Anda di halaman 1dari 10

Faletehan Health Journal,5 (3) (2018) 107-116

ht t ps:/ / journal.lppm-st ikesfa.ac.id


ISSN 2088-673X| e-ISSN 2597-8667

Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Pada Petugas Kebersihan di Rumah Sakit

M G Cat ur Yuantari 1* , Hafizhatun Nadia1

1
Program St udi S1 Kesehat an M asyarakat Fakult as Kesehat an
Universit as Dian Nusw ant oro Semarang, Indonesia
* Corresponding Aut hor: mgcat ur.yuantari@dsn.dinus.ac.id

Abstrak

Bekerja di rumah sakit dapat menimbulkan risiko t ert ular penyakit dari pasien. Risiko ini t idak hanya berpot ensi bagi
t enaga medis saja, namun juga t erhadap t enaga non medis sepert i pet ugas kebersihan. Saat bekerja risiko yang selalu
dihadapi oleh pet ugas kebersihan adalah t erpapar fakt or biologi dan t erpapar bahan kim ia at au obat pembersih. Tujuan
penelit ian ini adalah unt uk menganalisis risiko keselamat an dan kesehat an kerja yang dapat t erjadi pada pet ugas
kebersihan di RSUD Tugurejo Semarang. Penelit ian ini merupakan penelit ian deskript if analit ik. Ident ifikasi risiko
menggunakan JSA (Job Safet y Analysis), pengambilan dat a dilakukan dengan cara observasional dan w aw ancara. Hasil
penelit ian menunjukkan bahw a risiko yang dihadapi pet ugas kebersihan adalah risiko t erpapar kuman, bakt eri dan virus
sert a t erpapar obat kemot erapi, dengan t ingkat risiko t ermasuk dalam high risk (36,6%). Risiko t ert usuk jarum sunt ik
at au t ergores benda t ajam, t erpeleset at au jat uh karena lant ai licin, gangguan m uskuloskelet al, t erjat uh dari t angga,
dan t ersengat list rik merupakan risiko dengan t ingkat an moderat e risk (45,1%). Risiko alergi at au irit asi t erhadap
penggunaan bahan kimia merupakan risiko dengan t ingkat an low risk (18,3%). Unt uk mengendalikan risiko t ersebut ,
disarankan kepada pet ugas kebersihan agar selalu menggunakan alat pelindung diri yang baik dan benar saat melakukan
pekerjaan, menggunakan jenis APD yang sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan.
Kata Kunci: Analisis risiko, Keselamat an dan Kesehat an Kerja, Pet ugas Kebersihan

Abstract

W ork at hospit al is likely risking get diseases t ransmission from pat ient s. The risk is not pot ent ial t o medical st aff only,
but also nonmedical st aff such as cleaning st aff. Along doing t he w ork, risk t hat alw ays faces by cleaning st aff are
biological fact or and chemical such as bleaching. The purpose of t he st udy w as t o analyze t he risk of w ork healt h and
safet y of cleaning st aff in Tugurejo hospit al Semarang. This st udy w as descript ive analyt ic st udy, risk ident ificat ion
assessed w it h job safet y analysis (JSA), dat a collect ion had been done w it h observat ional and interview . Result show ed
t hat the risk faces by cleaning st aff w as bact eria exposure, bact eria and virus and medical chemot herapy exposure t hat
classified as high risk (36,6%). The risk of impaled needle and scrat ched sharp object , slipper, musculoskelet al problem,
fall from st airs, and elect ric shock classified as m oderat e risk (45,1%). Allergic risk or irrit at ion t hrough chemical uses
classified as low risk (18,3%). To prevent the risks, suggest ed t o cleaning st aff t o use personal protect ion equipment
w henever and wherever in doing t he job. W hile, need t o evaluat e on kind of personal prot ect ion equipment that used by
cleaning st aff especially conformit y kind personal prot ect ion equipment w it h t he occupat ion.
Keyw ords: Risk Analysis, Occupat ional Safet y And Healt h, Janit or

