DALAM
ALFU HANIK JULY S
DENI PUTRI ANGGARA
FITRIA NUR FADLILLAH
DAN CPOTB
PUTRI SEKAR ASIH
SHOHIFA HAFIDA
TRI WAHYUNI
Pengenalan Dan Ketentuan CPOB
Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) merupakan pedoman yang bertujuan untuk
menjamin obat dibuat secara konsisten, memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan
sesuai dengan tujuan penggunaannya. CPOB mencakup seluruh aspek produksi dan
pengendalian mutu.
Pada pembuatan obat, pengendalian menyeluruh adalah sangat esensial untuk menjamin
bahwa konsumen menerima obat yang bermutu tinggi. Pembuatan secara sembarangan
tidak dibenarkan bagi produk yang digunakan untuk menyelamatkan jiwa, memulihkan
atau memelihara kesehatan.
Dalam Petunjuk Operasional Penerapan CPOB (BPOM RI, 2009)
terdapat dua belas aspek yang harus dipenuhi dalam penerapan CPOB, yaitu :
1. Manajemen Mutu
2. Personalia
3. Bangunan Dan Sarana penunjang
4. Peralatan
5. Sanitasi Dan Hygiene
6. Produksi
7. Pengawasan Mutu
8. Inspeksi Diri Dan Audit Mutu
9. Penanganan Keluhan Terhadap Produk, Penarikan Kembali Produk Dan Produk Kembalian
10. Dokumentasi
11. Pembuatan Dan Analisis Berdasarkan Kontrak
12. Kualifikasi Dan Validasi.
CPOTB
(CARA PEMBUATAN
OBAT TRADISIONAL
YANG BAIK)
Pengertian Obat Tradisional
Obat tradisional merupakan produk yang dibuat dari bahan alam
yang jenis dan sifat kandungannya sangat beragam sehingga untuk
menjamin mutu obat tradisional diperlukan cara pembuatan yang baik
dengan lebih memperhatikan proses produksi dan penanganan bahan baku.
Prinsipnya :
Industri obat tradisional harus membuat obat tradisional sedemikian rupa
agar sesuai dengan tujuan penggunaannya, memenuhi persyaratan yang
tercantum dalam dokumen izin edar (registrasi) dan tidak menimbulkan
risiko yang membahayakan penggunaanya karena tidak aman, mutu rendah
atau tidak efektif
Landasan Umum
OT diperlukan untuk memelihara, mengobati & memulihkan kesehatan
Perlu dilakukan langkah2 agar OT senantiasa aman, bermanfaat & bermutu
Keamanan dan mutu obat tradisional tergantung pada bahan baku,bangunan,prosedur dan pelaksanaan
proses pembuatan, peralatan yang digunakan,pengemas termasuk bahannya serta personalia yang terlibat
dalam pembuatan obat tradisional.
Definisi CPOTB
Persyaratan Dasar dari CPOTB Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik
1. semua proses pembuatan obat tradisional dijabarkan dengan jelas, dikaji secara
sistematis berdasarkan pengalaman dan terbukti mampu secara konsisten
2. menghasilkan obat tradisional yang memenuhi persyaratan mutu dan spesifikasi yang
telah ditetapkan; tahap proses yang kritis dalam proses pembuatan, pengawasan dan
sarana penunjang serta perubahannya yang signifikan divalidasi;
3. tersedia semua sarana yang diperlukan untuk CPOTB
4. prosedur dan instruksi ditulis dalam bentuk instruksi dengan bahasa yang jelas, tidak
bermakna ganda, dapat diterapkan secara spesifik pada sarana yang tersedia
Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor : 659/MENKES/SK/X/1991
Tentang
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik
Ketentuan
umum
Dokume
ntasi personalia
Inspeksi
CPOTB bangunan
diri
Pengawa
Peralatan
san mutu Sanitas
i dan
hygien
e
Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor : 659/MENKES/SK/X/1991
Tentang
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik
Bahan Baku
Produk Bahan
Antara Pengemas
Bahan Awal
Produk
Produk Jadi
Ruahan
Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor : 659/MENKES/SK/X/1991
Tentang
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik
Pengolahan
Pengawasan
dan
Mutu
Pengemasan
Pembuatan
PERSONALIA
Menurut Cara Pembuatan Obat yang Baik tahun 2012, produksi krim dan salep terdapat beberapa
aspek, diantaranya :
– Karena sifat alamiah produk, maka untuk melindungi produk terhadap pencemaran mikroba
dianjurkan agar semua alat yang berhubungan langsung dengan produk didisinfeksi lebih
dahulu sebelum dipakai, misal dengan etanol 70%, isopropanol atau hidrogen peroksida 3%.
