Anda di halaman 1dari 37

Oleh

Ni Ketut Alit A
Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga
PERAWATAN PALIATIF
Perhatian pelayanan kesehatan :
- ‘Core’ : Pasien
- ‘Cure’ : Pengobatan
- ‘Care’ : Perawatan

Saat kondisi pasien berada pada stadium terminal,


‘Cure’ sudah tidak dominan, maka ‘Care’ yang paling
berperan.

W.H.O :
‘Semua kegiatan aktif dilakukan pada penyakit dimana
pengobatan sudah tidak lagi menyembuhkan.
Pencapaian kualitas hidup yang maksimal pada pasien dan
keluarganya
 anak-anak - orang tua, stadium lanjut penyakit, gagal
organ kronik.

 PENENTUAN KEBUTUHAN PELAYANAN PALIATIF


 KRITERIA UMUM
 Perkembangan penyakit
 Penurunan status fungsional
 Penurunan status nutrisi
 Keinginan yang tidak tercapai
PENURUNAN STATUS FUNGSIONAL

 Kasus Keganasan
 Karnofsky Performance Status (KPS) <=50
 Penurunan KPS minimal 20 unit dalam 2-3 bulan

 Kasus Non Keganasan


 KPS <=50
 Ketergantungan ½ aktivitas harian
Karnofsky Performance Status (KPS)
KPS CRITERIA
100 Normal, no complaints of evidence of disease
90 Able to carry on normal activity, minor disease symptoms
80 Normal activity with effort, some disease symptoms
70 Cares for self; unable to do normal activity of work
60 Requires occasional assistance, able to care for most needs

50 Requires considerable assistance and frequent medical care

40 Disable, requires special care and assistance


30 Severely disables, death not imminent
20 Very ill, active care and attention required continuously
10 Moribund
0 Death
FUNCTIONAL STATUS
(International Clasification of Primary Care / ICPC)

 1 = No difficulty at all
 2 = Started to have difficulties
 3 = Several difficulties
 4 = Lots of difficulties
 5 = No activity at all
Pelayanan Paliatif
Kegiatan aktif :
- Menghilangkan keluhan yang mengganggu 
simptomatis
- Menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual 
menerima kondisi penyakit
- Dukungan kepada pasien untuk tetap hidup aktif-
kreatif
- Dukungan kepada keluarga dalam menghadapi
penyakit dan masa duka
PROGRAM PENTING PELAYANAN
PALIATIF

 Penatalaksanaan nyeri sesuai panduan dan protokol


tertulis

 Merawat pasien dalam setting rumah sekaligus RS

 Dukungan komunikasi tenaga kesehatan yang


memuaskan  ‘Menyampaikan Kabar Buruk’
PROGRAM PENTING PELAYANAN
PALIATIF

- Peran serta keluarga sangat luas dan menyeluruh,


mulai dari perhatian, menyapa, mengajak bicara,
menjadi pendengar yang baik, merawat, akan
membuat kemungkinan pasien bersosialisasi kembali

- Family counseling / Family conference


KRITERIA PENYAKIT TERMINAL
• Penyakit tidak dapat disembuhkan
• Mengarah pada kematian
• Diagnosa medis sudah jelas
• Tidak ada obat untuk menyembuhkan
• Prognosis jelek
• Bersifat progresif
Masalah – masalah pada pasien penyakit
terminal
 A. Masalah fisik
- Nyeri
- Perubahan kulit
- Distensi
- Konstipasi
- Alopesia
- Kelemahan otot
B. Masalah psikologi
 Ketergantungan tinggi
 Kehilangan kontrol
 Kehilangan produktifitas
 Hambatan dalam berkomunikasi