107
Faletehan Health Journal,5 (3) (2018)107-116
ht t ps:/ / journal.lppm-st ikesfa.ac.id
ISSN 2088-673X| 2597-8667

Pendahuluan karyawan, pasien, bahkan pengunjung. Beberapa


Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan contoh penyakit infeksi yang dapat terjadi di
hal penting yang harus diterapkan di semua tempat Rumah Sakit adalah TB, Hepatitis B, Hepatitis C,
kerja, baik pada sektor formal maupun sektor dan bahkan berisiko terinfeksi HIV/AIDS. Selain
informal. Terlebih bagi tempat kerja yang memiliki penyakit-penyakit infeksi, di rumah sakit juga
risiko atau bahaya yang tinggi, serta dapat memiliki risiko atau bahaya lain yang
menimbulkan kecelakaan kerja maupun penyakit mempengaruhi situasi dan kondisi di rumah sakit,
akibat kerja. keselamatan dan kesehatan kerja seperti kecelakaan (meliputi kejadian ledakan,
seharusnya diterapkan pada semua pihak yang kebakaran, kecelakaan yang diakibatkan adanya
terlibat dalam proses kerja, mulai dari tingkat masalah pada instalasi listrik, serta faktor-faktor
manager sampai dengan karyawan biasa. yang dapat menimbulkan cidera lainnya), radiasi,
Berdasarkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 paparan bahan kimia beracun dan berbahaya, gas-
yang menyatakan bahwa setiap tenaga kerja gas anastesi, gangguan terkait psikis dan ergonomi.
memiliki hak untuk mendapat perlindungan bagi Semua potensi bahaya tersebut di atas, jelas dapat
keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk mengganggu dan menimbulkan rasa kurang aman
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan nyaman bagi pekerja di RS, pasien maupun
serta produktivitas Nasional. pengunjung yang ada di lingkungan RS.
Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun (KEPMENKES N0.432 Tahun 2007)
2009 tentang rumah sakit, menyatakan rumah sakit Karyawan rumah sakit terdiri dari tenaga
adalah institusi pelayanan kesehatan yang medis dan tenaga non medis. Tenaga medis yaitu
menyelenggarakan pelayanan kesehatan dokter, perawat, dan bidan sedangkan tenaga non
perorangan secara paripurna yang menyediakan medis yaitu petugas laundry, petugas kebersihan,
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat petugas penyiapan makanan atau gizi, apoteker,
darurat. Karena merupakan suatu institusi yang Pemeriksa laboratorium, dan petugas radiologi
bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan, maka (Wichaksana, 2002). Dilihat dari jenis pekerjaan
rumah sakit juga termasuk dalam kategori tempat yang ada di rumah sakit, dapat dikatakan tenaga
kerja. Isi dalam pasal 23 undang-undang No. 23 medis merupakan karyawan yang rentan terkena
Tahun 1992 tentang kesehatan menyatakan bahwa penyakit akibat kerja, karena mereka selalu
setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan melakukan kontak dengan pasien yang sakit setiap
kesehatan kerja. Berdasarkan pernyataan tersebut, hari. Namun tenaga non medis juga memiliki
maka rumah sakit sebagai salah satu tempat kerja potensi untuk terkena penyakit akibat kerja,
juga wajib untuk menyelenggarakan kesehatan walaupun mereka tidak melakukan kontak
kerja bagi para pekerjanya agar terhindar dari langsung dengan pasien. Berbagai penyakit infeksi
potensi bahaya yang ada di rumah sakit. menular kepada tenaga non medis melalui media
Menurut pusat data dan informasi udara, lantai, dinding, ruang kerja, jarum suntik
Kementerian Kesehatan RI (2015) tentang situasi bekas, dan infus bekas.
kesehatan kerja tahun 2015, Jumlah kasus Salah satu tenaga non medis yang ada di
kecelakaan akibat kerja yang terjadi antara tahun rumah sakit adalah petugas kebersihan. Petugas
2011-2014 adalah sebesar 92.453 kasus dengan kebersihan adalah karyawan yang bertugas untuk
jumlah kasus paling tinggi terjadi pada tahun 2013 membersihkan lingkungan rumah sakit agar tetap
yaitu sebesar 35.917 kasus. Sedangkan data untuk terjaga kebersihannya, karena bahaya yang ada di
kasus penyakit yang terjadi akibat kerja antara rumah sakit seperti penularan penyakit dapat
tahun 2011-2014 adalah 57.929 kasus tahun 2011, terjadi jika lingkungan rumah sakit tidak terjaga
60.322 kasus tahun 2012, 97.144 kasus tahun 2013, kebersihannya. Pekerjaan membersihkan
dan 40.694 kasus pada tahun 2014. Dari data-data lingkungan rumah sakit, membuat petugas
tersebut, dapat disimpulkan bahwa situasi kebersihan menjadi rentan terpapar bahaya yang
kesehatan kerja di Indonesia masih belum baik. dapat mengganggu kesehatannya. Menurut
Salah satu tempat kerja yang berisiko adalah penelitian Evryanti (2012) bahaya yang dapat
Rumah Sakit, hal ini karena rumah sakit memiliki mengancam petugas kebersihan rumah sakit antara
potensi terjadinya penyakit infeksi terhadap para lain terpapar debu yang dibersihkan, terpeleset saat