– Sistem yang digunakan untuk membuat sediaan salep dan krim adalah system tertutup. Sistem
tertutup adalah suatu sistem di mana produk hampir tidak terpapar ke lingkungan selama
proses dan sedikit sekali melibatkan operator. Produk cair disaring dan ditransfer ke holding
tank melalui pipa sebelum produk tersebut diisikan ke dalam wadah akhirnya (misal botol dan
tube) dan ditutup.
– Untuk mencegah ada “sambungan mati” (deadlegs), sambungan hendaklah tidak lebih panjang dari 1,5
kali diameter pipa sampai katup. Hendaklah menggunakan jenis katup diafragma atau katup kupu-kupu
dan bukan katup bola.
– Air yang digunakan untuk produksi hendaklah memenuhi persyaratan minimal kualitas Air Murni (Purified
Water). Parameter kimia dan mikrobiologi hendaklah dipantau secara teratur, minimal seminggu sekali,
sedangkan pH dan konduktivitas hendaklah dipantau tiap hari. Terhadap data hasil pemantauan
hendaklah dilakukan analisis kecenderungan (trend analysis). Lihat Persyaratan Air Untuk Produksi :
Sanitasi Sistem Pengolahan Air dapat dilakukan dengan cara:
a. Pemanasan, atau
b. Kimiawi.
– Pemeriksaan mutu bahan yang diterima sebelum dipindahkan ke dalam tangki penyimpanan adalah
untuk mencegah agar bahan yang masih tersisa di dalam tangki penyimpanan (yang sudah memenuhi
persyaratan mutu) tidak tercampur dengan bahan yang sama dari tangki pemasok yang belum diketahui
mutunya.
– Tiap pipa transfer hendaklah diberi penandaan yang jelas dengan mencantumkan identitas produk.
– Homogenitas hendaklah dipertahankan selama pengisian dengan pengadukan terus-menerus sejak awal
sampai akhir proses pengisian.
– Kondisi penyimpanan produk antara dan produk ruahan hendaklah disesuaikan untuk menghindarkan
perubahan mutu produk. Jangka waktu dan kondisi penyimpanan produk antara hendaklah divalidasi.
Untuk alur proses produksi krim dan salep diawali pada ruang bahan baku. Pada proses
pembuatannya, setiap bahan baku diperiksa terlebih dahulu oleh tim QC dengan mengambil
sampel di ruang sampling, pemeriksaan yang dilakukan oleh tim QC meliputi pemerian,
kelarutan, bilangan asam, dan bilangan penyabunan, dari hasil uji tersebut tim QC dapat
memutuskan apakah bahan baku tersebut memenuhi kriteria yang berstandarkan CPOB atau
tidak. Lalu petugas yang bertanggung jawab terhadap bahan baku menimbang bahan-bahan apa
saja yang akan dibutuhkan dalam proses produksi sediaan krim dan salep.
Penimbangan bahan dilakukan untuk produksi sediaan per satu bets. Setelah bahan baku
ini dinyatakan lulus uji kriteria, bahan baku tersebut dicampur dan diolah menjadi produk
antara. Kemudian petugas bagian produksi mengambil bahan baku yang telah ditimbang
dengan melakukan serah terima yang disertai dengan dokumen CPB (Catatan Pengolahan
Bets) yang telah melampirkan tanda tangan petugas.
Proses produksi dilanjutkan di ruang pencampuran. Pada ruang ini, awalnya air ditampung
di dalam alat pemanas (Double Jacket). Air yang digunakan dalam proses produksi menggunakan
air Aquadem (Aquademineralisasi). Air yang dipakai adalah air yang diambil dari pipa yang telah
diatur penyalurannya, yang mana sebelumnya air ini telah melewati serangkaian proses
pernyaringan. Kemudian proses dilanjutkan di tangki Oil Pot, tangki ini berfungsi untuk melebur
fase minyak dari sediaan, lalu dilanjutkan proses pencampuran bahan dengan menggunakan alat
Vacum emulsifier Mixer. Pada alat ini proses pencampuran dimulai dari pembuatan basis hingga
membentuk masa krim/salep.
