Anda di halaman 1dari 8

Penyakit Akibat Kerja Pada Perawat Saat Memberikan Asuhan

Keperawatan

Sri Raudatul Jannah

Raudatuljannahsri@gmail.com

Latar Belakang
Rumah Sakit merupakan tempat kerja bagi seorang tenega kesehatan (dokter, perawat,
dan tenaga kesehatan lainnya) dan orang-orang sakit (pasien) sehingga rumah sakit
merupakan tempat kerja yang mempunyai risiko tinggi terhadap penyakit akibat kerja
maupun penyakit akibat kecelakaan kerja. Resiko kontak dengan agen penyakit menular,
dengan darah dan cairan tubuh maupun tertusuk jarum, instrumen tajam yang dapat berperan
sebagai tranmisi berbagai penyakit, seperti hepatitis B, HIV/AIDS, dan penyakit lainnya.
Dari seluruh petugas kesehatan di rumah sakit dan salah satu profesi yang sering terkena
penyakit akibat kerja adalah perawat, karena perawat tenaga kesehatan yang 24 jam berada di
samping dan bersentuhan dengan pasien.
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah kegiatan yang dirancang untuk menjamin
keselamatan dan kesehatan di tempat kerja. Perawat berisiko terhadap kecelakaan dan
penyakit akibat pekerjaan. Angka kecelakaan kerja di rumah sakit lebih tinggi dibandingkan
tempat kerja lainnya dan sebagian besar diakibatkan oleh perilaku yang tidak aman.
Penyebab penyakit dan kecelakaan akibat kerja disebabkan oleh beberapa faktor,
yaitu faktor manusia, dalam hal ini adalah pekerja seperti kurangnya pengetahuan dan
ketampilan, tindakan yang tidak aman ketika bekerja, bekerja tidak sesuai prosedur. Faktor
lingkungan kerja, dan faktor manajemen. (Konradus, 2012)
Dari beberapa permasalahan di rumah sakit ada beberapa perawat yang tidak
memakai alat pelindung diri (APD) saat kontak contohnya sarung tangan dan ada beberapa
dokter yang masih memakai sandal jepit ketika mengobati pasien serta terdapat kasus
penyakit akibat kerja yang terjadi yang dialami pegawai cleaning service yaitu mengalami
Dermatitis (iritasi kulit) akibat cairan pembersih dan tertular penyakit Hepatitis B.
Pentingan ketersediaan APD dan pengetahuan cara pemakaian APD di sebuah rumah
sakit perlu dipertahankan dan ditingkatkan lagi sehingga kepatuhan penggunaan APD ini
dapat menjadi budaya dalam bekerja khususnya di kamar operasi dan ruangan yang dapat
menyebabkan keterjangkitannya penyakit menular terhadap perawat, hal ini dapat mencegah
penyakit akibat kerja (PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK).

Keyword : Penyakit Akibat Kerja, Perawat

Metode
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif yaitu penelitian
yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, dimana peneliti merupakan
instrumen kunci (Sugiyono, 2005). Serta dengan menggunakan analisa dari berbagai referensi
seperti buku atau jurnal dan berfokus pada metode pembelajaran mengenai peran perawat
tentang insiden yang terjadi dalam keselamatan paisen di rumah sakit. Referensi adalah
sesuatu yang dipakai dalam pemerian informasi untuk memperkuat pernyataan dengan tegas,
atau sering disebut juga dengan “rujukan”. Sumber materi referensi ialah tempat materi itu
ditemukan.

Dalam pengambilan data yang dilakukan secara menganalisa data dari beberapa jurnal
yang ada serta mendapatkan referensi gabungan yang di tuangkan dalam jurnal ini. Sumber
yang digunkan adalah sumber yang terbit dari mulai tahun 2012 hingga sekarang.

Hasil
Dalam melakukan suatau tindakan keperawatan seorang perawat dapat terjangkit
suatu penyakit atau kecelakaan keja. Serta dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan
perawat terkadang menghiraukan hal-hal sepele yang bisa menyebabkan kecelakaan kerja
maupun terjangkit penyakit menular. Dari segi saat selesai melakukan injeksi pada pasien
perawat mengalami tertusuk jarum sehingga menyebebkan luka pada perawat dan apabila
tidak menjaga kesterilan dalam melakukan tindakan yang berhubungan dengan darah atau
cairan dari tubuh pasien dapat terjangkit penyakit dari pasien.
Seperti bahaya perilaku yaitu tidak menggunakan alat pelindung diri yang
berdampak mudah tertular penyakit Hepatitis, AIDS, dan HIV pada saat menagani pasien
yang mengamami penyakit menular dan berbahaya. Bahaya ergonomi yaitu membungkuk
saat penusukan jarum ke vena (postur janggal) yang berdampak nyeri otot atau low back pain
yang menyebabkan kecelakaan yang terjadi pada perawat saat melakukan tindakan yang tidak
sesuai dengan prosedur dan melukai perawat.
Faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya PAK adalah sebagai berikut:
1. Golongan fisik
2. Golongan kimia
3. Golongan infeksi
a. Anthrax
b. Brucell
c. HIV/AIDS
4. Golongan fisiologis
5. Golongan mental