108
Faletehan Health Journal,5 (3) (2018) 107-116
ht t ps:/ / journal.lppm-st ikesfa.ac.id
ISSN 2088-673X| 2597-8667

mengepel lantai, kontak dengan bahan kimia yang dan kesehatan kerja pada petugas kebersihan di
digunakan untuk mengepel lantai, terpapar bahaya RSUD Tugurejo Semarang.
biologi saat membersihkan laboratorium atau
ruangan yang mengandung virus dan bakteri, Metode Penelitian
tertusuk benda tajam seperti jarum suntik saat Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
mengelola limbah tajam, sehingga dapat tertular analitik dengan desain studi menggunakan metode
penyakit seperti hepatitis dan HIV/AIDS. penilaian risiko dengan teknik kualitatif
Selain berpotensi tertular penyakit hepatitis berdasarkan AS/NZS 4360: 1999, serta identifikasi
dan HIV/AIDS petugas kebersihan rumah sakit risiko menggunakan JSA (Job Safety Analysis).
juga berisiko terkena penyakit akibat kerja Populasi dari penelitian ini adalah seluruh petugas
dermatitis kontak dan gangguan muskuloskeletal. kebersihan yang bekerja di RSUD Tugurejo
Hasil penelitian terhadap 102 petugas cleaning Semarang sebanyak 125 petugas kebersihan yang
service di Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek terdiri dari 42 orang petugas di zona A, 44 orang
menunjukkan 47 petugas cleaning service petugas di zona B dan 39 orang petugas di zona C.
mengalami dermatitis kontak akibat kerja, hasil uji Sampel dari penelitian ini adalah sebagian dari
statistik menunjukkan ada hubungan bermakna jumlah petugas kebersihan yang ada di RSUD
antara kejadian dermatitis kontak pada cleaning Tugurejo Semarang. Penentuan sampel dilakukan
service dengan penggunaan APD, serta ada dengan metode accidental sampling dimana
hubungan antara masa kerja dan kejadian subyek yang dijadikan responden berdasarkan
dermatitis kontak. (Saftarina, dkk., 2015) Hasil yang ditemui pada saat melakukan penelitian dan
penelitian lain yang dilakukan di RSUP bersedia untuk diwawancarai. Berdasarkan hasil
Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar dengan perhitungan dengan menggunakan rumus Slovin
responden petugas cleaning service menunjukkan didapatkan jumlah sampel sebanyak 55 orang
bahwa pada Tahun 2013 sebesar 49,1% petugas petugas kebersihan yang akan dijadikan responden.
cleaning service mengalami gangguan Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan,
muskuloskeletal berat dan 50,9% petugas antara lain :
mengalami gangguan muskuloskeletal ringan. 1. Melakukan observasi tentang alur pekerjaan
Hasil analisis statistik menunjukkan ada hubungan yang dilakukan oleh petugas kebersihan serta
antara variabel umur, jenis kelamin, masa kerja, dilakukan wawancara untuk melengkapi data
dan sikap kerja dengan gangguan muskuloskeletal. terkait proses pekerjaan yang dilakukan.
(Sultan Bedu, 2012) 2. Melakukan identifikasi risiko keselamatan
Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo dan kesehatan kerja pada setiap tahap atau
Semarang merupakan salah satu rumah sakit tipe B proses kerja yang dilakukan oleh petugas
milik pemerintah Kota Semarang. Sebagai institusi kebersihan. Identifikasi risiko menggunakan
yang menyediakan pelayanan kesehatan, terutama JSA (Job Safety Analysis).
untuk orang yang sakit, membuat RSUD Tugurejo 3. Memberikan penilaian terhadap kemungkinan
Semarang juga memiliki potensi untuk terjadinya dan konsekuensi yang dapat ditimbulkan pada
penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat kerja setiap risiko keselamatan dan kesehatan kerja
pada petugas medis, non medis, pasien, maupun yang mungkin terjadi pada petugas
pengunjung rumah sakit . Dari hasil survey awal di kebersihan. Proses ini menggunakan tabel
Rumah Sakit Umum Tugurejo Semarang pada penilaian Likelihood (kemungkinan) dan tabel
bulan Februari 2017 didapatkan informasi tentang Consequence (Akibat) dari AS/NZS 4360 :
beberapa kejadian kecelakaan kerja kecil pernah 1999.
dialami beberapa petugas kebersihan yang di 4. Menganalisis besarnya tingkat risiko
wawancarai, seperti luka pada tangan karena keselamatan dan kesehatan kerja yang dapat
tergores benda-benda tajam saat melakukan terjadi pada petugas kebersihan di RSUD
pekerjaan membersihkan ruangan, terpeleset, serta Tugurejo Semarang.
adanya keluhan-keluhan seperti sakit pinggang dan 5. Merekomendasikan cara pengendalian risiko
pegal-pegal pada tangan dan kaki karena terlalu keselamatan dan kesehatan kerja yang dapat
lama duduk atau berdiri saat bekerja. Tujuan diterapkan pada petugas kebersihan di RSUD
penelitian untuk menganalisis risiko keselamatan Tugurejo Semarang, baik dengan cara

109
Faletehan Health Journal,5 (3) (2018)107-116
ht t ps:/ / journal.lppm-st ikesfa.ac.id
ISSN 2088-673X| 2597-8667

eliminasi, substitusi, pengendalian teknis, menyikat lantai, membersihkan closet,


