Anda di halaman 1dari 6

Penyakit-penyakit Akibat Kerja di Rumah Sakit

OSHA STAFF CONTOH KASUS PENYAKIT AKIBAT KERJA DI PABRIK, CONTOH KASUS PENYAKIT AKIBAT KERJA DI RUMAH SAKIT , CONTOH KECELAKAAN KERJA DI RUMAH SAKIT, JURNAL PENYAKIT AKIBAT KERJA PADA PERAWAT, MAKALAH PENYAKIT AKIBAT KERJA PADA PERAWAT, MAKALAH UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT KERJA PADA PERAWAT, PENYAKIT AKIBAT KERJA PADA PERAWAT, PENYAKIT AKIBAT KERJA PADA PERAWAT : PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK MENULAR PDF, PENYAKIT AKIBAT KERJA PADA PERAWAT PDF, PENYAKIT ATAU CEDERA AKIBAT KECELAKAAN KERJA PADA PERAWAT, PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK MENULAR, UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT KERJA PADA PERAWAT , UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT KERJA PADA PERAWAT PDF

Penyakit penyakit akibat kerja di rumah sakit – Rumah Sakit adalah satu unit service layanan
kesehatan pada penduduk. Agar bisa mendapatkan kelebihan serta daya saing maka rumah sakit
harus mendapatkan perhatian khusus dalam peningkatan mutu layanannya dengan profesional
pada customer, yaitu pasien yang dirawat atau rawat jalan.

Rumah sakit dalam kaca mata publik adalah unit service fungsional sebagai unit dalam service
penyuluhan, mencegah serta perlakuan beberapa kasus segala jenis penyakit.

Penyakit karena kerja bisa menyerang semua tenaga kerja di dalam rumah sakit, baik tenaga medis
ataupun non medis karena pajanan biologi, kimia serta fisik di lingkungan kerja rumah sakit tersebut.
Rumah sakit adalah tempat berkumpulnya beberapa orang sakit ataupun sehat, atau anggota
penduduk baik petugas ataupun pengunjung, pasien yang mendapatkan perawatan di dalam rumah
sakit dengan beberapa jenis penyakit menyebar.

Perihal ini membuat rumah sakit adalah tempat kerja yang mempunyai kemungkinan pada masalah
kesehatan serta kecelakaan kerja buat petugas. Beberapa jenis penyakit yang ada di lingkungan
rumah sakit sangat mungkin rumah sakit jadi tempat penyebaran penyakit infeksi baik buat pasien,
tenaga kerja ataupun pengunjung. Petugas di lingkungan rumah sakit begitu berdampak dengan
kontak langsung pada agent penyakit menyebar lewat darah, sputum, jarum suntuk dan sebagainya.

Persepsi publik berasumsi jika rumah sakit adalah fasilitas kesehatan yang bersih serta sehat,
hingga tenaga kerja yang berada di lingkungan rumah sakit tak kan terkena penyakit. Bila kita
memandang jika rumah sakit adalah industri service kesehatan yang banyak didatangi penduduk
setiap hari bahkan juga pada unit service spesifik yang memakai tenaga kerja shift tetap ada selama
24 jam, seharusnya usaha kesehatan serta keselamatan kerja di dalam rumah sakit bukan adalah
hal yang tabu agar bisa diaplikasikan.

Dalam perihal ini sangat berguna bagi tenaga kerja yang berada di lingkungan rumah sakit menjadi
usaha perlindungan dari kecelakaan kerja serta penyakit karena kerja. Pengendalian Sumber Daya
Manusia (SDM) di dalam rumah sakit harus bisa jadi perhatian khusus supaya tenaga kerja dapat
melakukan peranan serta fungsinya dengan baik. Perihal ini sama dengan paradigma sdm menjadi
human capital di dalam rumah sakit.

Perihal ini ikut jadi begitu kompleks sebab terdapatnya pembagian pekerjaan beragam macam
profesi yang kerja di lingkungan rumah sakit, serta masing-masing profesi akan mempunyai etika
serta budaya kerja yang berbeda-beda. Keadaan seperti ini yang membuat manajemen SDM di
lingkungan rumah sakit penuh rintangan.

