Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit juga telah diterbitkan melalui
Permenkes No.66 Tahun 2016 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit.
Pekerja Rumah Sakit mempunyai resiko lebih tinggi dibanding pekerja industri lain untuk
terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK), sehingga perlu
dbuat standar perlindungan bagi pekerja yang ada di Rumah Sakit. Bahaya potensial di
Rumah Sakit yang disebabkan oleh faktor biologi, factor kimia, faktor ergonomi, faktor fisik,
faktor psikososial dapat mengakibatkan penyakit dan kecelakaan akibat kerja bagi pekerja,
pengunjung, pasien dan masyarakat di lingkungan sekitarnya.
Agar K3RS dapat dipahami secara utuh perlu diketahui pengertian 3 (tiga) komponen yang
saling berinteraksi, yaitu:
1. Kapasitas Kerja
Kemampuan seorang pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik pada suatu
tempat kerja dalam waktu tertentu.
2. Beban Kerja
Suatu kondisi yang membebani pekerja baik secara fisik maupun non fisik dalam
menyelesaikan pe kerjaannya, kondisi tersebut da pat diperberat oleh kondisi ling kungan
yang tidak mendukung secara fisik atau non fisik.
3. Lingkungan Kerja
Kondisi lingkungan tempat kerja yang meliputi faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi dan
psikososial yang mempengaruhi pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya.
Sarana higene yang memantau pengaruh lingkungan kerja terhadap tenaga kerja antara lain
pencahayaan, bising, suhu / iklim kerja.
Sarana Keselamatan kerja yang meliputi pengamanan pada peralatan kerja, pemakaian alat
pelindung diri dan tanda/rambu-rambu peringatan dan alat pemadam kebakaran.
Sarana Kesehatan Kerja yang meliputi pemeriksaan awal, berkala dan khusus, gizi kerja,
kebersihan diri dan lingkungan.
Permenkes RI No. 472 tahun 1996 tentang pengamanan bahan berbahaya bagi kesehatan
Keputusan Dir.Jen. P2PLP nomor 1204 tahun 2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan
rumah sakit
Pedoman teknis pengelolaan limbah klinis dan desinfeksi dan sterilisasi di rumah sakit tahun
2002.