pengendalian administratif, maupun dinding kamar mandi, wastafel, dan kaca yang
penggunaan alat pelindung diri (APD). ada di kamar mandi sampai bersih. Untuk
membersihkan kamar mandi juga
Hasil dan Pembahasan menggunakan beberapa bahan kimia atau
Petugas kebersihan yang ada di RSUD Larutan pembersih.
Tugurejo Semarang bukan berasal dari rumah sakit 6. General cleaning adalah pekerjaan yang
itu sendiri, tetapi berasal dari dua perusahaan jasa dilakukan oleh petugas kebersihan di luar dari
berbeda yang menyediakan tenaga kerja untuk tugas pokok atau rutinitas yang harus
melakukan kegiatan pembersihan atau yang sering dilakukan setiap harinya. Pekerjaan yang
disebut sebagai cleaning service. Alur pekerjaan dilakukan pada saat general cleaning adalah
yang dilakukan oleh petugas kebersihan yang ada membersihkan kamar pasien yang kosong
di RSUD Tugurejo Semarang adalah sebagai atau pasien yang baru saja pulang dari rumah
berikut: sakit, membersihkan sawang atau kotoran
1. Membuang sampah yang ada di sekitar yang ada di langit-langit ruangan,
ruangan atau lingkungan tempat mereka membersihkan dinding ruangan,
bekerja, baik sampah medis maupun sampah membersihkan lift dan masih banyak lagi
non medis. Sampah-sampah tersebut diambil program lainnya yang ada dalam general
dari kotak sampah yang telah tersedia dan cleaning.
telah dipisahkan antara tempat sampah medis 7. Membersihkan halaman dan taman yang
dan tempat sampah non medis. Sampah- berada di lingkungan rumah sakit. Pekerjaan
sampah tersebut dimasukkan didalam kantong yang dilakukan mulai dari menyapu halaman,
plastik besar khusus untuk mengangkut membersihkan rumput-rumput liar di taman,
sampah, selanjutnya akan di buang ke TPS merawat tanaman, dan berkebun atau
yang ada di RSUD Tugurejo Semarang. menanam tanaman di taman-taman yang ada
2. Membersihkan perabotan yang ada di semua di lingkungan rumah sakit.
ruangan yang ada di wilayah petugas Untuk menghindari atau mengurangi risiko,
kebersihan tersebut ditugaskan. Yaitu petugas kebersihan di RSUD Tugurejo diwajibkan
membersihkan perabotan seperti meja, kursi, untuk menggunakan alat pelindung diri setiap kali
melap kaca jendela, pintu, less steinless, alat- melakukan pekerjaan. Alat pelindung diri yang
alat yang ada di ruang kantor, ruang dokter, wajib digunakan adalah masker, sarung tangan
ruang perawat, IGD, ruang pasien, latek, dan sepatu boot ketika bekerja di daerah yang
laboratorium, laundry, bagian gizi dan lain- licin atau tempat tertentu lainnya. Alat pelindung
lain. diri tersebut tidak disediakan oleh pihak rumah
3. Menyapu lantai ruangan dan selasar yang ada sakit, tetapi disediakan oleh perusahaan jasa
di rumah sakit. Untuk menyapu lantai tempat petugas kebersihan ini bekerja. Namun
biasanya petugas menggunakan obi atau terkadang masih ada petugas yang tidak
sering disebut mengobi. menggunakan alat pelindung diri yang lengkap saat
4. Mengepel lantai ruangan dan selasar yang ada bekerja, seperti tidak menggunakan masker atau
di rumah sakit. Untuk mengepel lantai petugas sarung tangan.
kebersihan menggunakan bahan-bahan kimia Petugas kebersihan yang bekerja di RS
seperti disenfektan yang berguna untuk Tugurejo terbagi atas 3 Zona yaitu Zona A
membersihkan sekaligus membunuh kuman- berjumlah 42, Zona B ada 44 dan zona C ada 39
kuman yang ada di lantai. orang petugas, sehingga jenis pekerja atau peran itu
5. Membersihkan toilet dan kamar mandi. masing-masing petugas berbeda tergantung
Setelah menyelesaikan pekerjaan yang lain Zonanya. Berikut ini hasil identifikasi bahaya
petugas kebersihan akan membersihkan dengan job safety analysis, Job Safety Analysis
kamar mandi yang ada di rumah sakit, baik (JSA) terfokus pada mengidentifikasi bahaya dan
kamar mandi untuk umum, pasien, dokter, cara mengontrol bahaya tersebut agar tidak terjadi
perawat, maupun karyawan kantor. saat anda bekerja. Sedangkan Standard Operating
Membersihkan kamar mandi dimulai dengan Prosedure (SOP) cenderung dengan bagaimana