C. Masalah sosial
 Menarik Diri
 Isolasi sosial

D. Masalah spiritual
 Kehilangan harapan
 Perencanaan saat ajal tiba
KEHILANGAN DAN BERDUKA
 Kehilangan (loss) adalah suatu situasi aktual
maupun potensial yang dapat dialami individu
ketika terpisah dengan sesuatu yang sebelumnya
ada, baik sebagian atau keseluruhan, atau terjadi
perubahan dalam hidup sehingga terjadi perasaan
kehilangan.
Bentuk – Bentuk Kehilangan
1. Kehilangan yang nyata (actual loss)
 kehilangan orang atau objek yang tidak lagi
dirasakan, dilihat, diraba
Ex. Kehilangan anggota tubuh, anak, peran,
hubungan.
2. Kehilangan yang dirasakan (Perceived loss)
 kehilangan yang sifatnya unuk menurut orang
yang mengalami kedukaan.
Ex. Kehilangan harga diri, percaya diri
Jenis kehilangan
1. Kehilangan objek eksternal
2. Kehilangan lingkungan yang dikenal
3. Kehilangan sesuatu atau seseorang yang berarti
4. Kehilangan suatu aspek diri
5. Kehilangan hidup
Dampak Kehilangan
1. Anak – anak
kehilangan dapat mengancam untuk berkembang
 regresi  takut ditinggal dan sepi
2. Remaja atau dewasa muda
kehilangan dapat menyebabkan desintegrasi
dalam keluarga
3. Dewasa tua
kehilangan khususnya kematian pasangan hidup
 pukulan berat dan menghilangkan semangat
BERDUKA
• Berduka (grieving) merupakan reaksi emosional terhadap
kehilangan.
• Berduka diwujudkan dalam berbagai cara yang unik pada masing-
masing orang dan didasarkan pengalaman pribadi, ekspektasi
budaya, dan keyakinan spiritual yang dianutnya.
• Berkabung adalah periode penerimaan terhadap kehilangan dan
berduka.
• Berkabung terjadi dalam masa kehilangan dan sering dipengaruhi
oleh kebudayaan atau kebiasaan .
RESPON BERDUKA
Tahap respon berduka menurut Kubler - Ross :
 Denial
 Anger
 Bargainning
 Depression
 Acceptance
1. Denial (Penolakan)
 Reaksi pertama
 Syok, tidak percaya,mengingkari kenyataan.
 Reaksi fisik :
- Letih - lemah - pucat
- mual - diare - menangis
- gangguan pernafasan - gelisah
- detak jantung cepat
- tidak tahu berbuat apa
 Berlangsung beberapa menit hingga beberapa
tahun
2. Anger (Marah)
 Individu menolak kehilangan.
 Kemarahan timbul sering diproyeksikan kepada
orang lain atau dirinya sendiri.
 Perilaku :
- agresif - bicara kasar
- menyerang orang lain - menolak pengobatan
- menuduh petugas tidak kompeten

 Respon fisik :
- muka merah - denyut nadi cepat
- gelisah - susah tidur
- tangan mengepal
3. Bargainning (Tawar – menawar)
 Penundaan kesadaran atas kenyataan
terjadinya kehilangan.
 Berupaya melakukan tawar – menawar
dengan memohon kemurahan Tuhan.
4. Depression ( Depresi)
 Menunjukan sikap menarik diri
 Kadang bersikap sangat penurut
 Tidak mau bicara
 Menyatakan keputusasaan
 Rasa tidak berharga
 Bisa muncul keinginan bunuh diri
 Gejala fisik :
- menolak makan - susah tidur
- letih - libido turun
5. Acceptance ( Penerimaan)
 Reorganisasi perasaan kehilangan
 Pikiran tentang objek yang hilang akan mulai
berkurang atau hilang beralih ke objek baru.
 Menerima kenyataan kehilangan
 Mulai memandang ke depan.
 Apabila dapat memulai tahap ini dan
menerima dengan perasaan damai  tuntas
 Apabila kegagalan masuk ketahap
penerimaan  mempengaruhi dalam
mengatasi perasaan kehilangan selanjutnya
Tindakan Keperawatan
Secara umum :
1. Membina dan meningkatkan hubungan
saling percaya dengan cara :
 Mendengarkan pasien berbicara
 Memberi dorongan agar agar pasien
mau mengungkapkan perasaannya.
 Menjawab pertanyaan pasien secara
langsung
 Menunjukkan sikap menerima dan
empati
2. Mengenali faktor-faktor yang
mungkin menghambat.
3. Mengurangi atau menghilangkan
faktor penghambat.
4. Memberi dukungan terhadap
respons kehilangan pasien.
5. Meningkatkan rasa kebersamaan
antar anggota keluarga.
6. Menentukan tahap keberadaan
pasien.
Secara khusus :
1. Tahap Denial
 Memberikan kesempatan pasien
untuk mengungkapkan perasaan
 Menunjukan sikap menerima
dengan ikhlas dan mendorong
pasien untuk berbagi rasa
 Memberi jawaban yang jujur
terhadap pertanyaan pasien
tentang sakit, pengobatan
2. Tahap Anger
Mengijinkan dan mendorong pasien
mengungkapkan rasa marah sacara
verbal tanpa melawan kemarahan :
 Menjelaskan kepada keluarga bahwa
kemarahan pasien sebenarnya tidak
ditujukan kepada mereka.
 Membiarkan pasien menangis
 Mendorong pasien untuk membicarakan
kemarahannya
3. Tahap Bargainning
Membantu pasien mengungkapkan rasa bersalah
dan takut :
 Mendengarkan ungkapan dengan penuh
perhatian
 Mendorong pasien untuk membicarakan rasa
takut atau rasa bersalahnya
 Bila pasien selalu mengungkapkan “kalau” atau
“seandainya ….” beritahu pasien bahwa perawat
hanya dapat melakukan sesuatu yang nyata.
 Membahas bersama pasien mengenai penyebab
rasa bersalah dan rasa takunya.
5. Tahap Depression
- Membantu pasien mengidentifikasi rasa bersalah
dan takut :
 Mengamati perilaku pasien dan bersama
dengannya membahas perasaannya
 Mencegah tindakan bunuh diri atau merusak diri
sesuai derajat risikonya
- Membantu pasien mengurangi rasa bersalah :
 Menghargai perasaan pasien
 Membantu pasien menemukan dukungan yang
positif dengan mengaitkan dengan kenyataan
 Memberi kesempatan menangis dan
mengungkapkan perasaan
 Bersama pasien membahas pikiran negatif yang
selalu timbul
5. Tahap Acceptance
Membantu pasien menerima kehilangan
yang tidak bisa dielakan :
 Membantu keluarga mengunjungi
pasien secara teratur
 Membantu keluarga berbagi rasa
 Membahas rencana setelah masa
berkabung terlewati
 Memberi informasi akurat tentang
kebutuhan pasien dan keluarga.
HUBUNGAN PERAWAT- KELUARGA- PASIEN