Oleh karenanya bila tenaga kerja di lingkungan rumah sakit terkapar dengan penyakit karena kerja,
jadi beberapa hal yang akan terganggu dalam efektif serta manfaat tenaga kerja di dalam rumah
sakit. Sama dengan referensi ILO dalam kewajiban tiap-tiap masyarakat negara agar bisa
melakukan serta mengevaluasi kebijaksanaan nasional dalam aplikasi kesehatan serta keselamatan
kerja di lingkungan kerja, mengingat rumah sakit adalah fasilitas kesehatan yang mempunyai
banyak tenaga kerja baik medis ataupun non medis yang berefek alami kecelakaan kerja serta
penyakit karena kerja.

Tenaga kerja dalam UU No. 14 memiliki hak mendapatkan perlindungan atas kesehatan,
keselamatan, kesusilaan, pemeliharaan moril kerja dan perlakuan yang sama dengan martabat
manusia serta kepribadian agama. Dalam perihal ini memerlukan usaha perlindungan kesehatan
serta keselamatan kerja buat petugas di lingkungan rumah sakit.

Pemicu Penyakit Karena Kerja


Penyakit karena kerja adalah seuatu kendala pada tingkat keamanan dalam kerja, dalam perihal ini
memerlukan usaha pencegahan, baik untuk keselamatan ataupun kesehatan beberapa pekerja
yang berada di lingkungan rumah sakit. Penyakit karena kerja atau terkait dengan pekerjaan bisa
dikarenakan oleh pemajanan di lingkungan kerja dengan terus menerus setiap hari.

Untuk menghadapi perihal ini, maka langkah awal yang terpenting ialah pengenalan/identifikasi
bahaya yang dapat muncul serta dievaluasi, lalu dikerjakan usaha pengendalian lewat cara melihat
serta mengenal (walk through inspections).

Dalam lingkungan kerja seseorang bisa terganggu kesehatannya, serta gangguan kesehatan karena
lingkungn kerja ini cukuplah banyak berlangsung. Penyakit karena kerja diantaranya berlangsung
disebabkan karena situasi keadaan kerja seperti udara dingin, panas, bising, bahan kimia, debu dan
sebagainya.
Gangguan kesehatan pada pekerja bisa juga dipicu oleh aspek yang terkait dengan pekerjaan
ataupun aspek yang tidak terkait dengan pekerjaan. Dengan begitu bisa dikatakan jika status
kesehatan penduduk pekerja di pengaruhi bukan hanya oleh bahaya di lingkungan kerja tapi ikut
oleh aspek kesehatan pekerja yang akan punya pengaruh pada perilaku pekerja yang tidak
konsentrasi.

Di bawah ini adalah contoh penyakit karena kerja yang disebut pemicu dari lingkungan kerja:

A. Aspek fisik

– Suara tinggi yang bising melalui ambang batas normal bisa mengakibatkan ketulian

– Tempratur tinggi bisa mengakibatkan hyperpireksi, heat cramp, heatstres.

– Radiasi sinar elektromagnetik, radioaktif bisa mengakibatkan katarak, tumor dan sebagainya.

– Desakan udara yang tinggi bisa mengakibatkan coison disease

– Getaran bisa mengakibatkan gangguan proses metabolism polineurutis, masalah syaraf.

– Penerangan yang kurang bisa mengakibatkan kerusakan pandangan.

B. Aspek Kimia

– Beberapa bahan kimia yang masuk lewat aliran pernapasan yang bisa membuat resikonya alergi,
iritasi, korosif, asphyxia.

– Debu yang bisa menyebabkan pneumoconioses dan sebagainya

– Uap serta gas beracun yang bisa mengakibatkan keracunan

C. Aspek Biologis

– Seperti bakteri, viral diseases, parasitic diseases dan sebagainya

D. Aspek Ergonomi

– Tempat kerja, alat kerja yang tidak ergonomis, langkah kerja yang salah, konstruksi yang salah
hingga bisa mempunyai dampak kelelahan pada tubuh.