110
Faletehan Health Journal,5 (3) (2018) 107-116
ht t ps:/ / journal.lppm-st ikesfa.ac.id
ISSN 2088-673X| 2597-8667

langkah melaksanakan pekerjaan agar pekerjaan saat bekerja berulang-ulang. Sebesar 16% petugas
tersebut dilakukan dengan cara yang benar dan yang pernah mengalami pusing ini dapat
aman. disebabkan karena kebanyakan dari petugas
Dari hasil identifikasi risiko kemudian kebersihan belum makan atau sarapan pagi ketika
dilakukan penilaian terhadap kemungkinan terjadi memulai pekerjaan, sehingga tubuh menjadi lemah
dan konsekuensi dari tiap risiko untuk di analisis dan menimbulkan rasa pusing. Petugas yang
tingkat risikonya didapatkan hasil 36,6 % risiko mengalami gangguan pernafasan terjadi ketika
berada pada tingkatan high risk yaitu risiko membersihkan debu dalam ruangan, petugas
terpapar debu dan kuman, terpapar bakteri atau pun kebersihan yang mengalami gangguan tulang atau
virus dan terpapar obat kemoterapi, 45,1% risiko sendi adalah petugas kebersihan yang berusia
pada tingkatan moderate risk yaitu risiko tertusuk diatas 50 tahun, ini dapat disebabkan karena faktor
jarum suntik, tergores benda tajam, terpeleset atau penuaan yang menyebabkan turunnya fungsi
terjatuh karena lantai licin dan gangguan tulang dan sendi. Sedangkan yang mengalami
muskuloskeletal, 18,3% risiko pada tingkatan low alergi bahan kimia adalah petugas yang memiliki
risk yaitu risiko alergi atau iritasi terhadap kulit sensitif sehingga sering merasa gatal ketika
penggunaan bahan kimia seperti pembersih lantai menggunakan bahan kimia atau obat pembersih.
dan lainnya.
Disamping hasil identifikasi dan analisis Grafik 1. Jenis Kecelakaan/luka yang pernah
risiko dilakukan juga wawancara terhadap 55 dialami oleh Pekerja Kebersihan
Pekerja kebersihan, didapatkan data kecelakaan
dan keluhan kesehatan yang pernah dialami.
Kecelakaan kerja ini dapat terjadi karena
tindakan tidak aman yang dilakukan oleh petugas
kebersihan, seperti tidak menggunakan APD saat
membersihkan kaca atau pintu. Namun juga dapat
terjadi karena alat pelindung diri yang digunakan
tidak safety, seperti menggunakan sarung tangan
yang mudah sobek ketika terkena benda tajam.
Sarung tangan yang digunakan petugas kebersihan
adalah sarung tangan latek, sarung tangan ini
dianggap masih kurang safety untuk mencegah
risiko untuk tergores benda tajam. Jika saat
membersihkan kaca petugas kebersihan.
mengayunkan tangannya terlalu kencang dan Grafik 2. Keluhan Kesehatan yang Pernah
bergoresan dengan kaca atau steinless maka dialami oleh Pekerja
memungkinkan untuk sarung tangan tersebut
mengalami sobekan kecil yang juga akan
menimbulkan luka gores pada jari tangan petugas
kebersihan.
Setiap pekerja pasti pernah mengalami
keluhan selama bekerja baik itu keluhan pikiran,
kesehatan, dan lainnya. Petugas kebersihan di
RSUD Tugurejo memiliki beberapa keluhan terkait
kesehatannya seperti pegal-pegal, pusing,
gangguan pernafasan, gangguan tulang/sendi,
alergi terhadap bahan kimia yang digunakan dan
keluhan lainnya. Sebesar 27% petugas kebersihan
mengalami keluhan pegal-pegal hal ini dapat
disebabkan karena gerakan yang mereka lakukan

111
Faletehan Health Journal,5 (3) (2018)107-116
ht t ps:/ / journal.lppm-st ikesfa.ac.id
ISSN 2088-673X| 2597-8667

Tabel 1. Identifikasi Potensi Bahaya Pada Pekerja Kebersihan di RSUD Tugurejo

Risk Matrik
Rincian Likeli Pengendalian
No Risiko (consequence) Hasil Wawancara
Pekerjaan hood
1 2 3 4 5
1 Memasukkan Terpapar kuman/ A H H E E E 98,2% responden Menggunakan
sampah bakteri menyatakan risiko Masker, Sarung
kedalam bekerja dirumah Tangan, dan
plastik sakit terpapar/ Selalu mencuci
Bakteri/ Kuman tangan sebelum
(menyebabkan dan sesudah
terinfeksi Penyakit) bekerja.
Tertusuk atau C L M H E E 27,3% petugas Menggunakan
tergores benda atau kebersihan pernah sarung tangan
sampah tajam mengalami luka
(kaca, aluminium gores saat bekerja
dll)
2 Mengelap kaca Tergores kaca atau C L M H E E 27,3% petugas Menggunakan
jendela, pintu, less steinless kebersihan pernah sarung tangan
dan less mengalami luka
gores saat bekerja
steinless pada
jendela kaca
dan pintu.
3 Menyapu Terpapar debu dan A H H E E E 98,2% responden Menggunakan
lantai & kuman yang ada di menyatakan risiko Masker, Sarung
ruangan kantor ruangan kantor bekerja dirumah Tangan, dan
sakit terpapar/ Selalu mencuci
Bakteri/ Kuman tangan sebelum
dan sesudah
bekerja.
4 Membersihkan Terpeleset dan jatuh E L L M H H 3,6% petugas Menggunakan
kamar mandi karna lantai kamar menyatakan pernah sepatu boot
di Ruang mandi yang licin. mengalami hampir
Rawat Inap terpeleset
Terpapar kuman, A H H E E E 98,2% responden Menggunakan
bakteri atau virus menyatakan risiko masker, sarung
dari pasien yang bekerja dirumah tangan, dan
sakit selalu mencuci
menggunakan
terpapar/Bakteri/Ku tangan sebelum
kamar mandi man dan sesudah
bekerja
Alergi atau iritasi E L L M H H 1,8% petugas Menggunakan
kulit karena kontak menyatakan sarung tangan
dengan bahan kimia mengalami alergi
terhadap bahan
atau obat pembersih
kimia
kamar mandi
Gangguan C L M H E E 27,3% petugas Bekerja pada
Muskuloskeletal/ mengalami posisi yang
nyeri pinggang gangguan aman dan
muskuloskeletar nyaman
karna sering
seperti pegal, sakit
menbungkuk. pinggang

