Anda di halaman 1dari 43

KONSEP

KEHILANGAN dan BERDUKA


Grief and Death
Definisi
Kehilangan adalah :
Situasi aktual atau potensial ketika
sesuatu (orang atau objek) yang
dihargai telah berubah, tidak ada lagi
atau menghilang
• Seseorang dapat kehilangan citra tubuh,
orang terdekat, perasaan sejahtera,
pekerjaan, barang pribadi, keyakinan atau
‘sense of self’ baik sebagian atau
seluruhnya
• Peristiwa kehilangan dapat terjadi tiba-tiba
atau bertahap sebagai sebuah pengalaman
traumatik
• Kehilangan dianggap sebagai kondisi krisis,
baik krisis situasional ataupun krisis
perkembangan
• Persepsi individu, tahap perkembangan,
mekanisme koping dan sistem pendukungnya
sangatlah berpengaruh terhadap respon
individu dalam menghadapi proses kehilangan
tersebut
• Koping negatif : berpengaruh pada
perkembangan individu
Sumber Kehilangan
• Aspek diri : kehilangan anggota tubuh,
kehilangan fungsi fisiologis organ, kehilangan
aspek psikologis atau hambatan tumbuh
kembang
• Objek eksternal : benda hidup atau mati
• Lingkungan yang dikenal : kehilnagan ini meliputi
kehilangan lingkungan yang biasa dikenal oleh
klien
• Orang yang dicintai : menetap atau sementara
Jenis Kehilangan
• Fisik atau aktual : sifatnya nyata dan dapat
dikenali oleh orang lain
• Psikologis : sifatnya abstrak dan tidak dapat
dilihat oleh orang lain, hanya yang
mengalaminya yang bisa merasakannya.
Besarnya beban tergantung pd beratnya
kehilangan atau berartinya obyek yang hilang
• Antisipasi : jenis kehilangan ini sebenarnya
dapat diantisipasi. Meski demikian
kebanyakan orang yang mengalami kondisi
tersebut kerap menunjukkan perilaku yang
sama. Seperti orang yang kehilangan atau
berduka, walaupun hal tersebut belum terjadi
pada mereka
Definisi
Berduka adalah :
Reaksi emosional individu terhadap
peristiwa kehilangan, biasanya akibat
perpisahan yang dimanifestasikan
dalam bentuk perilaku, perasaan dan
fikiran
Respon klien selama fase berduka
• Perilaku bersedih (Breavement) : respon
subjektif dalam masa berduka yang biasanya
dapat menimbulkan berbagai masalah
kesehatan
• Berkabung (mourning) : yaitu periode
penerimaan terhadap peristiwa kehilangan
dan berduka serta dapat dipengaruhi oleh
faktor sosial, budaya dan kebiasaan (Taylor,
1989)
Respon Berduka
(Kubler Ross)
Fase Menyangkal (Denial)
Respon individu selama fase ini adalah
menunjukkan sikap tidak percaya dan tidak siap
dalam menghadapi peristiwa kehilangan, syok,
sedih, gelisah, tidak bergairah dan menunjukkan
kegembiraan yang dibuat-buat.
Tugas keperawatan pada fase ini : memberikan
dukungan secara verbal
Fase Marah (Anger)
Respon individu selama fase ini adalah marah terhadap orang lain yang
sifatnya iritabel.
Biasanya kemarahan itu diproyeksikan pada mereka
atau orang lain dan ditandai dengan suara keras,
meledak-ledak, tangan mengepal, muka merah padam,
perilaku agresif, gelisah, nadi cepat dan nafas tersengal-
sengal
Tugas perawat : membantu klien memahami bahwa
rasa marah selama fase ini adalah normal, hal ini
mencegah klien dari mengalami depresi akibat
kemarahan yang tidak terkontrol, mencari alternatif
kebutuhan yang lebih berarti di saat marah,
menganjurkan klien untuk mengeontrol emosi atau
mengendalikan perasaannya
Fase Tawar Menawar (Bergaining)
Respon individu selama fase ini adalah mulai
mengungkapkan rasa marah terhadap kehilangan yang
baru terjadi, melakukan tawar-menawar,
mengekspresikan rasa bersalah dan rasa tahut thd
hukuman untuk dosa-dosa di masa lalu, baik nyata
maupun imajinasi
Tugas perawat : fase ini adalah mendengarkan dg
penuh perhatian, mempertahankan kontak mata dan
menganjurkan klien untuk mengekspresikan
perasaannya, menghilangkan rasa bersalah dan
ketakutan yang sifatnya irrasional dan bila mungkin
memberikan dukungan spirit kepada klien
Fase Depresi (Depression)