– Angkat beban yang berat

– Tempat statis

– Tempat membungkuk yang tidak ergonomis

E. Aspek Mental Psikologis

– Jalinan kerja, organisasi kerja, komunikasi social


– Beban kerja mental keadaan penyakita pasien.

– Kerja shift

Penyakit karena kerja serta kecelakaan kerja dikalangan petugas kesehatan serta non kesehatan di
lingkungan rumah sakit belumlah terselesaikan dengan baik, hingga berlangsung kecenderungan
penambahan prevalensi. Dalam perihal ini perlu mendapatkan perhatian, sebab seseorang yang
bekerja bila mengalami kecelakaan atau penyakit karena kerja tidak hanya punya pengaruh pada
diri sendiri, tapi ikut produktifitas kerja mengalami penurunan dalam pemberian service kesehatan
yang optimal pada pasien.

Kemungkinan petugas rumah sakit pada gangguan kesehatan serta kecelakaan kerja biasanya
dikarenakan oleh perilaku petugas dalam kepatuhan melakukan tiap-tiap mekanisme pada
kewaspadaan. Lihat hal diatas tentu saja kita perlu mengerti jika dalam cakupan pekerjaan di bagian
kesehatan memiliki banyak resiko pada kesehatan pekerja. Tenaga kerja (tenaga medis serta non
medis) yang berefek pada penyakit karena kerja di dalam rumah sakit diantaranya:

1. Perawat yang setiap hari kontak dengan pasien dalam tempo yang lumayan lama 6 sampai 8
jam /hari, hingga tetap terpajan pada mikroorganisme pathogen bisa membawa infeksi dari
satu pasien ke pasien yang lainnya. Hasil riset menunjukkan jika tenaga kerja perawat banyak
diketemukan cedera sprain serta strain, nyeri pinggang, adalah keluhan paling banyak yang
diketemukan pekerja perawat di dalam rumah sakit. Luka sayat serta tusukan jarum yang tidak
sesuai mekanisme penggunaannya atau saat pencucian instrument tajam yang beresiko
tersayat.
2. Dokter bisa tertular penyakit dari pasien, terkena bahan kimia anesthesi halotan yang gampang
menguap merembes menembus masker hingga mengakibatkan masalah somatic, nyeri
kepala, mual sampai masalah fungsi saraf pusat. Robeknya sarung tangan bisa
mengakibatkan cedera sayatan serta tusukan jarum.
3. Dokter gigi, tingginya kandungan HBsAg serta anti HBC beberapa dokter gigi disbanding
dengan petugas kesehatan lainnya, perihal ini diduga menjadi pajanan air ludah pasien,
penyakit infeksi karena kerja, pajanan dosis rendah seperti merkuri, pajanan bahan penambal
lubang gigi yang berkepanjagan bisa mengakibatkan masalah gastrointestinal, lesu, anorexia.
Nyeri punggung juga seringkali dihadapi oleh karena tempat kerja yang tidak ergonomis.
4. Petugas Gizi, menjadi penyaji diet atau makanan pasien, dalam perihal ini petugas gizi
biasanya terpajan salmonella berbahan mentah ikan, daging serta sayuran yang setiap hari
terkena hingga berefek terjadi masalah gastrointestinal.
5. Petugas Farmasi yan melayani pembelian serta penyediaan obat-obat pasien semua penyakit,
yang setiap hari akan menghirup beberapa bahan kimia semua jenis obat-obatan yang
merembes serta menembus masker, perihal ini bisa mengakibatkan kemungkinan keracunan.
6. Petugas Laboratorium yang setiap hari lakukan pemeriksaan darah, urin, sputum, feses pasien
dengan semua jenis penyakit hingga akan berdampak terpajan bakteri ataupun virus yang
berasal dari bahan objek kontrol.
7. Petugas Radiologi, radiasi adalah pajanan yang sangatlah beresiko bagi gangguan kesehatan
pekerja, dalam perihal ini memerlukan petugas yang lebih bertanggungjawab dalam usaha
pengendaliannya.
8. Petugas londri rumah sakit yang setiap hari terpajan dengan bahan linen yang berasal dari
bekas pakai pasien dengan semua jenis penyakit menyebar, perihal ini bisa mengakibatkan
penyebaran bakteri ataupun virus yang berasal dari linen kotor. Bakteri serta virus menebar
saat petugas londri melakukan seleksi jenis linen, hingga sangatlah berdampak pada penyakit
gangguan pernapasan.
9. Petugas rumah tangga di lingkungan rumah sakit yang setiap hari bersihkan lantai semua sisi
tempat rawat inap pasien semua penyakit menyebar, yang terkena dengan bakteri ataupun
virus, hingga bisa menyebabkan virus serta bakteri berterbangan serta terhirup petugas,
perihal ini bisa menyebabkan penyakit masalah sistem pernapasan serta infeksi lainnya.