112
Faletehan Health Journal,5 (3) (2018) 107-116
ht t ps:/ / journal.lppm-st ikesfa.ac.id
ISSN 2088-673X| 2597-8667

Risk Matrik
Rincian Likeli Pengendalian
No Risiko (consequence) Hasil Wawancara
Pekerjaan hood
1 2 3 4 5
5 Membersihkan Terpapar kuman, E L L M H H 98,2% responden Menggunakan
tumpahan bakteri, atau virus menyatakan risiko masker, sarung
darah di ruang yang ada pada bekerja dirumah tangan, cuci
HD (Jika tumpahan darah sakit terpapar/ tangan sebelum
Terjadi saja) pasien Bakteri/ Kuman dan sesudah
(menyebabkan bekerja
terinfeksi Penyakit)
6 Mengepel Terpeleset atau E L L M H H 3,6% petugas Menggunakan
lantai ruangan jatuh karena lantai menyatakan pernah alas kaki yang
licin. mengalami hampir tidak licin dan
terpeleset
mengepel lantai
sampai kering
7 Membersihkan Tergores cangkul D L L M H E 27,3% petugas Menggunakan
rumput liar kecil atau benda kebersihan pernah sarung tangan,
yang ada di tajam lain yang mengalami luka bekerja dengan
taman rumah digunakan untuk gores saat bekerja hati-hati
sakit membersihkan
rumput.
8 Membersihkan Terpapar debu, A H H E E E 98,2% responden Menggunakan
lift bakteri, kuman, menyatakan risiko masker, sarung
atau virus yang bekerja dirumah tangan, cuci
menempel pada sakit terpapar/ tangan sebelum
dinding lift Bakteri/Kuman dan sesudah
(menyebabkan bekerja
terinfeksi Penyakit)
*) Warna Hitam bold merupakan penilaian risiko
Catatan:
Likelihood : A (Almost Certain), B (Likely), C (Possible), D (Unlikely), E (rare)
Consequensy : 1 (Insignificant), 2 (Minor), 3 (Moderate), 4 (Major), 5 (catastrophic)
Tingkat Resiko : E (Extreme Risk), H (High Risk), M (Moderate Risk), L (Low Risk)

Setiap tempat tentunya memiliki risiko dan keselamatan dan kesehatan pekerjanya, walaupun
bahaya masing-masing sesuai dengan karakteristik mungkin jika dilihat risiko atau bahaya tersebut
tempat kerja tersebut. Contohnya penelitian yang dianggap bukan masalah besar. Petugas kebersihan
dilakukan pada sebuah perusahaan manufaktur, yang bekerja di sebuah perusahaan atau kantor
risiko yang terdapat di perusahaan tersebut akan memiliki risiko yang berbeda dengan petugas
meliputi kebakaran, luka/memar/terpeleset, kebersihan yang bekerja di sebuah rumah sakit.
gangguan pernafasan, kesetrum, gangguan pada Hasil identifikasi risiko K3 pada petugas
mata, dehidrasi dan gangguan pada kebersihan di RSUD Tugurejo Semarang adalah
pendengaran.(Yuliawati, 2012) Risiko yang terpapar debu, kuman, bakteri dan virus, tertusuk
berbeda terdapat pada pekerja yang bekerja pada jarum suntik dan tergores kaca atau benda tajam,
proyek pembangunan ruko, yaitu terjatuh, terpeleset atau terjatuh karena lantai licin, alergi
kejatuhan/tertimpa benda yang jatuh, tersengat dengan bahan kimia, gangguan muskuloskeletal,
listrik, terkena bahan-bahan yang berbahaya atau terpapar obat kemoterapi, terjatuh dari tangga,
radiasi, serta juga ada risiko terjadinya kebakaran. tersengat listrik dan terpapar bahan kimia atau
(Alfons, 2013) Perbedaan risiko ini dapat terjadi pupuk tanaman. Penelitian dengan metode
karena perbedaan kondisi lingkungan tempat kerja, identifikasi risko dilakukan pada instalasi laundry
alat dan bahan yang digunakan dan juga proses rumah sakit, hasil penelitian tersebut menyatakan
kerja yang dilakukan. Pekerjaan sebagai seorang risiko yang dapat terjadi pada petugas laundry
petugas kebersihan juga memiliki risiko bagi adalah tersengat listrik, kebakaran, terinfeksi

