Anda di halaman 1dari 2

Puskesmas melakukan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan dalam manajemen maupun

penyelenggaraan pelayanannya. Penyesuaian tersebut perlu dilakukan untuk merespon dampak yang
terjadi akibat COVID-19 sekaligus mencegah penularan vi PETUNJUK TEKNIS PELAYANAN PUSKESMAS
PADA MASA PANDEMI COVID-19 infeksi severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-C0V-2)
pada saat penyelenggaraan pelayanan.

Puskesmas merupakan garda terdepan dalam memutus mata rantai penularan COVID-19 karena berada
di setiap kecamatan dan memiliki konsep wilayah. Dalam kondisi pandemi COVID-19 ini, Puskesmas
perlu melakukan berbagai upaya dalam penanganan pencegahan dan pembatasan penularan infeksi.
Meskipun saat ini hal tersebut menjadi prioritas, bukan berarti Puskesmas dapat meninggalkan
pelayanan lain yang menjadi fungsi Puskesmas yaitu melaksanakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama seperti yang ditetapkan dalam Permenkes
Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.

Peran Puskesmas dalam melakukan prevensi, deteksi dan respon dilaksanakan secara terintegrasi dalam
memberikan pelayanan kesehatan lainnya pada masa pandemi COVID-19.

Pandemi COVID-19 merupakan situasi yang terjadi secara mendadak dan cepat. Kondisi ini tentu sangat
berpengaruh kepada perencanaan yang telah disusun oleh Puskesmas. Oleh karena itu, Puskesmas perlu
menyesuaikan tahapan manajemen Puskesmas yang telah disusun dan direncanakan sebelumnya
dengan kebutuhan pelayanan dalam menghadapi pandemi COVID-19.

Manajemen Sumber Daya - Kepala Puskesmas dapat meninjau ulang pembagian tugas SDM/petugas
Puskesmas antara lain mempertimbangkan resiko tertular COVID-19 seperti keberadaan penyakit
komorbid, usia petugas dan lain sebagainya. - Puskesmas diharapkan melakukan peningkatan kapasitas
internal misalnya terkait situasi pandemi termasuk cara penularan COVID-19, tentang perubahan alur
pelayanan, physical distancing, Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) bagi seluruh staf Puskesmas,
serta alih keterampilan cara rapid test serta pengambilan sampel swab Nasofaring bagi tenaga
kesehatan. - Melakukan monitoring atau audit internal untuk menilai kesesuaian atau ketaatan
pelaksanaan prinsip PPI, termasuk penggunaan APD. - Jika terdapat petugas yang terkontak, menjadi
OTG, ODP, PDP atau kasus konfirmasi COVID-19, kepala Puskesmas segera berkoordinasi dengan dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota untuk mengambil langkah-langkah antisipasi agar masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas tersebut tetap mendapatkan pelayanan kesehatan.

Pelaksanaan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang sudah terjadwal sebaiknya dilihat kembali
apakah tetap dapat dilaksanakan seperti biasa, dilaksanakan dengan metode atau teknik yang berbeda,
ditunda pelaksanaannya, atau sama sekali tidak dapat dilaksanakan, tentunya dengan memperhatikan
kaidah-kaidah Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) dan physical distancing guna memutus mata
rantai penularan.
Dejene Hailu, Mengistu Benayew, Tiliksew Liknaw, Muluken Ayenew, Agumas Fentahun
Ayalew, Bizuneh Ayano, Addis Adera, Mengistu Tesema, Andualem Gezahegn, Tadesse
Birhanu, Eshetu Wendimu
Risk Manag Healthc Policy. 2021; 14: 1299–1310. Published online 2021 Mar 25. doi: 10.2147/RMHP.S292830

PMCID: 
PMC8006958

Anda mungkin juga menyukai