Respon individu selama fase ini adalah


berduka atas apa yang terjadi, menarik
diri, tidak mau bicara, putus asa dan
kadang bicara bebas
Tugas perawat : membantu klien
mengekspresikan kesedihannya dan
memberikan dukungan verbal kpd mereka
Fase Penerimaan (acceptance)

Respon individu di fase ini adalah mulai


kehilangan minat terhadap lingkungan sekitar
dan terhadap individu pendukung
Individu mulai membeuat berbagai rencana
untuk mengatasi dampak dari peristiwa
kehilangan yang terjadi
Pikiran terhadap obyek yang hilang juga sudah
mulai berkurang
Tahapan berduka menurut Engel
1. Shock dan tidak percaya
2. Membangun kesadaran
3. Restitusi : mengatasi kekosongan
4. Mengatasi kehilangan
5. Idealisasi
6. Hasil akhir
Dampak berduka
a. Masa kanak-kanak :
menganggu tum-bang
b. Masa remaja dan dewasa
muda : disintegrasi dlm
keluarga
c. Lansia : pukulan sangat berat
shg gangguan kesehatan
semakin banyak
Asuhan Keperawatan
A. PENGKAJIAN
- Riwayat keperawatan
- Sumber koping personal
- Pengkajian fisik
PENGKAJIAN
1. Respon klien terhadap kehilangan
2. Sumber-sumber koping yang tersedia utk
berkoping dg situasi tersebut
3. Status kesehatan klien : stressor personal lain,
tradisi budaya, spiritual, ritual serta keyakinan yang
terkait dg proses kehilangan dan berduka.
4. Pendukung (support network) yang diperlukan
untuk menentukan rencana asuhan kep
ANALISIS DATA
FISIOLOGIS
- Tensi, heart rate dan pernafasan naik
- Diaforesis
- Insomnia
- Letih dan lemah
- Pucat
- Sakit dan nyeri tubuh (dada, punggung dan leher)
- Pusing/mau pingsan
- Parestesia
- Anorexia
- Gelisah
- Mulut kering
- Dilatasi pupil
- Suara tremor/perubahan nada
- Gemetar
EMOSIONAL
- Takut
- Tidak berdaya
- Tegang
- Kehilangan kontrol
- Gugup
- Kurang percaya diri
- Tidak dapat relax
- Antisipasi kegagalan
KOGNITIF
- Tidak dapat konsentrasi
- Apatis
- Blok pikiran
- Kemampuan belajar menurun
- Orientasi lebih tertuju pada masa lalu daripada hari ini dan
esok
- Konfuse
- Mudah lupa
DIAGNOSA KEPERAWATAN (NANDA,
2003)
• Duka cita adaptif
• Duka cita maladaptif
• Gangguan proses keluarga
• Gangguan penyesuaian
• Resiko kesepian
INTERVENSI dan IMPLEMENTASI
Tujuan :
Menyesuaikan diri mereka dg perubahan kemampuan
yang terjadi serta mengarahkan kembali energi fisik
maupun emosional mereka ke dalam upaya rehabilitasi
Mengenang orang yang telah tiada tanpa harus
mengalami kepedihan yang mendalam serta untuk
mengarahkan kembali energi emosional yang dimiliki
ke dalam kehidupannya dan menyesuaikan diri dg
peristiwqa kehilangan yang telah lalu atau yang akan
terjadi
Dying and Death
• Menjelang ajal (dying) : secara etimologis
berasal dari kata “dien” yang berarti “
mendekati kematian”
• Dying adalah proses ketika individu semakin
mendekati akhir hayatnya atau disebut dg
proses kematian
• Kondisi ini biasanya disebabkan oleh sakit
parah/terminal atau olehkondisi lain yang
beujung pada kematian
Tahapan DYING
(Elizabeth Kubler-Ross)
• Penyangkalan
• Isolasi
• Marah
• Tawar menawar
• Depresi
• Penerimaan
Respon Dying