113
Faletehan Health Journal,5 (3) (2018)107-116
ht t ps:/ / journal.lppm-st ikesfa.ac.id
ISSN 2088-673X| 2597-8667

bakteri, terhirup bahan kimia, kaki terinjak troli, belum mengikuti pelatihan adalah petugas yang
terpeleset dan terjatuh akibat lantai licin, terjepit memiliki masa kerja kurang dari satu tahun yaitu
pintu, tersandung dan kejatuhan ember saat masih dalam hitungan beberapa bulan saja. Mereka
menimbang linen. (Bilad, 2013) Hal ini belum mengikuti pelatihan dikarenakan pelatihan
menunjukkan bahwa risiko yang paling identik di biasanya diselenggarakan setiap 6 bulan sekali
rumah sakit adalah terpapar bakteri, kuman dan sehingga petugas kebersihan yang baru bekerja
virus. Hal ini karena, rumah sakit merupakan masih belum bisa mengikuti pelatihan.
tempat untuk orang sakit yang ingin berobat. Pelatihan K3 sangat penting bagi pekerja
Persamaan risiko yang lain adalah terpeleset terutama bagi pekerja yang tidak mempunyai dasar
karena lantai licin dan terpapar bahan kimia, ini pengetahuan tentang K3 dan bekerja di lingkungan
dikarenakan petugas kebersihan dan petugas kerja dengan risiko atau bahaya yang tinggi.
laundry sama-sama bekerja dibidang pembersihan. Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan
Sehingga mereka lebih banyak bekerja dengan pengetahuan tentang K3, yang nantinya akan dapat
menggunakan air yang dapat menimbulkan risiko diterapkan oleh petugas kebersihan di tempat kerja,
terpeleset karena lantai licin, dan juga sehingga mereka dapat lebih berhati-hati dalam
menggunakan bahan atau cairan pembersih yang bekerja. Menurut Murti, (2010) Sebuah penelitian
mengakibatkan mereka sering terpapar bahan hubungan antara pelatihan keselamatan dan
kimia. kesehatan kerja dengan perilaku aman pada pekerja
Untuk dapat bekerja secara aman dan nyaman, konstruksi menyatakan bahwa terdapat korelasi
sangat dibutuhkan prosedur kerja. Prosedur kerja positif dan hubungan yang signifikan antara skor
adalah petunjuk atau langkah-langkah kerja yang pelatihan K3 dengan perilaku aman pada pekerja
telah disusun sedemikian rupa sebagai panduan konstruksi. Jadi petugas kebersihan yang sudah
bagi tenaga kerja dalam melakukan pekerjaan. mengikuti pelatihan K3 akan memiliki
Prosedur kerja disusun dengan tujuan agar para kecenderungan untuk mengubah perilaku mereka
pekerja dapat melakukan pekerjaan dengan baik menjadi lebih aman saat bekerja.
dan benar, agar dapat menghasilkan pekerjaan Untuk mencegah terjadinya kecelakaan atau
yang baik pula, serta terhindar dari berbagai bahaya penyakit akibat kerja adalah melakukan
atau risiko yang dapat terjadi di lingkungan kerja. pengendalian terhadap risiko tersebut.
Petugas kebersihan telah memiliki prosedur kerja Pengendalian yang sudah dilakukan oleh pihak
yang dibuat dan disosialisasikan oleh perusahaan perusahaan adalah menyediakan alat pelindung diri
jasa tempat mereka bekerja. Mereka diwajibkan berupa masker, sarung tangan, dan sepatu boot.
untuk mengikuti setiap langkah yang ada Penggunaan APD memang sering di pilih sebagai
diprosedur kerja secara berurutan. Dari hasil pengendalian bahaya untuk mengurangi atau
wawancara 98,2% responden menjawab bahwa mencegah terjadinya kecelakaan kerja ataupun
mereka selalu melakukan pekerjaan sesuai dengan penyakit akibat kerja. Hasil penelitian tentang
prosedur yang ada, mereka beranggapan bahwa pengaruh pemakaian APD terhadap kejadian
dengan mengikuti prosedur akan menghasilkan kecelakaan kerja menunjukkan bahwa kepatuhan
pekerjaan yang baik, aman, dan maksimal. atau selalu menggunakan APD dapat membuat
Sedangkan satu orang petugas kebersihan angka kejadian kecelakaan kerja semakin rendah.
menjawab terkadang bekerja tidak sesuai dengan (Anggraini, 2011) Selain itu perusahaan juga
urutan yang ada. Petugas tersebut beranggapan melakukan pelatihan tentang housekeeping
bahwa melakukan pekerjaan dengan tahapan mana maupun K3 bagi petugas kebersihan.
saja yang didahulukan akan menghasilkan hasil Pihak rumah sakit telah memberikan
kerja yang sama dan aman-aman saja. himbauan atau pemberitahuan untuk tetap menjaga
Berdasarkan hasil wawancara sebesar 83,6% kebersihan kesehatan diri saat bekerja, seperti
petugas kebersihan menjawab pernah mengikuti mencuci tangan sebelum dan sesudah bekerja.
pelatihan tentang K3, pelatihan tersebut Tindakan mencuci tangan sebelum dan sesudah
diselenggarakan oleh perusahaan jasa tempat bekerja sangatlah penting bagi pekerja yang
petugas kebersihan bekerja. 16,4% petugas bekerja di rumah sakit hal ini dapat menurunkan
kebersihan menjawab belum pernah mengikuti kejadian infeksi atau penularan penyakit. Hasil
pelatihan tentang K3. Petugas kebersihan yang penelitian tentang hubungan pelaksanaan tindakan