Adapun Kelompok Utama dari Penyakit Menular adalah :


1. Penyakit yang sangat berbahaya karena angka kematian cukup tinggi.
2. Penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan kematian dan cacat, walaupun
akibatnya lebih ringan dari yang pertama.
3. Penyakit menular yang jarang menimbulkan kematian dan cacat tetapidapat mewabah
yang menimbulkan kerugian materi

Pembahasan
Rumah Sakit adalah tempat kerja yang memiliki potensi terhadap terjadinya
kecelakaan kerja. Bahan mudah terbakar, gas medik, radiasi pengion, dan bahan kimia
merupakan potensi bahaya yang memiliki risiko kecelakaan kerja. Oleh karena itu, Rumah
Sakit membutuhkan perhatian khusus terhadap keselamatan dan kesehatan pasien, staf dan
umum (Sadaghiani, 2001 dalam Omrani dkk., 2015).
Berdasarkan perjalanannya penyakit dapat dibagi menjadi Akut dan Kronis.
Berdasarkan sifat penularannya dapat dibagi menjadi Menular dan Tidak Menular. Proses
terjadinya penyakit merupakan interaksi antara agen penyakit, manusia (Host) dan
lingkungan sekitarnya. Untuk penyakit menular, proses terjadinya penyakit akibat interaksi
antara Agent penyakit (mikroorganisme hidup), manusia dan lingkungan. Sedangkan untuk
penyakit tidak menular proses terjadinya penyakit akibat interaksi antara agen penyakit (non
living agent), manusia dan lingkungan. Penyakit tidak menular dapat bersifat akut dapat juga
bersifat kronis.
Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, dan bebas dari pencemaran lingkungan,
sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja Kecelakaan kerja
tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha,
tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang
pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas
Keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan melindungi pekerja atas keselamatannya
agar dapat meningkatkan produktifitas nasional. Menjamin semua pekerja yang berada di
tempat kerja menggunakan serta merawat sumber produksi secara aman dan efisien
(MENKES, 2009).
Tindakan tidak aman (unsafe action) adalah tindakan yang dapat membahayakan
pekerja itu sendiri maupun orang lain yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan yang
dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti tidak memakai APD, tidak mengikuti prosedur
kerja, tidak mengikuti peraturan keselamatan kerja dan bekerja tidak hati-hati, dimana dari
setiap 300 tindakan tidak aman, akan terjadi 1 (satu) kali kecelakaan yang mengakibatkan
kehilangan hari kerja.
Faktor yang menyebabkan perawat berperilaku tidak aman yaitu sikap negative
perawat yang tidak disiplin dalam menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dan Standar
Operasional Prosedur (SOP) yang belum sesuai dengan standar Depkes RI tahun 2006. SOP
sangat dibutuhkan untuk membantu kinerja para petugas karena setiap tindakan ada
prosedurnya sehingga dapat mengurangi masalah-masalah atau kekeliruan yang bisa terjadi.
Kejadian penyakit infeksi di rumah sakit dianggap sebagai suatu masalah serius
karena mengancam kesehatan dan kesejahteraan pasien dan petugas kesehatan secara global
(Luo, et all, 2010). Penularan infeksi yang terjadi pada perawat bedah dapat disebabkan oleh
tindakan keperawatan yang dilakukan sering kontak dengan darah, jaringan, dan sekresi
cairan yang yang masuk kedalam tubuh baik karena tertusuk jarum atau luka, mukosa yang
kepercikan oleh darah, cairan yang mengandung kuman dari pasien berpotensi menimbulkan
infeksi. Salah satu penyebabnya karena mereka bekerja tidak pakai alat pelindung diri (APD)
sarung tangan, mereka tidak patuh menggunakan APD.
Perilaku tidak aman perawat saat bekerja tanpa menggunakan alat pelindung diri
sesuai standar dapat mengakibatkan kecelakaan kerja dan menimbulkan penyakit akibat
kerja. Cedera akibat tusukan jarum pada perawat merupakan masalah yang signifikan dalam
institusi pelayanan kesehatan dewasa ini. Ketika perawat tanpa sengaja menusuk dirinya
sendiri dengan jarum suntik yang sebelumnya masuk ke dalam jaringan tubuh pasien,