Selanjutnya masa yang telah jadi disimpan dalam wadah kemudian di tempatkan di ruang Ruang
karantina produk antara. Produk yang telah jadi di lakukan kembali proses IPC oleh QC, pemeriksaan pemerian,
pH, homogenitas, koefisien variasi, dan stabilitas krim jika dinyatatakan lulus maka produk tersebut dimasukkan
ke dalam wadah. selama proses pengisian sediaan krim/salep operator melakukan proses penimbangan setiap
15 menit sekali, proses ini bertujuan untuk memastikan bobot per tube sesuai dengan bobot yang diinginkan
dari kemasan. kemudian produk yang telah diisi ditempatkan di ruang karantina produk ruahan untuk
selanjutnya melewati tahap pemeriksaan oleh QC, pemeriksaan itu meliputi pemerian, identifikasi, pH, kadar
zat berkhasiat, homogenitas, koefisien variasi dan keseragaman sediaan,. Waktu yang dibutuhkan untuk
menuggu hasil pemeriksaan ini yaitu 1-2 hari.
CPOB :PENGENDALIAN
PRODUKSI (SEMI
SOLID)
BAHAN AWAL
1. Pengadahan bahan awal hanya dari pemasok yang telah disetujui dan memenuhi spesifikasi yang
relevan.
2. Tiap bahan awal harus memenuhi spesifikasi.
3. Pada setiap peneriamaan dilakukan pemeriksaan visual.
4. Bahan awal yang diterima harus dikarantina sebelum pemakaian.
5. Bahan awal disimpan dalam kondisi yang sesuai
Validasi Proses
Sebelum suatu prosedur pengolahan induk diterapkan, harus dibuktikan prosedur tersebut
cocok untuk pelaksanaan produksi rutin, dan bahwa proses yang telah ditetapkan dengan
menggunakan bahan dan peralatan yang telah ditentukan akan menghasilkan produk yang
memenuhi persyaratan mutu.
Pencegahan Pencemaran Silang
Pencemaran bahan awal atau produk oleh bahan atau produk lain harus dihindarkan. Resiko pencemaran
silang ini dapat timbul akibat tidak terkendalinya debu dan gas, uap, percikan atau organisme dari bahan
atau produk yang telah diproses , sisa yang tertinggal pada alat, dan pakaian operator.
Sisitem Penomoran Bets Atau Lot
1. Tersedia system yang menjelaskan tentang penomoran bets atau lot dengan tujuan untuk memastikan
bahwa tiap bets atau lots produk jadi dapat diidentifikasi.
2. Sistem penomoran bets atau lot dapat menjamin bahwa nomor tersebut tidak dipakai secara berulang.
3. Alokasi nomor bets atau lot segera dicatat dalam buku log.
Penimbangan Dan Penyerahan
1. kapasitas, ketelitian, dan ketepatan alat timbangan dan alat ukur yang dipakai hendaklah sesuai
dengan bahan yang ditimbang atau diukur
3. Kegiatan penimbangan dan penyerahan dilakukan degan memakai peralatan yang sesuai dan
bersih.
Pengembalian
1. Semua bahan awal, bahan pengemas produk antara dan produk ruahan yang dikembalikan kegudang
penyimpanan hendaklah di dokumentasikan dengan benar.
2. Bahan awal,bahan pengemasan, produk antara , dan produk ruahan hendaklah dikembalikan ke
Gudang penyimpanan kecuali memenuhi spesifikasi yang ditetapkan
Pengolahan
1. Semua bahan diperiksa dulu sebelum dipakai
2. Semua kegiatan pengolahan dilakukan mengikuti prosedur yang tertulis. Tiap penyimpanan dilaporkan
dan dipertanggung jawabkan
3. Semua produk antara dan ruahan diberikan label dengan benar dan dikarantina sampai diluluskan oleh
bagian pengawasan mutu
Bahan Dan Produk Kering
1. Sistem penghisap udara yang efektif dipasang dengan ubang pembuangan seemikian rupa untuk
menghindari pencemaran dari produk atau proses lain.
2. Perhatian khusus diberikan untuk melindunggi produk terhadap pencemaran serpihan logam atau
gelas. Pemakain peralatan gelas sedapat mungkin dihindari
Krim Dan Salep
1. Produk krim dan salep mudah terkontaminasi terhadap mikroba atau cemaran lain dalam proses
pembuatan. Oleh karena itu harus mencegah kontaminasi
2. Penggunaan system tertutup selama produksi dan yransfer sangat dianjurkan.area produksi dimana
produk atau wadah bersih tanpa tutup terpapar ke lingkungan diberi ventilasi yang efektif dengan
udara yang disaring
3. Untuk melindungi produk terhadap kontaminasi disarankan memakai system tertutup untuk
pengolahan dan transfer.
4. Tangki, wadah, pipa dan pompa yang digunakan didesain dan dipasang sedemikian rupa agar mudah
pembersian dan bila perlu disanitasi.