114
Faletehan Health Journal,5 (3) (2018) 107-116
ht t ps:/ / journal.lppm-st ikesfa.ac.id
ISSN 2088-673X| 2597-8667

cuci tangan perawat dengan kejadian infeksi di Simpulan


rumah sakit menyatakan bahwa terdapat hubungan Petugas Kebersihan di RS mempunyai risiko
yang bermakna antara pelaksanaan cuci tangan saat bekerja antara lain terpapar debu, kuman,
dengan kejadian infeksi. (Alfred. 2010) Selain itu bakteri dan virus, tertusuk atau tergores benda
rumah sakit juga mengadakan pelatihan pada tajam, Alergi dengan bahan kimia, gangguan
pekerjanya termasuk petugas kebersihan boleh muskuloskeletal seperti pegal-pegal, sakit
mengikuti pelatihan yang biasa dilakukan rumah pinggang atau punggung, terpapar obat
sakit adalah pelatihan APAR dan tentang bantuan kemoterapi, terjatuh dari tangga, tersengat listrik,
hidup dasar. dan terpapar bahan kimia dalam bentuk pupuk.
Pengendalian yang dilakukan untuk Berdasarkan tingkat resiko diketahui bahwa 18,3%
mencegah atau mengendalikan risiko yang ada risiko berada pada tingkatan low risk, 45,1% risiko
sebenarnya sudah cukup baik dengan menyediakan pada tingkatan moderate risk dan 36,6% risiko
alat pelindung diri, membekali pekerjanya dengan pada tingkatan high risk
pelatihan, dan memberikan himbauan atau
peringatan untuk selalu menjaga kebersihan dan Referensi
kesehatan diri. Namun masih terjadinya Alfons, Bryan, 2013. Manajemen Risiko
kecelakaan kecil seperti tergores kaca atau Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada
steinless pada petugas kebersihan dapat Proyek Pembangunan Ruko Orlens Fashion
diakibatkan karena kurang berhati-hati dalam Manado Jurnal Sipil Statistik. Vol. 1. 2337-
bekerja dapat juga terjadi karena jenis alat 6732..
pelindung yang kurang pas untuk pekerjaan Alvadri, Zilpianus, 2016. Hubungan Pelaksanaan
tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan Tindakan Cuci Tangan Perawat dengan
peningkatan kesadaran diri pada petugas Kejadian Infeksi Rumah Sakit di Rumah Sakit
kebersihan dalam menjaga keselamatan dan Sumber Waras Grogol. Jakarta.
kesehatan saat bekerja. Hal itu dapat dilakukan Anggraini, Rulik Tri, 2011. Pengaruh Pemakaian
dengan cara: APD terhadap Kejadian Kecelakaan Kerja
1. Pemberian reward bagi pekerja yang selalu pada Perajin Batu Marmer di Desa Gamping
bekerja dengan baik dan mentaati peraturan Kabupaten Tulungagung. Tulungagung.
yang ada serta memberikan punishment Bilad, Anisa Imadul, 2012. Analisis Risiko
berupa teguran kepada pekerja yang tidak Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada
mematuhi peraturan saat bekerja. Diharapkan Instalasi Laundry RSUD Kota Semarang.
dengan adanya hal seperti itu dapat Semarang.
meningkatkan kesadaran petugas kebersihan, Evryanti, 2012. Kajian Risiko Keselamatan dan
dan dapat meningkatkan produktivitasnya Kesehatan Kerja Pada Petugas Kesehatan dan
dalam bekerja. Petugas Kebersihan Klinik X. Universitas
2. Selain itu juga dapat dilakukan evaluasi Indonesia Jakarta.
mengenai penyediaan alat pelindung diri. KEPMENKES N0.432 Tahun 2007. Tentang
Yaitu melakukan evaluasi mengenai jenis alat Pedoman Manajemen Kesehatan dan
pelindung diri yang cocok untuk setiap Keselamatan Kerja di Rumah Sakit. Jakarta
kegiatan yang dilakukan petugas kebersihan Indonesia.
misalnya sarung tangan yang digunakan saat Murti, Andrea Krisna, 2010. Analisis Hubungan
membersihkan kaca atau pintu yang dibingkai Antara Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan
steinless sebaiknya menggunakan sarung Kerja dengan Perilaku Aman pada Pekerja
tangan yang berbahan tebal dan tidak mudah Konstruksi Yogyakarta.
sobek (bukan sarung tangan latek). Karena Saftarina Fitria, Hendra Tarigan Sibero,
sebelumnya belum pernah dilakukan evaluasi Muhammad Aditya, Bela Riski Dinanti, 2015.
terkait alat pelindung diri yang tepat untuk Prevalensi Dermatitis Kontak Akibat Kerja
setiap kegiatan kerja yang dilakukan oleh dan Faktor yang Mempengaruhinya Pada
petugas kebersihan. Pekerja Cleaning Service di Rumah Sakit
Umum Abdul Moeloek. Lampung. Prosiding
Seminar Presentasi Artikel Ilmiah Dies

115
Faletehan Health Journal,5 (3) (2018)107-116
ht t ps:/ / journal.lppm-st ikesfa.ac.id
ISSN 2088-673X| 2597-8667

Natalis FK Unila ke-13. Diakses di Undang-Undang No.1 Tahun 1970. Tentang


http://fk.unila.ac.id/wp-content/uploads/ Keselamatan Kerja. Jakarta Indonesia.
2016/06/4.pdf Undang-Undang No.23 Tahun 1992. Tentang
Semarang, RSUD Tugurejo. Profil RSUD Kesehatan . Jakarta Indonesia.
Tugurejo Semarang . RSUD Tugurejo Undang-Undang No.44 Tahun 2009. Tentang
Provinsi Jawa Tengah. [Online] [Dikutip: Rumah Sakit. Jakarta Indonesia.
Senin Maret 2017.] Wichaksana, Aryawan, 2002. Penyakit Akibat
http://www.rstugurejo.com/beranda/. Kerja di Rumah Sakit dan Pencegahannya.
Sultan Bedu, Hajrah Hi, Syamsiar S. Russeng, Cermin Dunia Kedokteran. 0125-913X.
Muhammad Rum Rahim Sultan Bedu, 2013. Yuliawati, Evi, 2012. Analisis Risiko Keselamatan
Faktor yang Berhubungan dengan Gangguan dan Kesehatan Kerja Pada Proses Produksi
Muskuloskeletal Pada Cleaning Service di PT.Abadi Adimulia.
RSUP DR.Wahidin Sudirohusodo Makasar.
Makasar. Diakses https://core.ac.uk/
download/pdf/25491576. pdf

116

Anda mungkin juga menyukai