Usaha Pencegahan serta Pengendalian

Supaya tenaga kerja di lingkungan rumah sakit masih efektif serta produktif dalam melakukan
pekerjaan serta tanggung jawabnya dan tidak mengalami penyakit karena kerja jadi tindakan untuk
menghadapi hal itu memerlukan penerapan manajemen kesehatan serta keselamatan kerja di
dalam rumah sakit,

Manajemen kesehatan serta keselamatan kerja rumah sakit menyertakan semua unsur manajemen,
karyawan serta lingkungan kerja yang terintegrasi menjadi usaha pencegahan serta kurangi
kecelakaan kerja serta penyakit karena kerja di lingkungan rumah sakit yang mempunyai tujuan
ialah membuat tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran paparan lingkungan
kerja, yang selanjutnya bisa meningkatkan efesiensi serta produktifitas kerja.

Langkah awal yang peting ialah usaha pengendalian di lingkungan kerja rumah sakit diantaranya
kesehatan kerja buat karyawan, sanitasi lingkungan rumah sakit, pengamanan pasien, pengunjung
ataupun petugas rumah sakit dan sebagainya. Upaya-upaya yang bisa dikerjakan untuk kurangi
serta mnghindarkan kecelakaan kerja serta penyakit karena kerja ialah seperti berikut:

1. Lakukan substitusi pengenalan lingkungan kerja lewat cara lihat serta menganal potensial
bahaya lingkungan kerja. Mengganti perlengkapan kerja yang tidak wajar gunakan.
2. Pelajari lingkungan kerja dalam perihal ini menilai karakter serta besarnya potensi-potensi
bahaya yang mungkin muncul hingga dengan mudah bisa mengutamakan dalam menangani
permasalahan yang lebih potensial.
3. Pengendalian lingkungan kerja dengan bertindak mengurangi bahkan juga menghilangkan
pajanan pada masalah kesehatan pekerja dilingkungan kerja lewat cara teknologi
pengendalian.
4. Pengendalian administratif dengan memperingatkan pekerja agar bisa memakai alat pelindung
diri yang benar dan baik, membuat rambu-rambu bahaya dilingkungan kerja yang punya
potensi bahaya.
5. Kontrol kesehatan pekerja dengan berkala untuk mencari aspek pemicu serta upaya
penyembuhan.
6. Pendidikan serta penyuluhan kesehatan serta keselamatan kerja buat pekerja di lingkungan
rumah sakit.
7. Pengendalian fisik lingkungan kerja, mengidentifikasi suhu, kelembapan, pencahayaan,
getaran, kebisingan, pengendalian sistem ventilasi dan sebagainya.
8. Lakukan pengawasan serta monitoring dengan berkala pada lingkungan kerja rumah sakit.
9. Substitusi berbahan kimia, alat kerja serta mekanisme kerja.

Recent Posts
 Pemahaman, Arti, Tujuan Implementasi K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
 Safety Sign “Bunyikan Klakson” Jika ada Bahaya
 Alat Pendeteksi Keberadaan Gas
 Jenis dan Perbedaan Polisi Tidur
 7 Alat Keselamatan Kerja Tambahan yang Harus Ada
 Faktor Psikososial dan keluhan Muskuloskeletal Pada Karyawan
 Mengulas Lebih Dalam Teori Domino K3 Heinrich

OFFICE & FACTORY


Office

Anda mungkin juga menyukai