perawat beresiko terjangkit sekurang-kurangnya 20 patogen potensial.
Kontaminasi penyakit dapat berisiko terjadi pada seorang perawat maupun dokter
apabila selama melakukan interaksi dengan pasien tidak memperhatikan tindakan pencegahan
(universal precaution) dengan cara menggunakan alat pelindung diri (APD)seperti sarung
tangan, masker, kaca mata (Riyanto, 2011, p. 81).
Menurut Geller (2001) kepatuhan pelaksanaan standar operasional prosedur
penggunaan APD masih rendah disebabkan karena budaya keselamatan yang belum cipta
dalam lingkungan kerja. Budaya keselamatan dipengaruhi oleh faktor perilaku, faktor
lingkungan dan faktor orang. Keberhasilan upaya pencegahan infeksi yang dilakukan oleh
perawat bedah salah satunya penggunaan APD yang wajib dipakai selama berada di kamar
operasi, yang tujuannya tidak hanya untuk perlindungan petugas itu sendiri dalam melakukan
tindakan yang aman tetapi juga untuk keselamatan pasien. Keberhasilan ini sangat
dipengaruhi oleh ketaatan individu pada aturan yang berlaku atau kepatuhan. Upaya
pencegahan infeksi yang dilakukan oleh perawat bedah salah satunya dengan penggunaan
APD yang wajib dipakai ketika mereka bekerja di kamar operasi.
Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting untuk dipakai oleh seorang perawat dalam
melaksanakan tugas, alat pelindung diri digunakan oleh petugas memiliki dua fungsi yaitu
untuk kepentingan perawat dan sekaligus untuk kepentingan petugas itu sendiri(Darmadi,
2008, dalam Yulita dkk, 2014, p.2). Menurut Kusmiyati (2009), faktor yang mempengaruhi
rendahnya perilaku perawat dalam tindakan universal precautions yaitu pengetahuan, sikap,
ketersediaan sarana alat pelindung pribadi dan motivasi perawat. Ketidakpatuhan untuk
melakukan prosedur universal precautions adalah karena dianggap terlalu merepotkan dan
tidak nyaman.
Kepatuhan dalam penggunaan APD di rumah sakit dipengaruhi oleh komunikasi,
keterbatasan alat, pengawasan, dan sikap dari perawat itu sendiri.Kontaminasi penyakit yang
terjadi di lingkungan rumah sakit dapat dicegah dengan meningkatkan keamanan dan
kedisiplinan perawat dalam menggunakan alat pelindung diri dan itu berlaku bagi semua
perawat yang ada di seluruh unit pelayanan (Riyanto, 2011).
Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman dari berbagai sumber
misalnya media massa, buku petunjuk, teman, pengawas di perusahaan maupun tenaga
kesehatan yang tersedia di perusahaan. Seseorang yang mempunyai pendidikan tinggi
diperkirakan dapat memahami informasi yang disampaikan.Jadi, pada umumnya semakin
tinggi pendidikan formal yang diterima responden tentu semakin baik pemahaman responden
dalam menerima sebuah informasi baru.Pengetahuan merupakan resultan dari penginderaan
terhadap suatu objek melalui dari indera penglihatan dan pendengaran yang mempengaruhi
pengetahuan dan perilaku seseorang. Sehingga pengetahuan bisa didapatkan setiap saat dalam
kehidupan sehari-hari (Prasetiyo, 2015).
Bahaya perilaku yaitu tidak menggunakan alat pelindung diri yang berdampak mudah
tertular penyakit Hepatitis, AIDS, dan HIV. Pada bahaya perilaku apabila menerapkan
rekomendasi pengendalian dari peneliti dapat menurunkan tingkat risiko menjadi 30 (prioritas
3) yaitu perlu diawasi dan diperhatikan secara berkesinambungan.
Bahaya ergonomi yaitu membungkuk saat penusukan jarum ke vena (postur janggal)
yang berdampak nyeri otot atau low back pain. Pada bahaya ergonomi apabila menerapkan
rekomendasi pengendalian dari peneliti dapat menurunkan tingkat risiko menjadi 18
(diterima) yaitu intensitas yang menimbulkan risiko dikurangi seminimal mungkin.
Adapun Kelompok Utama dari Penyakit Menular adalah :
1. Penyakit yang sangat berbahaya karena angka kematian cukup tinggi.
2. Penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan kematian dan cacat, walaupun
akibatnya lebih ringan dari yang pertama.
3. Penyakit menular yang jarang menimbulkan kematian dan cacat tetapidapat mewabah
yang menimbulkan kerugian materi.