• Tidak selamanya berurutan secara tetap


• Dapat tumpang tindih
• Lama tiap tahap bervariasi
• Perlu perhatian perawat secara penuh dan
cermat
Upaya Perawat di tahapan Dying :
1. Menjadi katalisator agar klien cepat mencapai tahap akhir
2. Mengenali dan memenuhi kebutuhan klien
3. Mendorong dan memberi klien kesempatan utk berbicara
4. Mengungkapkan emosinya secara bebas
5. Selalu siap membantu klien
6. Menghormati perilaku klien
Dampak Sakit
KLIEN
1. Menderita sampai saat kematian tiba :
memerlukan bantuan dan dukungan dalam
melewati masa-masa tsb
2. Memutuskan perawatan yang akan dijalani
3. Mendapat dukungan untuk setiap keputusan
yang diambilnya : keluarga memenuhi semua
keinginannya
KELUARGA
1. Berpartisipasi aktif dalam perawatan untuk
penyembuhan klien
2. Memperoleh dukungan dan perhatian
selama proses berduka
Kematian (Death)
• Death = deeth = deth = keadaan mati
atau kematian
• Kematian adalah terhentinya fungsi
jantung dan paru-paru secara menetap
atau terhentinya kerja otak secara
permanen
• Kematian jaringan
• Kematian otakk : kerusakan otak yang tak
dapat pulih kembali
• Kematian klinis : kematian individu yang
bersangkutan
Pandangan ttg Kematian :
DULU
- Tragis dan memilukan
- Tabu untuk dibicarakan
- Menimbulkan sindrom kesedihan dan ketakutan
- Selamanya tidak disukai
- Anak-anak tidak perlu mengetahui
- Timbul karena perilaku yang buruk, pertengkaran,
pembalasan dan hukuman
SEKARANG
- Menjadi hal yang patut dibicarakan
- Merupakan proses alami kehidupan
- Tidak menakutkan
- Lebih rasional dan bijak dalam
menghadapinya
- Merupakan proses yang progresif
- Sesuatu yang harus dihadapi
Tanda-tanda Kematian
Tanda-tanda fisik :
1. Penurunan tonus otot :
- ektremitas gerakannya makin menghilang khususnya dari ujung kaki
- Sulit bicara
- Tubuh semakin lemah
- Aktivitas saluran cerna menurun shg perut buncit
- Otot rahang dan muka mengendur
- Rahang bawah cenderung turun
- Sulit menelan
- Mata sedikit terbuka
2. Sirkulasi Melemah
- Suhu tubuh tinggi, tapi kaki, tangan terutama ujung-ujungnya
terasa dingin dan lembab
- Kulit extremitas dan ujung hidung tampak kebiruan dan
kelabu (pucat)
- Nadi mulai tidak teratur, lemah dan cepat
- Tekanan darah turun
- Peredaran darah perifer terhenti
3. Kegagalan Fungsi Sensorik
- Sensasi nyeri menurun atau hilang
- Pandangan mata kabur/berkabut
- Kemampuan indera berangsur-angsur
menurun
- Sensasi panas, lapar, dingin dan tajam
menurun
4. Penurunan/Kegagalan Fungsi Pernafasan :
- Mengorok/death ratlle, bunyi nafas terdengar
kasar
- Pernafasan tidak teratur dan berlangsung
melalui mulut
- Pernafasan Cheyne Stokes
Saat Kematian
• Terhentinya pernafasan nadi, tekanan darah dan
fungsi otak (terhentinya fungsi paru, jantung dan
otak)
• Hilangnya respon terhadap stimulus external
• Hilangnya kontrol atas sfinkter kandung kemih dan
rektum akibat peredaran darah terhambat, kaki dan
ujung hidung menjadi dingin
• Hilangnya kemampuan panca indera, hanya indera
pendengaran yang paling lama kehilangan fungsi
• Adanya garis datar pada mesin elektroensefalografi,
menunjukkan terhentinya aktivitas listrik otak untuk
menilaian pasti suatu kematian
Setelah Kematian
• Rigor mortis (kaku) : tubuh menjadi kaku 2-4
jam setelah kematian
• Algor mortis (dingin) : suhu perlahan-lahan
turun
• Livor mortis (post mortem decomposition) :
perubahan warna kulit pada daerah tertekan,
jaringan melunak dan bakteri sangat banyak
Asuhan Keperawatan pd proses
menjelang Kematian
Pengkajian
1. Psikologis : ansietas kematian
2. Fisik :
- Menjelang kematian
- Mendekati kematian
- Kematian
Masalah Keperawatan
• Ketakutan
• Keputusasaan
• Ketidak berdayaan
• Gangguan proses keluarga
• Ketegangan peran pemberi asuhan
Intervensi dan Implementasi
• Hampir sama pada tindakan penanganan
sekarat dan berduka karena asuhan
keperawatan di tujukan pada keluarga bukan
pada KLIEN lagi
Yuk.. bersiap utk mati…

Anda mungkin juga menyukai