala setiap
tahunya.
II. Pengelolaan Resep
a. Pelayanan Resep
Pelayanan resep merupakan proses dari bagian kegiatan yang harus
dikerjakan dimulai dari menerima resep hingga menyerahkan obat kepada
pasien. Tujuan dari pelayanan resep adalah agar pasien mendapatkan obat
yang sesuai dengan resep dokter serta bagaimana cara memakainya.
Semua resep yang telah dilayani harus diarsipkan dan disimpan minimal 3
(tiga) tahun.
22
Unsur-Unsur Resep:
a) Identitas Dokter
Berisi nama, nomor surat izin praktek, alamat praktek dan
nrumah dokter penulis resep serta dilengkapi nomor telepon
dan hari serta jam praktek. Biasanya sudah tercetak diblangko
resep.
b) Nama kota
Sudah tercetak di blangko resep dan tanggal resep ditulis
manual ketika dokter menulis resep.
c) Superscriptio
Ditulis dengan symbol R/ (Recipe=harap diambil). Biasanya
sudah tercetak diblangko. Bila diperlukan lebih dari satu
bentuk sediaan obat, diperlukan penulisan R/ lagi secara
manual oleh dokter.
d) Inscription
Yaitu bagian inti dari resep, berisi nama obat, kekuatan dan
jumlah obat yang diperlukan dan ditulis dengan jelas.
e) Subscriptio
Bagian ini menyantumkan bentuk sediaan obat (BSO) dan
jumlahnya. Cara penulisan (dengan singkatan Bahasa latin)
tergantung dari macam formula resep yang digunakan.
Contoh:
1. m.f.l.a.pulv.d.t.d.no.X
2. m.f.l.a.sol
3. m.f.l.a.pulv.No.XIV da in caps
f) Signatura
Berisi nformasi tentang aturan penggunaan obat bagi pasien
yaitu meliputi frekuensi,jumlah obat dan waktu minum obat.
23
Contohnya S.t.dd tab 1 uh pc artinya tandailah tiga kali sehari
satu tablet satu jam setelah makan.
g) Identitas Pasien
Umumnya sudah tercantum dalam resep (tulisan pro dan
umur), bisa juga ditambahkan alamat pasien. Nama pasien
dicantuman dalam pro, sebaiknya juga bisa mencantumkan
berat badan pasien supaya control dosis oleh apotek lebih
akurat.
Pengkajian Resep
Kegiatan dalam pelayanan kefarmasian dimulai dari seleksi
persyaratan administrative, persyaratan farmasi dan persyaratan klinis
baik untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan.
Persyaratan administrasi meliputi:
1. Nama, umur, jenis kelamin dan berat badan
2. Nama, nomor ijin, alamat dan paraf dokter
3. Tanggal resep
4. Ruangan/unit asal resep (Misal: Poli Bedah, Poli anak, Poli
Penyakit Dalam)
24
4. Kontraindikasi
Prosedur tentang Peracikan:
1) Memberikan tempat dan peralatan kerja
2) Mengambil obat atau bahan dari wadah menggunakan alat
yang sesuai. Misal sendok/spatula, nama dan jumlah obat yang
sesuai yang diminta, memeriksa mutu secara organoleptis dan
tanggal kadaluwarsa obat.
3) Untuk sediaan
a. Sirup Kering : membersihkan sediaan sirup kering
harus dalam keadaan sudah dicampur air sesuai
takaranya (tanda batas) pada saat akan diserahkan pada
pasien.
b. Sediaan racikan:
a) Menghitung kesesuaian dosisnya
b) Menyiapkan pembungkus dan wadah sesuai
dengan kebutuhan apakah kapsul, botol sirup atau
kertas perkamen untuk puyer.
c) Menyiapkan dan mengambil obat sesuai dengan
kebutuhan
d) Tidak mencampur antibiotic dengan obat lain dalam
satu sediaan
e) Menghindari penggunaan alat yang sama untuk
mengerjakan sediaan yang mengandung beta lactam
dan nonbeta lactam
f) Menggerus obat yang jumlahnyas sedikit terlebih
dahulu, lalu digabungkan dengan obat yang
jumlahnya lebih banyak, digerus sampai homogen
g) Membagi obat dengan sama rata
25
h) Mengemas racikan obat sesuai dengan permintaan
dokter
i) Puyer tidak disediakan dalam jumlah besar
sekaligus untuk menghindari berkurangya
efektifitas obat
4) Menuliskan nama pasien, tanggal, nomor dan aturan pakai
pada etiket yang sesuai dengan permintaan dalam resep dengan
jelas dan dapat dibaca. Etiket putih untuk obat oral dan etiket
biru untuk obat yang non oral, berikan label “Kocok dahulu”
untuk sediaan emulsi dan suspensi
5) Memeriksa kembali jenis dan jumlah obat sesuai dengan
permintaan resep,lalu masukan obat dalam kemasan wadah
agar terjaga mutunya
b. Pengarsipan Resep
Berikut ini merupakan prosedur pengarsipan resep:
1. Catat resep pada buku rekapan pasien rawat jalan dan rekapan
rawat inap untuk pasien pulang, dicatat berdasarkan nomor urut
2. Lalu lakukan pemilihan resep berdasarkan jenis resep (Resep
Rawat Jalan Umum, Resep Rawat Inap Umum, Resep Pasien
BPJS)
3. Setelah dipisah tancapkan resep tersebut pada tempat resep yang
ada, tetap urut nomor terkecil berada di bawah
4. Setelah tumpukan resep itu penuh, biasanya sekitar satu minggu
bisa dibendel pada masin-masing jenis resep tadi lalu disimpan
pada lemari arsip resep.jumlah persediaan cukup untuk waktu
tertentu.
26
BAB III
PEMBAHASAN
A. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan PKL: Senin, 8 April 2019 – 1 Juni 2019.
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di IFRS Gunung Sawo Temanggung terbagi
menjadi 2 (dua) shift yaitu:
a) Shift Pagi : 07.00 – 14.00 WIB
b) Shift Siang : 14.00 – 21.00 WIB
B. Ketentuan Umum Lahan
a. Sejarah
1. Profil Umum
Email : rsgsgunungsawo@yahoo.co.id
2. Sejarah Singkat
Rumah Sakit Umum Gunung Sawo merupakan salah satu rumah sakit
umum yang berada di Kabupaten Temanggung tepatnya di Jl. Gatot
Subroto KM.02, Manding, Temanggung. Rumah sakit ini dahulunya
adalah RSB atau Rumah Sakit Bersalin yang kemudian pada tahun
berubah menjadi Rumah Sakit Umum Tipe D. Rumah Sakit ini telah
27
terdaftar dan dengan Nomor Surat Izin 440/436/2011 dan tanggal surat
izin 01/08/2011 dari Bupati Temanggung dengan sifat tetap.
- Menjadikan Rumah Sakit Umum Gunung Sawo Temangung sebagai rumah sakit
terpilih dan mempunyai jiwa pelayanan kekeluargaan.
3. Motto
Pelayanan yang mudah, murah dan cepat serta memberikan pelayanan kesehatan
secara menyeluruh dengan mengutamakan mutu keselamatan kepuasan pasien.
- Menjadikan Rumah Sakit Umum Gunung Sawo Temanggung sebagai rumah sakit
terpilih dan mempunyai jiwa pelayanan kekeluargaan.
- Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang memiliki jiwa
social yang tinggi
28