5. Penggunaan peralatan dari kaca sedapat mungkin dihindari. Baja tahan karat bermutu merupakan
bahan pilihan
6. Kualitas kimia dan mikrobiologi air yang digunakan ditetpakan dan selalu dipantau.
7. Mutu bahan yang diteria dalam tanki dari pemasok diperiksa sebelum dipindahkan kedalam tanki
penyimpanan
8. Bahan yang mungkin melepaskan cemaran lain seperti kardus atau palet kayu tidak dimasukkan kedalm
area dimana produk atau wadah bersih terpapar kelingkungan
9. Apabila jaringan pipa digunakan untuk mengalirkan bhn awal atau produk ruahan, diperhatikan agar
system tersebeut mudah dibersihkan
2. Untuk menghindari campur baur, hanya satu jenis bahan pengemas tertentu saja yang
diperbolehkan diletakkan ditempat pada saat yang sama.
Kegiatan Pengemasan
1. Kegiatan pengemasan berfungsi sebagai memebagi dan mengemas produk jadi.
2. Pengemasan dilaksanakn dibawah pengawasan yang ketat untuk menjaga identitas, keutuhan, dan
mutu produk akhir yang dikemas.
3. Semua kehgiatan pengemasan dilaksanakn dengan intruksi yang dierikan dan menggunakan bahan
pengemas yang tercantum
4. Sebelum kegiatan pengemasan dimulai, dilakukan pemerikasaan untuk memastikan area kerja dan
beralatan yang bersih serta bebas dari produk lain atau dokumen lain.
Pengawasan Selama Proses
untuk memastikan keseragaman bets dan keutuhan obat. Prosedur tertulis yang menjelaskan
pengambilan sampel. Pengujian atau pemerikasaan yang harus dilakukan selama proses dari setiap bets
produk harus dilakasanakan sesuai dengan metode yang telah disetujui oleh kepala bagian manajemen
mutu(pemastian mut) dan hasilnya dicatat.
Bahan Dan Produk Yang Ditolak, Dipulihkan
Dan Dikembalikan
1. Bahan produk yang ditolak diberi penandaan yang jelas dan disimpan terpisah diarea terlarang
(restricted). Bahan dan produk tersebut dikembalikan kepada pemasoknya atau bila dianggap perlu
diolah ulang atau dimusnahkan
2. Produk yang telah dikembalikan dari peredaran dan telah lepas dari pengawasaan industry pembuat
harus dimusnahkan, produk tersebut dapat dijual lagi, diberi label kembali atau dipulihkan kke bets
berikut hanya bila tanpa ragu mutunya masih memuaskan setelah dilakukan evaluasi secara kritis oleh
kepala bagian Manajemen Mutu, sesuai prosedur tertulis.
Karantina Dan Penyerahan Produk Jadi
1. Karantina produk jadi merupakan tahap akhir pengendalian sebelum penyerahan ke Gudang dan
didistribusikan.
2. Selama menunggu pelulusan dari bagian Manajemen Mutu , seluruh bets atau lot yang sudah dikemas
ditahan dalam status karantina
3. Produk jadi yang memerlukan kondisi penyimpanan khusus diberi penandaan bets.
4. Setelah pelulusan bets atau lot oleh bagian manajemen mutu , produk tersebut dipindahkan dari area
karantina ke area Gudang produk jadi.
Catatan pengendalian pengiriman obat
1. Sistem distribusi didesain sedemikian rupa untuk memastikan produk yang pertama masuk kr
distribusi lebih dahulu.
2. Sistem distribusi haarus menghasilkan catatan sedemikian rupa sehingga tiap bets atau lot setiap obat
dapat segera diketahui untuk mempermudah penyelidikan atau penarikan kembali jika diperlukan
Penyimpanan Bahan Awal, Bahan
Pengemasan, Produk Antara, Produk Ruahan
Dan Produk Jadi
1. Semua bahan atau produk disimpan secara aman dan rapi teratur untuk mencegah resiko campur baur
atau pencemaran
2. Bahan dan produk tidak diletakkan langsung dilantai dan dengan jarak yang cukup terhadap sekeliling.
4. Kondisi penyimpanan bahan dan obat harus sesuai dengn yang tertera pada penandaan berdasarkan
hasil iji stabilitas.
Produk yang disterilisasi yang terakhir
Bila ada resiko terhadap produk yang diluar kebiasaan yaitu pencemaran
darilingkungan, missal karena kegiatan pengisian berjalan lambat atau wadah berleher-
lebar atau terpaksa terpapar lebih dari bebarpa detik sebelum ditutup, pengisian
hebdaklah dilakukan dikelas A, dengan latar belakang minimal dikelas C. pembuatan dan