Penutup
Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat profesi
dan padat modal. Rumah Sakit adalah tempat kerja yang memiliki potensi terhadap terjadinya
kecelakaan kerja. Oleh karena itu, Rumah Sakit membutuhkan perhatian khusus terhadap
keselamatan dan kesehatan pasien, staf dan umum (Sadaghiani, 2001 dalam Omrani dkk.,
2015). Penyebab penyakit dan kecelakaan akibat kerja disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu
faktor manusia, dalam hal ini adalah pekerja seperti kurangnya pengetahuan dan ketampilan,
tindakan yang tidak aman ketika bekerja, bekerja tidak sesuai prosedur. Faktor lingkungan
kerja, dan faktor manajemen. (Konradus, 2012)
Penyakit akibat kerja pada perawat ada berupa penyakit menular dan penyakit tidak
menular, penyakit menular terjadi karena perawat bersentuhan sengan pasien atau pun darah
dan cairan dari tubuh pasien yang dapat mengakibatkan penularan penyakit. Sedangkan
penyakit tidak menular diakibatkan karena tindakan yang tidak hati-hati atau kecelakaan yang
tidak di harapkan dari seorang perawat saat melakukan tindakan asuhan keperawatan.
Resiko bahaya yang terjangkit atau kecelakaan kerja pada seorang perawat merupakan
hal yang berbahaya. Damapak yang ditimbulkan dari kecelakaan kerja tersebut diakibatkan
karena tidak menggunakan APD dalam melakukan tindakan sehingga perawat berdampak
mudah tertular penyakit Hepatitis, AIDS, dan HIV dari pasien saat melakukan tindakan
keperawatan tanpa disadari oleh perawat tersebut.

Daftar Pustaka
1. Darmawan, A. (2016). EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR DAN PENYAKIT
TIDAK MENULAR. Jambi Medical Journal, 4(2), 195 – 202
2. Muchlis, S., & Muhammad, Y. (2017). KESADARAN PERAWAT DALAM
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) NURSE’ ON THE
IMPORTANCE OF SELF PROTECTION DEVICE. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Fakultas Keperawatan, 2(3), 1-8.
3. Nazirah, R., & Yuswardi. (2017). PERILAKU PERAWAT DALAM PENERAPAN
MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI ACEH.
Idea Nursing Journal , VIII(3), 1-6.
4. Putri, O. Z., dkk. (2017). ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA PADA PETUGAS KESEHATAN INSTALASI GAWAT
DARURAT RUMAH SAKIT AKADEMIK UGM. JURNAL KESEHATAN, 10(1),
1-12.
5. Salawati, L. (2015). Penyakit Akibat Kerja dan Pencegahan. Jurnal Kedokteran Syiah
Kuala, 15(2), 92-95.
6. Salmawati, L., Muhammad, R., & Muhammad, R. N. (2019). FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA
PERAWAT DI RUANG IGD RSU ANUTAPURA KOTA PALU.
PREVENTIF:JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, 10(2), 104-112.
7. Silvia, M. P. I., Joko, W., & Erlisa, C. (2015). Kejadian Kecelakaan Kerja Perawat
Berdasarkan Tindakan Tidak Aman. Jurnal Care, 3(2), 9-17.
8. Simamora, R. H. (2017). A strengthening of role of health cadres in BTA-Positive
Tuberculosis (TB) case invention through education with module development and
video approaches in Medan Padang bulan Comunity Health Center, North Sumatera
Indonesia. International Journal of Applied Engineering Research, 12(20), 10026-
10035.
9. Simamora, R. H., & Saragih, E. (2019). Penyuluhan kesehatan terhadap masyarakat:
Perawatan penderita asam urat dengan media audiovisual. JPPM (Jurnal Pendidikan
dan Pemberdayaan Masyarakat), 6(1), 24-31.
10. Sudarmo., Zairin, N. H., & Lenie, M. (2015). FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERILAKU TERHADAP KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG
DIRI (APD) UNTUK PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT KERJA . Jurnal
Berkala Kesehatan, 1(2), 88-95.
11. Tukatman., dkk. (2015). ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PERAWAT DALAM PENANGANAN PASIEN DI RUMAH SAKIT BENYAMIN
GULUH KABUPATEN KOLAKA. Jurnal Ners, 10(2), 343–347.
12. Wati, N., dkk. (2018). ANALISIS SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUKOMUKO
TAHUN 2017. Avicenna: Jurnal Ilmiah, 13(3), 1-63.

Anda mungkin juga menyukai