 Identifikasi salah satu anggota keluarga terdekat pasien yang dapat berkomunikasi
efektif  suami, istri, anak.

 Sikap dan kebutuhan keluarga :


-Ingin membantu pasien sepenuhnya
-Ingin selalu bersama pasien
-Ingin mendapat kepastian bahwa pasien tetap nyaman
-Ingin mendapat segala informasi tentang perkembangan pasien
-Ingin melepaskan/mencurahkan isi hati
-Ingin mendapat dukungan dan dampingan dari anggota keluarga/kerabat lain
-Ingin diterima, mendapat bimbingan dan dukungan dari para petugas
Komunikasi dengan pasien –keluarga
perlu memperhatikan :
 Kondisi psikologis pasien-keluarga
 Konsentrasi, daya ingat dan kesadaran
px. Akibat gangguan pada otak.
 Kondisi fisik, rasa nyeri yang hebat.
Prinsip Komunikasi Terapeutik
(Menurut Carl Rogers)
1. Mengenal dirinya sendiri
2. Ditandai dengan sikap menerima, percaya dan menghargai
3. Paham, menghayati nilai yang dianut pasien
4. Sadar pentingnya kebutuhan pasien
5. Menciptakan suasana agar pasien berkembang tanpa rasa takut
6. Menciptakan suasana agar pasien punya motivasi mengubah diri
7. Harus menguasai perasaannya sendiri
8. Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan konsisten
9. Paham akan arti empati
10. Jujur dan berkomunikasi secara terbuka
11. Berperan sebagai role model
12. Mampu mengekspresikan perasaan
13. Altruisme (panggilan jiwa) untuk mendapatkan kepuasan
14. Berpegang pada etika
15. Tanggung jawab
Komunikasi non verbal
 Komunikasi verbal tidak dapat dipisahkan dari
nonverbal
 Kira –kira 35% komunikasi bisa dimengerti lewat kata-
kata, sisanya lewat bahasa tubuh.
 Kata-kata tidak selalu dapat menggambarkan perasaan
seseorang.
 Ekspresi wajah adalah bagian utama yg perlu dinilai
dalam komunikasi.
 Komunikasinon verbal juga
menggambarkan bagaimana
seseorang mengcoping
perasaannya.

 Relationship juga dapat dilihat dari


komunikasi non verbal , mis :
posisi menjaga jarak, menghindari
tatapan muka dan kontak mata 
relation ship kurang baik
Komunikasi dengan caregiver
 Pahami kondisi psikologisnya
 Bantu sediakan log-book yang memuat catatan tentang
perawatan dan pengobatan
 Apa yang harus dilakukan dalam keadaan darurat
 Informasi tentang cara-cara menghubungi petugas
 Waspadai terjadinya “Burn Out”

Anda mungkin juga menyukai